Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhalimah
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologis bertujuan memberikan gambaran yang mendalam tentang pengalaman orang tua mengasuh remaja dengan perilaku kekerasan di Kota Depok. Populasi penelitian adalah orang tua dari remaja pelaku perilaku kekerasan, sampel berjumlah 6 orang, tema yang dihasilkan berjumlah tujuh. Penyebab perilaku kekerasan adalah remaja dengan harga diri rendah serta identitas diri yang kacau, komunikasi yang tidak efektif antara orang tua dan remaja, pola asuh yang tidak efektif, kehilangan orang berarti, lingkungan yang kurang kondusif serta pengaruh buruk teman sebaya. Perlunya meningkatkan komunikasi yang efektif antara orang tua dengan remaja untuk menanggulangi perilaku kekerasan.
ABSTRACT
This research uses qualitative research design with approach fenomenologis to descript parents experiences in adolesence parenting pattern with violence explore population of this research is parents or caregivers who take care adolescence with violence behavior. The researcher uses the purposes sampling technique, the number of participants six people. This research produces seven themes The factors is adolescences with violence their selves, the ineffective communication between parents and adolescences, the ineffective parenting pattern, losing their close relatives/friends; the environment which do not give support to adolescence development, and the negative influences of their peer groups. The important of effective communication between parents and adolesence in overcoming violence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurhalimah
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menganalisis hambatan calon presiden perseorangan di Indonesia. Alasan yang melatar belakangi ialah Mahkamah Konstitusi menolak judicial review terkait calon presiden perseorangan padahal sebelumnya mengabulkan judicial review calon kepala daerah perseorangan. Mahkamah Konstitusi menolak dengan pertimbangan kehendak awal (original intent), calon presiden perseorangan tidak dikehendaki oleh MPR. Dengan menggunakan pendekatan sejarah dan perbandingan hukum, telah berhasil ditemukan dua jenis hambatan, hambatan normatif dan hambatan empiris. Hambatan normatif calon presiden perseorangan (independen) ialah, original intent tidak menolak secara tegas calon perseorangan hanya diam tenggelam dengan isu lainnya. Sedangkan hambatan empiris, terdiri atas 3 bentuk: hambatan dukungan minimal, hambatan kampanye, dan hambatan pasca pemerintahan terbentuk. Hambatan yang paling dikhawatirkan dari keseluruhan ini ialah hambatan pasca pemerintahan terbentuk yang menciptakan divided government. Setelah melakukan perbandingan dengan 12 negara Amerika Latin, dapat disimpulkan hambatan divided government sebenarnya dapat dicegah dengan cara membangun koalisi kohesif.
ABSTRACT
This thesis analyses the barriers of independent presidential candidates in Indonesia. The reason behind this is that the Constitutional Court rejected judicial review related to independent presidential candidates even though previously it granted judicial review of independent candidates for regional heads. The Constitutional Court refused with consideration of the original intent, the independent presidential candidate was not wanted by the MPR. Using a historical and legal comparison approach, two types of obstacles; normative obstacles and empirical obstacles have been found. The normative obstacle of independent presidential candidates is that the original intent did not expressly reject independent candidates which it drowned out other issues. While empirical barriers consist of 3 forms: minimal support barriers, campaign barriers, and post-government barriers are formed. The most worrying obstacle of this whole is the post-government obstacle which creates divided government. After making comparisons with 12 Latin American countries, it can be concluded that the obstacles to divided government can actually be prevented by building a cohesive coalition.
