Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhidayat
"Kejahatan narkoba kian hari menunjukkan peningkatan yang semakin serius. Indikasinya adalah hingga Juni 2002 jumlah narapidana narkoba sekitar 45% dari keseluruhan narapidana di LP Cipinang dan LP Wanita Tangerang. Secara nasional jumlah narapidana narkoba terus meningkat selama 2001-2002. Reaksi formalnya adalah implementasi Undang-Undang Narkotika dan Psikotropika dalam sistem peradilan pidana. Terbukti Pengadilan Negeri Tangerang telah menjatuhkan hukuman mati terhadap 20 penjahat perkara pidana narkoba. Permasalahanya adalah bagaimanakah reaksi masyarakat terhadap penjatuhan hukuman mati tersebut dan apakah dapat memberikan efek penggentarjeraan (deterrent effect) yang dapat merubah pola tingkah laku masyarakat yang memberikan arti pentingnya sebagai kontrol sosial.
Untuk mendeskripsikan reaksi non formal masyarakat, digunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif deskriptif, memakai teknik wawancara terstruktur dengan instrumen kuesioner. Studi kepustakaan tentang efek penjeraan (deterrent effect) pada penjeraan umum (general deterrence) dari Zimring, Fanklin E. dan Gordon J. Hawkins dipergunakan sebagai acuan untuk mengungkap reaksi masyarakat dimaksud.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum responden menyatakan setuju dengan adanya penjatuhan hukuman mati terhadap penjahat narkoba dengan berbagai alasan. Sebagaimana dikemukakan oleh Zimring dan Hawkins bahwa terdapat empat syarat agar ancaman penghukuman menjadi efektif; hasilnya responden yang mengetahuinya lebih terpengaruh dan melakukan perubahan tingkah laku secara terbatas. Penggentarjeraan yang dirasakan adalah takut terkena perkara pidana narkoba. Pola-pola prevensi terhadap diri dan keluarga merupakan upaya penangkalan (deterrence) agar kejahatan narkoba tidak meluas dalam masyarakat. Efek penggentarjeraan yang terjadi dalam masyarakat merupakan reaksi sosial dan realitas yang subjektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayat
"Penelitian ini membahas bagaimana pelaksanaan pelatihan Information and Communication (ICT) dalam bentuk program pendidikan bagi para guru sebagai salah satu program Corporate Social Responsibility PT. Telekomunikasi Selular Telkomsel), di lakukan untuk meningkatkan kemampuan para guru khususnya dalam memahami, memanfaatkan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang ICT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan ICT ini dalam proses pelaksanaan program pelatihan ICT bagi guru serta beberapa faktor-faktor pendukung maupun penghambat dalam pelaksanaanya. Dampak positif dari pelatihan ini, selain dapat membuka wawasan, pengetahuan peserta terhadap ICT dapat bertambah, yang selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pengajar khususnya guru. Kekurangan dan kelemahan selama pelaksanaan pelatihan,menjadi pengalaman berharga untuk perbaikan pelaksanaan program berikutnya.

The research was discussed how the implementing training Information and Communication Technology (ICT) in Program for teachers as one of Corporate Social Responsibility program PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) to improve the ability of teachers, especially teachers in understanding, utilizing, adding insight and knowledge about ICT.
Research was aims to determine how utilization of ICT is in the process of implementing ICT for teacher training programs as well as several supporting factors and barriers to implementation. The positive impact of ICT teacher training, the knowledge of participants on ICT can be increased, which probably has not been fully utilized by the teachers. Strengths and weaknesses during the training, valuable experience to enhance the implementation of the next program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30382
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku merokok di kelurahan Kemiri Muka Depok. Pengambilan sample pada penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional dan teknik Quota sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner pada 135 siswa. Hasil penelitian menunjukkan siswa berpersepsi positif (51,9%). Usia >14 tahun berpersepsi negatif dibanding usia dibawahnya, Persepsi responden laki-laki berpersepsi negatif dibanding perempuan sebanyak 2,6 kali, responden dengan orang tua perokok serta bekerja di bidang non kesehatan berpersepsi positif. 23% responden mendukung pernyataan bahwa merokok membuat laki-laki terlihat jantan. 28,9% responden mendukung pernyataan merokok dapat mengurangi stress.

