Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusumastuti
Abstrak :
Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Keanekaan alga perifitik dengan Indeks Kualitas Air Sungai Krukut- Banjir Kanal dan Sunter yang digunakan sebagai sumber air baku PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) DKI Jakarta, telah dilakukan penelitian komunitas alga perifitik yang hidup di kedua sungai tersebut dengan metode substrat buatan. Dari 3 stasiun di Sungai Krukut-Banjir Kanal ditemukan 31 jenis alga perifitik, dan dari 3 stasiun di Sungai Sunter ditemukan 24 jenis alga perifitik. Jenisjenis alga perifitik dari kelas Baci1lariophyceae (diatom) merupakan yang terbanyak ditemukan baik di Sungai Krukut- Banjir Kanal maupun di Sungai Sunter. Berdasarkan Indeks, Keanekaan alga perifitik diketahui bahwa air Sungai Krukut-Banjir Kanal di stasiun Cinere tercemar sedang, sedangkan di stasiun Cilandak dan Muara Angke tidak tercemar. Tingkat pencemaran di Sungai Sunter adalah sebagai berikut: di stasiun Sukatani tidak tercemar, sedangkan di stasiun Pule Gadung dan Lagoa tercemar sedang. Berdasarkan Indeks Kualitas Air (NSF WQI) diketahui bahwa kualitas air Sungai Krukut-Banjir Kanal adalah sebagai berikut: di stasiun Cinere termasuk sedang, sedangkan di stasiun Cilandak dan Muara Angke termasuk baik. Kualitas air Sungai Sunter di stasiun Sukatani termasuk baik, sedangkan di stasiun Pule Gadung dan Lagoa termasuk sedang Dari uji korelasi jenjang Spearman diperolah kesimpulan bahwa ada korelasi positif antara Indeks Keanekaan alga perifitik dengan Indeks Kualitas Air di Sungai Krukut-Banjir Kanal dan Sunter. Dengan demikian, Indeks Keanekaan alga perifitik dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas air.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diah Kusumastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi memicu peningkatan yang signifikan pada limbah peralatan listrik dan elektronik yang dihasilkan. Transisi teknologi televisi dari Cathode Ray Tube (CRT) menjadi Liquid Crystal Display (LCD) dan Light-Emitting Diode (LED) merupakan salah satu contohnya. Di Indonesia, peningkatan jumlah limbah elektronik TV CRT tidak diikuti dengan pengembangan peraturan spesifik mengenai Limbah Peralatan Listrik dan Elektronik (WEEE). Untuk mengelola limbah TV CRT dengan aman dan efisien diperlukan informasi yang cukup mengenai aliran material dari limbah elektronik TV CRT tersebut. Penelitian ini menggunakan Material Flow Analysis (MFA) untuk mengumpulkan informasi dan menghitung aliran limbah elektronik TV CRT di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan aliran material TV CRT limbah yang mengikuti skema limbah elektronik TV CRT di DKI Jakarta yang dikembangkan secara kualitatif dan divalidasi oleh empat orang ahli di bidang pengelolaan limbah. Aliran material limbah elektronik tersebut berupa jumlah stok aktif TV CRT, jumlah TV CRT yang memasuki aliran limbah dan aliran limbah elektronik TV CRT yang memasuki proses pengolahan. Aliran material yang didapatkan, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan sistem pengelolaan limbah elektronik TV CRT di DKI Jakarta.
ABSTRACT
Rapid product innovation, especially for information and communication technology products and consumer equipment are giving a significant contribution to the increase of Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE) generated. Technology transition for television from Cathode Ray Tube (CRT) to Liquid Crystal Display (LCD) and Light-Emitting Diode (LED) is one of the cases that need to investigate. In Indonesia, increasing of waste CRT TV is not followed by a development of regulation about WEEE specifically. To manage waste CRT TVs and its impact on an environment, sufficient information about its material flow was required. This study using Material Flow Analysis (MFA) to gather about an information and calculate the flow of waste CRT TVs in DKI Jakarta. The results showed about a material flow of waste CRT TVs which following scheme of waste CRT TVs in DKI Jakarta that qualitatively decided and validated by four experts from waste management specialization. In this study, material flow of waste CRT TVs represents the quantity active stock of CRT TVs, waste flow of CRT TVs in the recycling system. The results of the research are expected to be an input for the development of recycling option and waste management CRT TVs in DKI Jakarta.
