Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Juise Fennia Putri
"Penyimpanan termasuk ke dalam salah satu dari sembilan aspek CDOB yaitu operasional. Penyimpanan yang tidak tepat atau tidak efektif membuat obat kedaluwarsa tidak terdeteksi dan dapat merugikan rumah sakit, apotek, dan perusahaan besar farmasi. Salah satu obat yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus adalah produk rantai dingin. Suhu penyimpanan merupakan salah satu parameter kritis pada penyimpanan sediaan CCP (Cold Chain Product), hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kestabilan obat untuk mempertahankan atau menjaga khasiat, mutu dan efikasi. Data yang digunakan diperoleh dari penelusuran pustaka, wawancara, dan observasi terhadap kondisi gudang PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2. Penelusuran pustaka diperoleh dari peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang cara distribusi obat yang baik dan pedagang besar farmasi. Sistem penyimpanan cold chain produk di PT Kimia Farma Trading & Distribution cabang Jakarta 2 mayoritas telah sesuai dengan CDOB. Kata Kunci : Penyimpanan, Produk Rantai Dingin, Cara Distribusi Obat yang Baik dan Benar.
Storage is included in one of the nine aspects of CDOB, namely operations. Improper or ineffective storage allows expired medications to go undetected and can be detrimental to hospitals, pharmacies, and large pharmaceutical companies. One drug that requires special storage conditions is cold chain products. Storage temperature is one of the critical parameters in storing CCP (Cold Chain Product) preparations, this is a factor that greatly influences the stability of the drug to maintain or maintain efficacy, quality and efficacy. The data used was obtained from literature searches, interviews, and observations of PT warehouse conditions. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta branch 2. The literature search was obtained from applicable laws and regulations regarding proper distribution of medicines and pharmaceutical wholesalers. The majority of product cold chain storage systems at PT Kimia Farma Trading & Distribution, Jakarta 2 branch are in accordance with CDOB."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Salah satu standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek adalah pengkajian resep. Pengkajian resep bertujuan untuk menganalisis adanya masalah yang terkait dengan peresepan obat. Masalah terkait obat yang mungkin terjadi akibat kesalahan penulisan resep diantaranya obat yang tidak tepat, dosis kurang atau berlebih, alergi obat, inkompatibilitas obat, interaksi obat, duplikasi pengobatan, serta penggunaan obat yang tidak tepat. Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun. Penanganan penyakit diabetes dengan cara pendekatan pasien memerlukan kolaborasi tenaga kesehatan, dalam hal ini dokter sebagai penentu diagnosa, apoteker mendampingi khususnya dalam terapi obat merupakan salah satu tugas profesi kefarmasian. Proses pengkajian dilakukan dengan observasi dan studi literatur. Pengkajian resep secara administratif yang dilakukan terhadap resep terdapat beberapa aspek administratif yang tidak lengkap, seperti jenis kelamin, berat badan pasien, dan nomor telepon dokter tidak tercantum pada resep. Hal ini dapat diatasi dengan konfirmasi oleh petugas farmasi atau apoteker. Berdasarkan pengkajian aspek klinis terdapat adanya polifarmasi dan interaksi obat. Hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan edukasi atau pemberian informasi obat kepada pasien.
One of the standard pharmaceutical services carried out in pharmacies is prescription review. The prescription review aims to analyze the existence of problems related to drug prescribing. Drug-related problems that may occur due to prescription errors include incorrect medication, insufficient or excessive dosage, drug allergies, drug incompatibility, drug interactions, duplication of medication, and inappropriate drug use. The prevalence of diabetes mellitus in Indonesia has increased from 1.5% in 2013 to 2.0% in 2018 based on doctor's diagnosis in residents aged ≥ 15 years. Handling diabetes using a patient approach requires collaboration between health workers, in this case the doctor as the determiner of the diagnosis, the pharmacist assisting, especially in drug therapy, is one of the duties of the pharmaceutical profession. The administrative review of prescriptions carried out on prescriptions contained several administrative aspects that were incomplete, such as the patient's gender, weight, and the doctor's telephone number not being listed on the prescription. This can be overcome by confirmation by a pharmacy officer or pharmacist. Based on the clinical aspect assessment, there is polypharmacy and drug interactions. This can be overcome by providing education or providing drug information to patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Kesesuaian obat adalah obat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas diharapkan sama dengan obat yang tercantum dalam formularium nasional. Obat yang ada di puskesmas harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk pelayanan pengobatan pada masyarakat di wilayah kerjanya. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu menggunakan data formularium puskesmas matraman tahun 2023. Persentase kesesuaian berdasarkan item obat pada formularium puskesmas di puskesmas kecamatan matraman tahun 2023 sebesar 70,28%. Ketidaksesuaian obat antara formularium nasional dengan formularium puskesmas matraman disebabkan oleh beberapa pertimbangan seperti puskesmas mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat, banyaknya jumlah pasien yang datang ke puskesmas yang memerlukan penggunaan obat tersebut daripada obat yang ada di fornas, pemilihan dan pertimbangan klinis oleh dokter dan petugas kesehatan berdasarkan kondisi spesifik pasien.