2019
T52668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Nurhalimah
Abstrak :
Asam hipoklorit (HOCl) merupakan salah satu agen pengoksidasi kuat yang biasa digunakan sebagai desinfeksi air. Pada penelitian ini, pengembangan metode deteksi HOCl dengan teknik elektrokimia menggunakan elektroda carbon foam akan dilakukan. Carbon foam yang digunakan adalah carbon-coated nickel foam yang disintesis menggunakan metode hidrotermal-karbonisasi. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRD, Raman, TGA, dan SEM-EDS. Sintesis carbon-coated nickel foam optimum pada pelapisan ke-4 (C@NF4) dan memiliki struktur berpori dan karakteristik D band dan G band dari material grafitik, yaitu pada 1352 cm-1 dan 1597 cm-1 dengan rasio ID/IG sebesar 0,74. Dengan bentuk kristal FCC dan luas permukaan aktif sebesar 0,02361 cm2, C@NF4 menunjukkan nilai respon arus puncak reduksi HClO terbaik pada potensial +0,7 V (vs. Ag/AgCl) pada kondisi optimum pH 6,0 dengan respon arus terbaik sebesar 0,67. Pengukuran ion hipoklorit pada rentang konsentrasi 200-2 μg/mL dengan teknik voltametri siklik menunjukan linearitas yang baik dengan sensitivitas sebesar 7,6828 μA/ μg/mL hipoklorit dan batas deteksi 3,2 μg/mL; sedangkan pengukuran dengan amperometri menunjukkan sensitivitas 9,112 μA/μg/mL hipoklorit dan batas deteksi 1,96 μg/mL. Keberulangan yang baik ditunjukkan dengan dengan nilai %RSD sebesar 9,08% pada 10 kali pengulangan. Sensor ini juga menunjukkan selektivitas yang baik dengan keberadaan senyawa interferensi seperti NaCl, FeCl2 dan CuSO4. Hasil pengukuran ion hipoklorit dalam air keran menggunakan sensor yang telah dikembangkan menunjukkan kesesuaian antara teknik voltametri siklik-amperometri dengan metode UV-VIS (2,95 μg/mL hipoklorit). ......Hypochlorous acid (HOCl) is one of the strong oxidizing agents which is commonly used as water disinfection. In this study, the development of the HOCl detection method with electrochemical techniques using carbon foam electrodes will be carried out. The carbon foam used is carbon-coated nickel foam which is synthesized using the hydrothermal-carbonization method. Characterization was carried out using FTIR, XRD, Raman, TGA, and SEM-EDS. The optimum synthesis of carbon-coated nickel foam in the 4th coating (C@NF4) and has a porous structure and the characteristics of the D band and G band of the graphitic material, namely at 1352 cm-1 and 1597 cm-1 with an ID/IG ratio of 0 ,74. With a crystal form of FCC and an active surface area of 0.02361 cm2, C@NF4 shows the best peak current response value for HClO reduction at a potential of +0.7 V (vs. Ag/AgCl) at an optimum condition of pH 6.0 with the best current response. of 0.67. Measurement of hypochlorite ion in the concentration range of 200-2 g/mL with cyclic voltammetry technique showed good linearity with sensitivity of 7.6828 A/μg/mL of hypochlorite and detection limit of 3.2 μg/mL; while the amperometric measurements showed a sensitivity of 9.112 A/μg/mL hypochlorite and a detection limit of 1.96 g/mL. Good repetition is indicated by the %RSD value of 9.08% in 10 repetitions. This sensor also shows good selectivity in the presence of interference compounds such as NaCl, FeCl2 and CuSO4. The results of the measurement of hypochlorite ions in tap water using a sensor that has been developed indicate the suitability of the cyclic-amperometric voltammetry technique with the UV-VIS method (2.95 g/mL hypochlorite).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurhalimah
Abstrak :
ABSTRAK Implementasi e-government di Indonesia masih jauh dari harapan dan tujuan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 tentang ?Kebijakan tentang E-Government?. Hal ini dapat dilihat dari hasil asesmen PBB tahun 2014 yang memberikan Indonesia indeks e-government 0,4487 dari 1 dan indeks e-participation 0,2941 dari 1. Media sosial adalah salah satu contoh yang baik untuk meningkatkan indeks e-government dan e-participation. Sudah banyak negara yang menggunakannya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakatnya, selain itu juga tidak membutuhkan investasi besar untuk implementasinya. Oleh karena itu penelitian ini melakukan analisis terhadap penggunaan media sosial yang telah dilakukan instansi pemerintah Indonesia. Media sosial yang dianalisis adalah Twitter karena Twitter merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh instansi pemerintah di Indonesia. Sampel pesan yang dianalisis adalah pesan yang di-posting tanggal 21-27 September 2015. Pesan-pesan tersebut dikategorisasi oleh responden, kemudian dipilih kategori dengan frekuensi tertinggi. Aspek yang dikategorisasi oleh responden adalah konten, nada, dan tipe sumber pesan. Aspek sumber, bentuk, dan respon pesan dikategorisasi sendiri oleh peneliti karena tidak subjektif. Analisis dilakukan untuk tiap-tiap instansi, berdasarkan instansi pusat dan daerah, dan analisis secara menyeluruh yaitu Indonesia. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial di instansi pemerintah belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya indeks penggunaan media sosial yang diperoleh. Adapun indeks paling tinggi yang diperoleh adalah 9,031 dari skala 0 ? 100. Indeks tersebut merupakan indeks yang diperoleh oleh KPK, DPR, DPD, Jakarta, dan Polri merupakan lima instansi pemerintah dengan indeks penggunaan media sosial paling tinggi diantara 58 instansi pemerintah lainnya. Adapun indeks kelima instansi tersebut adalah 9,031; 7,798; 5,832; 5,621; dan 5,416. KPK merupakan instansi yang paling optimal menggunakan media sosialnya untuk keseluruhan instansi dan untuk instansi pusat. Jakarta merupakan instansi daerah yang paling optimal menggunakan media sosialnya.