2019
T53484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti N. Kusumastuti
Abstrak :
Tesis ini adalah kajian tentang tari tradisional Jawa Surakarta di Jakarta. Dalam hal ini fokus penelitian saya adalah Retno Maruti bersama perkumpulan tarinya Padnecwara dan karya yang dihasilkannya Abimanyu Gugur. Dalam mengkaji masalah ini saya menggunakan konsep dan teori kebudayaan yang diperkenalkan Geertz, dikembangkan oleh Suparlan dan Melalatoa, serta konsep dan teori tradisi, sistem nilai budaya dan tari untuk mengetahui sejauh mana Retno Maruti meneruskan tari tradisional Jawa Surakarta di Jakarta. Pengkajian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui kajian kasus serta menggunakan metode individual's life history yang memusatkan perhatian pada upaya yang dilakukan Retno Maruti dalam menjalani karirnya sebagai seniman tari yang menghasilkan karya tari yang berkualitas dan dinantikan kehadirannya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara mendalam dan penggunaan literatur yang relevan. Hasil penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa Retno Maruti dapat menjadi seniman tari Jawa yang berkualitas dan berhasil mengembangkan karirnya di Jakarta karena ia memiliki bakat besar dari ayahnya, seorang seniman profesional yang giat dan berdedikasi tinggi di bidangnya. Maruti juga mempunyai minat pada kesenian yang bertumbuh dengan baik, karena dia selalu berada dalam lingkungan orang-orang yang giat berkesenian dan berkesempatan dididik, diajar dan diarahkan oleh guru-guru kesenian yang mumpuni di bidangnya, termasuk ayahnya. Hal ini yang menjadikan Maruti memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi dalam berkesenian selain karya-karya berkualitas. Gejolak yang besar dalam Maruti untuk meneruskan tradisi sekaligus adanya rangsangan kreativitas untuk melakukan pencarian dan pengembangan dalam tradisi tersebut, tampak diperkuat oleh instansi-instansi kesenian maupun non kesenian dan komunitas pendukungnya seperti para penari, pengrawit, penonton yang "setia" maupun yang baru dan donator. Para pendukung Maruti pada umumnya adalah orang Jawa yang tinggal di Jakarta, baik kalangan pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, budayawan, pengusaha hingga pejabat tinggi. Mereka membutuhkan ekspresi kultural untuk menyatakan kerinduannya pada hal-hal yang berkaitan dengan budayanya. Mereka juga ingin menyatakan identitas dirinya dalam hubungannya dengan kebudayaan kelompok lain di kota Jakarta ini. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah sering menonton pertunjukan karya garapan Maruti atau menjadi pelaku dalam pergelaran tersebut. Dengan adanya berbagai faktor peluang dan pendorong seperti telah disebutkan, Retno Maruti berhasil meneruskan tari tradisional Jawa Surakarta, namun menampilkan bentuk dan keindahan "baru" tanpa harus melanggar kaidah-kaidah tradisi dan kehilangan makna, simbol dan nilai kejawaannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumastuti
Abstrak :
Ide penulisan tentang kualitas layanan dipelopori oleh Valarie Zeitham, dkk. pada tahun 1990-an yang terkenal dengan konsep Servqualnya yang banyak dijadikan acuan bagi peneliti yang tertarik mengeksplorasi masalah produk jasa. Pada dasarnya penelitian ini merupakan replikasi konstruktif karena peneliti melakukan perombakan terhadap variabel yang menjadi model penelitian terdahulu kemudian juga menggunakan metodologi dan sampel yang berbeda. Penelitian ini hendak "membedah" kualitas jasa Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bekasi (selanjutnya disingkat RSIAH Bekasi) khususnya jasa rawat inap dalam proses bersalin kemudian dikorelasikan dengan maksud perilaku konsumen pasca penggunaan jasa di masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pihak RS dalam menggali informasi mengenai kualitas jasa perusahaan dan kecenderungan maksud perilaku konsumen RSIA sebagai informasi yang penting bagi pihak manajemen untuk