Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Husni
Abstrak :

ABSTRAK
Geomorfologi mempelajari tentang bentuk muka bumi, proses terjadinya dan perkembangannya. Proses yang dimaksud merupakan tahapan perubahan bentuk muka bumi, faktor penyebab dan cara keijanya. Perubahan bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga endogen (dalam) dan eksogen (luar). Proses eksogen disebabkan oleh aktivitas air, angin dan ombak serta es, memperlihatkan adanya kenampakan pelapukan, pengikisan, pengangkutan dan pengendapan.

Pengendapan dapat berlangsung di sekitar perairan sungai, danau (tepi sungai dan danau), panti, laut atau samudera. Proses pengendapan (sedimentasi) di pantai (laut) menghasilkan bentuk-bentuk endapan (sedimen) dengan kenampakan (morfologi) yang bervariasi. Salah satu bentuk endapan (morfologi) tersebut adalah tombolo. Unit geomorfologi tombolo, dengan dicirikan pada bagian dalaninya terdapat laguna. Tombolo di Teluk Ujungpulau Baai terbentuk sejak tahun 1926 berdasarkan interpretasi peta topografi. Masalabnya, bagaimanapembentukan morfologi dan stratigrafi tombolo, berapa Was dan laju rata-rata pertambahan volume sedimen, setiap tahun, mulai dari tahun 1926 sampai 1996.

Tombolo adalah, tumpukan endapan karena ombak, dibantu oleh arus laut dan angin. Gundukan (tumpukan) endapan morfologi tombolo, berkembang melalui proses tahapan (stadia) nya pada tahun tertentu beserta ukuran luas. Sedimentasi tombolo disebabkan gelombang (ombak), arus laut dan angin. Di lokasi penelitian, gelombang tinggi rata-rata 0,6 - 0,9 m dengan periode waktu rata-rata 6 detik, arahnya dari Barat. Arus laut, kecepatan rata-rata 0.50 knot, arahnya antara Barat dan Barat Daya. Dan angin. kecepatan rata-rata 10 knot, arahnya dari Barat.

Endapan (sedimen) morfologi tombolo berada di atas permukaan laut, dengan ketinggian antara 0-3 m. Morfologi tombolo (tahun 1926-1996) terbentuk dari arah Tenggara ke Barat Laut. Sifat utama sedimen berlapis, perlapisan sedimen dinamai Stratigrafi. Perlapisan sedimen tombolo dan ukuran butirannya adalah sedimen pasir ukuran butiran 2 - 0,02 mm, geluh 0.02-- 6.002 mm, dan lempung kuráng dari 0.002 mm. Dari pengeboran sampel sedimen berdasarkan ukuran butiran lapisannya bervaniasi.

Luas morfologi tombolo, dari tahun 1926 - 1996 (selama 70 tahun) adalah seluas : 204 Ha dengan rata-rata pertambahan luas setiap tahun: 2,9 Ha. Dan laju rata-rata pertambahan volume sedimentasi pembentukan sedimen tombolo dari tahun 1926 - 1996 adalah sebesar 22,63 m3 setiap tahunnya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni
Abstrak :
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan implementasi dari sikap atau perpaduan antara nilai-nilai yang ditanamkan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Budaya organisasi dan karyawan menjadi kriteria penting dalam menentukan pertumbuhan dan kesuksesan suatu perusahaan. Adanya budaya organisasi yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan. Disamping budaya organisasi, kinerja juga dipengaruhi oleh motivasi karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja akan memberikan prestasi kerja yang baik, sedangkan bagi karyawan yang memiliki moptivasi yang rendah tidak akan memberikan prestasi sebaik karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi. Semua itu tercermin melalui sikap karyawan dalam menghadapi pekerjaannya, antara lain ditandai dengan turunnya semangat kerja, cepat merasa bosan, sering absen, terlambat datang dan sebagainya yang pada akhirnya semua berdampak pada penurunan kinerja karyawan.
