Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Prakarsa Wicaksono
"Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki risiko kematian yang tinggi. Pekerja satuan pengamanan merupakan kelompok yang memiliki risiko penyakit hipertensi. Pola makan dengan konsumsi makanan berisiko hipertensi menjadi faktor risiko yang kerap muncul pada pekerja satuan pengamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pola makan berisiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada pekerja satuan pengamanan di salah satu universitas di Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional dengan teknik sampling insidental sampling. Sebanyak 246 pekerja satuan pengamanan dilibatkan dalam penelitian ini sebagai sampel penelitian. Pola makan berisiko hipertensi dinilai menggunakan instrumen Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer digital. Hasil penelitian menunjukkan pekerja satuan pengamanan di lokasi penelitian sebanyak 52,4% memiliki pola makan berisiko hipertensi. Hasil pengukuran nilai tekanan darah menunjukkan 25,6% pekerja satuan pengamanan memiliki nilai tekanan darah normal, 6,9% tekanan darah meningkat, 24,4% mengalami hipertensi tahap 1, dan 43,1% mengalami hipertensi tahap 2. Hasil analisis dua variabel menggunakan uji chi-square mendapatkan nilai p value sebesar 0,000019 yang menunjukkan nilai p value < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pola makan berisiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada pekerja satuan pengamanan di salah satu universitas di Depok.

Hypertension is an illness that has a high risk of death. Security officers is a group of worker at risk for hypertension. Dietary habit with hypertension risk food consumption is becoming a risk factor that commonly found in security officers. This research has a purpose to see the relation between dietary habit and hypertension incident on security officers in one ofe the university in Depok. Research method that is used is cross sectional design with accidental sampling as the sampling technique. There were 246 security officers involved in this research as samples. This research use Food Frequency Questionnaire (FFQ) as instrument to assess hypertension risk dietary habit and digital sphygmomanometer to measure blood pressure. The research results show that there are 52,4% security officer at research site with hypertension risk dietary habit. Blood pressure measurement shows that there are 25,6% security officers with normal blood pressure, 6,9% with elevate blood pressure, 24,4% in stage 1 hypertension and 43,1% in stage 2 hypertension. The result of the analysis of two variables using the chi-square test get a p value of 0,000019 that shows p value < 0,05. The conclusion of this research is there is relation between dietary habit and hypertension incident on security officers in one of the university in Depok."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Prakarsa Wicaksono
"Skizofrenia menjadi salah satu masalah gangguan jiwa yang masih dikhawatirkan berbagai negara. Halusinasi termasuk gejala positif yang dapat diamati pada penderita skizofrenia. Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap berbagai panca indra, salah satunya indra penglihatan. Halusinasi ini perlu diatasi karena jika halusinasi tidak terkontrol maka halusinasi dapat memerintahkan pasien untuk menyakiti diri atau orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil analisis proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan melalui penerapan terapi senam diiringi dengan musik. Metode penulisan yang digunakan adalah case-report. Pasien adalah Tn. S berusia 62 tahun yang mengalami halusinasi penglihatan. Upaya yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi pasien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 10 hari dan terapi senam diiringi dengan musik sebagai aktivitas terjadwal selama 8 hari. Terapi senam diiringi dengan musik ini diterapkan dengan tujuan mendistraksi pasien dari halusinasi. Hasil penerapan terapi senam diiringi dengan musik menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dari skor 15 menjadi skor 1. Pasien juga menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengontrol halusinasi dari 2 kemampuan menjadi 12 kemampuan. Melalui hasil tersebut diharapkan terapi senam diiringi dengan musik sebagai aktivitas terjadwal dapat diterapkan sebagai alternatif mengontrol halusinasi penglihatan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is one of the mental disorders that is still a concern for many countries. Hallucinations are among the positive symptoms that can be observed in people with schizophrenia. Hallucinations are false stimuli for various senses, one of which is the sense of sight. These hallucinations need to be overcome because if the hallucinations are not controlled then the hallucinations can order the client to hurt themselves or others. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the results of the analysis of the nursing care process for clients who experience sensory perception disorders: visual hallucinations through The Application of Exercise Therapy accompanied by music. The writing method used is case-report. The client is Mr. S is 62 years old who experiences visual hallucinations. Efforts were made to control the client's hallucinations with generalist nursing actions for 10 days and Aerobic exercise theraphy accompained by music as a scheduled activity for 8 days. Aerobic exercise therapy accompained by music is applied with the aim of distracting clients from hallucinations. The results of applying Exercise Therapy accompanied by music showed a decrease in hallucination symptoms from a score of 15 to a score of 1. The client also showed an increase in ability to control hallucinations from 2 abilities to 12 abilities. Through these results it is hoped that Exercise Therapy accompanied by music as a scheduled activity can be applied as an alternative to controlling visual hallucinations in providing nursing care in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library