ABSTRACT Implementation of e-government in Indonesia is still far from the expectations and objectives of Presidential Instruction No.3 of 2003 on E-government Policy. It can be seen from the results of the United Nations assessment in 2014 which gave Indonesia 0.4487 of 1 for e-government index and 0.2941 of 1 for e-participation index. Social media is a good example to increase e-government and e-participation index. Many countries have used it to interact and communicate with their citizens. It also does not require high costs for implementation. Therefore, this research analyzed the use of social media of Indonesia government agencies. The selected social media is Twitter because Twitter is most used by Indonesia government agencies. Samples are messages that were posted on September 21-27, 2015. Messages are categorized by respondents, then final category is selected by the highest frequency. Aspects that categorized by respondents are content, tone, and source type. Aspects message source, form, and response are categorized by researcher because they are not subjective. The analysis was performed for each institution, then analysis based on the central and regional agencies, and entire analysis of Indonesia. The results concluded that the use of social media in Indonesia government agencies have not been optimal. It is based on the low index gained of the use of social media. The highest index obtained was 9.031 on a scale of 0 ? 100. The index is obtained by KPK, DPR, DPD, Jakarta, and Polri is five government agencies with use of social media index is highest among 58 other government agencies. The index of the five agencies are 9.031, 7.798, 5.832, 5.621, and 5.416. KPK is an agency that is the most optimal use of its social media for the entire agencies and to central agencies. Jakarta is the most optimal regional agencies using its social media.
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Nurhalimah
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota Wilayah Administrasi Jakarta Timur dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Duren Sawit telah dilaksanakan selama periode bulan agustus 2015. Praktek kerja ini dilakukan guna mengetahui dan memahami tugas dan fungsi apoteker pada tingkat Suku Dinas Kesehatan itu sendiri dan di Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Tugas Apoteker di Sudinkes Kota Wilayah Administrasi Jakarta Timur terutama pada subseksi Farmakmin, yaitu mengadakan pendampingan perizinan sarana farmasi bila diminta oleh PTSP, pengelolaan laporan-laporan seperti LPLPO, POR dan peresepan obat narkotik maupun psikotropik dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana farmasi, makanan dan minuman (Farmakmin); pengelolaan obat buffer dan obat program serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian sarana Farmakmin. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, Apoteker di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit memiliki dua fungsi. Pertama, fungsi menejerial yakni pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai yang mencakup perencanaan kebutuhan; permintaan; penerimaan; penyimpanan; pendistribusian; pengendalian; pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; serta pemantauan dan evaluasi. Kedua, fungsi dalam bidang farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik yang belum dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit adalah konseling, ronde/visite pasien, pemantauan dan pelaporan efek samping obat dan pemantauan terapi obat. ABSTRACT Profession Internship at Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota Wilayah Administrasi Jakarta Timur and Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Duren Sawit had been held on the periode of August 2015. The internship aims to learn and understand the role of pharmacist on the level of Sudinkes it self and Puskesmas as a primary health care facilities. The role of pharmacist at Sudinkes Kota Wilayah Administrasi Jakarta Timur especially in pharmacies, foods and drinks (Farmakmin) subsection are holding a pharmaceutical facility licensing assistance when requested by PTSP, managing reports such as LPLPO, POR, and narcotic and psikotropic prescribing from puskesmas, hospital or Farmakmin facilities; managing the buffer and government program medicines; and commiting the development, surveillance and control of Farmakmin facilities. In accordance with the health ministry?s regulation number 30 years 2014 about the standards of pharmacy services at puskesmas, there are two functions of pharmacist role at Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. First, in managerial function such as management of drug and medical equipment include planning needs, demand, revenue, storage, distribution, control, recording, monitoring and evaluation. Second, in clinical pharmacy function, several function that has not been implemented at Puskesmas Kecamatan Duren Sawit are counseling , patients round / visite , monitoring and reporting side effects of medicine and monitoring drug therapy.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Nurhalimah