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Husni
Abstrak :
Penelitian dengan judul tersebut di atas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan ibu dan anak pada periode konflik, serta bagaimana dampak konflik dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis pada data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan 5 informan yang terdiri dari 2 informan petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta 3 informan dari tokoh masyarakat. Teknik pemilihan informan ini dilakukan dengan purposive sampling. Dari temuan lapangan dan ungkapan-ungkapan 5 orang Informan Penelitian diketahui bahwa, kondisi kesehatan ibu dan anak, arah kebijakan pembangunan kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan ibu dan anak, penyediaan obat dan sarana kesehatan ibu dan anak, peran petugas dalam pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak, partisipasi warga masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ibu dan anak, diperoleh kesimpulan bahwa kondisi kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh belurn sepenuhnya mencapai sasaran pelayanan kesehatan. Teknis pelayanan kesehatan pun belum optimal karena terbatasnya tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Ulee Kareng. Disamping itu, belum optimalnya kondisi kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng diketahui dari data masalah kesehatan di sebagai berikut : Pertama, Masih tingginya angka ibu hamil resiko tinggi yang mencapai 73 ibu atau melebihi dari sasaran awal yang ditetapkan sebanyak 36 ibu hamil ; Kedua, Capaian imunisasi balita dan anak usia sekolah rata-rata tidak mencapai 75 persen dari populasi sasaran pelayanan imunisasi ; Ketiga, Hanya ada 3 Puskesmas Pembantu di 9 desa yang ada di wilayah Kecamatan Ulee Kareng, dan hanya ada 2 orang dokter di Kecamatan Ulee Kareng ; Keempat, Jumlah kematian kasar pada tahun 2001 mencapai 0,40 persen dari populasi 14.759 penduduk, dan pada tahun 2001 jumlah kematian kasar mengalami peningkatan hingga mencapai 0,44 persen dari populasi 15.891 penduduk. Menurunnya intensitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Utee Kareng pada pasca konflik tidak hanya disebabkan oleh rendahnya partisipasi masyarakat, keterbatasan pembiayaan, keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan, dan keterbatasan tenaga kesehatan, namun disebabkan juga oleh dampak konflik yang terjadi di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Situasi konflik ini diketahui dari ungkapan-ungkapan 5 orang Informan Penetitian mengenai hubungan lembaga masyarakat dengan lembaga pemerintah, situasi kehidupan sosial masyarakat, pandangan dan harapan masyarakat terhadap konflik. Situasi konflik ini tercermin dari adanya perasaan kurang aman di kalangan petugas kesehatan, kurang harmonisnya kerjasama lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat, dan besarnya harapan masyarakat agar konflik tidak ada lagi. Situasi konflik tidak sampai menghambat pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, karena terbukti berbagai program pelayanan kesehatan ibu dan anak tetap terlaksana. Keadaan ini berlangsung karena kesehatan ibu dan anak dipandang sebagai kepentingan dan kebutuhan semua pihak, terutama kebutuhan warga masyarakat Kecamatan Ulee Kareng itu sendiri.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T2517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Husni
Abstrak :
