Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya
Abstrak :
Kualitas hidup merupakan persepsi individu terhadap hidupnya. Kualitas hidup merupakan bagian dari kesejahteraan, yang merupakan komponen kesehatan yang positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup terkait kesehatan dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Responden penelitian adalah  105 orang tenaga kependidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada tahun 2018. Data dianalisis menggunakan uji korelasi dan uji t independen. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar (88,6%) tenaga kependidikan FKM UI memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang baik, dengan skor rata-rata 77,49±11,88. Responden terdiri dari 41 perempuan dan 64 laki-laki berumur 40,65±9,69 tahun. Status gizi (p=0,879); kualitas diet komponen variasi (p=0,157) dan adekuasi (p=0,561); sarapan (p=0,780); merokok (p=0,080); jenis kelamin (p=0,449); kebugaran (p=0,520), dan umur (p=0,869) tidak berhubungan dengan kualitas hidup terkait kesehatan. Aktivitas fisik (p=0,017); durasi tidur (p=0,044); dan penyakit kronis (p=0,010) berhubungan dengan kualitas hidup terkait kesehatan. ......Quality of life is an individual perception of his/her life. Quality of life is part of wellness, that is the positive component of health. Health  is “a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity”. The purpose of this research is to find factors related to health-related quality of life by cross-sectional research design. This research is done with administration staffs of Faculty of Public Health Universitas Indonesia as respondents on 2018. Data collected was analyzed with correlation test and independent-t test. Analysis result shows most of the respondents (88,6%) are categorized in good health-related quality of life, with mean score 77,49±11,88. Respondents are 41 women and 64 men, aged 40,65±9,69 years old. Nutritional status (p=0,879); variety component (p=0,157) and adequacy component (p=0,561) of diet quality; eating breakfast (p=0,780); smoking (p=0,080); gender (p=0,449); fitness (p=0,520); and age (p=0,869) are not associated to health-related quality of life. Physical activity (p=0,017); sleep duration (p=0,044); and chronic diseases (p=0,010) are associated to health-related quality of life.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieska Sekar Nadya
Abstrak :
Jepang memiliki kebudayaan-kebudayaan tradisional yang sampai sekarang masih terus dijaga dan diselenggarakan. Salah satu kebudayaan tradisional tersebut adalah matsuri. Matsuri merupakan suatu kegiatan keagamaan yang diselenggarakan sedikitnya oleh satu unit keluarga untuk melayani kamisama (dewa). Salah satunya adalah hadaka matsuri. Hadaka matsuri yang masih ada hingga sekarang adalah Saidaiji Eyou di Okayama. Dalam Saidarji Eyou, para peserta berusaha mendapatkan shingi untuk mendapatkan keberuntungan selama setahun mendatang. Mutsuro Takahashi (Tamotsu Yato, 1968:149), mengungkapkan bahwa di dalam matsuri Jepang, ketelanjangan mempunyai konotasi yang lebih luas. Hadaka dapat diartikan sebagai ketelanjangan secara total, atau hanya menutupi salah satu bagian tubuh, atau sebagian tubuh yang tidak berbusana. Hal ini mungkin akan membingungkan, khususnya untuk orang asing. Ketika mendengar kata "hadaka matsuri", yang ada di dalam benak mereka adalah orang-orang yang berpartisipasi dalam matsuri tersebut pasti `telanjang bulat', mengikuti definisi yang ada di dalam kamus. Akan tetapi, ternyata pelaku ritual tidak benar-benar telanjang bulat, mereka masih memakai fundoshi (cawat), kain berwarna putih yang digunakan khusus menutupi alat kelamin pria. Menurut Yoneyama Toshinao (1986: 171), Yanagita Kunio juga membedakan matsuri menjadi dua, yaitu matsuri itu sendiri dan sairei. Sairei merupakan kegiatan keagamaan yang diselenggarakan dengan meriah dan disaksikan oleh banyak penonton. Saidayi Eyou, dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk sairei, karena diselenggarakan dalam bentuk yang besar dan meriah jika dibandingkan dengan penyelenggaraan awalnya. Akan tetapi, hal ini bukan berarti dengan adanya perubahan matsuri menjadi sairei, merupakan penurunan dalam kebudayaan atau keagamaan di Jepang. Sebaliknya hal ini dijadikan momen bagi bangsa Jepang untuk mempertahankan budaya matsuri tersebut.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharah Nadya
Abstrak :
ABSTRAK