This study aims to knowing the perception of junior high school student about smoking in Kemiri Muka district, Depok. Sample collected in this quantitative descriptive study used cross sectional design with quote sampling.. The tool of study used questionnaire to 135 students. The result show that respondents have positive perception (51,9%). Student >14 years have more negative perception than younger, male more negative than female as much as 2.6, student with parent as smoker; work at non-healthy have positive perception. 23% respondent agree that smoking make male more gentle. 28,9% respondent agree that smoking decline the stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nurhidayat
"Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi pembentukan DNA adduct 8-hidroksi deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai biomarker penyebab kanker yang terbentuk dari paparan trikloro etilen dan ion logam Cu (II) secara in vitro dan in vivo. Paparan TCE 200 ppm terhadap deoksiguanosin terbukti dapat memicu pembentukan 8-OHdG setelah inkubasi selama 6 jam. Penambahan ion Cu (II) dan H2O2 dalam inkubasi terbukti meningkatkan pembentukan 8-OHdG. Pada Studi in vivo, DNA adduct 8-OHdG Terdeteksi pada urin seluruh tikus percobaan. Paparan TCE terbukti meningkatkan kadar 8-OHdG yang diamati. Kadar DNA adduct dalam urin juga terlihat meningkat secara signifikan pada kelompok tikus yang diberikan paparan TCE dan Cu (II). Penelitian ini memberikan pemahaman baru pada pembentukan DNA-adduct dari senyawa kimia yang umum dipakai masyarakat.

In this study, The formation of DNA adduct 8-hydroxy deoxiguanosin (8-OHdG) as a cancer-causing biomarker formed from exposure to trichloro ethylene and Cu (II) metal ions in vitro and in vivo was identified. Exposure to TCE 200 ppm to deoxiguanosin has been shown to trigger the formation of 8-OHdG after 6 hours of incubation. The addition of Cu (II) and H2O2 was shown to increase the formation of 8-OHdG. DNA adduct 8-OHdG was detected in the urine of all mice, including the control group. This phenomenon indicates that oxidative stress conditions occur naturally in the metabolic system. exposure to TCE was shown to increase the 8-OHdG levels. The levels of DNA adduct in urine were also seen to be significantly increased in the group of mice exposed to TCE and Cu (II). This research provides a new understanding on the formation of DNA-adducts from chemical compounds commonly used by the public.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Catur Nurhidayat
"
.Pengkreditan Pajak Masukan dalam suatu perusahaan terpadu khususnya
perusahaan terpadu kelapa sawit menjadi sengketa yang banyak dibahas di
Pengadilan Pajak. Dari studi kasus terhadap beberapa Putusan Pengadilan Pajak
terkait sengketa PPN Masukan tersebut, terdapat perbedaan pendapat antara DJP
di satu sisi dengan perusahaan terpadu kelapa sawit selaku Wajib Pajak dan
Majelis Hakim di sisi lain. DJP berpendapat bahwa Pajak Masukan terkait dengan
unit yang menghasilkan BKP Strategis yang atas penyerahannya dibebaskan dari
pengenaan PPN, tidak dapat dikreditkan. Namun pengusaha perusahaan terpadu
serta Majelis Hakim berpendapat bahwa pengkreditan Pajak Masukan harus
dikaitkan dengan ada atau tidak adanya penyerahan yang terutang PPN pada
produk akhir dari rangkaian kegiatan usaha integrated tersebut. Analisis ketentuan
pengkreditan Pajak Masukan dilakukan dengan menganalisis pendapat yang
dikemukakan masing-masing pihak pada ketiga contoh kasus yang diambil dalam
penulisan ini. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa Pajak Masukan yang
diperoleh dari unit perkebunan yang menghasilkan TBS pada perusahaan terpadu
seharusnya dapat dikreditkan sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang PPN
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua tentang Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah. Selain itu, dari hasil analisis juga diketahui bahwa
peraturan PPN yang ada belum efektif mengatur tentang pengkreditan Pajak
Masukan dalam suatu perusahaan terpadu khususnya kelapa sawit.