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi apoteker di rumah sakit pusat angkatan darat (rspad) Gatot soebroto dilakukan selama periode September hingga oktober 2015. Praktek kerja ini bertujuan untuk memahami peran dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sebagai bagian dari upaya dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan calon apoteker sehingga nantinya dapat menerapkan pelayanan kefarmasian di rumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku serta mampu berinteraksi langsung dengan pasien maupun bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya. Tugas khusus yang diberikan pada praktek kerja profesi adalah analisa masalah terkait obat pada pasien selulitis di ruang perawatan umum lantai V RSPAD Gatot Soebroto. Pemberian tugas khusus bertujuan untuk melakukan pemantauan terapi obat pada pasien sehingga mampu menganalisa masalah terkait obat yang diberikan pada pasien selulitis dan mampu memberikan intervensi dan saran pengobatan terhadap terapi obat yang diberikan. Analisa dilakukan dengan cara mengkaji data yang diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap pasien, catatan perkembanagan pasien terintegrasi (CPPT), hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait serta penelusuran literatur terkait. Analisa masalah dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi menurut PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe Foundation) V 6.2 2003-2010 dengan temuan masalah pada domain penyebab : p1.1, p1.4, p5.1 dan p8.1. Intervensi yang dilakukan selanjutnya sesuai klasifikasi PCNE adalah i1.2, i1.3, i2.1, i2.2, i2.4, i3.4, i3.5 dan i3.6. ABSTRACT Profession Internship at Indonesia Army Central Hospital (RSPAD) Gatot Soebroto had been held on the periode of September-Oktober 2015. The internship aims to learn and understand the role and responsibilities of pharmacists in hospital as part of efforts to enhance knowledge , skills , and the prospective pharmacists which in turn can apply the pharmacy service in hospital based on regulation and able to interact directly with patients and cooperate with other health professional. The special assignment given to analysis drug related problem (DRP) in patients cellulitis in a medical room PU floor V, Indonesia Army Central Hospital Gatot Soebroto. The special assignments aims to monitor drug therapy in patients order to be able to analyze the drug related problem being provided in patients cellulitis and able to provide intervention and treatment suggestions.The analysis done by means of studying the data obtained from the results of direct observation towards patients, integrated patient development note (CPPT) , interviewing the parties involved and searching for the related literature. The analysis was conducted using the classification methods according to PCNE (pharmaceutical care network europe foundation) v 6.2 2003-2010 with the findings problems in domain cause: p1.1, p1.4, p5.1 and p8.1.then the interventions done in accordance PCNE classifications are i1.2, i1.3, i2.1, i2.2, i2.4, i3.4, i3.5 and i3.6.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Nurhalimah
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma nomor 345 Tebet dilakukan selama periode bulan November 2015. Praktek kerja ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami peran apoteker di apotek, baik dalam bidang manajemen apotek maupun dalam hal pelayanan farmasi klinik.Peran apoteker dalam manajemen apotek meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Sedangkan pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, konseling, pelayanan kefarmasian di rumah, pemantauan terapi obat (PTO) dan monitoring efek samping obat (MESO). Tugas khusus yang dikerjakan dalam praktek kerja ini adalah mengenai evaluasi pertimbangan klinis resep pengobatan diabetes mellitus di apotek Kimia Farma nomor 345 Tebet. Evaluasi dilakukan terhadap salah satu lembar resep yang ada di apotek untuk selanjutnya dilakukan penilaian kerasionalan pengobatan diabetes mellitus pada resep tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi, ditemukan adanya duplikasi indikasi pada resep yakni pemberian galvus (vidagliptine) dan trajenta (linagliptine) yang keduanya merupakan obat anti diabetes dari golongan yang sama yakni golongan gliptine. Pada resep juga tidak ditemukan adanya petunjuk waktu pemberian obat. Dalam hal ini peresepan dapat dikatakan tidak rasional karena adanya peresepan majemuk dan jika ditinjau dari sudut pasien, resep tidak cost effective karena item obat yang dikombinasikan sudah tersedia dalam bentuk sediaan fix combination (kombinasi metformin & vidagliptin dan metformin & linagliptine).ABSTRACT Profession Internship at Kimia Farma Pharmacy number 345 Tebet had been held on the period of November 2015. It was held to learn and understand the role of pharmacist in Pharmacy, both in management pharmacy and in the terms of clinical pharmaceutical service. The role of Pharmacist in the management of pharmacy involving planning, procurement, revenue, storage, destruction, control, writing and reporting. While other clinical pharmaceutical services covering prescription studies, dispensing, drug information service, counseling, home pharmacy service, monitoring drug therapy and monitoring side effects of medicine. A special assignment that was done in this internship is about evaluation clinical consideration for the prescription of diabetes mellitus treatment in Kimia Farma Pharmacy number 345 Tebet. The Evaluation comes to one sheets prescription in pharmacies for further study about the rationalities of diabetes mellitus treatment prescribing. Based on the evaluation, any duplicate indications has been found on the prescription. the galvus ( vidagliptine ) and trajenta ( linagliptine ) both an anti diabetic agent among the same gliptine groups. On prescription also did not find any guide time provision of medicine. In this case the prescription can be said irrational due to the multiple prescribing. In terms of the patients, the prescription was not cost effective because the combination of drug items already available in the preparation fix combination (as a fix combination of metformin & vidagliptin and metformin & linagliptine).
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library