mendapatkan gambaran yang valid dan reliabel dari pihak konsumen. Informasi ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak pengambil keputusan di RSIA Hermina. Pengambilan RS ini sebagai lokasi penelitian disebabkan karena kekhususannya dalam menangani pasien ibu bersalin dan anak dengan pertumbuhan yang cukup pesat sejak pendiriaannya di tahun 1997. Pendiriannya disebabkan karena semakin tingginya permintaan akan RS khusus bersalin yang ditunjukkan dengan angka occupancy yang tinggi di pusat maupun cabang-cabang Hermina Iainnya seperti Hermina Jatinegara, Podomoro, Depok dan Daan Mogot. Teori yang digunakan mengacu pada konsep servqual dari Zeitham, dkk. tetapi dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan karakteristik dan subyek penelitian. Fokus penelitian ini adalah kualitas kinerja perusahaan dengan sampel para ibu yang sudah pernah mengalami rawat inap di RS Hermina Bekasi dalam empat bulan terakhir sebanyak 150 responden. Dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden diperoleh data primer yang selanjutnya diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 10.0. Terlebih dahulu instrumen penelitian diuji reliabilitas dan validitasnya dengan melihat nilai koefisien alpha cronbach dan koefisien corrected total-item. Dari 7 dimensi awal kualitas layanan, ternyata dimensi kebersihan tidak dapat diikutsertakan dalam proses selanjutnya karena memiliki angka cronbach alpha dibawah 0,6. Hal ini mengindikasikan bahwa responden tidak cukup konsisten dalam menjawab item-item pernyataan yang membangun dimensi ini sehingga disebut tidak reliabel. Sisanya diteruskan dalam proses korelasi dengan variabel kecenderungan maksud perilaku yang memiliki 5 dimensi menggunakan rank order Spearman. Hasil perhitungan skor terhadap kualitas layanan menunjukkan bahwa kinerja RSIA Hermina Bekasi ditinjau dari dimensi tangible (4,19), reliability (4,06), responsiveness (4,17), assurance (4,18), cleanlines (4,18) menghasilkan penilaian yang "baik" bahkan "sangat baik" untuk dimensi empaty (4,23) dan food (4,23). Perhitungan skor terhadap kecenderungan maksud perilaku konsumen pasta penggunaan jasa menghasilkan rata-rata skor dengan interpretasi "menguntungkan" untuk dimensi loyalty (3, 92), pay more (3,62), external response (3,63) dan switch (3,65) dan "sangat menguntungkan" untuk dimensi internal response (4,23). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa semua Hipotesis Nol yang diajukan untuk diuji ditolak, sehingga Hipotesis Alternatif diterima. Artinya terdapat hubungan antara variabel kualitas layanan dengan kecenderungan maksud perilaku konsumen di masa yang akan datang. Hubungan yang ada ternyata merupakan korelasi yang "cukup kuat" yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,529. Sedangkan jika dipilah per dimensi, koefisien korelasi dari yang terkuat berturut-turut ditunjukkan oleh dimensi empathy (0, 476), reliability (0, 461), assurance (0, 435), tangible (0,418), food (0,373) dan responsiveness (0,337). Hasil penelitian ternyata memperkuat teori yang selama ini ada bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas jasa dengan maksud perilaku, walaupun dengan intensitas hubungan yang berbeda sesuai dengan subyek penelitian yang diambil.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryati Indah Kusumastuti
Abstrak :
Proyek konstruksi melibatkan banyak pihak dalam pengerjaannya, dari pemilik, kontraktor, konsultan pengawas, konsultan perencanan, supplier, subkontraktor dan instansi terkait lainnya dengan banyak kegiatan yang perlu dilakukan dengan cepat. Komunikasi diperlukan untuk sating berinteraksi, kolaborasi dan kooperasi antar anggota tim dan untuk memonitoring aktivitas proyek sudah sesuai dengan rencana yang ada. Proses komunikasi terjadi disetiap lini perusahaan dan bawah sampai tingkat atas, kemampuan komunikasi sangat diperlukan karena komunikasi yang buruk dapat menyebabkan dampak pada pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman tehadap yang dikerjakan dan penurunan kinerja, hal ini menyebabkan keterlambatan pelaksanaan sehingga terjadi penyimpangan waktu dari rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor komunikasi yang berpengaruh dan berhubungan dengan kinerja waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Sedangkan teknik pengambilan sampel berdasarkan pengambilan sampel acak (strat ed random sampling). Motode analisa data yang digunakan adalah metode resiko dan Analisa Hierrarchy proses (AHP) untuk menentukan factor resiko atau ranking dampak - dampak komunikasi yang buruk terhadap kinerja waktu, analisa statistik dengan uji non parametrik untuk mengetahui hubungan antara kualitas komunikasi dengan kinerja waktu sedangkan untuk mempertegas dan mengukur variabel-variabel yang didapat menggunakan analisa statistik uji parametrik. Hasil pengujian didapatkan resiko pada kualitas komunikasi ada tiga kemungkinan yaitu resiko dengan rangking tinggi berkorelasi dengan signifikan, resiko dengan rangking tinggi tetapi tidak berkorelasi signifikan dan resiko dengan rangking kecil tetapi berkorelasi dengan signifikan. Dengan analisa Cluster ditemukan kualitas komunikasi yang terjadi ada tiga yaitu kualitas komunikasi rendah, sedang dan tinggi. Bukan sebagai peramalan pada uji parametri didapatkan persamaan - persamaan yang membuktikan bahwa kualitas komunikasi mempengaruhi kinerja waktu .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadining Kusumastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah kebijakan PPh Final yang akan diberlakukan kepada sektor UMKM akan mengalami benturan dengan Skema Norma Penghitungan Penghasilan Netto bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (Skema I) dan Skema Fasilitas Pengurangan Tarif PPh Badan sebesar 50% bagi Wajib Pajak Badan (Skema II), menganalisis kelemahan dari kedua skema yang telah ada, skema PPh Final yang akan diberlakukan dan kendala yang akan dihadapi bila Skema PPh Final ini diberlakukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Perpajakan, Insentif Pajak, Cash Economy, Hard-to-Tax, Presumptive Income Tax dan Konsep UMKM. Kendala yang dihadapi DJP dalam pelaksanaan Skema I dan Skema II adalah: (a) sulit menjaring pelaku UMKM, (b) tidak melaksanakan kewajiban pajak, (c) Administrasi Perpajakan yang memberatkan, (d) kecilnya rasio Petugas Pajak dengan WP terdaftar. Skema penerapan PPh Final kepada sektor UMKM adalah WPOP dan Badan yang melakukan kegiatan usaha yang memiliki peredaran bruto dalam setahun kurang dari Rp. 4.800.000.000, kecuali Pedagang Asongan dan Kaki Lima, merupakan Subjek PPh Final dengan tarif sebesar 1% dari peredaran bruto selama sebulan. Skema Pengenaan PPh Final akan mengalami benturan dengan pelaksanaan Skema Skema I dan Skema II, karena skema PPh Final tersebut ditujukan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang ketentuan kewajiban perpajakannya telah diatur oleh kedua skema tersebut selain itu dasar hukum yang digunakan dalam PPh Final tersebut tidak tepat. Kendala yang akan dihadapi DJP atas penerapan Skema PPh Final adalah (a) Potensi kehilangan penerimaan pajak, (b) Menimbulkan kebingungan bagi WP yang masuk dalam kategori Subjek PPh Final, (c) ketersediaan petugas pajak dilapangan untuk mensosialisasikan kebijakan ini. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah Memanfaatkan TI sebagai media sosialisasi, pendampingan, penyederhanaan sistem administrasi perpajakan, menambah jumlah pegawai pajak sebagai. Perlu kejelasan apakah kebijakan PPh Final ini merupakan suatu pilihan selain Skema I dan Skema II, Mempersiapkan mekanisme kontrol sistem administrasi perpajakan. Mempersiapkan payung hukum yang kuat mengenai kedudukan kebijakan PPh Final. Menggiatkan Program Ekstensifikasi Wajib Pajak, Sosialisasi dan Menambah jumlah pegawai pajak sebagai solusi untuk mengantisipasi kendala yang akan dihadapi oleh DJP.