ABSTRACT
Crediting VAT input in an integrated enterprise particularly integrated palm oil
company becomes a dispute that is widely discussed in the Tax Court . From
some case study Verdicts Tax Court concerning the input VAT , there are some
different opinions among the DJP in one side with an integrated palm oil company
as taxpayer and the panel of Tax Court judges on the other side. DJP found that
the input VAT associated with the unit that produces the strategic taxable goods
on transfered is exempt from VAT, can not be credited. However the integrated
companies and the judges of Tax Court thought that the crediting of Input VAT
must be attributed to the existance of the VAT payable transfered on the final
product of the intergrated operations. The analysis of input VAT crediting policy
was done by analyzing the opinions expressed on each of the three cases taken
from this paper. The results of the analysis indicated that the VAT input derived
from plantations that produce TBS unit should be credited according to Article 9
(2) of VAT Act No. 18 of 2000 on the Second Amendment of Law No. 8 of 1983
on Value Added Tax on Goods and Services and Sales Tax on Luxury Goods . In
addition, from the results of the analysis, it?s also known that the existing of VAT
rules has not been effectively regulate the VAT input crediting, especially the
integrated palm oil company.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T55458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Rizqi Nurhidayat
"Reaktor unggun terfluidakan memiliki transfer panas dan massa yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor unggun tetap untuk produksi carbon canotube (CNT) pada metode chemical vapor deposition (CVD). Pada penelitian ini dilakukan uji coba reaktor unggun terfluidakan untuk produksi CNT dari Liquefied Petroleum Gas (LPG) menggunakan katalis Fe-Co-Mo/MgO dan mendapatkan pengaruh waktu reaksi, suhu reaksi, dan laju alir LPG terhadap yield, diameter, morfologi, luas permukaan, volume pori, dan kristalinitas dari CNT. Hasil CNT yang berhasil diproduksi berjenis MWCNT. Peningkatan waktu reaksi dari 30 menit menjadi 90 menit meningkatkan yield CNT dari 33,07% menjadi 38,83% (gr CNT/gr katalis (%)) tetapi diameter luar meningkat dari 14-29 nm menjadi 14-44 nm. Peningkatan suhu reaksi menyebabkan yield, diameter, kristalinitas CNT meningkat. Suhu setting sebesar 900 ⁰C (suhu real= 600-820 ⁰C) menghasilkan yield yang tertinggi sebesar 50,5% dengan diameter dalam sebesar 9-20 nm dan 18-37 nm diameter luar. Penambahan laju alir LPG dari 260 mL/menit menjadi 390 mL/menit menaikan yield dari 50,5% menjadi 82,77% dan meningkatkan diameter luar dari 18-37 nm menjadi 20-44 nm. Sedangkan, luas permukaan dan volume pori dari CNT menurun dengan meningkatnya waktu reaksi, suhu reaksi, dan laju alir LPG.

Fluidized bed reactor has better heat and mass transfer compared to fixed bed reactor for production of carbon nanotube (CNT) using chemical vapor deposition method (CVD). The aim of this research is to trial fluidized bed reactor for CNT production from Liquefied Petroleum Gas (LPG) using Fe-Co-Mo/MgO catalyst and to study the influence of reaction time, temperature, and LPG flow rate on yield, diameter, morphology, surface area, pore volume, and cristallinity of CNT. The result showed that MWCNT has been sucessfully produced. Increasing reaction time from 30 minutes to 90 minutes improved yield of CNT from 33.07% to 38.83% (gr CNT/gr catalyst (%)) and outer diameter from 14-29 nm to 14-44 nm. Improving reaction temperature increased yield, diameter, and cristallinity of CNT. The setting temperature of 900 ⁰C (real temperature = 600-820 ⁰C) produced the highest yield, i.e 50,5%, with 9-20 nm of inner diameter and 18-37 nm of outer diameter. Improving LPG flow rate from 260 mL/minutes to 390 mL/minutes increased yield from 50.50% to 82.77% and outer from 18-37 nm to 20-44 nm. Meanwhile, surface area and pore volume of CNT decreased with increasing reaction time, temperature, and LPG flow rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurhidayat
"

