Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Meutia Sari
Abstrak :
Prevalensi hipertensi terus meningkat tajam, WHO memprediksi pada tahun 2025, sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun. Survei Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Hipertensi stage 1 sebagai fase awal perlu ditemukan secara dini. Direkomendasikan untuk mencegah dan mengatasi hipertensi dengan diet sehat, aktivitas fisik teratur, menghindari konsumsi alkohol, mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal, serta hidup di lingkungan bebas asap rokok. Program pengendalian penyakit hipertensi perlu melakukan upaya pencegahan dan pengendalian agar tekanan darah tidak berlanjut menjadi tinggi dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral terhadap kejadian Hipertensi stage 1 di Posbindu Kota Padang Panjang. Penelitian menggunakan desain Cross Sectional Analitik, terhadap data sekunder kegiatan skrining Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Direktorat PTM, Ditjen PP-PL, Kemenkes RI tahun 2011. Responden dalam penelitian ini berusia 18-64 tahun. Analisis data menggunakan analisis stratifikasi dan multivariat cox regression. Dari hasil analisis data diperoleh prevalensi Hipertensi stage 1 sebesar 25,1% dan obesitas sentral sebesar 59,7%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa orang dengan obesitas sentral (Waist Circumference/WC laki-laki>90 cm, dan perempuan>80 cm) berisiko 1,5 kali (PR= 1,446; 95% CI 0,897 ? 2,329) terhadap kejadian Hipertensi stage 1 setelah di kontrol variabel umur, jenis kelamin, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan stress. Kegiatan deteksi dini melalui skrining di Posbindu terutama pada orang yang obesitas sentral akan menjaring kasus hipertensi stage 1 (fase awal penyakit hipertensi). Pola hidup sehat, pengendalian stress dan mencegah terjadinya obesitas diharapkan menurunkan angka kejadian hipertensi stage 1.
The Prevalence of hypertension tends to be increase, WHO predict in 2025, approximatelly 29% adults all around the world suffer hypertension. Hypertension caused death approximatelly 8 million people every year. Basic Health Survey in 2007 showed the prevalence of hypertension in community age above 18 year old were 31,7%. Hypertension stage 1 due to initial phase should to be found earlier. Recommended to prevent and control hypertension with healthy diet, regular physical activities, avoid alcohol consumption, maintaining ideal body weight and waist circumtances, and life in the smoke free enviroment. Hypertension programme control integrated in prevention and control effort to prevent progressing blood tension higher and the complication. The objectives of this study was to investigate the association between abdominal obesity and Hypertension stage 1 in Posbindu Padang Panjang. This is a cross sectional study, utilized the data from the result of screening by Directorate NCDC Directorate General DC & EH Ministry of Health, Republic of Indonesia. The inclusion criteria was Padang Panjang resident whom their ages 18-64 years. The data analysis was performed with stratification and cox regression multivariate analysis. The results of study showed the prevalence of Hypertension stage 1 was 25,1%, meanwhile the prevalence of abdominal obesity was 59,7%. The result of multivariate analysis showed that the people with abdominal obesity (waist circumference man> 90 cm and women> 80 cm) had 1,5 risk to get Hypertension stage 1 compared to the people who did not, after controlling for covariates, age, sex, working status, education level, and stress level (PR= 1,446; 95% CI: 0,897-2,329). Early detection and screening in Posbindu NCDC specially people with abdominal obesity become one of the strategies as the early detection of people with Hypertension stage 1. Healthy life style, controling stress level and prevent the obesity expected to reduce the prevalence of Hypertension stage 1.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Sari
Abstrak :
Operasi dan pemeliharaan merupakan dua aktifitas penting dalam kegiatan perusahaan pembangkit listrik melakukan kedua aktifitas tersebut sangatlah penting karena untuk dapat memberikan suplay listrik yang aman, cukup dan dapat dipercaya bagi konsumen, diperlukan pelaksanaan pemeliharaan serta operasi yang maksimal. PLTA Ir. H. Juanda merupakan perusahaan penyuplai listrik untuk lokasi Jawa Bali. Terjadinya kegagalan dalam sistem pemeliharaan dalam system pemeliharaan dan operasi menimbulkan resiko keselamatan dan kesehatan dan hilangnya sejumlah keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan analisis resiko kegagalan untuk mengidentifikasi, mengontrol dan meminimalkan dampak dari kegagalan tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah FMEA Failure Methode and Effect Analysis, tujuan dari metode ini untuk melakukan analisa resiko dan memberikan masukan yang kritikal. ......For power plant company, both activities are very important because to give a save, enough and trustable electrical supply for the costumer, that operation and maintenance must be maximum. PLTA Ir. H. Juanda is a company that supply electrical for java and bali. Failure that happens in operation and maintenance system can cause a safety and health risk and loss electrical supply for the costumer that effects company profit. That rsquo s why risk analysis needed to identify, control and to reduce the cost of failure. In this case use FMEA method for knowing the risk analysis and for give critical preventive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Meutia Sari
Abstrak :
