Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hidayah
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran percentage depth dose (PDD),berkas tissue phantom ratio ( ), profil dosis, faktor keluaran dan volume averaging pada radioterapi lapangan kecil menggunakan Film Gafchromic EBT3, ionisasi chamber CC01 dan CC13. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik keluaran berkas foton 6 MV lapangan kecil. Evaluasi pengukuran PDD dilakukan dengan menentukan nilai dan nilai . Profil dosis dianalisa berdasarkan nilai full width half maximum (FWHM) dan penumbra. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai pengukuran dan dengan Film Gafchromic EBT3 memiliki perbedaan yang cukup signifikan pada Varian Clinac iX. Analisa pengukuran FWHM berkas profil, menunjukkan bahwa selisih nilai FWHM di setiap lapangan cenderung konstan yaitu ± 0.4 cm. Nilai deviasi terkecil dan terbesar faktor keluaran pada lapangan square terjadi ketika menggunakan ionisasi chamber CC13 yaitu 0.00% pada lapangan 1.6 × 1.6 cm² dan -23.05% pada lapangan 0.8 × 0.8 cm². Sementara pada lapangan circular, nilai deviasi terbesar terjadi ketika menggunakan ionisasi chamber CC13 yaitu 13.79% pada lapangan 0.8 × 0.8 cm². Nilai faktor koreksi volume averaging semakin meningkat seiring dengan semakin kecil ukuran luas lapangan. Hasil kalkulasi faktor koreksi volume averaging dapat memberikan kesimpulan bahwa Film Gafchromic EBT3 memiliki nilai faktor koreksi volume averaging yang lebih kecil dibandingkan dengan ionisasi chamber.
ABSTRACT
Percentage depth dose (PDD) measurements, tissue phantom ratio ( ), dose profile, output factor and volume averaging on small field radiotherapy using Gafchromic EBT3 Film, ionization chamber CC01 and CC13. The objective of this study was to determine the characteristic of 6 MV of depth and which were evaluated by PDD measurement. Dose profile was analyzed based on the value of full width half maximum (FWHM) and penumbra. The measurement showed that the value of and which analyzed by Gafchromic EBT3 Film indicated significant value to Varian Clinac iX. FWHM measurement demonstrated of the beam profile showed that difference FWHM value in each field tends to be constan is ± 0.4 cm. The lowest and highest deviation of the output factor in the square field occured when used ionization chamber CC01 around of 1.14% in the field of 0.8 × 0.8 cm² and -23.05% in the field 0.8 × 0.8 cm². On the other had, the higher deviation at circular field occurs when using ionization chamber CC13 at about 13.79% in the field 0.8 × 0.8 cm². In addition, the correction factor of the volume averaging increased with inversely proportional to size of the field. The result of calculation of volume averagingcorrection factor can be concluded that Gafchromic EBT3 Film has a smaller volume averaging correction factor compared to ionization chamber.
