Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Humaira
"Konsumen Inggris memiliki kesadaran tinggi bahwa konsumerisme pakaian dan perusahaan fast fashion multinasional memiliki dampak buruk kepada lingkungan maupun kesejahteraan buruh. Namun di sisi lain, konsumerisme pakaian tetap meningkat tiap waktu dan perusahaan fast fashion multinasional diduga memiliki peran besar dalam melestarikan konsumerisme pakaian ini. Kontradiksi tersebut membawa penulis kepada pertanyaan penelitian mengapa konsumerisme pakaian di Inggris kian tinggi tiap tahunnya saat masyarakatnya memiliki kesadaran tentang dampak negatif dari perilaku tersebut. Dalam mencari jawaban dari pertanyaan penelitian, penulis menggunakan paradigma pos-strukturalisme dengan konsep Libidinal Economy dan Consumer Society untuk mengetahui bagaimana konsumerisme tercipta dan langgeng di Inggris. Sementara untuk mengetahui bagaimana sistem kapitalisme global memanfaatkannya, penulis menggunakan konsep Blok Historis dari konsep Neo-Gramscian. Penelitian ini menemukan bahwa konsumerisme pakaian sudah menjadi fenomena sosioekonomi dalam masyarakat Inggris sejak abad 18. Sementara di abad 21, konsumerisme diakselerasi dengan kehadiran perusahaan fast fashion multinasional yang memiliki kapabilitas untuk menciptakan hiperrealitas konsumen Inggris melalui eksposur produk-produk mereka secara masif menggunakan teknologi informasi serta strategi pemasaran yang terintegrasi. Penelitian ini juga menemukan adanya tanggung jawab yang digantungkan oleh konsumen Inggris kepada perusahaan fast fashion multinasional untuk menyelesaikan dampak yang sudah diperbuat. Penelitian ini bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang diskursus konsumerisme dalam masyarakat yang disebabkan oleh perusahaan multinasional dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada Studi Hubungan Internasional terutama dalam konsep relasi kuasa.

have negative impacts to the environment and garment workers' welfare. Yet on the other hand, fashion consumerism continues to increase over the time while multinational fast fashion companies are presumed to have big roles in preserving this consumerism. This contradiction leads the author to the research question of why British fashion consumerism is getting higher every year while Brittons have high awareness of the negative impacts from this behavior. In seeking answers to research questions, authors applied post-structuralism paradigm of the Libidinal Economy and Consumer Society concepts to find out how consumerism was created and lasted in the UK. Meanwhile, to find out how the global capitalist system took advantage of it, the authors applied the Historical Bloc concept from the Neo-Gramscian concept. This research finds that fashion consumerism has been a socioeconomic phenomenon in British society since the 18th century. Meanwhile in the 21st century, this phenomenon accelerated by the presence of multinational fast fashion companies that had capabilities to massively indoctrinate British consumers through the exposure of their products using information technology and integrated marketing strategies. This study aims to further discuss the discourse of consumerism in society caused by multinational companies and is expected to contribute to International Relations study, especially in the concept of power relations."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Nugraha Humaira
"Program Land Reform sebagai strategi untuk mencapai keadilan dalam perolehan dan pemanfaatan tanah pertanian telah diusahakan dengan penerbitan Undang-Undang No. 56 Prp Tahun 1960 berikut pelbagai peraturan pelaksanaannya, serta dalam TAP MPR No.IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Perkebunan Inti Rakyat merupakan salah satu program penunjang Land Reform. Pola kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil dalam Pola Perkebunan Inti Rakyat negara maupun swasta tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pemerataan penguasaan dan pemanfaatan tanah (Land Reform) dengan mengadakan tindakan redistribusi kepenguasaan aset (tanah) perkebunan.
Walaupun usaha pola Perkebunan Inti Rakyat di Indonesia masih banyak menghadapi berbagai permasalahan, namun hasil nyata keberhasilan Perkebunan Inti Rakyat telah dapat dirasakan maanfaatnya dengan meningkatnya pendapatan petani dan wilayah, mampu mengubah konsentrasi peta perkebunan di Indonesia, dapat memproduktifkan lahan-lahan tanah marginal dan tidak produktif, serta yang lebih penting lagi yaitu dapat memunculkan satu sikap Baru di kalangan para pengelola Perkebunan Besar untuk tidak semata mengejar keuntungan tetapi juga berperan dalam pengembangan kesejahteraan petani kecil.
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam Pola Perkebunan Inti Rakyat yaitu proses pengalihan atau konversi kepemilikan kebun dari perusahaan inti kepada petani plasma, yang merupakan implementasi dari Land Reform. Proses pengalihan atau konversi kepemilikan kebun tersebut harus melalui berbagai tahap yang harus dilakukan baik oleh perusahaan inti maupun instansi-instansi terkait sesuai aturan pemerintah yang berlaku. Program ini, jelas tidak hanya menjadi amanah bagi aparat negara tetapi perlu didukung penuh oleh segenap aspek masyarakat dalam implementasinya. Diharapkan, redistribusi asset tanah/perkebunan dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan dalam rangka mewujudkan tercapainya masyarakat yang adil dan makmur, melalui konsep kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil seperti dalam pola Perkebunan Inti Rakyat."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T14444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Humaira
"ABSTRAK
Operator tambang batubara merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator tambang batubara dengan menggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja dengan covariat faktor individu (usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan irama sirkadian) dan faktor pekerjaan &lingkungan kerja (waktu istirahat, waktu kerja, dan masa kerja). Desain penelitian ini merupakan penelitian eksploratori dengan metode deskriptif melalui tinjauan literatur sistematis terhadap literatur yang sesuai dengan kriteria penilaian. Tinjauan literatur sistematis ini dilakukan dengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintetis, dan intrepetasi data yang diperoleh dari 11 literatur terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara.

