Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghaathy Najuda
Abstrak :
Fibrosis merupakan penyakit yang belum banyak diketahui namun perkembangan penyakit ini cukup mengkhawatirkan. Pengobatan untuk fibrosis kolon akan lebih efektif jika obat dilepaskan langsung ke tempat peradangan. Tetrandrine memiliki efek antifibrosis. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan tetrandrine ke dalam beads kalsium-alginat tersalut Eudragit L100-55 atau L100 sebagai sediaan kolon tertarget. Tetrandrine diformulasikan ke dalam natrium alginat karena memiliki daya mengembang yang baik pada pH kolon dan dapat membentuk sambung silang dengan CaCl2. Pembuatan beads dilakukan dengan metode gelasi ionik. Formula dengan rasio natrium alginat dan CaCl2 2:3 (formula 2) menghasilkan efisiensi penjerapan yang paling optimal sebesar 82,460 ± 2,728%. Setelah penyalutan, formula dengan Eudragit L100 10% (formula c) merupakan formula terbaik karena dapat menahan pelepasan tetrandrine dalam HCl 0,1 N pH 1,2 (2 jam) dan dapar fosfat pH 7,4 (3 jam) dan menghasilkan pelepasan kumulatif dalam dapar fosfat pH 6,8 (3 jam) yang paling optimal, berturut-turut 0,561 ± 0,126%, 8,712 ± 0,119%, dan 28,469 ± 0,214%. Pada uji pentargetan obat, rata-rata jarak tempuh beads tersalut Eudragit L100 10% (formula c) 66,667 ± 1,528 cm dan beads kontrol 62 ± 2,646 cm, dihitung terhadap antrum. ...... Fibrosis is rare disease but the development is quite alarming. Treatment for colonic fibrosis will be more effective if the drug is released directly to the area of inflamation. Tetrandrine has antifibrotic effect. This aim of research was to formulate tetrandrine into Ca-alginate beads coated Eudragit L100-55 or Eudragit L100 as colon targeted dosage form. Tetrandrine was formulated into Na-alginate because it has good swelling ability at colonic pH and can crosslink to CaCl2. Beads was prepared by ionic gelation method. Ratio between Na-alginate and CaCl2 2:3 (formula 2) showed the most optimal in efficiency of entrapment about 82.460 ± 2.728%. After coating process, formula with Eudragit L100 10% (formula c) was the best formula because it could resist the release of tetrandrine in HCl 0.1 N pH 1.2 (2 hours), phosphate buffer pH 7.4 (3 hours), and showed the most optimal in the release of cumulative in phosphate buffer pH 6.8 (3 hours), respectively 0.561 ± 0.126%, 8.712 ± 0.119%, and 28.469 ± 0.214%. On targeting test, the mean distance that beads propagated was 66.667 ± 1.528 cm for beads coated Eudragit L100 10% (formula c) and 62 ± 2.646 cm for control, calculated from antrum.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaathy Najuda
Abstrak :
Industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri harus selalu memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk menjamin bahwa obat yang dihasilkannya bermutu, aman, dan efektif. Kualitas obat yang ditawarkan industri kepada pelanggan haruslah kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau dan pelayanan yang baik. Di sisi lain industri memerlukan laba untuk dapat melanjutkan aktivitas bisnis perusahaannya dan bertahan di dalam persaingan. Hal tersebut dapat diperoleh dengan melakukan perbaikan berkelanjutan continuous improvement yang memanfaatkan tools Operational Excellence. Pemanfaatan tools Operational Excellence dipilih sebagai topik tugas khusus. Tugas khusus dilakukan terhadap produk yang paling diminati di pasaran yaitu Tablet Flu Berlapis dan Tablet Multivitamin Salut Gula. ...... Pharmaceutical industries is a business entity that has permission to perform activities of producing medicines or medicinal materials. The industry has to fulfill the requirements of Good Manufacturing Practice to ensure that the medicines they produce are high quality, safety, and effective. The quality of medicines that industry offers to customers must be good quality with affordable price and good services. On the other hand, industry needs profits to continue its business activities and survive in the competition. This can be achieved by continuous improvement using Operational Excellence tools. The implementation of Operational Excellence tools was chosen as the topic of specific task. Specific task was performed to the products that highly market demand, such as Layered Flu Tablet and Sugar coated Multivitamin Tablet.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaathy Najuda
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Suku Dinas Kota di DKI Jakarta memiliki tugas yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dan pengembangan kesehatan masyarakat, serta kesehatan perorangan. Salah satu pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap apotek rakyat, hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 53 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat. Pembinaan dan pengawasan terhadap apotek rakyat dipilih sebagai tugas khusus. Tugas khusus bertujuan untuk membina apotek rakyat dalam perubahan statusnya menjadi apotek atau toko obat dan membina apotek rakyat dalam melengkapi persyaratan yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan sebelum batas waktu yang ditentukan.
ABSTRACT
Health efforts are any activities that performed in an integrated and continuous to maintain and improve the health status of the community. Governments are responsible for planning, managing, organizing, fostering, and monitoring the provision of equitable and affordable public health efforts. Suku Dinas Kota DKI Jakarta has the duties of conducting guidance, supervision, control, and development of public health, as well as individual health. One of the guidance and supervision done to Apotek Rakyat, this is based on Peraturan Menteri Kesehatan No. 53 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan No. 284 Menkes Per III 2007 tentang Apotek Rakyat. Guidance and supervision of Apotek Rakyat was chosen as specific task topic. Specific task aimed at fostering Apotek Rakyat in changing their status into pharmacies or drugstores and fostering Apotek Rakyat in compliance with the requirements laid down by legislation prior to the due date.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaathy Najuda
Abstrak :
ABSTRAK
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Apoteker di apotek dituntut untuk memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan dalam proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat, masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan tersebut, apoteker harus menjalankan praktek pelayanan kefarmasian berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Salah satu bentuk pelayanan kefarmasian adalah pengkajian resep. Pengkajian resep yang dilakukan dengan benar oleh apoteker akan mencegah terjadinya kesalahan dalam pengobatan pasien. Pengkajian resep terhadap penyakit reumatik dipilih sebagai topik tugas khusus. Pengkajian resep meliputi kajian administratif, kajian kesesuaian farmasetik, dan pertinbangan klinis.
ABSTRACT
Pharmacy is a place where pharmaceutical practice is performed by pharmacists. Pharmacists at the pharmacy is required to comprehend and be aware of medication error possibilities in the service process and identify, prevent, and overcome drug related problems, pharmacoeconomic issues, and social pharmaceuticals problems. Therefore, to avoid medication error, pharmacists must perform the pharmaceutical practice based on the pharmaceutical practice standard that set forth in Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. One of pharmaceutical practice is prescription assessment. The assessment of prescriptions that performed correctly by pharmacist will prevent medication error. The assessment of rheumatic prescription was chosen as a specific task topic. Prescription studies included administrative studies, pharmaceutical conformity studies, and clinical considerations.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library