Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardiah
"Pada saat ini beton siap pakai sedang marak digunakan pada konstruksi bangunan. Seiring dengan perkembangan teknologi, beton siap pakai juga berkembang menggunakan material fly ash yang dapat digunakan sebagai bahan pereduksi semen. Fly ash merupakan limbah hasil pembakaran batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selain ekonomis, penggunaan fly ash pada beton siap pakai juga dapat meningkatkan kekuatan beton pada usia lanjut dan menurunkan susut yang terjadi bahkan dapat mengurangi emisi gas CO2 yang dihasilkan dari produksi semen. Namun, berdasarkan pengalaman dilapangan menunjukkan bahwa penggunaan abu terbang banyak menimbulkan keretakan pada beton struktural yang mengindikasikan terjadinya susut beton yang lebih besar dari beton normal. Hal ini berkebalikan dengan pernyataan sebelumya. Beton yang diteliti merupakan beton siap pakai yang menggunakan fly ash. Kekuatan beton yang akan dipakai adalah fc - 10 - 50 MPa dengan persentase fly ash yang digunakan 9% - 20%. Kemudian dilakukan pengujian susut selama lebih kurang 28 hari.
Berdasarkan, pengujian, diketahui bahwa besarnya persentase fly ash terhadap jumlah semen, perbandingan air semen, nilai slump, banyaknya air dari tiap-tiap sampel, dan kondisi luar seperti suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi persentase susut beton. Dari penelitian ini diperoleh bahwa beton siap pakai yang menggunakan fly ash dengan persentase terhadap jumlah semen antara 9% - 20% memiliki persentase susut atau strain dari beton yang lebih kecil daripada beton normal pada usia 28 hari yang persentasenya bisa mencapai 0.035% - 0.041%.

Now ready mix concrete is very well known on construction of building. Along with technological development, ready mix concrete was also developed using fly ash material that can be used as ingredients in cement kilns. Fly ash is a coal combustion waste on the Steam Power Plant (Power Plant). Besides economic value, use of fly ash in ready mix concrete can also increase strength in the elderly and reduce shrinkage that occurs, even can reduce CO2 emissions resulting from cement production. However, based on field experience shows that the use of fly ash causes a lot of cracks in structural concrete that indicate the occurrence of concrete shrinkage greater than normal concrete. This contrasts with the previous statement. Concrete under study is a ready mix concrete using fly ash. Concrete strength will be used is fc' 10 MPa - 50 MPa with the percentage of fly ash used in 9% - 20%. Then do the test more or less shrinkage during 28 days.
Based testing, found that the percentages of fly ash on the amount of cement, water cement ratio, slump, amount of water from each sample, and external conditions such as temperature and humidity affect the percentage shrinkage of concrete. From this study found that the ready mix concrete using fly ash with a percentage of total cement between 9% - 20% have a percentage of shrinkage or strain of concrete is smaller than normal concrete at the age of 28 days that the rates can reach 0035% - 0041%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50583
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiah
"Penelitian bertujuan melihat perbedaan cost recovery rate (CRR) tarif INA CBG’s dan tarif rumah sakit kasus CAD dengan PCI di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan cost of treatment berbasis clinical pathways pada severity level I nilai CRR RS berada diatas CRR tarif INA CBGs, pada severity level II dan III nilai CRR RS lebih rendah dari CRR tarif INA CBGs pada utilisasi stent 1 dan 2. Tarif INA CBGs tidak memperhitungkan jumlah stent dalam setiap tindakan PCI. Perlu evaluasi metode penghitungan tarif INA CBGs dari hospital base rate ke metode perhitungan cost of treatment berdasarkan clinical pathway, sehingga biaya operasional RS dapat dipenuhi dan tetap mampu berikan pelayanan yang bermutu.