ABSTRACT
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. This study aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators through a systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration, and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, and circadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours, and work period). This research is an exploratory study with a descriptive method through a systematic literature review of the literature in according to the research criteria. This systematic literature review is conducted through the identification, extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. The resukt showed that there was an influence between shift work, work duration, and workload on fatigue in coal mining operators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layyina Humaira
"Perawat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses pemulihan pasien. Memperhatikan dan meningkatkan kepuasan kerja sangat penting demi meningkatkan kualitas perawat. Salah satu hal yang dapat menghambat kepuasan adalah timbulnya konflik. Oleh karena itu setiap individu perlu untuk menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan konflik yang dihadapinya. Ada lima macam gaya penyelesaian konflik yang dapat digunakan oleh individu, yaitu kompetisi, kolaborasi, kompromi, menghindar, dan akomodasi.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti adanya hubungan antara gaya penyelesaian konflik dan kepuasan kerja pada perawat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan desain non-experimental dan tipe field study. Partisipan penelitian ini berjumlah 87 perawat yang bekerja di dalam sebuah rumah sakit. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan Minnesota Staisfaction Questionnare, sedangkan gaya penyelesaian konflik dengan menggunakan Thomas-Kilmann MODE Instrument yang telah diubah menjadi bentuk skala.
Hasil yang di dapat dari perhitungan One Way Anova adalah bahwa gaya penyelesaian konflik tidak berhubungan dengan kepuasan kerja. Sementara itu gaya penyelesaian konflik yang paling banyak dipilih oleh partisipan adalah gaya kolaborasi.

Nurses are unseparated part of the entire patient?s recovery process. To increase the quality of nurses, it is important to pay attention to job satisfaction among them. Conflict can become a block of job satisfaction. That?s why it is important for individual to use the right strategy to solve the conflict. There are five conflict resolution styles that can be used by individual; competition, collaboration, compromise, avoidance, and accommodation.
The aim of this study is to seek the correlation between conflict resolution style and job satisfaction of nurses. This research is using quantitative method, nonexperimental design, and field study. The participants of this research were 87 nurses whose work in a hospital. Job satisfaction was measured by Minnesota Satisfaction Questionnaire, meanwhile conflict resolution style was measured by Thomas-Kilmann MODE Instrument which had been change in to scale.
By using One Way Anova, the result show that conflict resolution style was not correlated with job satisfaction. In the meantime, the conflict resolution style which has been most chosen by participant is collaboration style.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
303.69 HUM h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Humaira
"ABSTRACT
Pada praktiknya, perjanjian perkawinan mengatur mengenai harta dalam perkawinan, yakni mengenai pemisahan harta. Persyaratan perjanjian perkawinan diatur dalam Pasal 29 UU No. 1 Tahun 1974, yakni perjanjian perkawinan harus didaftarkan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau Kantor Urusan Agama. Namun pada kenyataannya, masih banyak para pihak suami isteri yang membuat perjanjian perkawinan tetapi tidak didaftarkan. Hal ini mengakibatkan perjanjian perkawinan tersebut hanya berlaku bagi kedua belah pihak yang membuat perjanjian, tidak berlaku bagi pihak ketiga. Penulis tertarik meneliti masalah perjanjian perkawinan yang tidak didaftarkan ini apabila harta dalam perkawinan dipindahtangankan secara sepihak (oleh salah satu pihak suami atau isteri saja) kepada pihak ketiga melalui jual beli. Untuk mencari solusi dari masalah ini penulis melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif, perundang-undangan, dan analitis. Karya ilmiah ini menggunakan kajian ilmu hukum normatif dan tipe berdasarkan sifatnya merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum terhadap perjanjian perkawinan yang tidak didaftarkan ialah tidak berlakunya atau mengikatnya perjanjian perkawinan tersebut terhadap pihak ketiga, sehingga harta yang diperjualbelikan bagi pihak ketiga masih merupakan harta bersama. Oleh karena itu, maka dalam proses jual beli harta bersama tersebut pihak ketiga harus mendapat persetujuan kedua belah pihak suami isteri. Apabila dilakukan dengan tanpa persetujuan salah satu pihak suami isteri, maka pihak tersebut dapat mengajukan pembatalan jual beli harta bersama tersebut. Mengenai perlindungan terhadap pihak ketiga, perlindungan hanya dapat dilakukan apabila pihak ketiga beritikad baik pada saat proses jual beli harta bersama tersebut.

