Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meulu Primananda
Abstrak :
ABSTRAK
Ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal merupakan masalah kesehatan jiwa yang cukup sering ditemukan pada remaja SMA dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang ditemukan adalah keputusasaan, depresi, kecemasan, dan stres. Sedangkan untuk faktor perlindungan meliputi koping, dukungan sosial, dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif terhadap ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional cross sectional dan dilakukan pada 207 responden dengan mengisi kuesioner terkait ide bunuh diri, psikosis dini prodromal, faktor risiko, dan faktor proteksi. Ada hubungan antara semua faktor risiko dan faktor pelindung dipelajari dengan ide bunuh diri. Ada juga hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif dipelajari dengan prodromal kecuali keputusasaan dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan intervensi promotif dan preventif bagi remaja yang tidak bermasalah, serta memberikan intervensi kuratif dan rehabilitatif bagi remaja yang bermasalah dengan ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal.
ABSTRACT
Suicidal ideation and early prodromal psychosis are mental health problems that are quite often found in high school adolescents and are influenced by various factors. The risk factors found were hopelessness, depression, anxiety, and stress. As for the protection factors include coping, social support, and self-esteem. This study aims to determine the relationship between risk factors and protective factors against suicidal ideation and early prodromal psychosis in adolescents. This study is a cross-sectional correlational descriptive study and was conducted on 207 respondents by filling out a questionnaire related to suicidal ideation, early prodromal psychosis, risk factors, and protection factors. There was an association between all the risk factors and protective factors studied with suicidal ideation. There is also an association between risk factors and protective factors studied with prodromal except hopelessness and social support. The results of this study can be used as consideration for providing promotive and preventive interventions for adolescents who do not have problems, as well as providing curative and rehabilitative interventions for adolescents who have problems with suicidal ideation and early prodromal psychosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meulu Primananda
Abstrak :
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah keadaan dimana individu memiliki pemikiran, bayangan, atau impuls yang berulang, persisten, dan mengganggu. Gangguan ini berhubungan erat dengan harga diri rendah, dimana penderita OCD menginterpretasikan dirinya kurang baik serta kurang berharga terkait dengan kondisinya. Saat ini belum ada laporan mengenai kasus OCD dengan harga diri rendah yang penulis temukan. Ny. S, 31 tahun, penderita OCD yang dirawat di ruang Srikandi Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor, pasien merasakan cemas berlebih ketika keinginannya untuk mengambil gambar dengan orang lain tidak terpenuhi. Selama dirawat, pasien selalu berkata bahwa dirinya malu akan keadaannya dan merasa dirinya tidak berharga. Oleh karena itu, salah satu diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah harga diri rendah kronis. Tindakan unggulan yang penulis lakukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan ini adalah melatih kemampuan positif pasien. Tindakan tersebut cukup efektif ditandai dengan adanya perubahan tanda dan gejala harga diri rendah serta meningkatnya skor harga diri pasien walaupun masih sama-sama dalam rentang harga diri rendah.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) is a condition in which individuals have repetitive, persistent, and disturbing thoughts, images, or impulses. This disorder is closely related to low self-esteem, where people with OCD interpret themselves to be less good and less valuable regarding their condition. At present there are no case-reports of OCD cases with low self-esteem that I found. Mrs. S, 31 years old, an OCD sufferer who was treated in the Srikandi room at the Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor, the patient felt excessive anxiety when her desire to take pictures with other people was not fulfilled. During treatment, the patient always says that she is ashamed of her condition and feels herself worthless. Therefore, one of the nursing diagnoses that can be established is chronic low self-esteem. The superior action that the author did to solve this nursing problem was to train the patient's positive abilities. These actions are quite effective marked by changes in signs and symptoms of low self-esteem and increased scores on patients self-esteem even though they are still in the low self-esteem range

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library