2017
T49226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affi Nur Hidayah
Abstrak :
Au-Ag nanoalloys disintesis dengan menggunakan tehnik laser radiasi femtosecond dengan metode top-down maupun bottom-up. Metode top-down Au-Ag nanoalloys disintesis dari pelat Au dan Ag sedangkan metode bottom-up disintesis dari garam metal silver nitrate AgNO3 dan garam metal emas Potassium gold III chloride K AuCl4 . Pada metode top-down, pelat Au dan Ag ditembak dengan radiasi laser femtosecond, dihasilkan nanopartikel emas AuNPs dan nanopartikel perak AgNPs dengan waktu abalasi 25 menit dan 1 jam. Kemudian dicampur dengan perbandingan 50:50 dan ditembak laser kembali dengan waktu irradiasi yang berbeda sehingga dihasilkan Au-Ag Nanoalloys dengan ukuran 12-13 nm. Sedangkan pada metode bottom-up, Au-Ag Nanoalloys dibuat dari perbandingan larutan ion Au dan larutan Ag yaitu Au100Ag0 100:0 , Au10Ag90 10:90 , Au80Ag20 80:20 , Au70Ag30 70:30 , Au60Ag40 60:40 , Au50Ag50 50:50 , Au40Ag60 40:60 , Au70Ag30 70:30 , Au80Ag20 80:20 , Au10Ag90 10:90 dan Au100Ag0 100:0 pada medium air, medium air PVP 0,01 dan medium air PVP 0,1 dan setiap komposisi tersebut pada setiap medium ditembak dengan waktu iradiasi laser yang berbeda sehingga dihasilkan Au-Ag Nanoalloys dengan ukuran partikel 5-10 nm. Setelah Au-Ag nanoalloys terbentuk, sifat optiknya dipelajari yaitu pergeseran surface plasmon. Dimana surface plasmon dipengaruhi oleh oleh ukuran nanomaterial, bentuk, komposisi, pengaruh kimia dan lingkungan sekitar nanopartikel. ...... Au Ag Nanoalloys are synthesized with femtosecond laser technique with top down and bottom up methods. In top down Au Ag Nanoalloys are synthesized from 99 plate Au and Ag, while bottom up method Au Ag Nanoalloys are synthesized from silver nitrate metal salt AgNO3 dan Potassium gold III chloride K AuCl4 . In top down 99 plate Au and Ag were shot laser, respectively until result nanogold AuNPs and nanosilver AgNPs at 25 minutes and 1 hour ablation time and then mix with ratio 50 50, after that was shot laser with different irradiation time until Au Ag Nanoalloys formed with particle size of 12 13 nm. And in bottom up Au Ag Nanoalloys are made from the different ratio ion liquid Au and Ag that is Au100Ag0 100 0 , Au10Ag90 10 90 , Au80Ag20 80 20 , Au70Ag30 70 30 , Au60Ag40 60 40 , Au50Ag50 50 50 , Au40Ag60 40 60 , Au70Ag30 70 30 , Au80Ag20 80 20 , Au10Ag90 10 90 dan Au100Ag0 100 0 in water medium, water medium PVP 0,01 and water medium PVP 0,1 . Each different molar ratio in the different medium was shot with different irradiation time resulting Au Ag Nanoalloys with particle size of 5 10 nm. After Au Ag formed, the optical properties are studied i.e. the shift of surface plasmon. Where surface plasmon is affected by nanoparticle size, shape, composition, chemical and environment around nanoparticle.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nur Hidayah
Abstrak :
Kecemasan pada remaja dapat membawa remaja pada perilaku menyimpang dan gangguan kesehatan. Aktivitas fisik dapat mengalihkan kecemasan dengan menjadikan suasana hati menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara aktivitas fisik remaja dan tingkat kecemasan yang mereka alami. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan menggunakan instrumen International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS). Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan tipe deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional terhadap100 remaja SMA kelas X dan XI yang dipilih dengan quota sampling. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kecemasan (p=0,222;α=0,1). Kecemasan sedang berat lebih banyak dialami oleh remaja perempuan (p=0,417; CI: 95%). Peran bimbingan dan konseling di sekolah perlu ditingkatkan untuk membangun koping remaja dalam menurunkan kecemasan.
Anxiety among adolescent could lead to negative behavior and caused many health problems. Physical activity could distract the anxiety by enhancing the mood. The purpose of the study was to identify the correlation between physical activity and anxiety level of adolescent. This study used cross sectional design and descriptive method with data accumulated by questionnaire given to 100 high school students grade X and XI were selected by quota sampling and analyzed by chi square test. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was used to measure activity level and Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS) was used to measure anxiety level. Based on correlation analysis, there were not significant correlation among anxiety level with physical activity (p= 0, 222, α= 0,1). Moderate to severe level of anxiety were more prevalent in girl adolescent (p=0,417; CI: 95%). Guidance and counseling in schools need to be improved to build positive coping to reduce anxiety.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Nur Hidayah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas jejaring advokasi transnasional yang dilakukan non-state actor dalam menyelesaikan konflik HAM yang muncul di dalam sebuah Negara. Dalam skripsi ini, penulis meneliti AMAN sebagai non-state actor di Indonesia dalam menyelesaikan pelanggaran hak yang dialami indigenous peoples Kepulauan Aru sebagai studi kasus. Dengan menggunakan Transnational Advocacy Network TAN dari Keck dan Sikkink sebagai model analisis, penulis berupaya menganalisis strategi advokasi transnasional yang dilakukan AMAN dalam melindungi dan menegakkan hak-hak indigenous peoples Kepulauan Aru. Hal ini dikarenakan terdapat investor yang memasuki wilayah hutan Aru yang merupakan wilayah adat indigenous peoples. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AMAN sebagai non-state actor mampu membentuk jejaring transnasional sehingga memberikan tekanan kepada Pemerintah Indonesia dengan menggunakan 4 empat tipologi analisis taktik TAN, yaitu: information politics politik informasi , symbolic politics politik simbolik , leverage politics politik pengaruh , dan accountability politics politik tanggung jawab.