ABSTRACT
In practice, marriage agreements usually regulate property in marriage, namely regarding the separation of assets. The requirements of the marriage agreement are regulated in Article 29 of Law No. 1 of 1974, as the marriage agreement must be registered with the Department of Population and Civil Registration or the Office of Religious Affairs. But in the reality, there are still many spouses that make marriage agreements but not registered. That caused the marriage agreements are only valid for both parties who making the agreement, but not for third parties. The author is interested in examining the issue of marriage agreements that are not registered if the assets in marriage are unilaterally transferred (by one of the husband or wife) to a third party through buying and selling. To find a solution to this problem, the author conducted there search with a qualitative, legislatif, and analytical approach. This scientific work uses the study of legal science and type based on its nature which is descriptive research. The results of the study indicate that the legal consequences of the marriage agreement that is not registered are the non-valid or attachement of the marriage agreement to a third party, so that the traded asset by the third party is still considered as a joint asset. Therefore, in the process of buying and selling shared assets, the third party must obtain the approval of both husband and wife parties. If it is carried out without the consent of one of the husband and wife parties, then the party may submit a cancellation of the sale of the joint assets. Regarding the protection of third parties, protection can only be done if the third party has good intentions during the process of  buying and selling of the joint assets."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Humaira
"Ibu umumnya berperan sebagai caregiver ketika memiliki balita dengan masalah stunting. Pengalaman ini dapat menimbulkan kecemasan pada ibu yang kemungkinan dipengaruhi oleh efikasi dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 64 ibu sebagai caregiver balita stunting yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Hasil penelitian sebagian besar menunjukkan ibu memiliki efikasi diri tinggi dan kecemasan normal. Analisis data bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting (p = 0,348). Penelitian selanjutnya dapat menganalis faktor-faktor lainnya yang mungkin berkontribusi terhadap kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Dari hasil penelitian ini, peningkatan dukungan dan pengetahuan ibu, keluarga, dan masyarakat terkait stunting direkomendasikan.

Mothers generally act as caregivers when they have toddler with stunting problems. This experience can cause anxiety in the mother which may be influenced by her self-efficacy. The aim of this research is to identify the relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler. This study used a cross-sectional approach involving 64 mothers as caregivers of stunting toddler who were obtained through a consecutive sampling method. The research results mostly show that mothers have high self-efficacy and normal anxiety. Bivariate data analysis using the chi square test showed that there was no significant relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler (p = 0,348). Further research can analyze other factors that might contribute to mothers’ anxiety as caregivers of stunting toddler. From the result of this research, increasing support and knowledge of mothers, families, and communities regarding stunting is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layyina Humaira
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara persepsi perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bawahan pada karyawan cabang Y PT. X. PT. X merupakan perusahaan penyedia jasa layanan perbankan yang sedang berkembang. Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara, diketahui bahwa motivasi kerja bawahan pada karyawan cabang Y PT. X masih perlu ditingkatkan. Persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan atasan diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, peneliti melakukan perhitungan statistik melalui uji korelasi antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja bawahan.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja bawahan. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan atasan yaitu berupa pelatihan kepemimpinan transformasional bagi penyelia. Hasil perhitungan uji signifikansi menunjukkan adanya perbedaan pre-test dan post-test pada materi intervensi. Maka bentuk intervensi pelatihan kepemimpinan transformasional diharapkan dapat meningkatkan persepsi perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bawahan pada cabang Y PT. X.