Penelitian ini hendak mengetahui fenomena Syahrul Yasin Limpo sebagai “Orang Kuat Lokal” di Sulawesi Selatan. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam dan studi dokumen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori mengenai “Orang kuat lokal” dan konsep desentralisasi. Hasil wawancara mendalam dan studi dokumen memperlihatkan Syahrul Yasin Limpo berhasil muncul sebagai ”orang kuat lokal” di Sulawesi Selatan. Pemilihan langsung kepala daerah di tingkat lokal di Indonesia era desentralisasi justru menghasilkan “Orang kuat lokal” yang memiliki basis kuat di daerah. Salah satu yang patut disorot adalah pengaruh Syahrul Yasin Limpo ( Gubernur Sulawesi Selatan ) dan keluarga Yasin Daeng Limpo sebagai “Orang kuat lokal” di Sulawesi Selatan. Melalui pengaruhnya yang kuat di militer, SOKSI dan Golkar, keturunan Yasin Daeng Limpo berhasil menduduki berbagai jabatan penting di Sulawesi Selatan.Syahrul sebagai “Orang kuat lokal” mempunyai mesin politik modern berupa jaringan kekuasaan dengan inti sebuah keluarga politik yang besar dan mempunyai sejarah panjang di tingkat lokal. Mesin politik yang berintikan sebuah keluarga politik yang besar dan mempunyai sejarah panjang di tingkat lokal juga ditunjang oleh berbagai lingkaran kekuasaan yang dibangunnya. Lingkaran kekuasaan ini  dimanfaatkan secara baik dalam mendapatkan dukungan dari berbagai aspek seperti dukungan lintas partai politik,etnis,dan agama. Syahrul Yasin Limpo memiliki pengaruh yang besar dalam memengaruhi politik lokal di Sulawesi Selatan. Pengaruh tersebut diukur beberpa indikator. Pertama, Syahrul Yasin Limpo berhasil melakukan kontrol atas masyarakat Sulawesi Selatan melalui berbagai jabatan yang diembannya. Kedua, Syahrul Yasin Limpo berhasil mengendalikan media. Hal tersebut bisa dilihat dari kemampuannya mengalokasikan iklan pribadi ataupun sebagai Gubernur pada semua media massa yang bersedia menulis hal-hal yang baik saja tentang dirinya. Melalui kedekatannya dengan media massa, Syahrul berhasil berhasil menanamkan citra yang positif tentang dirinya dan pemerintahannya. Ketiga, Syahrul Yasin Limpo berhasil mendapatkan dukungan dari organisasi kekerasan di Sulawesi Selatan, keempat  Syahrul berhasil memanfaatkan birokrasi di daerah Syahrul Yasin Limpo melaluinya kemampuan yang luar biasa dalam mengendalikan birokrasi. Dia bisa menempatkan orang pada jabatan kunci tertentu melalui mutasi, kelima dia berhasil menundukkan civil society di Sulawesi Selatan. Sehingga implikasi teroritis yang muncul dari fenomena Syahrul sebagai “Orang kuat lokal” adalah beberapa indikator dari varian Orang kuat lokal terpenuhi dalam sosok Syahrul Yasin Limpo. 


This study discusses the phenomenon of Syahrul Yasin Limpo as "Local Strong Man" in South Sulawesi. The researcher used a qualitative method with an in-depth interview and document study approach. The theory used in this study is the theory of "local strongmen" and decentralization concept. The results of in-depth interviews and document studies showed Syahrul Yasin Limpo succeeded in appearing as a "local strongman" in South Sulawesi. Direct election of regional heads at the local level in Indonesia in the era of decentralization actually produces "local strong people" who have a strong base in the region. One of the things that should be highlighted was the influence of Syahrul Yasin Limpo (Governor of South Sulawesi) and Yasin Daeng Limpo's family as a "local strongman" in South Sulawesi. Through its strong influence in the military, SOKSI and Golkar, the descendants of Yasin Daeng Limpo succeeded in occupying various important positions in South Sulawesi. Syahrul as a "local strongman" has a political machine in the form of a network of power with the core of a large political family and has a long history at the local level. The modern political machine which has a large political family and has a long history at the local level is also supported by various power circles that it has built. This circle of power is well utilized in gaining support from various aspects such as support across political, ethnic and religious parties. Syahrul Yasin Limpo had a big influence in influencing local politics in South Sulawesi. The effect is measured by several indicators. First, Syahrul Yasin Limpo succeeded in exercising control over the people of South Sulawesi through various positions he held. Secondly, Syahrul Yasin Limpo managed to control the media. This can be seen from his ability to allocate personal advertisements or as governors in all mass media who are willing to write good things about him. Through his proximity to the mass media, Syahrul managed to successfully instill a positive image of himself and his government. Third, Syahrul Yasin Limpo managed to get support from violent organizations in South Sulawesi, fourth Syahrul succeeded in utilizing the bureaucracy in the Syahrul Yasin Limpo area through his extraordinary ability to control the bureaucracy. He could place people in certain key positions through mutations, fifth he succeeded in subjugating civil society in South Sulawesi.  Theoretical implications that arise from the Syahrul phenomenon as "local strongmen" are some indicators of the variants of local strongmen fulfilled in the figure of Syahrul Yasin Limpo.