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO 14001 memiliki banyak manfaat untuk perusahaan. SML ISO 14001:2004 telah diterapkan oleh PT.X akan tetapi dari hasil audit ekternal masih ditemukan ketidaksesuaian dengan persyaratan ISO 14001 terutama pada masalah pengendalian operasional yang berkaitan dengan masih kurangnya kontrol pengawasan terhadap tumpahan limbah B3, belum adanya analisis resiko K3 dan lingkungan, dan kurangnya pendataan undang-undang yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran manajemen puncak dalam pengoptimalan kinerja SML ISO 14001:2004 dan untuk memperbaiki kekurangan yang muncul dalam penerapan SML ISO 14001:2004 di PT.X berdasarkan pola PDCA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif, jumlah sampel sebanyak 28 pekerja dihitung dengan menggunakan metode Slovin. Pemilihan karyawan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian diolah dengan metode univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil analisis univariat komitmen manajemen menunjukan training terkait aspek lingkungan secara regular belum dilakukan, umpan balik-kaji ulang sudah baik hal ini dibuktikan dengan tinjauan manajemen dan laporan ketidaksesuaian ditindaklanjuti dengan baik. Penghargaan hanya mencakup penerapan tindakan disiplin, namun untuk pemberian reward/kompensasi belum diberikan. Kinerja SML ISO di PT.X sudah baik namun pengendalian terhadap tumpahan limbah B3 harus dilakukan, analisis risiko tentang K3 dan lingkungan juga harus diidentifikasi. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang sedang dan positif antara komitmen manajemen dan kinerja SML ISO 14001:2004 dengan nilai korelasi r = 0,405. Hubungan yang sedang dan positif pada umpan balik - kaji ulang dan kinerja SML ISO 14001:2004 dengan nilai korelasi r = 0,416, dan hasil analisis menunjukkan hubungan yang kuat dan positif pada penghargaan dan kinerja SML ISO 14001:2004 dengan nilai korelasi r = 0,721. Hasil analisis multivariat menunjukkan hubungan yang kuat dan positif dengan nilai korelasi r = 0,705. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis tersebut adalah peran manajemen puncak terhadap pengoptimalan kinerja SML ISO 14001:2004 di PT. X cukup baik. Partisipasi manajemen puncak memainkan peran penting dalam optimalnya kinerja SML ISO 14001:2004. Program Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 tidak dapat berjalan secara efektif tanpa partisipasi yang aktif, komitmen yang baik dan berkelanjutan dari manajemen puncak.
ABSTRACT
The Environment Management System EMS provide benefits for the company. The EMS ISO 14001 2004 has been implemented by PT.X, but from the results of external audit, its still found a non conformity especially on operational control issues on lack of control over the hazardous material spills, there is no safety and health risk analysis, and less validity of applicable law data, so it makes the performance of EMS ISO 14001 2004 has not optimized. The purpose of this study is to analyze role of top management in optimizing the performance of EMS ISO 14001 2004 and to correct the deficiencies that arise in the application of EMS ISO 14001 2004 based on PDCA. This study use quantitative and qualitative method. Selection of respondent use simple random sampling method. The sample of 28 workers were calculated using the Slovin method and analysis use analytical descriptive method. The results of this study were processed by univariate, bivariate,and multivariate. The univariate analysis results of management commitment shows training on environmental aspect has not been done regularly, the feedback ndash review such as management review has been organized. The rewards only cover for disciplinary action, but for compensation has not been given. The performance of EMS ISO about control of spills hazardous material should be done, risk analysis of occupational safety and health OSH and the environment risk analysis should have been identified. The bivariate analysis results shows a medium and positive relationship between commitments management and performance of EMS ISO 14001 2004 with correlation value r 0,405. Feedback review and performance on of EMS ISO 14001 2004 shows medium and positive relationship with correlation value r 0,416. The reward and performance of EMS ISO 14001 2004 shows strong and positive relationship with correlation value r 0,721. The multivariate analysis shows strong and positive relationship between commitment management, feedback review, rewards and performance EMS ISO 14001 2004 2004 with correlation value r 0,705. The conclusions can be drawn from the result is the participation of top management at PT.X is considerably good. The participation of top management plays an important role to optimum performance of EMS ISO 14001 2004. The environmental management system program can not run effectively without active participation, good commitment and continuously from top management.