Latar belakang: Setiap hari di Indonesia, diperkirakan terjadi kematian 38 ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu pilar strategi menurunkan angka kematian ibu adalah asuhan antenatal. Kualitas asuhan antenatal dipengaruhi oleh kelengkapan pengisian buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan kesesuaian jumlah kunjungan antenatal di setiap trimester kehamilan. Sebagian besar kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM datang dengan komplikasi berat yang seharusnya dapat terdeteksi dini pada saat asuhan antenatal. Tujuan: (1) Menentukan kualitas asuhan antenatal pada kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM yang memiliki buku KIA (2) Menentukan persepsi ibu hamil yang dirujuk ke IGD RSCM yang memiliki buku KIA dan tenaga kesehatan pemberi layanan kesehatan tentang asuhan antenatal Metode: Dilakukan studi kuantitatif dan kualitatif pada kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM yang memiliki buku KIA tahun 2017-2018. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan telaah kelengkapan pengisian buku KIA secara umum, halaman identitas keluarga (halaman viii), halaman catatan kesehatan ibu hamil menyambut persalinan (halaman 19), halaman catatan kesehatan ibu hamil yang diisi oleh petugas kesehatan (halaman 20-23) yang menggambarkan asuhan antenatal. Kelengkapan komponen asuhan antenatal di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) asal asuhan antenatal didapatkan dari survei ke fasyankes menggunakan daftar tilik. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mengenai persepsi ibu hamil yang dirujuk ke IGD RSCM dan tenaga kesehatan pemberi pelayanan asuhan antenatal di fasyankes asal asuhan antenatal Hasil: Terdapat 1442 kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM selama tahun 2017-2018, 57% di antaranya memiliki dan dapat menunjukkan buku KIA. Terdapat subjek dengan usia kehamilan remaja dibawah 20 tahun (9.1%) dan usia tidak ideal untuk hamil diatas 35 tahun (19.5%). Sebagian besar ibu hamil yang dirujuk cukup berpendidikan (74.3%), dirujuk oleh RS atau klinik (58%) dan mendapat asuhan antenatal di puskesmas (39%), dalam status persalinan inpartu (32%), dengan usia kehamilan trimester III (92%). Semua subjek (100%) dinyatakan tidak lengkap dalam kelengkapan pengisian seluruh halaman di buku KIA. Hampir dari setengah subjek mempunyai jumlah antenatal yang tidak ideal (46%). Kelengkapan komponen asuhan antenatal di fasyankes asal asuhan antenatal berkisar 90-100%. Secara kualitatif, didapatkan persepsi ibu hamil yang dirujuk ke IGD RSCM dan tenaga kesehatan pemberi asuhan antenatal masih kurang tepat Kesimpulan: Kualitas asuhan antenatal pada kasus rujukan ibu hamil di IGD RSCM berdasar rekam Buku KIA belum baik.
Background: Every day in Indonesia, an estimated number of 38 deaths of mother happen from complicated pregnancy and delivery. Antenatal care stands as one of the pillars sustaining the strategy to reducing maternal mortality. The quality of antenatal care is affected by completeness filling of KIA book and suitability of antenatal care frequency. Most of the referral case of pregnant woman in emergency room (ER) Cipto Mangunkusumo Hospital come with severe complications which should be detected early during antenatal care. Aim: (1) To determine the quality of antenatal care received by pregnant women. (2) To determine the perception of pregnant women and antenatal care providers regarding antenatal care. Method: A set of quantitative and qualitative study of cases of referred pregnant women in ER Cipto Mangunkusumo Hospital who had and could show KIAs book in year 2017-2018 was conducted. Quantitave data was obtained by assessing the completeness filling of KIA books generally, the family identitiy page (page viii) and mothers health record page (page 19, page 20-23) as they report the antenatal care received by the subjects. The completeness of antenatal care in health facility was obtained using checklist. Qualitative data was obtained by interviewing pregnant women referred to ER Cipto Mangunkusumo Hospital in year 2017-2018 and antenatal care providers in health facility. Result: There were 1442 cases of referred pregnant women in ER Cipto Mangunkusumo Hospital in year 2017-2018, 820 of them had and could show KIA books. Pregnancy in adolescence age below 20 (9.1%) and pregnancy after age 35 (19.5%) were existed. Most pregnant women are well educated (74.3%), referred from hospital or clinic (57.6%), had antenatal care in public health center (38.7%), were in labor (32%), and were in third trimester of pregnancy (92%). All subjects (100%) had their KIA books generally incompletely filled (100%). Almost half of subjects had unsuitable antenatal frequency(46%). The completeness of antenatal care components in health care is 90-100%. Qualitatively, the perception of mother and antenatal care providers is still improper. Conclusion: The quality of antenatal care in the case of referral pregnant women at the ER RSCM based on KIs book record is still not good
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Meutia Sari
Abstrak :
Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 7-11 Mucous membrane pemphigoid (MMP) is an autoimmune mucocutaneous blistering disease characterized by autoantibodies to components within the basement membrane zone. The lesions may produce risk of scarring of the canthus (symblepharon), inversion of the eyelashes (entropion) and trauma to the cornea (trichiasis). We reported a case of MMP in a 56-year old female with diabetes mellitus and hypertension whose ocular involvement has lead to blindness of the right eye. The diagnosis MMP was base on the history and clinical findings in oral medicine department. Management of this patient inclueded the administration of antifungal, corticosteroid ; diaminodiphenylsulfone, nutritional supplementation. oral hygiene promotion and consultation to internal medicine specialist and opthalmologis. The improvement of oral lesions progressed well within five months. we conclude that optimal improvement can be reached by comprehesieve management with controlling systemic factors and good cooperation between medical team and patient. and patien
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library