Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathanah
Abstrak :
ABSTRAK
Menjadi mahasiswa merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi seseorang. Tantangan yang dialami cenderung lebih kompleks pada kelompok mahasiswa kurang beruntung, yaitu mahasiswa berlatar belakang ekonomi rendah. Berbagai tantangan yang dialami mahasiswa kurang beruntung di satu sisi berpotensi menyebabkan distres psikologis, sedangkan di sisi lain berpeluang meningkatkan resiliensi. Penelitian terdahulu menunjukkan inkonsistensi hubungan resiliensi dan distres psikologis yang mengindikasikan ada variabel lain yang dapat membantu menjelaskan korelasi antara resiliensi dan distres psikologis. Mindfulness memiliki korelasi positif dengan resiliensi dan korelasi negatif dengan distres psikologis, serta cenderung berkembang pada kelompok yang banyak terekspos tantangan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah mindfulness berperan sebagai mediator hubungan resiliensi terhadap distres psikologis pada mahasiswa kurang beruntung. Pengambilan data penelitian dilakuan dengan menyebarkan kuesioner distres psikologis HSCL-25 , resiliensi CD-RISC 10 , dan mindfulness FFMQ melalui google form. Data diperoleh dari 216 sampel mahasiswa Bidikmisi Perguruan Tinggi ldquo;X rdquo;, dimana Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa berlatar belakang keluarga ekonomi rendah yang prestasi akademisnya baik. Analisis regresi berganda dengan SPSS menunjukkan mindfulness berperan sebagai mediator hubungan resiliensi terhadap distres psikologis ? = -0,479; p < 0,01 . Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk mengembangkan intervensi berbasis mindfulness untuk menunjang resiliensi dan menurunkan distres psikologis pada mahasiswa kurang beruntung.
ABSTRACT
Abstrak Abstract The challenges experienced in college life tend to be more complex among disadvantaged student, ie students with a low economic background. The challenges have the potential to cause psychological distress also increase resilience. Previous research has shown inconsistencies in resilience relationships and psychological distress which indicate there are other variables that may help explain the correlation between those variables. Mindfulness has a positive correlation with resilience and negative correlation with psychological distress and tends to develop in a group that is exposed to many life challenges. This study aims to see whether mindfulness acts as a mediator of resilience relationship to psychological distress in disadvantaged students. The research data were collected by distributing psychological distress questionnaires HSCL 25 , resilience CD RISC 10 , and mindfulness FFMQ through google form. Data obtained from 216 samples of University ldquo X rdquo Bidikmisi student, which Bidikmisi is an education tuition assistance for students with a low economic background of families with good academic achievement. Multiple regression analysis with SPSS showed mindfulness acting as a mediator of resilience relationship to psychological distress 0,479 p
2018
T51119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathanah
Abstrak :
Skripsi ini membahas hubungan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 66 mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner yang disebar melalui media internet. Kuesioner pertama adalah kuesioner resiliensi CD-RISC-10 yang dikembangkan oleh Campbell-Sills dan Stein (2007) yang telah dimodifikasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Kuesioner kedua adalah modifikasi Alat Ukur Bersyukur yang dikembangkan Arbiyah (2008). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia, dengan r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi resiliensi, maka semakin tinggi pula bersyukur pada mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia. ...... This study explore the relationship between resilience and gratitude among students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. This is quantitative research with correlational design. Two questionnaires, modification of CD-RISC-10, a resilience scale developed by Campbell-Sill and Stein, and modification of Alat Ukur Bersyukur (Arbiyah, 2008), were used to obtained data from 66 students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. Pearson Correlation Test indicate positive significant correlation between resilince and gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship, with r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. That means the higher resilience, the higher gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Fathanah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tugas APIP Kementerian Dalam Negeri yang melaksanakan pengawasan umum dan teknis atas penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi. Dalam melaksanakan pengawasan, bukan hanya sampai menemukan temuan dan memberikan rekomendasi sebagai upaya korektif, namun juga sampai dengan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan. Tujuan penelitian ini adalah guna memahami Kapasitas Organisasi Dalam Sistem Pengawasan di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri dalam dimensi sumber daya dan manajemen. Penelitian menggunakan metode kualitatif pendekatan