ABSTRACT
This study aims to analyze whether the final income tax policy that will be applied to the MSMEs sector will experience a collision with Scheme Deemed Net Income for the individual taxpayer (Scheme I) and Scheme Facilities Corporate Income Tax Rate Reduction by 50% for Corporate Taxpayers (Scheme II), analyze the drawbacks of two existing schemes, the final income tax scheme would apply and obstacles that will be encountered if the final income tax scheme is implemented. The method used in this study is qualitative. The theory used in this study is the Tax System, Tax Incentives, Cash Economy, Hard-to-Tax, Presumptive Income Tax and Concept MSMEs. Obstacles encountered in the implementation of the DGT Scheme I and Scheme II are: (a) it is difficult to capture the perpetrators of MSMEs, (b) no tax obligations, (c) Taxation burdensome, (d) the small ratio of the Tax Officer with the registered taxpayer. Final Income Tax Scheme application to MSME sector is Individual Taxpayers and Corporate Taxpayers conducting business with gross turnover in a year is less than Rp. 4.8 billion, except Asongan and Merchants Street, is subject to final income tax rate of 1% of gross turnover during the month. Final Income Tax Imposition scheme would clash with the implementation of the Scheme Scheme I and Scheme II, because the Final Income Tax schemes aimed at the individual taxpayer and the tax obligation provisions governing body set up by the two schemes. Besides the legal basis used in the final income tax is not appropriate. Constraints that will be faced by the DGT's final income tax scheme is the application of (a) the potential loss of tax revenue, (b) Causing confusion for Taxpayers that fall into the category final income, (c) the availability of tax officers in the field to disseminate this policy. Efforts to overcome these obstacles are Leveraging IT as a medium of dissemination, facilitation, simplification of the tax administration system, increasing the number of tax officers. Need clarity whether this final income tax policy is an option in addition to Scheme I and Scheme II, Preparing tax administration system control mechanism. Preparing a strong legal framework regarding the position of final income tax policy. Taxpayer extensification program intensified, Socialization and Increase the number of tax officers as a solution to anticipate obstacles to be faced by the DGT.
2013
T34633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Kusumastuti
Abstrak :
ABSTRAK
The use of epinephrine contained tumescent solution in hand surgery, which avoid the use of tourniquet, has been widely popular, with the lowest epinephrine concentration being “one-per-mil” or 1:1,000,000. The purpose of the study is to know the characteristics of “one-per-mil” tumescent solution regarding the time delay needed to get optimal visualization of the operation field in the hand digits.

Methods This study is a prospective, randomized, double-blind study where 12 healthy volunteers are injected simultaneously in each ring finger with either saline added with 1:1,000,000 epinephrine (study group) in one hand, or plain saline (control group) in the contralateral hand. The relative hemoglobin concentration of the underlying skin and soft tissue, which is reflected by oxygen saturation in the fingertip, was then measured over time using pulse oximetry.

Results The lowest point of oxygen saturation in the epinephrine group was obtained at the average time of 21.7 minutes after injection. (range, 02.00 minutes to 45.37 minutes). Epinephrine injection produced significant decrease in oxygen saturation (delta = 5 points) compared to saline only. Temperature decrease in epinephrine group was also significant. Fingertip sensibility did not change significantly in both group. No side effects or complication was found.

Discussion The optimal time delay to produce maximal vasoconstriction depicted by the lowest oxygen saturation was 21.7 minutes in average. Epinephrine in “one-per-mil” tumescent solution was effective to produce finger vasoconstriction compared to saline injection, with the same safety as the saline only injection.
ABSTRACT
Penggunaan larutan tumesen yang mengandung epinefrin untuk bedah tangan tanpa torniket telah banyak dikenal, dengan konsentrasi epinefrin terendah yang dilaporkan adalah “one-per-mil” atau 1:1,000,000. Tujuan studi ini adalah mengetahui karakteristik larutan epinefrin “one-per-mil” tersebut terutama mengenai waktu tunggu optimal untuk mendapatkan lapangan operasi yang bebas perdarahan pada jari tangan.

Metode Penelitian ini merupakan studi prospektif, acak, tersamar ganda dimana 12 sukarelawan sehat diinjeksi pada kedua jari manisnya dengan larutan saline yang ditambah epinefrin 1:1,000,000 (kelompok studi) atau larutan saline saja (kelompok kontrol). Vasokonstriksi optimal, yang dicerminkan oleh saturasi oksigen ujung jari yang terendah, diukur kontinyu terhadap waktu dengan pulse oximeter. Hasil

Saturasi oksigen terendah pada grup epinefrin tercatat pada rata-rata menit ke 21.7 (rentang: 02.00 menit hingga 45.37 menit). Injeksi epinefrin menghasilkan penurunan saturasi oksigen yang signifikan (delta = 5 poin) dibanding larutan saline saja. Penurunan suhu jari setelah penyuntikan epinefrin (delta = 1.3oC) juga signifikan.Tidak ditemukan perubahan sensibilitas ujung jari yang signifikan pada kedua grup. Tidak ditemukan efek samping maupun komplikasi apapun pada semua subjek.