Seiring bertambahnya waktu, jumlah data yang harus disimpan di Perpustakaan suatu Perguruan Tinggi juga akan meningkat dengan pesat. Untuk membantu mempercepat pencarian suatu topik, dan juga untuk mendukung "sharing knowledge", diperlukan suatu sistem temu kembali informasi yang efisien. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi jaringan komputer perpustakaan-perpustakaan yang letaknya tersebar dapat dihubungkan, sehingga seorang pengguna di lokasi tertentu dapat mencari suatu topik di lokasi yang jauh, bila topik tersebut tidak ditemukan di lokasinya sendiri. Penelitian ini memanfaatkan protokol Z39.50 untuk menemukan kembali informasi. Pada protokol Z39.50 ini, search request ke server hanya dilakukan dengan single hop raja, sehingga secara keseluruhan akan memperlambat dan mengurangi efisiensi proses search. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan pengembangan perangkat lunak pada server, sehingga memungkinkan pencarian suatu topik dilakukan secara terdistribusi. Sistem ini diberi nama ILLS (Inter Library Information Service). Sebagai fasilitas pendukung, pada ILLS dikembangkan juga billing system, yang bermanfaat untuk melakukan charging terhadap pengguna yang menggunakan sistem ini.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yundini Husni
Abstrak :
ABSTRAK Penulisan tesis ini bertujuan untuk menjelajahi konsep Misi Amerika dan Hak Asasi Manusia Amerika dikenal sangat memperhatikan dan memainkan peranan penting dalam masalah hak asasi manusia di forum internasional. Sebagai negara adidaya, mereka amat bangga akan konsep mereka tentang masalah hak asasi manusia Senyatanya, Amerika memang dibangun lantaran rakyat Amerika ingin menegakkan kehormatan hak-hak asasi manusia yang tidak dapat mereka peroleh semasa di Eropa (Inggris). Penelitian ini berupaya mengamati konsep misi Amerika, hak asasi manusia dan sikap Amerika terhadap masalah-masalah hak asasi manusia Dalam kasus di sini, sikap Amerika terhadap Indonesia, khususnya pada masa pemerintahan Orde Baru (1967-1997). Penelitian ini berangkat dari sikap inkonsistensi Amerika. Di satu sisi, mereka sangat keras dan bangga menyuarakan pentingnya penegakan hak-hak asasi manusia Konsep misi merupakan suatu interpretasi Pluralisme tentang hak-hak individu, yang berasal dari Kitab Injil. Dengan menjalankan misi suci ini berarti mereka mencapai tingkat penyelamatan sesuai keyakinan rnereka, Konsep ini sendiri dapat dibaca sebagai suatu pengejahwantahan sikap religiositas masyarakat Amerika dalam membangun budayanya Namun di sisi lain, kenyataannya Amerika sering kali memperlihatkan sikap yang justru tidak memperdulikan hak asasi manusia, terutama terhadap negara atau pihak lain yang tidak mempunyai kaitan kepentingan dengannya. Olehnya itu penelitian ini berupaya memahami nilai-nilai paradoks dari budaya Amerika. Budaya paradoks ternyata merupakan cara hidup orang Amerika sebagai suatu konsekuensi logis hidup di Amerika (Tanah Baru). Budaya paradoks sendiri datang dan pertautan antara sistem nilai-nilai budaya lama dan baru di dalam atmosfer Amerika. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengandalkan data kepustakaan dari dokumen-dokumen. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik deskriptif-interpretatif, penelitian ini hendak menjawab tesis bahwa sesungguhnya Amerika senantiasa sangat konsisten dalam merealisasikan misi mereka. Konsep misi Amerika seperti yang disuarakan John Winthrop tentang `Kota Di Atas Bukit' yang diadaptasi langsung dari Kitab Injil, tak lain merupakan misi untuk membangun Amerika menjadi negara adidaya.
