Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suliarto Gunawan Halim
Abstrak :
Infertilitas yang disebabkan oleh masalah imunologis mempunyai peranan yang belum dipahami dengan baik. Sperma sebagai Salah satu komponen reproduksi mempunyai peranan penting dalam mencetuskan timbulnya ASA yang turut menyebabkan infertilitas. Kenaikkan titer ASA diduga mempengaruhi kemampuan reproduksi.

Keanekaragaman protein pada sperma mempunyai potensi sebagai imunogen yang akan menirnbulkan respon imun yang terukur sebagai titer ASA. Titer ASA yang diukur dengan metode ELISA dengan hasil kuantitatif dibandingkan pada kelompok yang terpajan oleh satu sumber sperma dengan kelompok yang terpajan oleh beberapa sumber sperma.

Hasil pemeriksaan titer ASA dengan metode ELISA menunjukkan adanya kenaikan titer ASA yang lcbih tinggi secara bermakna pada kelompok wanita yang terpajan oleh sperma multi sumber dibandingkan dengan satu sumber. Hal ini menunjukkan adanya respons imun yang lebih kuat pada kelompok pajanan oleh beberapa sumber sperma dibandingkan dengan kelompok pajanan oleh satu sumber sperma.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Halim
Abstrak :
Latar belakang Dispepsia fungsional merupakan kumpulan gejala GIT dengan berbagai faktor penyebab. Depresi merupakan salah satu faktor yang berperan panting pada penderita dispepsia fungsional. Depresi sering dijumpai pada penderita dispepsia fungsional dalam menghadapi kehidupannya dan sering terabaikan dalam penatalaksanaannya. Anggota TNI AD merupakan populasi pilihan dan diharapkan mempunyai ketahanan mental dan frsik yang lebih baik. Dalam menghadapi tugas dan kehidupannya, bagaimana peranan depresi pada anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional Metodologi Sampel didapatkan secara konsekutif sebanyak 95 anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional di RSPAD Gatot Soebroto, periode Oktober 2005 sampai Juli 2006 dan dilakukan wawancara terstruktur dengan instrumen SLID I untuk diagnosis gangguan depresi berdasarkan DSM IV. Hasil Prevalensi depresi pada anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional adalah sebesar 54,7 %. Faktor-faktor seperti umur (diatas 40 tahun), pangkat (Perwira), tempat tugas (di Staf, di daerah operasi militer, waktu tugas di daerah operasi militer), tempat tinggal (rumah sendiri) dan pemikahan menunjukkan kecenderungan mengalami depresi. Simpulan Kejadian depresi pada anggota TNI AD yang menderita dispepsia fungsional tidak jauh berbeda dengan populasi umum.
Background Functional dyspepsia is a syndrome of GIT symptoms with multifactor etiologies. Depression is one of the important factors that influence on functional dyspepsia patient Depression is often found on functional Dyspepsia patient in facing their life event and is often ignored in the treatment. The Indonesian army forces were selected population and are expected to have better mental and physical endurance. In facing the military duty and life event, how is the relation of depression in the army patient with functional dyspepsia. Method 95 Samples were obtained consecutively from the army patient with functional dyspepsia in RSPAD Gatot Soebroto between October 2005 and July 2006 by using structured interview with SCID-1 instrument for the diagnosis of depression disorders according to DSM IV Result The prevalence of depression of Indonesian army with functional dyspepsia was 54.7%. Factor such as age (above 40 years), official rank, staff assignment, military operation and point of military operation time, living in own residence and the marriage are shown to have depression tendency. Conclusion The prevalence of depression of Indonesian army with functional dyspepsia was found to be almost equally comparable with general population.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Gunawan Halim
Abstrak :
Pendekatan integrasi antara terapi paliatif dan perawatan penyakit kronik dan atau mengancam jiwa telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini, masih banyak yang beranggapan bahwa terapi paliatif hanya ditujukan untuk pasien dengan penyakit berat yang sudah berada di stadium terminal atau akhir hidupnya, namun pada kenyataannya banyak pasien mendapatkan manfaat dari terapi paliatif sedini mungkin. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol yang bertujuan untuk mengetahui manfaat integrasi terapi paliatif pada pasien anak dengan penyakit keganasan. Pasien terdiri dari anak  dengan penyakit keganasan usia 2-18 tahun yang dikonsulkan kepada tim paliatif. Pasien dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yakni kelompok kontrol (30 anak) dan kelompok intervensi (30 anak). Intervensi berupa kunjungan rumah, komunikasi dua arah antara tenaga terlatih dengan pasien dan orang tua, dibagi menjadi 6 sesi (1 sesi setiap 2 minggu) yang berfokus pada edukasi penyelesaian masalah, manajemen gejala, perawatan diri sendiri, komunikasi, pembuatan keputusan dan pendampingan rencana perawatan lanjutan. Pasien diikuti dan dilakukan penilaian kualitas hidup dengan kuesioner Pediatric Quality of  Life Innitiative (PedsQLTM) modul kanker 3.0, intensitas gejala dinilai dengan Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS), frekuensi kunjungan unit gawat darurat (UGD) pasien anak dengan penyakit keganasan dicatat selama periode penelitian dan dibandingkan dengan sebelum penelitian. Kelompok intervensi memiliki kualitas hidup lebih tinggi bermakna (81,63) dibandingkan kelompok kontrol (62,39), p<0,001. Ranah kualitas hidup yang paling meningkat secara signifikan adalah ranah nyeri, mual, kecemasan prosedur, kecemasan tata laksana, dan khawatir. Intervensi paliatif dapat menurunkan intensitas gangguan tidur (p=0,003) dan anoreksia pada pasien (p<0,001). Intervensi paliatif dapat menurunkan kunjungan UGD sebanyak 4,77 kali pada pasien anak dengan penyakit keganasan (OR 4,77, 95% IK 1,29-17,65; p=0,018). ......In these last few years, an integrated approach between palliative care and chronic and/or life-threatening conditions care have been widely used. Many people think that palliative care is only intended for those with end stage of disease or in the end of life period. In fact, many patients had benefit from early palliative integration. This study is aimed to know the role of palliative intervention in child with malignancy. A randomized controlled trial comparing patients who were given palliative care (a 3-month home visit) and those who were not (intervention vs control group) was conducted, each group containing 30 patients. Patients consisted of children with cancer aged 2-18 years old who were consulted to palliative team. A two-way communication between a trained health worker and patients with or without their parents were conducted as the intervention (report by proxy or self-report). Interventions were given in 6 sessions (1 session every 2 weeks) focusing on problems solving education, symptoms management, self-care, communication, decision making, and long-term care plan assistance. In the first and twelfth week of the intervention, all patients were assessed with the Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM) questionnaire cancer module 3.0. Symptomps intensity were assessed by Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS). Emergency room admissions from the last 3 months were noted before patients were enrolled in the study. During the follow up period, ER admissions were recorded further. Data was analyzed using bivariate analysis, OR calculations were performed to see the effect of interventions on outcomes in this study. A significant difference of quality of life was found between the two groups with average total score in control group 62.39 and intervention group 81.63 (p<0.001). Most significant increased domains were pain, nausea, procedural anxiety, treatment anxiety, and worry. Intensity of sleep disturbance (p=0.003) and anorexia (p<0.001) were decreased significantly in intervention group. Emergency room admissions were reduced by 4.7 times in intervention group (OR 4.77, 95% CI 1.29-17.65; p=0.018).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library