Diskusi Waktu tunggu yang optimal hingga mencapai vasokonstriksi maksimal yang dicerminkan oleh saturasi oksigen terendah, adalah rata-rata 21.7 menit. Epinefrin dalam larutan tumesen “one-per-mil” efektif menghasilkan vasokonstriksi jari dibandingkan injeksi saline saja; dengan kemanan yang sama dengan suntikan saline.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Churniadita Kusumastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Imbang nitrogen pada pasien sakit kritis selalu negatif akibat respon stres. Pada lansia perubahan metabolismenya berisiko memperburuk imbang nitrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui imbang nitrogen dan hubungannya dengan asupan energi dan protein pada lansia sakit kritis dalam 48 jam pertama di ICU. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, consecutive sampling. Subyek penelitian adalah 26 lansia sakit kritis. Hasil penelitian pada 24 jam I dan II adalah; imbang nitrogen -5,2 (-31,2 − -4,1) g dan -4,5+4,6; asupan energi 78,8+45,0% dan 91,1+50,2% terhadap target; asupan protein 0,57+0,35 g/kgBB/hari dan 0,71+0,37 g/kgBB/hari serta terdapat korelasi positif bermakna antara imbang nitrogen dengan asupan energi; r=0,6 dan r=0,5 dan korelasi positif bermakna antara imbang nitrogen dengan asupan protein; r=0,5 dan r=0,4. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara imbang nitrogen dengan asupan energi dan protein pada lansia sakit kritis
ABSTRAK
Nitrogen balance in criticaly ill patients tend to be negative due to stress response. In the elderly patients, the metabolic changes risk to worsening nitrogen balance.The aim of this study is to determine nitrogen balance and its relation with energy and protein intake in critically ill elderly patients within 48 hours in ICU. The study was cross sectional, consecutive sampling on 26 subjects. The nitrogen balances were -5.2 (-31.2 − -4.1) g and -4.5+4.6 g; energy intakes were 78.8+45.0% and 91.1+50.2% target; protein intakes were; 0.57+0.35 g/kgBW/d and 0.71+0.37 g/kgBW/d. There were positive correlation between nitrogen balance and energy intake; r=0.6 and r=0.5, and between nitrogen balance and protein intake; r=0.5 and r=0.4 in 24 hours I and II respectively. The conclusion is there were positive correlation between nitrogen balance with energy and protein intakes.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Dewi Kusumastuti
Abstrak :
[ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai tambah dan profitabilitas ikan layang menjadi produk olahan yang diperoleh pengolah, besarnya distribusi dan margin rantai nilai di sepanjang rantai nilai ikan layang, kondisi rantai nilai ikan layang di setiap pelaku usaha dan kecenderungan hasil Catch per Unit Effort (CPUE) yang ditangkap di Perairan Laut Jawa. Usaha pengolahan ikan layang di PPI Muara Angke memperoleh keuntungan walaupun masih dilakukan secara tradisional atau sederhana. Pengolahan ikan layang menjadi produk olahan yang dihasilkan yaitu ikan asin, ikan pindang, dan ikan asap. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode survey, serta melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap 28 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa margin pembentuk rantai nilai terhadap produk olahan, nilai tambah dan profitabilitas dari produk olahan ikan layang tertinggi adalah ikan asap. Hal ini dikarenakan ikan asap menghasilkan total penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan asin, dan ikan pindang. Distribusi rantai nilai ikan layang meliputi nelayan, pengolah, pedagang, dan konsumen. Kecenderungan CPUE terhadap penangkapan ikan layang mengalami penurunan. Untuk meningkatkan keberlangsungan usaha pengolah di Muara Angke perlu melakukan diversifikasi produk dengan menggunakan bahan baku selain ikan layang.
ABSTRACT
The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish.;The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish.;The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish., The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish.]
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>