ABSTRACT The Concepts of Mission. Human Rights and American's Attitude Towards New Order (1967-1997)The object of this theses is to explore the concept of American mission and human rights. America is known as very concerns and plays very-important role in human rights issues in international forum. As the only superpower nation, they are very proud of their concept of human rights. In fact, the nation are built because the American people wanted to maintain the dignity of human rights which they couldn't reach it when they were irr Europe (England). This research hies to observe the concept of American mission, human rights and the. American's attitude towards the problems of human rights. In this case, towards Indonesia, focusses on the New Order period (1967 - 1997). This study derives from the tendencies of inconsistency of the American's attitude. At one side they are very loudly and proudly announce the important of human rights. The concept of mission is an interpretation of Puritanism on individual rights which is comes directly from the Bible. By doing this sacred mission, it means they reach the level of salvation in their belief The concept of mission itself could be understood as a manifestation of the religiocity of American people in forming their culture. But at the other side, America sometime clearly shows their attitude on ignoring and han-asing human rights, especially towards such country that there's no American's intererest on it. Because of that reason this study is an effort to understand the paradox values of American culture. Paradox culture is a way of life of the American as a logic consequence din living in the land of America (New Land). Paradox culture comes from a combination of newer and old culture values system within American's atmosphere. It is an investigation which is uses qualitative research methodology, based on an intensive literature review and the exploration of the documents. And by using qualitative approach and descriptive interpretative technique, this research was to answer the theses that actually the American are always very consistent in realizing their mission. The concept of American mission that was expressed by John Winthrop as `A City Upon AMR' clearly is a mission to makes America a superpower nation.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Husni
Abstrak :
ABSTRAK Perencanaan persediaan obat-obatan di Instalasi Gawat Darurat merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dengan menggunakan cara-cara yang tepat, tujuan dari bagian logistik obat-obatan Instalasi Gawat Darurat adalah mengadakan persediaan perbekalan Farmasi dan menjaganya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh para pemakainya dengan biaya yang seefisien mungkin. Dengan adanya perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu jumlah dan jenis persediaan perbekalan Farmasi yang ada di Instalasi Gawat Darurat, dalam hal ini khusus untuk obat-obatan dan bahan habis pakai. Persediaan obat-obatan dan bahan habis pakai dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan nilai investasi dengan memakai analisis ABC, yaitu Kelompok A dengan nilai investasi tinggi, Kelompok B dengan nilai investasi sedang dan Kelompok C dengan nilai investasi rendah. Pengelompokkan ini merupakan salah satu cara untuk mengendalikan persediaan, dengan demikian dapat diketahui jenis obat yang mana yang perlu diperhatikan oleh karena memerlukan investasi yang tinggi. Selain itu akan ditentukan pula nilai indeks kritis setiap obat, untuk tujuan membuat skala prioritas pada sistem persediaan yang akan dilakukan. Pentingnya penentuan nilai indeks kritis dari suatu jenis obat oleh karena tidak semua obat yang nilai investasinya tinggi dengan otomatis mempunyai nilai kritis yang tinggi pula, begitu pula sebaliknya. Indeks kritis ini dapat diketahui melalui pendapat dari para dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat yang memakai obat tersebut dalam rangka pelayanan terhadap pasien. Dengan adanya indeks kritis ini, terdapat pengelompokkan baru, yaitu kelompok A dengan indeks kritis tinggi, kelompok B dengan indeks kritis sedang dan kelompok C dengan indeks kritis rendah. Pengelompokkan secara analisis nilai indeks kritis ABC lebih tepat untuk Rumah Sakit dari pada menggunakan analisis ABC biasa khsususnya untuk mengendalikan obat-obatan dan bahan habis pakai di Instalasi Gawat Darurat. Dalam analisis indeks kritis ABC telah dimasukkan faktor kritis suatu obat yang berkaitan dengan pelayanan pada pasien, yang tertinggi diperuntukkan bagi upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit. Dari analisis indeks kritis ABC didapatkan hasil bahwa kelompok A yang memerlukan investasi paling tinggi (69,26% dari seluruh biaya) terdiri 21 item obat (13,12%), kelompok B menelan biaya 29,64% terdiri dari 120 item obat dan kelompok C hanya membutuhkan 1,10% biaya investasi 10,10% dari seluruh biaya. Dalam pengendalian persediaan selain menggunakan analisis ABC dan analisis indeks kritis ABC juga digunakan metode kuantitatif : EOQIROP (Reorder Point I Economic Order Quantity) untuk mengetahui berapa banyak barang dipesan dan kapan barang harus dipesan dengan pengelompokkan ini perencanaan persediaan obat selanjutnya dapat lebih tepat dan lebih efesiens, serta diharapkan dapat mengurangi peristiwa kehabisan persediaan.