"
2018
T52522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Nurhidayat
"Abstract. Tesis ini mencoba menunjukkan metode perancangan berbasis material dengan mendefinisikan parameter materialitas suatu material untuk menghasilkan bentuk (form-generation). Kesimpulan dari Tesis ini adalah membuat susunan parameter materialitas yang akan digunakan sebagai form-generation dalam generative design. Melalui metode ini material yang umumnya hanya dianggap sebagai pelengkap, mampu menjadi inspirasi utama atau pertimbangan dasar utama dalam proses desain. Yaitu dengan mengintegrasikan material, bentuk dan struktur dalam prosesnya sebagai Generative Design. Mencari integrasi antara ketiganya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Material-Based Design. Pendekatan material-based design dilakukan sebagai pencarian untuk menemukan dan membongkar sehingga materialitas suatu material dapat diterjemahkan sebagai parameter sebagai form generation dalam Genetaive Design. Bahan yang dipilih dalam percobaan makalah ini adalah tebu. Untuk menerjemahkan materialitas tebu menjadi parameter desain dalam Material-based design dapt dilakukan melalui proses Materializing dan Morfogenesis untuk menemukan Material System dari maerial tebu tersebut. Materializing adalah pemberian nilai-nilai materialitas yang secara faktual dideskripsikan atau dapat disebut sifat material dari suatu material, dalam kasus tebu, contoh sifat bahan tebu adalah tinggi, berat, kekuatan, warna dan sebagainya. Sedangkan Morphigenesis adalah proses menerjemahkan perilaku yang didefinisikan dari materi menjadi nilai-nilai. Dalam kasus tebu, contoh bahan perilaku adalah respon dari tekstur dan warna kulit tebu terhadap suhu dan kelembaban. Kondisi suhu dan kelembaban dengan nilai yang berbeda membuat tekstur dan warna tebu menjadi beragam, respons ini disebut material behaviour. Tetapi yang penting adalah, karena metode ini didasarkan pada materialitas, bagaimana proses menggambarkan materialitas tebu sangat penting. Saya menggunakan teori dari Tim Ingold (2007) tentang bagaimana materialitas harus didefinisikan. Konsep sederhana materialitas yang ia jelaskan adalah bahwa untuk mengetahui materialitas sesuatu, apa yang diperlukan untuk menggambarkan apa yang membuat sesuatu menjadi sesuatu. Maka menjadi penting untuk melihat tebu, dan bagaimana tebu bisa menjadi tebu. Oleh karena itu, percobaan dan pengamatan kisah di balik tebu menjadi tebu didefinisikan dan kemudian diterjemahkan ke dalam Material-Based Design
Abstract.