ABSTRAK
This study discussed transnational advocacy network on indigenous peoples rsquo rights. In this thesis, the writer analyzed AMAN as non state actor in Indonesia and its advocacy to address human rights violation of indigenous peoples in Kabupaten Kepulauan Aru. Using Transnational Advocacy Network TAN of Keck and Sikkink as frame of thought, the writer analyzed the transnational advocacy conducted by AMAN to protect and maintain the rights of indigenous peoples in Kepulauan Aru. The finding of this study showed that AMAN as non state actor is able to conduct a transnational network. AMANS succeed giving pressure to Indonesia government by using four typology of TAN tactics, which are information politics, symbolic politics, leverage politics, and accountability politics.
2017
S69134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayah
Jakarta: Pabelan, 1998
920.720 2 NUR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayah
Depok: Rajawali Press, 2021
332.12 NUR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ridho Nur Hidayah
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Terbentuknya jaringan fibrosis pada saraf perifer masih menjadi suatu tantangan di bidang orthopaedi terutama dengan eksplorasi saraf. Penggunaan metylprednisolon telah banyak digunakan untuk mengurangi risiko edema jaringan lunak pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian irigasi metylprednisolon asetate terhadap pencegahan perlengketan saraf pada jaringan sekitarnya dan pembentukan jaringan parut epineuralMetode: Dua puluh tikus putih Sprague Dawley jantan yang memenuhi kriteria sampel dibagi ke dalam dua kelompok. Pada seluruh sampel dilakukan perangsangan pembentukan jaringan parut pada saraf skiatika paha kanan menggunakan nylon brush. Kelompok perlakuan diberikan irigasi metylprednisolon asetat 0.1cc; Depomedrol , dan sisanya kontrol. Setelah 4 minggu, tikus dikorbankan, dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis untuk melakukan perhitungan luas area fibrosis dengan software ImageJ intensifier dan angka Index Fibrotik dengan alat pengukur mikrometer setelah sebelumnya dilakukan pembuatan sedian histologi dengan pewarnaan Haematoksilin Eosin dan Masson rsquo;s Trichrome.Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol pada skor Petersen p.
ABSTRACT
Introduction The formation of fibrotic tissue in peripheral nerves is remains a challenge. Methylprednisolone was believed to inhibit fibrotic formation, although its still controversial. This research is intended to prove that the irrigation of methylprednisolone acetate can prevent nerve adhesion on surrounding tissues and the formation of epineural scar.Methods Twenty male Sprague Dawley rats were divided into two groups. Treatment group was irrigated intralesionally with methylprednisolone 0.1cc Depomedrol , and the rest as control. In all samples we performed abrasion injury to stimulate fibrotic formation using nylon brush. The samples were sacrificed after 4 weeks, Peterson score was used to assess macroscopically, and area of fibrotic was measured microscopically. Area of fibrosis was calculated using ImageJ intensifier and fibrotic index number with the micrometer measurement tool after histologic preparation with Haematoxylin Eosin and Masson 39 s Trichrome.Result There was a significant difference between treatment and control group on Petersen score p
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suciati; Nur Hidayah
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
JPK 19(1-2)2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library