2018
T50815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prameswara Samofa Nadya
Abstrak :
Selama lebih dari satu dasawarsa BMT telah menjadi sebuah lembaga keuangan berbasis sistem syariah yang menjangkau masyarakat kelas paling bawah dengan cara menopang pertumbuhan usaha mikro dan kecil, serta menyelamatkan masyarakat dari praktik-praktik transaksi keuangan ribawi. Namun ternyata lembaga yang diprakarsai oleh swadaya masyarakat ini masih terbentur dengan berbagai kendala di lapangan, salah satunya adalah kendala pemasaran. Atas dasar itulah maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui arah pemasaran yang tepat. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode analisis faktor ini diketahui bahwa faktor yang menjadi penjelas utama terhadap preferensi masyarakat untuk menjadi nasabah BMT adalah faktor yang terdiri dari variabelvariabel proses, sumberdaya insani, pelayanan, reputasi dan rekomendasi. Sehingga kepada unsur-unsur yang terdapat di dalam faktor inilah seharusnya strategi pemasaran BMT difokuskan. ...... For more than one decade BMT had envolved to be a sharia financial system institute, which helped the grass-root class society by carrying out the developments of small and micro businesses. Thus, BMT had saved the community from the financial transactions practicing riba. However, BMT as a non-governmental institution is still encountered some problems. One of which, is marketing problems. So it is necessary to do a research to find out the right way for marketing strategy, to solve this problem. The outcome of this research, which used factor analysis method, that the factor which influenced the most for the community preference to become a member of BMT are factors consisting process, human resources, customer care, reputation, and recommendation variables. These are the factors, which the marketing strategies should be focused on.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25444
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Fatati Nadya
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1977
S6005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Fitri Nadya
Abstrak :
Perusahaan adalah dua badan hukum terpisah satu dan lainnya. Tanggung jawab Holding Company dan Anak Perusahaan ditentukan oleh masing-masing kesatuan hukumnya dan tanggung jawab terhadap pihak ketiga hanya sebatas harta yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan sebagai badan hukum. Tuntutan hukum terhadap suatu Anak Perusahaan tidak dapat diajukan kepada Holding Companynya dan demikian pula sebaliknya. Dalam hal-hal tertentu,prinsip pertanggungjawaban terbatas badan hukum yang berlaku pada Holding Company dan Anak Perusahaan dapat ditembus dengan suatu doktrin piercing the corporate veil. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengajukan pokok permsalahan sebagai berikut,pertama, Sejauh mana Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas mengatur mengenai doktrin piercing the corporate veil?; kedua, Kriteria-kriteria apa saja yang dapat menyebabkan berlakunya doktrin piercing the corporate veil bagi Holding Company?; dan ketiga, Bagaimana implementasi doktrin piercing the corporate veil dalam hubungannya dengan tanggung jawab Holding Company?. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kepustakaan dengan menggunakan data sekunder. Pada akhirnya, penulis memperoleh kesimpulan bahwa UUPT telah mengatur berlakunya doktrin piercing the corporate veil bagi pemegang saham, Direksi dan Dewan Komisaris. Adapun kriteria yang dapat menyebabkan diterapkannya doktrin tersebut yaitu tidak tercapainya status Anak Perusahaan sebagai PT dan Holding Company melakukan pengendalian yang sangat kuat pada Anak Perusahaan dan pengendalian tersebut menyebabkan Anak Perusahaan melakukan perbuatan curang atau perbuatan melawan hukum lainnya yang merugikan pihak ketiga. Adapun implementasi doktrin piercing the corporate veil dalam hubungannya dengan tanggung jawab Holding Company berbeda-beda penerapannya di tiap negara namun terdapat suatu kesamaan yaitu jika Anak Perusahaan sangat dikendalikan oleh Holding Company dan pengendalian tersebut telah menyebabkan Anak Perusahaan melanggar undang-undang atau peraturan perundang-undangan yang lain atau melakukan perbuatan melawan hukum yang telah menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Nadya