This study was conducted to find out relationship between perceived leadership behavior and subordinate work motivation among employees in branch Y PT X. PT. X is a growth company which provide banking services. Based on initial data that were obtained from interviews, the researcher found that subordinate work motivation still need to improve. Employee's perceived of leadership behavior are assumed to affect work motivation. To know whether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through correlation test between perceived leadership behavior and subordinate work motivation.
The results showed that there is a significant and positive correlation between perceived leadership behavior and subordinate work motivation. Therefore, the intervention in this study was designed to increase employee's perceived of leadership behavior that was transformational leadership training for supervisor. The result of test calculation shows that there is a significantly differences between pre-test and post-test on intervention knowledge. Accordingly, transformational leadership training is expected to improve perceived leadership behavior and subordinate work motivation among employees in branch Y PT. X.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Audra Humaira
"Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, manajemen penanggulangan kebakaran dan program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana tersebut merupakan bagian dari sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang harus terdapat pada gedung bertingkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2012terhadap standar.
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dengan standar yaitu Permen PU No.20 tahun 2009, Permen PU No.26 tahun 2008, Kepmen PU No.10 tahun 2000, SNI 03-3985-2000, NFPA 10,13,14,25,72, dan 101.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 elemen sistem proteksi kebakaran, 7 elemen sarana penyelamatan jiwa, 16 elemen manajemen penanggulangan kebakaran dan 3 elemen program pemeliharan dan pemeriksaan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran tidak sesuai dengan standar.

Fire protection system, means of rescue, fire fighting management, and inspection and maintanance program of that means is part of means of prevention and control of fire. The purpose of this research is to know the compliance of of prevention and control of fire at Mina Bahari III Building Minstry of Marine Affairs and Fisheries in 2012 to standard.
Design of this research is observational with cross sectional approach. Analysis conducted is comparison analysis with standard Permen PU No.20 tahun 2009, Permen PU No.26 tahun 2008, Kepmen PU No.10 tahun 2000, SNI 03-3985-2000, NFPA 10,13,14,25,72, and 101.
The result of this research showed that 19 element of fire protection system, 7 element of means of rescue, 16 element of fire fighting managementand 3 element of inspection and maintanance programdoes not according to the standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Humaira
"Dengan permasalahan yang kompleks pada sistem pengelolaan sampah di DKI Jakarta, dibutuhkan sebuah pendekatan yang komprehensif terhadap sistem tersebut. Salah satu pendekatan itu adalah pendekatan makroergonomi, dimana salah satu metode yang dapat digunakan adalah Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). Melalui tahapan MEAD, diketahui varian kunci dari sistem ini adalah kesalahan pembuangan sampah pada tempatnya oleh warga DKI Jakarta. Salah satu solusi technical support yang dapat diterapkan adalah perbaikan tempat sampah pilah. Proses perbaikan ini menerapkan New Product Development Processes (NPD Processes). Pengembangan baru dari tempat sampah ini memiliki beberapa fitur, seperti tanda warna, lambang pemilahan, pembedaan lubang, penutup kontainer, pengait kantung sampah, fungsi ayun, dan media informasi.

With the complex problems in the waste management system in Jakarta, it takes a comprehensive approach to the system. One of the approaches that could be used is the macro-ergonomics approach, where one of the methods is Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). Through stages of MEAD, known key variants of this system is human error to dispose the waste into the proper bin. One solution that can be applied to technical support is improved recycle bins. New Product Development Processes (NPD Processes) is implemented to develop the recycle bin. The new recycle bin development has some features, such as colour coding, signs of waste segregation, differentiation of holes, container?s lids, trash bag?s hooks, swing feature of the bin, and information media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Humaira
"Pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang besar dan berkepanjangan pada berbagai aspek, termasuk pada aspek akademis, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara depresi dan conscientiousness dengan prestasi akademis mahasiswa. Partisipan penelitian berjumlah 146 mahasiswa Universitas Indonesia dalam rentang usia 19-24 tahun yang berasal dari angkatan 2020-2022. Alat ukur yang digunakan adalah Hopkins Symptom Check List-25 untuk depresi dan Mini IPIP untuk conscientiousness. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa depresi dan conscientiousness tidak berkorelasi dengan prestasi akademis. Penelitian ini mengusulkan adanya peran yang lebih signifikan pada faktor lain yang dapat memengaruhi prestasi akademis mahasiswa.

COVID-19 pandemic has brought a long-lasting impact in a lot of aspects, including college student’s academic aspect. This research aims to see the correlation of depression and conscientiousness to student’s academic achievement. A total of 146 participants were gathered, with age ranging from 19-24 years old and were Universitas Indonesia students from the year 2020-2022. Hopkins Symptom Check List-25 was used to measure depression and Mini-IPIP was used to measure conscientiousness. Results showed that depression and conscientiousness did not have a significant correlation to academic achievement. This research suggests that other factors might have a greater significance in academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>