ABSTRACT Controlling the Inventory of Medical Supplies in Emergency Room, RSUD Pasar Rebo, East JakartaEfficient in cost of procurement of Medical Supplies and their inventory control, is the objective of Logistic Department in Emergency Room. This study was conducted to organize the logistic more efficient. The stocks of medicines and disposable goods were classified in 3 groups, based on its investment value using ABC analysis. Group A, was the high investment value, group B was the medium investment value and group C was the low investment value. This grouping were used to determine which medical supplies needed most attention. Subsequently, the control index value of each medical supplies was also determined. This was important because not all medical supplies which were high investment value, were also have high critical index value and vice versa. The Critical Index Value were attained by asking doctors in ER, who used that medicine. Using the Critical Index Value, medical supplies were classification into group A, B, and C. Classification based on the Critical Index Value was more suitable for Hospital that using ABC analysis, especially for controlling medicines and disposable goods in ER, because Critical factor of medicines which is related to patient's service, was included in this analysis. The Study found that group A need highest investment (69,26 % from whole cost) and is consist of 21 items (13,12 %), group B cost 29,64% and is consist of 120 items, and group C only cost 1,10% of cost investment and 10,10% whole consist of 19 items. To further control the logistic of medical supplies, the economic order quantity method was used. This was necessary to obtain how many goods should be ordered and when they should be reordered.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erniati Husni
Abstrak :
ABSTRACT
This Study proves that the validity of Cobb-Douglas production function with constant return to scale and Hicks neutral technological change at manufacturing industry in Indonesia during 1985-1990, especially for two-digit ISIC 31, 32, 33. The author found that the output elasticities of capital is much more than its labor in each sub-manufacturing industries. Therefore, industries in Indonesia have been developed with capital intensive and labor saving biases in technological progress. In addition, the empirical results indicated that the Cobb-Douglas production function is decreasing return to scale.

On the other hand, the substitution elasticities for ISIC 31 is inelastic, but others are elastic. This results indirectly linked to the government policy. In the economy as a whole, the capital induce become more expensive with the government policy. Consequently, the ISIC 32, 33 will tend to labor intensive, except for ISIC 31. However, actual rate of return on capital is much more greater than its marginal product, reflecting the higher cost of expansion and development of sub-manufacturing industries in Indonesia from social welfare point of view.

Beside that, actual return to labor is lower than value of its marginal product every year during the observed period. Essentially, for the period observed, the sub-manufacturing industries in Indonesia has not benefited the labor cost comparative advantage which should be enjoyed in the labor market with excess supply of labor. Therefore, the prospect of output of the sub-manufacturing industries do not achieve a satisfactory from the Hecksher-Ohlin theory point of view. However, Indonesia should increase the output of industry in order to lower the fixed cost of production per unit through optimality the utilized capacity.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Chazali Husni
Abstrak :
ABSTRAK
Alat kontrasepsi merupakan suatu sarana yang penting dalam upaya pengendalian kelahiran baik untuk tujuan menunda dan menjarangkan kehamilan maupun mengakhiri kesuburan. Gerakan KB Nasional telah mempergunakan berbagai jenis kontrasepsi sejak dimulainya program KB di Indonesia. Banyak faktor dari calon peserta KB yang berkaitan dengan penentuan pemilihan kontrasepsi yang diinginkan baik Implant maupun non Implant.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran operasional pemakaian kontrasepsi dilapangan, khususnya pemakaian Implant dan non Implant (Pil dan Suntikan) di 3 Kecamatan tersebut diatas. Penelitian membatasi pada beberapa faktor (13 faktor) dari peserta KB yang diteliti meliputi: umur, pendidikan istri, pendidikan suami, pekerjaan istri, pekerjaan suami, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, jumlah anak yang diinginkan lagi, pengetahuan KB (tujuan KB, jenis-jenis kontrasepsi, tempat pelayanan, efek samping kontrasepsi), pendapatan/ekonomi keluarga. Terhadap faktor-faktor diatas sebagai variabel bebas dilakukan tabulasi silang terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian ini dilakukan dengan analisis persentase dan untuk melihat adanya perbedaan bermakna dengan uji Kai Kuadrat, yang secara tidak langsung menunjukkan adakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel ditentukan dengan besarnya koefisien dari (Phi, Cramer's V, dan Contingency Coeff.).