Abstrak :
Latar Belakang: Perkembangan karies gigi berkaitan dengan bakteri Streptococcus mutans atau Streptococcus gordonii. Propolis dilaporkan sebagai agen antibakteri karena mengandung flavonoid berupa apigenin dan tt-farnesol yang dapat menghambat aktivitas enzim glukosiltransferase dan mempengaruhi integritas membran bakteri. Tujuan: Menganalisis potensi hambat pasta gigi mengandung ekstrak propolis UI terhadap pembentukan biofilm Streptococcus mutans atau Streptococcus gordonii. Metode: Biofilm Streptococcus mutans atau Streptococcus gordonii yang telah dipaparkan pasta gigi ekstrak propolis UI dengan  konsentrasi 25mg/10ml, 50mg/10ml, dan 100mg/10ml kemudian diinkubasi selama 4 jam (fase adhesi), 12 jam (fase akumulasi aktif) dan 24 jam (fase maturasi) pada suhu 37ºC. Persentase inhibisi dinilai dengan menggunakan MTT assay. Hasil: Persentase potensi hambat biofilm Streptococcus mutans tertinggi setelah inkubasi 12 jam dan Streptococcus gordonii setelah inkubasi 4 jam dengan konsentrasi 100mg/10 ml.  Kesimpulan: Efek paparan pasta gigi mengandung ekstrak propolis UI dalam menghambat pembentukan biofilm Streptococcus mutans atau Streptococcus gordonii dipengaruhi oleh konsentrasi dan durasi paparan pasta gigi UI. ......Background: The development of dental caries has been found to be associated with Streptococcus mutans and Streptococcus gordonii. Propolis has been reported as a potent antimicrobial material because containing flavonoids such as apigenin and tt-farnesol that inhibit glucosyltransferase enzyme activity and membrane integrity. Objective: To analyze the effect of toothpaste containing propolis wax UI in inhibit Streptococcus mutans or Streptococcus gordonii biofilm formation. Methods: Streptococcus mutans and Streptococcus gordonii biofilm that has been exposed by propolis UI toothpaste at concentration 25mg/10ml, 50mg/10ml, dan 100mg/10ml was incubated for 4 hours (adherence phase), 12 hours (active accumulation phase) and 24 hours (maturation phase) at 37ºC. The percentage of inhibition was tested with MTT assay. Result: Inhibition percentage of Streptococcus mutans the highest is on active accumulation phase and Streptococcus gordonii biofilm is on adherence phase at concentraton 100mg/10ml. Conclusion: Propolis UI toothpaste effect on inhibiting biofilm formation of Streptococcus mutans or Streptococcus gordonii depend on concentration and duration of time.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Nadya
Abstrak :
Latar belakang. Pandemi akibat COVID-19 telah menyebabkan jutaan kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Anak, sebagai salah satu kelompok berisiko juga rentan terinfeksi. Hingga saat ini belum ada bukti definitif pengobatan etiologi terhadap COVID-19. Pemberian vitamin C dosis tinggi, yang diketahui memiliki efek antivirus, antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator, menjadi salah satu pilihan terapi potensial pada pengelolaan COVID-19. Akan tetapi, belum ada data terkait pengaruhnya pada anak dengan COVID-19 dalam mempercepat penyembuhan. Metode. Penelitian uji klinis acak tersamar tunggal dilakukan pada anak dengan COVID-19 derajat ringan-sedang di RSCM antara Oktober 2021 sampai Maret 2022. Kelompok perlakuan diberikan vitamin C dosis maksimal, sedangkan kelompok kontrol diberikan vitamin C dosis berdasarkan angka kecukupan gizi. Luaran yang dinilai adalah durasi konversi menjadi negatif dan perbaikan gejala batuk, demam, diare, serta penggunaan oksigen. Analisis dilakukan untuk membandingkan pengaruh vitamin C yang diberikan pada kedua kelompok. Hasil. Sebanyak 40 subjek terlibat dalam penelitian, terbagi atas 20 subjek pada kelompok perlakuan dan 20 subjek pada