This study aims to see how the difference between the cost recovery rate (CRR) hospital rates and INA CBG's rates in case of CAD with PCI at Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang.The results showed the cost of treatment based on clinical pathways are at the severity level I value of CRR Hospital rates above the CRR CBGs INA rates, whereas the severity level II and III of CRR Hospital rate more lower than CRR INA CBGs rates for the utility stent is less than 2. This is due to CBGs INA rate do not take into account the magnitude of the stent in every act of PCI performed in patients with CAD. Based on the research necessary to evaluate teh methode of calculating INA CBGs ratesfrom hospital base rate methode to Cost of treatment based on clinical pathway in order to create a balance so that the operational cost of service rates hospitals can be met and still be able to provide good quality services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"Konsep semantik modus, keaspekan dan waktu kebahasaan dalam bahasa Arab mempunyai kekhasan sendiri yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya. Bahasa arab memiliki dua bentuk verba untuk mengungkapkan ketiga konsep tersebut, yakni verba ma:di dan verba mUda: ri'. Penggunaan bentuk verba tertentu dalam sebuah kalimat lebih banyak disebabkan oleh penekanan pada fungsi verba dalam menemtkatkan peristiwa pada garis waktu, baik secara internal maupun secara eksternal. Dikatakan secara internal karena tidak memiliki pusat deiktis, tetapi berkaitan dengan konstituen waktu sebuah situasi yang terjadi. apakali situasi itu sedang dilakukan ataukah sudah selesai dilakukan, Adapun dikatakan secara eksternal karena penempatan peristiwa mengacu pada sebuah rujukan waktu yang pada umumnya berupa ?moment of speaking''. Artinya, kalau memiliki pusat deiktis. Lain halnya dengan modus. Di dalam bahasa Arab, modus dinyatakan hanya Lila bentuk verba muda: ri '.
Untuk mengkaji mengapa sebuah bentuk verba digunakan dalam sebuah kalimat dan mengapa bentuk yang lain tidak digunakan, penelitian ini memakai teori uji penyulihan yang dikemukakan oleh Bache (1997: 108-1 10). Dari uji penyulihan tersebut diperolch empat tipe kalimat, yaitu:
(1) kalimat yang tidak dapat disulih karena tidak mempunyai bentuk variannya;
(2) kalimat yang tidak gramatikal;
(3) kalimat yang mengalami perubahan makna; dan (4) kalimat yang mengalami perubahan makna secara halus. Tipe kalimat yang terakhir inilah yang dipakai untuk menjauhu makna dasar sebuah kalegori dan makna hasil interaksinya. Dari sinilah dipcroleh informasi tentang waktu kebahasaan dan keaspekan dalam sebuah kalimat. Begitu Pula dengan modus ataupun modalitasnya.
Makna dasar terbagi dua, yaitu makna dasar keaspekan dan makna dasar waktu kebahasaan atau kekataan. Apabila sebuah kalimat disulih dengan kalimat varian yang berbeda aspeknya rnenghasilkan perubahan hanya pada makna keaspekannya, hal ini disebut makna dasar keaspekan. Apabila yang berbeda kalanya dan mengakibatkan perubahan hanya pada makna kekalaan, hal ini disebut dengan makna dasar kekalaan. Makna hasil interaksi merupakan makna yang dihasilkan dari sebuah uji penyulihan yang berakibat bukan hanya pada perubahan satu kategori saja, melainkan pada lebih dari satu kategori secara bersamaan: misalnya berakibat pada perubahan makna kekalaan dan aksionalitas atau berakibat pada perubahan makna keaspekan dan keakalaan.
Data yang digunakan dalam karya ini berupa novel dan ayat Al Quran, sedangkan metodenya adalah metode penelitian struktural normatif, Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, kajian ini memandang satuan bahasa sebagai unit analisis dalam struktur kalimatnya dan makna merupakan titik total: analisis data. Selain ilu, penelitian ini juga hendak menerapkan kaidah-kaidah semesta tentang pengungkap modus, keaspekan, dan waktu kebahasaan ke dalam bahasa Arab; antara lain konsep Sislem Rujukan Waktu (SRW) yang dikernukakan Hoed (1993) dan meta kategori kala, aspek, dan aksionalitas yang ditulis oleh Bache (1994).
Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab-ditinjau dari segi bentuk-mengenal dua bentuk, yakni bentuk lampau dan tak lampau. Namun, dilihat dari konsep semantis waktu kebahasaan bahasa Arab mengenal waktu kebahasaan absolut, yaitu waktu lampau, kini, dan rnendatang. Waktu kini dan ntendalarlg dinyatakan dengan menggunakan verba muda:rii sedangkan waktu lampau diungkapkan dengan mcnggunakan verba ma:di dan unsur leksikal berupa verba bantu/ka:nal, serta konteks kalimat. Ditinjau dari konsep semantis keaspekan, bahasa Arab memiliki dua macam keaspekan, yaitu imperfeklilitas dan perfektifitas. Perfektilitas dinyatakan oleh bentuk verba ma:di, sedangkan Imperfektifitas dinyatakan oleh bentuk verba muda: ri'.

Mood, Asexuality, and Temporality in Arabic Language The semantic concept of mood, aspectuality, and temporality in Arabic language is uniquely different from other languages. Arabic has two verb forms to discover these three concepts, which are ma: di and muda: ri?. The use of that verb in a sentence depends on temporal constituency of it rather another function, internally and externally. It is said internally because it has no deictic center, but is associated to constituent of time of the occurrence of a situation, either the situation is being done or has been done. It is said externally because the placement of event refers to some other time, usually to the moment of speaking. We mean that kala has deictic center. It is different to mood. In Arabic, mood is expressed by the verb form muda:ri' only.
This investigation uses substitution test theory of Bache (1997: 108 - 110) to study why a form of verb is used in a sentence and the other is not used in. From the test, we obtain four types of sentences; those are:
(1) a sentence we cannot substitute because it has no variance form;
(2) an ungrammatical sentence;
(3) a sentence that is experiencing a meaning change; and
(4) a sentence that is experiencing a smoothly meaning change. The latest type of sentence is used to understand the definition level of a category and the function level of it. From this process, it will be obtained information on temporality and aspectuality in a sentence. Mood or modality of sentence will also be obtained.
The definition level is divided into two forms, that are the definition level of aspectuality and temporality or tense, When a sentence is substituted with a variant of sentence, that is in different aspect, produce a change only in its aspect meaning, it is said the definition level of aspectuality. When the difference is in its tense and this cause a change only in the meaning of tense, it is called the definition level of temporality. The function level result is produced by a substitution test that has an impact not only on the change of one category but also on the change of temporality meaning and actionality, or has an impact on the change of aspectualtity and temporality.
We use novel and ayat Al Quran as resources of data, and normative structural as a research method. Based on the research method, this study views constituent as a unit of analysis in a sentence structure and the meaning is the starting point of data analysis. This research will also apply the mechanism of universe on the discovery of mood, aspectuality, and temporality into Arabic; some of those are the concept of The Time Benchmark System (SRW) of Hoed (1993) and the metacategory of tense, aspect, and actionality of Bache (1994).
The results of analysis revealed that Arabic - in term of form -- has two forms, which are the past and not the past forms. Meanwhile, according to semantic concept, the temporality of Arabic acknowledges the absolute temporality, which is past, present, and future times. The present and future times is expressed by using a verb muda: ri ', but the past time is expressed by using a verb ma: di and the lexical item that is modal /ka:na/, and a sentence context. From the view of aspectuality semantic concept, Arabic has two types, which are imperfectivity and perfectivity. Perfectivity is expressed by a verb form ma: di, meanwhile imperfectivity is expressed by a verb form muda: ri?.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T12108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Mardiah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh financial leverage terhadap pengelolaan laba. Pengujian dilakukan pada emiten BEJ sektor industri barang konsumer pada periode 1994 sld 2003. Memperhatikan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, sampel dibagi menjadi 3 periode yaitu periode sebelum krisis 1994 - 1996, periode krisis 1997-1999 dan periode setelah krisis 2000 - 2003. Total sampel yang diperoleh adalah 88 perusahaan. Pengujian ini dipandang perlu, karena secara teori yaitu teori akuntansi positif : leverage/debt covenant hypothesis, manajemen termotivasi untuk memilih kebijakan akuntansi yang dapat meminimumkan kemungkinan perusahaan melanggar persyaratan perjanjian sehingga perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung untuk melakukanpengelolaan laba. Discretionary accruals sebagai pendekatan untuk variabel terikat pengelolaan laba dihitung dengan menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi. Variabel babas terdiri dari financial leverage, likuiditas, ukuran perusahaan dan five cash flow. Kemudian dilakukan analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penclitian membuktikan hipotesis penelitian bahwa financial leverage berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan laba, namun dengan arah yang berlawanan dengan leverage/debt covenant hypothesis yaitu bahwa financial leverage berhubungan positif dengan pengelolaan laba. Dalam penelitian ini koefisien yang diperoleh adalah negatif yang menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat financial leverage maka semakin rendah pengelolaan labs yang dilakukan melalui penggunaan akrual."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"
ABSTRAK
Dalam interaksi sehari-hari, bahasa Arab masih dipakai oleh kalangan komunitas keturunan Arab di Pasar Reba, Nagari Kidul, Purwakarta, di samping bahasa Sunda dan bahasa Indonesia; kendati pemakaian bahasa Arab itu sudah semakin berkurang dari generasi ke generasi.