Dengan uji Kai Kuadrat didapatkan 5 (lima) variabel bebas yang memberikan perbedaan bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant. Kelima variabel bebas tersebut adalah umur istri, pendidikan istri, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, dan jumlah anak yang diinginkan lagi. Meskipun kelima variabel bebas tersebut memberikan perbedaan bermakna, keeratan hubungannya lemah (sekitar 19%). Karena lemahnya keeratan hubungan variabel yang diteliti terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant, disarankan untuk meneliti lebih lanjut terhadap faktor lain diluar faktor yang diteliti diatas.

1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Husni
Abstrak :
Pengembangan Light Emitting Diode (LED) mengarah pada power dan efisiensi yang lebih tinggi. Pada beberapa tahun terakhir, muncul pula Organic Light Emitting Diodes (OLED) yaitu LED yang terbuat dari material organik. Jika dibandingkan dengan LED, OLED memiliki beberapa kelebihan, misalnya display elektroluminansinya lebih luas, mempunyai emisi yang berwarna-warni, efisiensi luminansi yang lebih tinggi, dan molekul organik yang ada tidak terbatas jumlahnya. Ketidakstabilan mekanis material organik menyebabkan munculnya beberapa kekurangan OLED, salah satu contohnya adalah temperatur transisi glass molekul pada OLED yang rendah. Ketidakstabilan juga merupakan faktor penyebab menurunnya tingkat life time bahan. Di samping itu, mobilitas material organik yang rendah membatasi kinerja maksimum OLED. Pada riset ini dipelajari teori dasar yang diperlukan untuk membandingkan OLED dan LED. Kemudian dibuat model-model untuk OLED dan LED. Model OLED terdiri dari lapisan Hole Transport Layer (HTL) dan Electron Transport Layer (ETL). Model LED berbasis pada material Gallium Arsenide (GaAs) yang terdiri dari lapisan p dan n. Simulasi numerik yang membandingkan OLED dan LED pada diagram tingkat energi, rapat carrier, space charge, medan listrik, dan rapat arus mendemonstrasikan perbedaan pokok antara OLED dan LED. Hasil simulasi OLED dan LED yang telah didapat, kemudian dibandingkan dengan sel surya organik (OPV) dan sel surya anorganik (IPV). Dari simulasi diagram tingkat energi OLED dan LED, terlihat bahwa sambungan pn yang terbentuk pada bahan anorganik (disebut juga ?junction? = 0,2000 µm) lebih lebar daripada sambungan pn bahan organik (disebut juga ?recombination region? = 0,0002 µm). Recombination region yang sangat tipis diakibatkan oleh konsentrasi doping acceptor dan donor pada HTL dan ETL yang sangat rendah, yaitu hanya 1,40 x 105 cm-3.
