Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Purwanto
Jakarta: Universitas Indonesia, 2000
M.94 Pur p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hari Purwanto
"
ABSTRAK
Pada skripsi ini dibahas perancangan perangkat lunak Burst Processor Unit dengan menggunakan debugger AVSIM 51. Debugger AVSIM51 berfungsi sebagai perangkat lunak pensimulasi mikrokontroler versi MCS51, salah satunya adalah mikrokontroler 8031. Pengujian perangkat lunak fidak perlu menggunakan perangkat keras karena metode yang praktis dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak simulasi ini.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Assembler versi MCS51 yang merupakan bahasa tingkat rendah yang harus dapat dimengerti oleh mesin. Burst Processor Unit melayani pelanggan yang ingin mengadakan hubungan telekomunikesi dengan pelanggan lain dengan mengolah sinyal kontrol yang diterima dan dikirim oleh modul ini.
"
1997
S39428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Purwanto
"Ilmu tentang risiko manajemen perbankan yang ditetapkan oleh Bank for International Settlements (BIS) merupakan ilmu yang selama ini belum sepenuhnya diterapkan oleh perbankan Indonesia. Hal ini terbukti dari penelitian yang penulis lalcukan baik' kepada Undang-undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan maupun Peraturan Bank Indonesia (PBI) sebagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Perbankan. Keadaan ini membuat perbankan Indonesia mengalami kegoncangan tatkala terjadi krisis moneter pada pertengahan tahun 1997. Bankbank mengalami spread negatif sehingga harus dilikuidasi dan sebagian lagi berada dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Belajar dari pengalaman pahit tersebut, maka mulailah Bank Indonesia (BI) melakukan langkah-langkah pengamanan guna mengendalikan krisis agar tidak berkepanjangan. Akhirnya masuklah International Monetary Funds (IMF) dengan berbagai program restrukturisasi perbankan yang ternyata belum cukup ampuh untuk meredam gejolak, hingga akhirnya menimbulkan pesimisme tersendiri terhadap program program IMF termasuk program rekapitalisasi perbankan. Masalah kemandirian Bank Indonesia terus digodog, meskipun ada beberapa halangan yang berupaya mempolitisasi melalui amandemen Undang-undang Bank Indonesia (UTJBI). Akankah risiko manajemen perbankan ini menjadi titik tolak bagi upaya restrukturisasi perbankan nasional, semuanya terpulang kepada Bank Indonesia sebagai bank sentral yang tentunya harus didukung oleh kemauan politik dari elit politik Indonesia yang terus menerus berseteru. Risiko Manajemen Perbankan menyoroti sistem manajemen yang diterapkan oleh perbankan Indonesia yang selama ini masih belum optimal pelaksanaanya. Titik berat perbankan Indonesia selama ini banyak tercurah kepada risiko kredit, dimana risiko ini adalah risiko tertua dan merupakan risiko terberat disusul risiko likuiditas.
Dalam penelitian ini penulis juga memberikan risiko manajemen perbankan menurut versi penulis yakni risiko hukum, risiko penyelewengan dan fiducia. Pengabaian terhadap risiko manajemen perbankan akan berdampak kepada perekonomian nasional secara keseluruhan, sebab fungsi intermediasi bank akan terganggu, banyak terjadi kredit macet serta kemerosotan tingkat likuiditas perbankan. Dengan demikian adalah wajar jika perbankan Indonesia mengalami keterpurukan tatkala risiko manajemen perbankan ini diabaikan oleh kalangan perbankan. Salah satu kunci rusaknya sistem perbankan Indonesia adalah kurangnya kemandirian Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Kemandirian ini sangat diperlukan guna menghindari intervensi pemerintah ataupun pihak lainnya terhadap kebijakan perbankan. Selama ini Bank Indonesia selalu diintervensi menjelang pemilu yakni kebijakan pemberian kredit lunak kepada masyarakat untuk menarik simpati, setelah menang pemilu maka suku bunga kredit naik lagi. Demikian juga dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang nilainya ratusan trilyun rupiah juga tidak terlepas dari intervensi pemerintah kepada Bank Sentral. Ilmu tentang risiko manajemen perbankan ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran kepada kalangan perbankan Indonesia untuk lebih arif dan bijak dalam mengoperasikan bank serta lebih profesional dalam bekerja. Selain itu diharapkan pula agar kode etik bagi para bankir Indonesia benar-benar dipegang teguh dan dilaksanakan dalam kehidupan operasional perbankan Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T36512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hari Purwanto
"Mimpi merupakan bahasa simbolik dari ketidaksadaran manusia. Dalam proses individuasi, mimpi merepresentasikan motif-motif yng merupakan manifestasi dari arketipe. Representasi inilah yang mengkonfrontasikan ego dengan arketipenya tersebut. Film Inception menggambarkan konfrontasi ini dalam relasi antara tokoh protagonis dan antagonisnya. Dengan konfrontasi ini, ego menyadari dirinya pada konsep Diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psikologi Analitis Carl Gustav Jung.