kelompok kontrol. Median durasi terjadinya viral clearance pada kelompok perlakuan adalah 12 hari sedangkan pada kelompok kontrol 15,5 hari (p=0,588). Durasi gejala batuk pada kelompok perlakuan dibanding kontrol memiliki median 6 dibanding 5 hari (p=0,629), pada gejala demam 2 dibanding 3 hari (p<0,05), pada keluhan diare 2 dibanding 4 hari (p=0,172), dan lama penggunaan oksigen pada kedua kelompok adalah 5 hari (p=0,647). Simpulan. Pada penelitian ini, vitamin C oral dosis maksimal dapat mempersingkat durasi demam serta memiliki kecenderungan untuk mempercepat durasi terjadinya viral clearance dan hilangnya diare dibandingkan pemberian vitamin C dosis sesuai angka kecukupan gizi. ......Background. COVID-19 pandemic has caused millions of deaths worldwide, including Indonesia. Children, as one of the risk groups are also susceptible to infection. To date, there is no definitive evidence of an etiologic treatment for COVID-19. Administration of high doses of vitamin C, which is known to have antiviral, antioxidant, anti-inflammatory, and immunomodulatory effects, is a potential therapeutic option in the management of COVID-19. However, there is no data regarding its effect in children with COVID-19 in accelerating healing. Methods. A single-blind randomized clinical trial study was conducted on children with mild-moderate COVID-19 at Cipto Mangunkusumo hospital between October 2021 and March 2022. The treatment group was given the maximum dose of vitamin C, while the control group was given a dose of vitamin C based on recommended dietary allowance. The outcomes assessed were duration of negative conversion and improvement in symptoms of cough, fever, diarrhea, and oxygen use. An analysis was carried out to compare the effect of vitamin C administered on the two groups. Result. A total of 40 subjects were involved in the study, divided into 20 subjects in intervention group and 20 subjects in control group. The median duration of viral clearance in the treatment group was 12 days while that in the control group was 15.5 days (p=0.588). The duration of cough symptoms in the treatment group compared to the control group had a median of 6 vs 5 days (p=0.629), for fever symptoms 2 vs 3 days (p<0.05), diarrhea complaints 2 vs 4 days (p=0.172), and duration oxygen use in both groups was 5 days (p=0.647). Conclusion. In this study, the maximum dose of oral vitamin C can shorten the duration of fever and has a trend in accelerating the duration of viral clearance and diarrhea compared to recommended dietary allowance of vitamin C.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Nadya
Abstrak :
Fenomena peradilan sesat adalah ketika seorang terduga pelaku kejahatan mengalami penuntutan, penghukuman, dan penahanan karena kejahatan yang tidak dilakukan merupakan permasalahan hukum dan sosial yang terjadi dalam sistem peradilan pidana, juga menjadi permasalahan sistemik yang dapat merusak integritas dan legitimasi proses peradilan pidana. Sebagai bagian dari objek studi kriminologi, penulisan ini bertujuan ingin melihat bagaimana manifestasi fenomena peradilan sesat dalam sistem peradilan pidana dengan menggunakan deskripsi 2 kasus yang berbeda yaitu kasus YT dan YM serta menguraikan faktor-faktor penyebab peradilan sesat pada 2 kasus tersebut berdasarkan indikator dari Bohm (2005), Naughton (2007), Colvin (2009), serta Poyser dan Milne (2011). Tidak hanya itu, juga menganalisis menggunakan pembahasan peradilan sesat oleh Forst (2004) perihal error of due process dan mengaitkan fenomena tersebut dengan perspective of justice sistem peradilan pidana yaitu due process model. Melalui analisis dengan pendekatan tersebut menggunakan data sekunder putusan pengadilan dan dokumen pendukung kasus YT dan YM, ditemukan bahwa fenomena peradilan sesat pada kasus YT dan YM memiliki kesamaan dalam faktor penyebab terjadinya peradilan sesat pada kasus mereka dan faktor yang sangat berkontribusi besar berasal dari penyelewengan pada penyidikan Kepolisian, yang pada akhirnya memengaruhi proses