Eksisnya bahasa Arab di kalangan komunitas keturunan Arab didukung oleh identitas kesukubangsaan mereka sebagai keturunan Arab, dan loyalitas mereka terhadap bahasa Arab itu sendiri, walaupun loyalitas itu hanya sebatas sikap yang tidak dipraktikkan.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemakaian bahasa Arab oleh kalangan komunitas keturunan Arab di Pasar Rebo, Nagari Kidul, Purwakarta, dan berusaha melihat seberapa jauh variabel-variabel di luar bahasa berpengaruh kepada pemertahanan bahasa Arab di wilayah itu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei yang dipresentasikan secara deskriptif dan dianalisa secara kuantitatif berdasarkan frekwensi pemakaian bahasa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan pengamatan langsung terhadap sampel dan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Arab lebih dominan dipakai oleh responden pria yang berusia 40 tahun ke atas pada situasi di luar rumah tanpa orang ketiga (orang yang tidak mampu berbahasa Arab dan Nadir pada saat komunikasi berlangsung). Dari hasil itu juga diketahui bahwa pemakaian bahasa Arab sudah semakin menurun dari generasi ke generasi. Jika dilihat rerata keseluruhan pemakaian bahasa Arab hanya sebesar 119,73%. Walaupun jumlah persentase itu makin lama makin mengecil, namun dapat dipastikan bahwa bahasa Arab tidak akan punah pada komunitas tersebut karena mereka adalah muslim yang sangat menyadari pentingnya kemampuan berbahasa Arab. Di samping itu hampir semua responden, baik yang telah berkeluarga ataupun yang belum berkeluarga benar-benar menginginkan agar generasi mereka dari zaman ke zaman dapat mempertahankan pemakaian bahasa Arab karena mereka umat Islam dan karena mereka keturunan Arab."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayah Mardiah
"Penelitian mengenai karier lulusan JIP FSUI Program Sarjana (SI) Reguler angkatan `86 sampai dengan `89, tujuannya ialah untuk mengetahui bagaimana karier dan dunia kerja yang dihadapi para lulusan, yang di batasi pada aspek-aspek: Jenis pekerjaan dan jabatan, mobilitas kerja, tugas dan tanggung jawab kerja, kepuasan dan ketidakpuasan kerja, relevansi program pendidikan perpustakaan, ketrampilan dan keahlian profesional yang dibutuhkan.