Dream is the symbolic language of human’s unconsciousness. In the individuation, dream represents motives that are manifestation from archetype. This representation confronts ego with archetypes. The film Inception shows this confrontation in a relation between the protagonist and antagonist character. By this confrontation, the ego realizes itself with the concept of The Self. The method used in this research is Carl Gustav Jung’s Analytical Psychology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Purwanto
"ABSTRAK
Teknologi wearable application menjadi salah satu bagian penting dalam
pengembangan Body-Centric Wireless Communication System (BWCS),
diantaranya adalah implementasi wearable antenna. Banyak penelitian tentang
wearable antenna untuk mendukung wearable application, yang bertujuan untuk
mendapatkan karakteristik terbaik, mudah implementasi, safety, dan sesuai
dengan tujuan dan kebutuhan medis, tetapi sebagian besar dari mereka masih
terbatas pada antena yang bersifat elektris. Ada juga beberapa penelitian antena
tipe magnetik dengan frekuensi single maupun dualband (ganda) dan masih
memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut pada frekuensi multiband.
Pada penelitian disini, wearable antenna yang dibuat adalah untuk aplikasi
biomedis khususnya untuk pemantauan pasien secara nirkabel dengan
karakteristik magnetik yang bekerja pada frekuensi multiband 0,924 GHz (RFID),
2,45 GHz (WLAN) dan 5,8 GHz (WLAN), berbahan substrat tekstil dan patch
tembaga dengan karakteristik magnitudo koefisien refleksi (S11) < -10 dB (VSWR
< 2) dan gain sesuai kebutuhan komunikasi (link budget). Untuk mengetahui
pengaruh tubuh terhadap kinerja antena, simulasi dan pengukuran menggunakan
phantom sebagai model tubuh manusia
Simulasi dilakukan dengan menggunakan software CST Microwave
Studio, desain dibuat pada kondisi free space dan dengan phantom. Hasil
simulasi free space menunjukkan bahwa frekuensi resonansi multiband berada
pada band frekuensi 0,924 GHz, 2,45 GHz dan 5,8 GHz, antena mempunyai
karakteristik magnetik, dengan nilai magnitudo koefisien refleksi (S11) adalah -
18,07 dB pada frekuensi 0,924 GHz, -27,69 dB pada frekuensi 2,45 GHz dan 18,63 dB pada frekuensi 5,8 GHz. Bandwidth yang dihasilkan sebesar 28,7 MHz
untuk frekuensi 0,924 GHz, 39 MHz untuk frekuensi 2,45 GHz serta 259 MHz
untuk frekuensi 5,8 GHz. Sementara gain yang diperoleh adalah -24,86 dB pada
frekuensi 0,924 GHz, -8,75 dB pada frekuensi 2,45 GHz dan 7,27 dB pada
frekuensi 5,8 GHz. Hasil simulasi dengan phantom secara umum tidak mengalami
perubahan nilai parameter antena secara signifikan. Nilai SAR dari hasil simulasi
pada jarak 0 sampai dengan 20 mm dari phantom (dekat tubuh) masih berada
dibawah standar yang dipersyaratkan yaitu 2 W/kg untuk setiap 10 g jaringan
tubuh (European Union : IEC 62209-1).