peradilan pidana selanjutnya. Dan fenomena tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk pelanggaran due process model yang bersifat due process prosedural yang juga mencakup pelanggaran hak asasi manusia pada aspek hak fair trial serta dalam kajian lingkup sosiologi hukum manifestasi dari pengingkaran moralitas praktisi hukum pada pemikiran Durkheim, ketidakrasionalan hukum modern Weber, dan kesadaran hukum yang palsu pada pemikiran Peters. ......The phenomenon of Miscarriage of Justice is when a suspected criminal experiences prosecution, punishment, and detention because a crime that was not committed is a legal and social problem that occurs in the criminal justice system, it is also a systemic problem that can damage the integrity and legitimacy of the criminal justice process. As part of the object criminology studies, this paper aims to see how the manifestation of the phenomenon Miscarriage of Justice in the criminal justice system uses descriptions of 2 different cases, namely YT and YM cases, and describes the factors causing Miscarriage of Justice in these 2 cases based on indicators from Bohm (2005), Naughton (2007), Colvin (2009), and Poyser and Milne (2011). It also analyzes using the Miscarriage of Justice discussion by Forst (2004) regarding error of due process and associates this phenomenon with a perspective of justice in the criminal justice system, namely the due process model. Through analysis with this approach, using Court Decision and supporting documents as secondary data, it was found that the phenomenon of Miscarriage of Justice in YT and YM cases has similarities in the factors causing Miscarriage of Justice in their cases and the most contributing factor comes from investigation misconduct by the Police, which ultimately affects the subsequent criminal justice process. And this phenomenon can be said as a form of the due process model violation criminal justice system, which is due process procedural that also includes human rights violations in fair trial rights. In the study of the sociology of law, the manifestation of denial of the morality of legal practitioners in Durkheim’s thought, the irrationality of Weber’s modern law, and the false awareness of law in Peters’ thought.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Nadya
Abstrak :
Industri perbankan sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Agar pembangunan dalam suatu negara dapat terus berjalan, maka kredit yang difasilitasi oleh bank sebagai salah satu sarana terpenting dalam penyaluran modal bagi usaha negara dan swasta, harus tetap dijaga kestabilannya. Tingkat kestabilan kredit di Indonesia dapat dilihat melalui besaran suku bunga kredit. Selain itu, persaingan antar bank umum juga memiliki pengaruh terhadap kestabilan suku bunga kredit di Indonesia. Kenaikan tingkat suku bunga kredit yang terlalu tinggi dapat menghambat pembangunan negara dan menjadi beban pada roda perekonomian negara maupun masyarakat sebagai pelaku usaha yang melakukan investasi. Keberadaan persaingan dalam industri perbankan di Indonesia pada umumnya akan menciptakan persaingan diantara para pelaku usaha yang akhirnya akan menguntungkan masyarakat melalui persaingan harga. Namun mulai pertengahan tahun 2011 ditemukan indikasi oleh KPPU bahwa terdapat bank umum besar baik negeri maupun swasta melakukan persaingan usaha tidak sehat melalui kartel. Dimana melalui kartel tersebut suku bunga bank menjadi tinggi dan memiliki besaran yang serupa. Besaran bunga bank yang dirasa terlampau tinggi tersebut kemudian dikhawatirkan dapat menghambat iklim investasi, khususnya pada sektor UMKM. Indikasi ini terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2013. Melalui penelitian ini dilakukan analisa terhadap indikasi perjanjian kartel tersebut dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Diharapkan melalui penelitian ini pelaku usaha dapat bersaing secara sehat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S54348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library