This thesis tries to show the material-based design method by defining the materiality parameters of a material to produce form (generation). The conclusion of this thesis is to make materiality parameter arrangement that will be used as form-generation in generative design. Through this method material which is generally only considered as a complement, is able to be the main inspiration or the main basic consideration in the design process. Namely by integrating materials, forms and structures in the process as Generative Design. Looking for integration between the three can be done using the Material-Based Design approach. Material-based design approach is carried out as a search to find and dismantle so that materiality of a material can be translated as parameters as form generation in Genetaive Design. The material chosen in this paper experiment is sugar cane. To translate sugarcane materiality into design parameters in Material-based design can be done through the process of Materializing and Morphogenesis to find the Material System of the sugarcane maerial. Materializing is the giving of materiality values that are factually described or can be called the material properties of a material, in the case of sugarcane, examples of the properties of sugarcane material are height, weight, strength, color and so on. Whereas Morphigenesis is the process of translating behavior that is defined from matter into values. In the case of sugar cane, an example of behavioral material is the response of the texture and color of sugarcane skin to temperature and humidity. Temperature and humidity conditions with different values make the texture and color of sugarcane become diverse, this response is called material behavior. But what is important is, because this method is based on materiality, how the process of describing sugarcane materiality is very important. I use a theory from the Ingold Team (2007) about how materiality must be defined. The simple concept of materiality which he explains is that to know the materiality of something, what is needed to describe what makes something becomes something. Then it becomes important to see sugar cane, and how sugar cane can become sugar cane. Therefore, the experiment and observation of the story behind sugar cane to sugar cane is defined and then translated into Material-Based Design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurhidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan ekonomi pemanfaatan sewa jaringan tenaga listrik tegangan rendah 20 kV yang melibatkan 2 pembangkit PLTS yaitu PLTS Ground Mounted 10 MW dan PLTS Rooftop. Berdasarkan pemanfaatanya power wheeling dapat menjadi skema bsinis yang dapat memberikan penghematan baik dari sisi PT PLN selaku pemilik jaringan maupun perusahaan pemilik PLTS selaku pemanfaat dari jaringan tenaga listrik PT PLN. Persentase penghematan biaya pemakaian tenaga listrik untuk masing-masing demand yang didapatkan menggunakan skenario 2 atau skenario PLTS dengan Power Wheeling pada penelitian ini adalah, untuk Plant Minyak Kelapa Sawit 50,34%, untuk 250 Rumah Dinas pegawai 24,96%, sekolah Internatsional 49,81%, masjid 12,71% dan Gereja adalah sebesar 29,33%. Untuk PLTS Rooftop simulasi kelayakan dari investasi proyek rancangan sistem PLTS Rooftop didapatkan analisis bahwa nilai Payback Periode paling cepat adalah PLTS Rooftop dengan tanpa Baterai yaitu selama 6 tahun untuk skema 100% eksport daya ke jaaringan PT PLN, hal ini disebabkan tidak adanya nilai komponen biaya baterai yang cukup mempengaruhi Payback Periode dan nilai NPC dan faktor jarak panjang jaringan menuju demand yang mempengaruhi besarnya nilai biaya sewa jaringan.

This study aims to analyze the technical and economic aspects of utilizing a 20 kV low-voltage power network lease involving 2 Solar PV generators, namely Solar PV Ground Mounted 10 MW and Solar PV Rooftop. Based on its utilization, power wheeling can be a business scheme that can provide savings both in terms of PT PLN as the owner of the network and the company that owns the Solar PV as the beneficiary of the PT PLN electricity network. The percentage of saving the cost of using electricity for each demand obtained using scenario 2 or the Solar PV scenario with Power Wheeling in this study is, for Palm Oil Plants 50.34%, for 250 Employee Office Houses 24.96%, International schools 49 .81%, the mosque is 12.71% and the church is 29.33%. For the Rooftop PLTS, a feasibility simulation of the project investment for the Solar PV Rooftop system design found an analysis that the fastest Payback Period value is a Solar PV Rooftop without a battery, which is 6 years for a 100% power export scheme to the PT PLN network, this is due to the absence of a battery cost component value enough to affect the Payback Period and the value of the NPC and the long distance factor of the network to demand which affects the value of the network rental fee."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemella Nurhidayat