Penelitian ini menggunakan metode survai, di mana pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para lulusan yang terpilih sebagai sampel yang berjumlah 49 dari populasi yamg berjumlah 95. Dari kuesioner yang diedarkan tersebut, 4 kuesioner tidak kembali dan 2 kuesioner tidak dapat diolah, sehingga jumlah kuesioner yang diolah dalam penelitian ini adalah 43 kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sesuai dengan sebagian besar harapan lulusan yang memilih pekerjaan pertama mereka di perpustakaan khusus (65%) dengan posisi sebagian besar (67.4%) sebagai staf, sedangkan pada pekerjaan sekarang mayoritas (61,5%) tetap bekerja di perpustakaan khusus dengan posisi sebagai staf (54%). Sebagian besar (60%) lulusan menyatakan pernah mengalami pindah pekerjaan, dengan faktor utama untuk mendapatkan gaji yang lebih besar, selain faktor-faktor ingin memperoleh tantangan baru, dan adanya tawaran menarik dari pekerjaan baru.
Secara keseluruhan yang menjadi tugas dan tanggung jawab kerja pada pekerjaan pertama (utama dan tambahan) meliputi pengolahan, layanan penelusuran, pemilihan bahan pustaka dan manajemen. Sejalan dengan meningkatnya pengalaman dan profesionalitas lulusan pada pekerjaan sekarang tugas dan tanggung jawab mereka meliputi pengolahan, manajemen, pemilihan dan pengadaan bahan pustaka, layanan informasi dan bantuan kepada pemakai serta tugas komputer. Hampir setengahnya dan lulusan (49%) menyatakan kepuasannya terhadap pekerjaan pertama, sementara itu pada pekerjaan sekarang terdapat peningkatan kepuasan yaitu sebagian besar lulusan (64%), dengan aspek gaji yang telah memberikan kepuasan utama pada pekerjaan. Hampir seluruhnya dari lulusan (91%) menyatakan kepuasannya terhadap pendidikan perpustakaan yang diperoleh dalam menunjang karier mereka.
Mata kuliah yang dianggap relevan dengan tugas-tugas di pekerjaan ialah pengolahan dokumen, manejemen perpustakaan, komputerisasi perpustakaan. bahan rujukan dan bahasa Inggris. Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dunia kerja, mayoritas responden menilai perlunya menekankan subyek-subyek komputer dan berbagai aplikasinya, manejemen dan bahasa Inggris. Kebutuhan akan perlunya mengembangkan ketrampilan dan keahlian kerja untuk mengantisipasi tuntutan-_tuntutan pekerjaan dirasakan sangat perlu oleh mayoritas responden (84%). Untuk itu mereka menyatakan JIP FSUI perlu mengadakan pertemuan ilmiah dengan para praktisi dan menyesuaikan kurikulumnya dalam konteks perkembangan teknologi sekarang ini agar dapat mengikuti perkembangan-perkembangan yang telah terjadi di lapangan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S15648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Mardiah
"Religiositas Islam yang terkandung dalam karya sastra erat kaitannya dengan keikutsertaan dimensi transenden dan imanen sekaligus. Hal tersebut juga berarti tidak ada pemisahan antara yang sakral dan profen sebab pandangan hidup Islam meliputi dua hal, yaitu dunia dan akhirat yang saling bertalian. Srkripsi ini merupakan hasil penelitian terhadap sembilan sajak Hamid Jabbar yang bernafas religius. Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah aspek-aspek religius yang muncul dalam sajak-sajakmya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan menunjukkan ciri-ciri yang menandai sajak-sajak religius Hamid Jabbar dan memperlihatkan bagaimana religiositas tersebut dihadirkan dalam sajak-sajaknya..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10969
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Sulma Mardiah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S4719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Mardiah
"Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan, dimana salah satu indikatornya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan angka kematian dan kejadian penyakit pada anak. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, persentase anak umur 12?59 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat untuk imunisasi lengkap sebesar 41,3%, imunisasi tidak lengkap sebesar 44,8% dan tidak sama sekali mendapatkan imunisasi sebesar 13,9%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007. Penelitian ini adalah suatu penelitian survei dengan rancangan Cross Sectional. Dengan menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas dan data Susenas tahun 2007.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor pekerjaan ibu, umur ibu, dan alat transportasi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Sedangkan faktor pendidikan ibu (p value = 0,0005), pengeluaran rumah tangga (p value = 0,0005), penolong persalinan (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas UKBM (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas Non-UKBM (p value = 0,0005), waktu tempuh ke fasilitas UKBM, dan waktu tempuh Non-UKBM (p value = 0,0005) menunjukkan hubungan yang bermakna.