post positivis dengan studi literatur yang terkait dengan pengembangan kapasitas dan pengawasan. Sebagai bahan pendukung, peneliti melakukan tinjauan literatur. Hasil analisis memperlihatkan bahwa Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri telah memiliki kapasitas untuk melaksanakan tugas, namun dapat dioptimalkan. Selanjutnya, telah terdapat pengembangan kapasitas kemampuan SDM yang terlihat dari pelaksanaan dan partisipasi APIP melalui pelatihan, pemanfaatan sistem informasi dalam pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, proses evaluasi kinerja secara menyeluruh, dukungan dari pimpinan, dan kerja sama secara kelembagaan antar mitra pengawas untuk sharing knowledge sudah baik namun masih dapat dimaksimalkan. ......This research discusses the apip task of the Ministry of Home Affairs which carries out general and technical supervision over the implementation of provincial regional government. In carrying out supervision, not only to find findings and provide recommendations as a corrective effort, but also up to monitoring follow-up surveillance results. The purpose of this research is to understand the Organizational Capacity in The Supervisory System in the Inspectorate General of the Ministry of Interior in the dimensions of resources and management. Penelitian uses    qualitative methods of post positivist approach with literature studies related to capacity building and supervision. As supporting material, researchers conduct literature reviews. The results of the analysis showed that the Inspectorate General of the Interior Ministry already has the capacity to carry out tasks, but can be optimized. Furthermore, there has been a development of human resource capability capacity   seen from the implementation and participation of APIP through training, utilization of information systems in the implementation of monitoring follow-up supervision results, a thorough performance evaluation process, support from leaders, and institutional cooperation between supervisory partners for knowledge sharing.   It's good but it can still be maximized.

 

Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintantya Nur Fathanah
Abstrak :
Dalam konstruksi dan pengungkapan identitas, percakapan lisan biasanya lebih diandalkan daripada keheningan. Meskipun demikian, unsur-unsur non linguistik seperti penampilan dan perilaku juga berperan penting dalam pembentukan identitas individu. Keheningan sendiri merupakan salah satu bentuk ekspresi yang mampu menunjukkan pemikiran dan keyakinan seseorang. Tujuan dari makalah ini adalah melihat bagaimana elemen non linguistik, termasuk keheningan, digunakan untuk membangun identitas protagonis tanpa suara Persona 5, Joker. Karakter ini dipilih karena popularitasnya dan pemikiran bahwa dia memiliki karakter yang kuat terlepas dari keheningannya. Dalam artikel ini, identitas Joker diamati, dipelajari, dan dianalisis menggunakan berbagai konsep yang diambil dari bidang analisis wacana, sosiologi, dan studi game. Makalah ini menemukan empat elemen non linguistik yang memiliki peran besar dalam menentukan identitas karakter tersebut. Elemen-elemen ini merupakan tampilan visual karakter, mode of narration, mode of simulation, dan keheningan. Sehubungan dengan elemen-elemen ini, korelasi karakter dengan dunia nyata, peran sosialnya, dan gerakan nonverbal berpengaruh besar pada cara pemain melihat karakter tersebut. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa elemen non linguistik memiliki peran yang lebih signifikan dalam memperoleh identitas Joker. Keheningan yang ia pertahankan tidak menghalangi konstruksi identitasnya tetapi menunjukan sifat misterius dan kalemnya, antara lain. ......When it comes to the construction and uncovering of identity, most would rely on spoken conversations and disregard silence. Despite this, non-linguistic elements, such as appearance and behaviour, also play an important part in establishing an individual’s identity. Silence itself is a form of expression that is able to indicate a person’s thoughts and beliefs. With that in mind, this paper aims to look at how non-speaking elements, including silence, may be used in constructing the identity of Persona 5’s silent protagonist, Joker. This character was chosen due to his popularity and the belief that he has a strong character regardless his silence. In this article, the identity of Joker was observed, studied, and analysed using various concepts taken from the field of discourse analysis, sociology, and game studies. This paper finds four dominant non-speaking elements, which contribute greatly to determining who the character is. These are the character’s visual appearance, mode of narration, mode of simulation, and silence. In relation to these elements, it is the character’s correlations to the real world, his social role, and non-verbal gestures that have the largest impact on how players see the character. From this, it can be concluded that non-linguistic elements have a more significant role in gaining a sense of Joker’s identity. His being silent throughout most of the game does not hinder the creation of his identity but adds to his mysterious and calm nature.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library