"Tesis ini membahas Pengembangan Metode Standar Pemeriksaan Oleh BPKP Pada Proyek Pembangunan Gedung Stadion Dengan Kontrak Terintegrasi Rancang Bangun Gedung Negara Berbasis Risk Untuk Menurunkan Dispute. Secara teori, kontrak rancang bangun akan meningkatkan kinerja waktu proyek karena tahap pengembangan desain dan tahap konstruksi dilakukan oleh satu entitas yang sama. Hal ini sangat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur terutama fasilitas olahraga yang diharapkan selesai sebelum digunakan pada acara olahraga. Namun, terdapat fenomena yang kerap terjadi. Permasalahan yang sering muncul dibalik pelaksanaan proyek dengan kontrak Rancang Bangun diantaranya adalah saat pemeriksaan pekerjaan dimana pemeriksa masih memeriksa pekerjaan dengan sistem kontrak harga satuan. Tentu saja dalam hal ini terdapat perbedaan persepsi antara pemeriksa dan pihak yang diperiksa. Capaian suatu pekerjaan konstruksi dengan kontrak Rancang bangun didasari dengan penilaian pada tingkatan outcome (performance based), dimana hanya melihat kesesuaian hasil pekerjaan dengan kriteria yang ditetapkan sedangkan metode pemeriksaan yang digunakan oleh pemeriksa saat ini berada pada tingkatan output dimana setiap volume item pekerjaan haru disampaikan beserta kewajaran harganya dan kemudian diperiksa secara unit price. Melihat dari keadaan tersebut, penting untuk dikembangkan sebuah metode pemeriksaan untuk kontrak rancang bangun, terutama untuk bangunan stadion. Penulis memutuskan untuk membatasi penelitian dengan mengacu kepada metode pemeriksaan BPKP. Pengembangan metode Pemeriksaan ini harus melihat dari tahapan-tahapan kontrak rancang bangun dan juga dari tahapan-tahapan metode pemeriksaan BPKP. Dengan begitu, dapat dicapai persamaan persepsi antara pihak PUPR, pemeriksa dan pihak yang diperiksa. Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mengumpulkan proses dan langkah audit, serta faktor risiko. Kemudian data diformat menjadi kuesioner dan divalidasi oleh 5 orang pakar atau auditor berpengalaman. Setelah divalidasi, untuk faktor risiko dilakukan pilot survey sebelum akhirnya disebarkan ke 60 orang responden, yaitu auditor dan praktisi yang berpengalaman di proyek dengan kontrak rancang bangun. Data kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS versi 28 untuk uji homogenitas dan uji validitas dan reabilitas. Juga dilakukan analisa kuantitatif berdasarkan nilai risiko, yang kemudian diolah kembali menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian ini adalah dari 54 faktor risiko, didapat 21 faktor risiko dominan dalam proyek rancang bangun dengan level risiko tinggi. Dari proses wawancara dan validasi akhir pakar, juga telah diusulkan 6 langkah dalam aktifitas audit, dan telah dirangkum juga masukan-masukan pakar yang menjadi saran untuk pemeriksaan proyek dengan kontrak rancang bangun di masa yang akan datang

The focus of this study is audit standard method by BPKP on stadium building project using integrated design and build contract with risk based to decrease dispute. Theoritically, design and build contract can make project time more effective due to design development and construction phase is done by the same entity. This can accelerate infrastructure construction, especially sport facilities that has to be done by the time sport events are held. Despite of this good points, there is phenomenon related to design and build contract implementations on projects that occurs oftenly. Problem lays on audit process, where there is diversification of perception between parties related to this process. Auditors still audit the projet based on unit price contract. Design and build contract performance is based on outcome (performance based), where performance is measured by criterias achieved by the result. Meanwhile auditors still do audit process that is output based, where there have to be work volume and price, before it is audited by unit price methods. Based on the condition, it it important to develop an audit method for design and build contract, especially for stadium building. The border of this study is based on BPKP audit methods. This development of audit methods view design and build phases and BPKP audit method phases. The aim of this study is to achieve an agreement of perception between parties related to audit process. Literature review is done to collect audit processes and avtivities, and risk factors. This data is formatted into questionnaires and validated by 5 expert auditors. Pilot survey is done before finally send it to 60 respondents, that include auditors and design and build practitioners. Using SPSS version 28, homogeneity test and validity andreliability test are done. Process is continued with quantitative risk analysis and SmartPLS 3. The result is from 54 risk factors, there are 21 high level dominant risk factors. From interview and final validation with the experts, 6 audit activity is proposed. Their inputs is also collected to be suggestions for audit for design and build projects in the future."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>