Dari hasil analisis Multivariat ditemukan faktor jarak ke fasilitas Non-UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar (OR=2,283).
Disarankan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan melakukan advokasi, sosialisasi, dan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait baik pemerintah daerah maupun pusat serta memberdayakan masyarakat setempat.

One objective of the national development is to improve the health status whereby one of its indicator is the infant mortality rate. Health department had done the Expanding Program Immunization for children to decrease the mortality rate. Based on data Riskesdas 2007, the percentage of children aged 12-59 months who got basic immunization in West Kalimantan Province, completely immunized 41,3%, incomplete immunized 44,8%, and unimmunized 13,9%.
The aim of this research is to know the factors relating to the utilization of Basic Immunization Services in West Kalimantan Province 2007. This research is the survey with cross sectional design using data Riskesdas and Susenas 2007.
The result shows that the mother?s job, mother?s age, and the transportation have no relationship significantly to the utilization of basic immunization services. However, mother's education (p<.0005), household expenditure (p<.0005), give birth helper (p<.0005), the distance to UKBM facility (p<.0005), time to UKBM facility (p<.0005), and time to Non-UKBM facility (p<.0005) have relationship significantly.
By Multivariat analysis found that the distance to Non-UKBM facility is the dominant factor to the utilization of basic immunization services (OR=2,283).
Suggested to increase the accessibility to the health facility with advocacy, sosialisation, coordination with cross sector both local and central government, and society empowerment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31373
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Mardiah
"Kasus Demam Berdarah Dengue DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya yaitu Jakarta Cempaka Putih merupakan salah satu zona merah kasus DBD yang terdapat di Jakarta Pusat Vektor penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes sp dengan tempat perkembangbiakan terseringnya yaitu kontainer dalam rumah Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional melalui survey larva secara single larval method terhadap kontainer dalam rumah di dua RW Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan karakteristik pemukiman yang berbeda RW 03 memiliki karakteristik pemukiman menengah ke atas dengan jarak antar rumah yang cukup jauh dan RW 07 dengan karakter pemukiman menengah ke bawah dan jarak antar rumah yang dekat
Hasil penelitian menunjukkan jumlah kontainer dalam rumah pada RW 03 242 kontainer lebih banyak dari RW 07 199 kontainer dengan jenis kontainer terbanyak yaitu bak mandi di kedua RW tersebut Begitu juga dengan jumlah kontainer dalam rumah positif larva pada RW 03 delapan belas kontainer lebih banyak dari RW 07 empat belas kontainer dengan jenis kontainer dalam rumah positif larva terbanyak juga bak mandi Hasil uji kemaknaan Chi square p 0 86 menunjukkan keberadaan larva Aedes sp antara kedua RW tersebut tidak memiliki perbedaan bermakna Ini menunjukkan bahwa keberadaan larva tidak berhubungan dengan karakteristik pemukiman kedua RW tersebut.

Dengue Hemorragic Fever DHF is still be one of the public health problem in Indonesia especially in Jakarta Cempaka Putih is one of the red zone of DHF in Central Jakarta DHF is a vector borne disease carried by Aedes sp mosquitos as the vector the most dominant breeding place of which is in indoor containers This research was using cross sectional method to identify the distribution of indoor containers and the existence of Aedes sp larvae in two regions in Kelurahan Cempaka Putih Barat which have different characteristic of settlement The characteristic of RW 03 is upper middle class settlement with distance between houses are far enough and RW 07 consists of lower middle class settlement with distance between houses are quite close
The result of this research showed indoor containers found in RW 03 242 containers more than RW 07 199 containers with bathtub as the most frequent types of containers Also the indoor containers with positive larvae larvae were found in RW 03 eighteen containers more than in RW 07 fourteen containers with bathtub as the most frequent types of containers with positive larvae In conclusion based on the results of statistical tests p 0 86 the existence of Aedes sp larvae in indoor containers in the two regions is not significantly different It means that the existence of larvae was not related to the characteristics of the two regions
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>