The progress of Light Emitting Diodes (LEDs) lead to higher power and efficiency. Nowadays, there are a lot of LEDs made of organic material, named Organic Light Emitting Diodes (OLEDs). OLEDs has some advantages compared to LEDs, namely wider electro-luminance display, colorful emission, higher luminance efficiency, and a lot of organic molecule available. Mechanical instability of organic material makes some disadvantages appear in OLEDs, for instance: lower temperature of transition glass. Instability also causes decreasing of material lifetime. Besides that, low mobility of organic also limits the performance of OLEDs. The basic theory that is useful to compare OLEDs and LEDs was reviewed. The models of OLEDs and LEDs were made. OLEDs model consisted of HTL (Hole Transport Layer) and ETL (Electron Transport Layer). LEDs model based on Gallium Arsenide (GaAs) consisted of p and n. Numeric simulation that compared OLEDs and LEDs in the band diagram, carrier density, space charge, electric field, and current density demonstrate the differences of those two devices. Then, the simulation result was compared to organic solar cell (OPV) and inorganic solar cell (IPV). From the band diagram simulation of OLED and LED, it was concluded that pn junction width in inorganic material (called ?junction? = 0,2000 µm) is wider than organic (?recombination region? = 0,0002 µm). Thin recombination region of OLED is due to the doping concentration of acceptor and donor at HTL and ETL are very low, i.e. 1,40 x 105 cm-3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaldi Malkan Husni
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang Pelaksanaan Putusan Pengadilan dalam penerbitan duplikat sertipikat hak atas tanah berdasarkan Putusan Nomor 3136 K/Pdt/2017, sehingga diperlukan kajian terhadap masalah tersebut dengan isu hukum yang dibahas adalah akibat hukum penerbitan duplikat sertipikat hak atas tanah sebagai akibat perintah putusan pengadilan, tanggung jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah yang akta jual belinya cacat hukum dengan putusan pengadilan, dan penyelesaian pelaksanaan putusan pengadilan dalam penerbitan duplikat sertipikat hak atas tanah (studi putusan Mahkamah Agung Nomor 3136 K/Pdt/2017). Metode yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum dengan menggunakan data sekunder. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Hasil penelitian ini adalah Penerbitan sertipikat duplikat hak atas tanah sebagai akibat perintah Putusan pengadilan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Sertipikat yang seharusnya memberikan jaminan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah seakan-akan terdegradasi dengan adanya dua sertipikat hak atas tanah dengan dua subjek orang yang berbeda dan objek sertipikat yang sama. Penyelesaian yang dapat dilakukan oleh Para Penggugat atau Termohon Kasasi (pihak yang dirugikan) adalah dengan mengajukan gugatan pembatalan sertipikat ke Pengadilan Tata Usaha Negara yang kemudian dilanjutkan dengan pembatalan sertipikat. Pembatalan tersebut menyebabkan hapusnya hak atas tanah dan status tanah tersebut menjadi tanah negara yang berarti harus diajukan permohonan hak baru kepada kantor pertanahan. Oleh karena itu, diperlukan revisi peraturan khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah ......This study discusses on issuance of Duplicate Land Rights Certificate : A Case Study of Supreme Court Decision Number 3136 K/Pdt/2017, so it takes a review of the problem with the legal issues discussed are due to the legal issue of the issuance of duplicate certificates of land rights as a result of a court decision, the responsibility of the Land Deed Officials whose land sale deed legally flawed with a court decision, and the resolution for the execution of court decision on the issuance of  duplicate land rights certificate (case study of the Supreme Court's decision No. 3136 K/Pdt/2017). The method used is a normative juridical research method, namely research on legal principles using secondary data. While the data analysis method used is a qualitative method and the data collection tool used is the study of documents. The results of this study are the issuance of a duplicate land rights certificate as a result of a court decision not in accordance with statutory regulations, especially Government Regulation Number 24 of 1997 Concerning Land Registration. Certificate should provide a guarantee of legal certainty regarding land rights seems to be degraded by the existence of two certificates of land rights with two different subjects and the same object certificate. The settlement that can be carried out by the Plaintiffs or the Respondent Cassation (the injured party) is
by filing a claim for certificate revocation to the State Administrative Court which is then followed by certificate revocation. The certificate revocation results in the abolition of land rights and the status of the land becomes national land, which means that the new land rights application must be submitted to the land office. Therefore, it is necessary to revise the regulations, especially Government Regulation Number 24 of 1997 and Regulation of the Minister of Agrarian Affairs/Head of National Land Agency Number 3 of 1997 concerning Provisions for Implementing Government Regulation Number 24 of 1997 Concerning Land Registration.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>