Dari hasil pengukuran pada free space diperoleh S11 sebesar -20,49 dB
pada frekuensi 0,924 GHz, -33,63 dB pada frekuensi 2,45 GHz dan -14,52 dB
pada frekuensi 5,8 GHz, dengan bandwidth pada masing-masing frekuensi kerja
secara berurutan adalah 125 MHz, 60 MHz dan 454 MHz, sedangkan gain yang
dihasilkan masing-masing -23,37 dBi, -6,7 dBi dan 7,92 dBi serta antena
mempunyai karakteristik magnetik. Sementara pada kondisi phantom S11
diperoleh hasil pengukuran sebesar -21,02 dB pada frekuensi 0,924 GHz, -26,50
dB pada frekuensi 2,45 GHz dan -17,79 dB pada frekuensi 5,8 GHz, dengan
bandwidth pada masing-masing frekuensi kerja adalah 120 MHz, 56 MHz dan
450 MHz, dan gain yang dihasilkan masing-masing sebesar -22,91 dBi, -6,96 dBi
dan 7,76 dBi.
Secara umum, dari hasil simulasi desain antena telah diperoleh
karakteristik dan parameter antena seperti yang diinginkan.

ABSTRACT
Wearable technology application has become one of the important part in
the development of Body-centric Wireless Communications System (BWCS), one
of the application of its is the wearable antenna. There have been studies on the
wearable antenna for medical purposes, safety purposes, etc, but most of them are
still focused to an antenna that is electrically, while the magnetic antenna has not
been explored in many studies. There are also some studies of magnetic type
antennas with single and dualband frequency and still allow for further
development on multiband frequency.
This research, wearable antenna is made for biomedical applications,
especially for wireless patient monitoring with magnetic characteristics that
works on multiband frequency of 0.924 GHz (RFID), 2.45 GHz (WLAN) and 5.8
GHz (WLAN), made from the substrate textiles and copper patch with a
characteristic magnitudo reflection coefficient (S11) < -10 dB (VSWR < 2) and
gain as needed communication (link budget calculation). To determine the effect
of the body on the performance of the antenna, then the simulation and
measurements will use phantom as a model of the human body.
CST Microwave Studio software was utilized, the design of antenna is
made with free space and the phantom condition. Results from the simulation
show that the design without phantom multiband resonant frequency at a
frequency of 0.924 GHz, 2.45 GHz and 5.80 GHz, antenna has the magnetic
characteristics, the magnitude of the reflection coefficient value (S11) each at the desired operating frequency is -18,07 dB at a frequency of 0.924 GHz, at a
frequency of 2.45 GHz is -27,69 dB and -18,63 dB at a frequency of 5.8 GHz.
Bandwidth is generated at frequency of 0.924 GHz is 28,7 MHz, at frequency of
2.45 GHz is 39 MHz, and at frequency of 5.8 GHz is 259 MHz. While the resulting
gain is -24.86 dB at a frequency of 0.924 GHz, -8,33 dB at a frequency of 2.45
GHz and 7.27 dB at a frequency of 5.8 GHz. The simulation results are done with
phantom generally does not change the value of the antenna parameters
significantly. SAR values from the simulation results at a distance of 0 to 20 mm
from the phantom (near the body) remain below the required standard is 2 W / kg
for each 10 g of body tissue (European Union : IEC 62209-1).
From the measurement results in the free space condition are obtained
value of S11 is -20.49 dB at a frequency of 0.924 GHz, -33.63 dB at a frequency of
2.45 GHz and -14.52 dB at a frequency of 5.8 GHz, with bandwidth at each
operating frequency in a sequence is 125 MHz, 60 MHz and 454 MHz, and the
resulting gain in a sequence is -23.37 dBi, 6.7 dBi and 7.92 dBi. While the
measurement result of S11 in the phantom condition is obtained -21.02 dB at a
frequency of 0.924 GHz, -26.50 dB at a frequency of 2.45 GHz and -17.79 dB at a
frequency of 5.8 GHz, the bandwidth at each operating frequency is 120 MHz, 56
MHz and 450 MHz, and the gain generated respectively is -22.91 dBi, -6.96 dBi
and 7.76 dBi.
In general, from the simulation and measurement results have been
obtained characteristics and parameters of the antenna as desired."
2016
T45978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library