Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ida Ayu Putri Wulandari
"Pemasungan merupakan tindak pembatasan, pengekangan pada fisik maupun kehidupan sosial pada orang yang mengalami gangguan jiwa ODGJ . Seseorang dengan gangguan jiwa pada dasarnya memiliki keinginan untuk sembuh, namun untuk mencapai hal tersebut diperlukan lingkungan yang kondusif. Kenyataannya perlakuan keluarga justru menurunkan keinginan atau dorongan dari dalam diri ODGJ untuk mencapai sembuh. Keinginan ODGJ untuk dapat kembali sembuh sangat memerlukan motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam diri sendiri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada 12 partisipan. Terdapat lima yang dihasilkan dalam penelitian ini : Keinginan untuk menjalani hidup yang lebih baik, Pengendalian pikiran sebagai mekanisme koping dalam upaya pencapaian penyembuhan diri, Dampak pengalaman yang tidak menyenangkan sebagai motivasi untuk sembuh, Kontribusi kondisi pulih terhadap peningkatan konsep diri dan Perlawanan terhadap stigma agar tetap pulih. Tema-tema ini didukung oleh 19 kategori. Keinginan untuk dapat menjalani hidup yang lebih baik merupakan hal yang mendorong untuk ODGJ untuk memotivasi dirinya untuk dapat kembali pulih. Bentuk mekanisme koping yang berfokus pada pengendalian pikiran dan emosi ditambah dengan konsep diri yang positif, serta kondisi untuk melawan stigma dengan harapan dapat diterima di lingkungan sosial dapat membantu ODGJ paska pasung dalam membangkitkan motivasi ODGJ untuk dapat kembali sembuh.
Confinement is an act of limiting and restraining an individual with mental health issues both physically and socially. A mental health patient fundamentally possess the aspiration to recover, but in order to achieve that, it takes a supportive environment. Ironically, family treatment towards the mental health patient decreases their hope to recover. The mental health patient wish to recover needs strong motivation and support from within themselves. This research was a qualitative research with descriptive phenomenology research design. Data collection conducted by in depth interview to 12 participants. There were 5 five themes produced on this research such as the aspire to have a better life, thought control as a coping mechanism on the effort to self recover, The impact of unpleasing experience as the motivating factor to recover, the recover state contribution to the increasing self concept, and against the stigma to maintain health. This themes supported by 19 categories. The aspire to have a better life was prompting mental health patient to motivate themselves to recover. Focused on thought and emotion controlling coping mechanism added by positive self concept and the against the stigma condition with the hope for the society acceptance helped post confinement mental health patient to increase the motivation on recovering."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50601
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ida Ayu Putri Wulandari
"Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak terduga. Bencana alam yang paling banyak terjadi di Indonesia selama 2018 adalah puting beliung sebanyak 750 kejadian dan tercatat bahwa 21% dari bencana alam yang tejadi di Indonesia disebabkan oleh angin puting beliung. Anak-anak merupakan individu yang lebih terdampak secara emosional paska bencana. Kesiapsiagaan psikologis yang rendah dan kurangnya kemampuan yang dimiliki anak-anak menyebabkan dampak emosional yang diterima berkembang menjadi kecemasan dan muculnya pikiran negatif. Terapi yang tepat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah terapi kognitif dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah. Tujuan karya ilmiah akhir ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah terhadap kecemasan dan kesiapsiagaan psikologis paska bencana. Pendekatan dalam karya ilmiah akhir ini menggunakan case series dengan responden sebanyak 8 klien kelolaan anak sekolah dengan dilakukan pengukuran pre post test terhadap kecemasan, kesiapsiagaan psikologis, dan kemampuan klien. Instrumen yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS). Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Ms. Excel. Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan kecemasan, kesiapsiagaan psikologis paska bencana, dan kemampuan anak sekolah yang lebih optimal setelah diberikan tindakan keperawatan Ners, terapi kognitif, dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah. Pemberian Terapi Kognitif dan Terapi Kelompok Terapeutik Usia Sekolah direkomendasikan sebagai penanganan dasar untuk anak sekolah yang mengalami kecemasan dan membentuk kesiapsiagaan psikologis anak sekolah paska bencana.
Natural disaster is an unpredictable event. The most frequent natural disaster happened in Indonesia on 2018 was tornado as much as 750 events and it is documented that 21% of natural disaster in Indonesia are caused by tornado. Children are the most affected psychologically on the post disaster state. The shortage of psychological preparedness and the lack of capability on children cause the emotional effect lead to anxiety and emerging negative thoughts. The appropriate therapy given on overcoming such problems are cognitive therapy and school-age therapeutic group therapy. The aim of this study was to identify the effect of cognitive therapy and school age therapeutic group therapy on anxiety and post disaster psychological preparedness. The research approach used in this study was case series conducted on 8 respondents consist of school-age children by pre post test measurement of anxiety, psychological preparedness and the client capability. The instrument used were Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS). The data were analyzed using Ms. Excel application. The analysis result showed the changes in anxiety scale, disaster psychological preparedness and the improvement of childrens capability after they were given the nursing intervention, cognitive therapy and school age therapeutic group therapy. The application of cognitive therapy and school age therapeutic group therapy were recommended as the basic management of anxiety and the therapy of post disaster psychological preparedness on school-age children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library