Drug suitability means that the drugs used for health services at community health centers are expected to be the same as the drugs listed in the national formulary. The medicines available at the community health center must be adapted to the needs of medical services for the community in the work area. Data collection was carried out retrospectively, namely using the 2023 Matraman Community Health Center formulary data. The percentage of conformity based on drug items in the health center formulary in the Matraman sub-district health center in 2023 is 70.28%. The discrepancy between medicines between the national formulary and the Matraman Community Health Center formulary is caused by several considerations, such as the Community Health Center taking into account the preferences and health needs of the local community, the large number of patients coming to the Community Health Center who require the use of these drugs rather than the drugs available at the Fornas, selection and clinical considerations by doctors and staff. health based on the patient's specific condition."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Pasien Geriatri merupakan pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah studi prospektif melalui lembar instruksi harian pasien (buku list terapi pasien), catatan rekam medik pasien, terapi farmakologi dan catatan SOAP pasien pada sistem rumah sakit (SIMRS PRIMA). Apoteker farmasi klinis memegang penting peranan dalam pemantauan terapi obat dalam rangka memaksimalkan keselamatan dan kualitas hidup pasien.
Drug Therapy Monitoring (PTO) is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. The goal of PTO is to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of Adverse Drug Reactions. Patients receiving drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems. Geriatric patients are elderly patients with multiple diseases and/or disorders due to decreased organ, psychological, social, economic and environmental function who require integrated health services. The method used in this report is a prospective study using the patient's daily instruction sheet (patient therapy list book), patient medical records, pharmacological therapy and patient SOAP notes in the hospital system (SIMRS PRIMA). Clinical pharmacy pharmacists play an important role in monitoring drug therapy in order to maximize patient safety and quality of life."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Juise Fennia Putri
"Kualitas mikrobiologi untuk bahan obat dan produk jadi merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk mencapai cara pembuatan obat yang baik dan benar. Salah satu hal yang dilakukan dalam pemeriksaan mikrobiologi adalah identifikasi bakteri. Dengan mengidentifikasi dan mengkarakerisasi mikroba, perusahaan farmasi dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah kontaminasi dan menjaga produk tetap aman bagi konsumen. Tujuan dari protokol validasi adalah untuk menentukan skrip pengujian yang harus diikuti untuk menjamin bahwa proses dan peralatan siap untuk memproduksi produk akhir yang aman dan efektif. Metode pengambilan data yang dipakai dalam laporan ini adalah prospektif yang diperoleh dari PT Mahakam Beta Farma. Data tersebut berupa manual book Remel RapID System, dan buku uji biokimia dengan RapId System Laboratorium Mikrobiologi PPOMN BPOM Tahun 2014. Protokol validasi identifikasi bakteri oleh laboratorium QC mikrobiologi PT Mahakam Beta Farma dilakukan berdasarkan validasi yang telah dilakukan oleh Laboratorium Mikrobiologi Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM dengan metode uji biokimia dengan kit system menggunakan software ERIC sudah dinyatakan valid/ benar dari hasil validasi uji biokimia dengan RapID System dari 3 kali pengulangan dengan RapID system.
Microbiological quality for medicinal ingredients and finished products is one of the requirements needed to achieve good and correct drug manufacturing methods. One of the things carried out in a microbiological examination is the identification of bacteria. By identifying and characterizing microbes, pharmaceutical companies can take the necessary steps to prevent contamination and keep products safe for consumers. The purpose of a validation protocol is to determine the test script that must be followed to guarantee that the process and equipment are ready to produce a safe and effective final product. The data collection method used in this report is prospective, obtained from PT Mahakam Beta Farma. The data is in the form of a Remel RapID System manual book, and a biochemical test book with the 2014 PPOMN BPOM Microbiology Laboratory RapId System. The validation protocol for bacterial identification by the PT Mahakam Beta Farma microbiology QC laboratory was carried out based on validation carried out by the Microbiology Laboratory of the National Food and Drug Testing Center of BPOM with a biochemical test method with a kit system using ERIC software which was declared valid/correct from the results of biochemical test validation with RapID System of 3 repetitions with the RapID system."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library