Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ernawaty
Abstrak :
Latar Belakang : Pelaksanaan pengawasan atasan langsung (waskat) dalam penggunaan bahan habis pakai/obat dan pemberian obat bagi pasien gakin pada penyelenggaraan pelayanan keluarga miskin sangat penting dilaksanakan. Pengawasan atasan langsung (waskat) berkaitan dalam penyelenggaraan pasien gakin di unit rawat Inap maupun untuk kelangsungan program . Tujuan penelitian diharapkan dapat mengidentifikasi komponen-komponen unit pengawasan yang lemah dan faktor-faktor yang terkait balk itu menyangkut struktur organisasi unit, kebijaksanaan pelaksanaan unit dan seterusnya serta mengetahui tindakan koreksi dari penyimpangan yang terjadi sebagai dasar upaya mengoptimalkan pelaksanaan proses pengawasan dalam penggunaan bahan habis pakailobat dan pemberian obat bagi pasien gakin guna menunjang pelayanan kesehatan masyarakat miskin di unit rawat inap RS Persahabatan. Desain Penelitian : Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan menggali baik data primer dan sekunder mulai dari pengamatan pasif, telaah dokumen sampai dengan wawancara mendalam dari berbagai informan yang terkait, sedangkan untuk menilai keabsahan data melakukan kembali triangulasi sumber, member chek, diskusi dengan teman sejawat dan melakukan analisis kasus negatif. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian diketahui ada kendala dalam proses pelaksanaan pengawasan melekat pada penggunaan bahan habis pakai/obat dan pemberian obat bagi pasien gakin. Kendala terdapat dalam sarana dan sasaran pengawasan (komponenkomponen unit), kepemimpinan, budaya pengawasan sampai dengan tindakan pengkoreksian atas penyelenggaraan pelayanan gakin. Kesimpulan : Adanya kendala dalam proses pelaksanaan pengawasan melekat maka untuk mengatasinya dapat dilakukan upaya, yaitu meninjau kembali komponen-komponen unit (sarana dan sasaran) pengawasan dengan meningkatkan pengetahuan dalam manajemen pengawasan, kemudian diterapkan budaya pengawasan sampai dengan tindakan pengkoreksian atas penyelenggaraan pelayanan gakin serta dilakukannya rekonsiliasilkerja sama antara Instalasi Rawat Inap, Instalasi Penyelesaian Piutang (ZIPS) dan Apotik secara teratur.
Background : Direct supervision Observation Execution ( waskat) in substance use used up pakai/obat gift and medicinize for patient gakin of [at] impecunious family service management [is] of vital importance executed. direct supervision Observation ( interconnected waskat) in patient gakin management [in] unit take care of to lodge and also to the continuity of program . Research target expected can identify weak observation unit component and the good related/relevant that factors concerning organization chart unit, unit execution wisdom and so on and also know corrective action from deviation that happened as optimal effort base [of] execution process observation in substance use used up pakai/obat gift and medicinize for patient gakin utilize to support health service socialize miski [in] unit take care of to lodge RS Friendship Desain Research : Research Method used by a method qualitative dugly and sekunder primary data goodness start from passive perception, analyze document up to circumstantial interview from various related/relevant informan, while to assess data authenticity reenact source triangulation, member chek, discussion with coleage and do negative case analysis. Result of Research : From result of research known, there is constraint in course of execution of coherent observation at use of substance used up disposable material/drug and gift medicinize for patient the family poor. The constraint, there are in medium and observation target (unit component), leadership, cultural of observation up to action of correction for management of service gakin. Conclusion : Constraint Existence in course of coherent observation execution hence to overcome the problem, effort conducted by that is revise unit component ( target and medium) observation improvedly is knowledge in observation management, then applied by a observation culture up to correction action for service gakin management and also conducting of rekonsiliasilkerja of equal between Installation Take Care Of To Lodge, Installation of Solving of Receivable (I IPS) And Dispensary regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawaty
Abstrak :
Health problems in districts can be caused by political dynamics in a decentralized era. This study analyzes the political dimension in health policy making in districts in East Java. Phenomenological qualitative approach is used with case study design. The results showed that political interests affect planning-budgeting, selection of executive officers, and procurement of goods and services in the health sector. Head of the health district office and director of the district hospital act as the agent whereas the district mayor and the legislature act as the principles. Not only principle-agent relationship is influenced by relationship between institutions and interpersonal relationship, it is also inflenced by personal values of the political elite and actor concerning health issue. Those three factors influence and intervene the decision space in health policy making. Non-political elites such as business people and invisible hand also influence the decision space. Political skill, a term which has no relation whatsoever in practical politics behavior that refers to a package of specific strategies and skills which in this case assists health policy actor in achieving public health main goals, directs policy making in accordance with health normative goal. Political skill should be adopted as a prerequisite competence for district-level structural officials in health sector.
Masalah kesehatan kabupaten/kota dapat disebabkan oleh dinamika politik di era desentralisasi. Penelitian ini menganalisis dimensi politik dalam penentuan kebijakan kesehatan kabupaten/kota di Jawa Timur. Pendekatan kualitatif fenomenologi digunakan dengan rancangan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan kepentingan politik mewarnai perencanaan-penganggaran, penentuan pejabat dan pengadaan barang-jasa di sektor kesehatan. Kepala dinas kesehatan dan direktur RSUD merupakan agen sedangkan kepala daerah dan DPRD adalah prinsipal. Selain dipengaruhi oleh hubungan antarkelembagaan dan hubungan interpersonal, pola hubungan prinsipal-agen yang ada juga dipengaruhi oleh personal values elit dan aktor politik tentang kesehatan. Ketiga hal tersebut secara bersama dapat memengaruhi dan mengganggu decision space pada proses penentuan kebijakan kesehatan. Kehadiran elit nonpolitik yaitu pelaku bisnis dan the invisible hand juga mempengaruhi decision space tersebut. Political skill sebagai sebuah paket strategi dan ketrampilan yang dimiliki oleh pelaku kebijakan kesehatan demi tercapainya tujuan utama kesehatan masyarakat dan tidak berkaitan sama sekali dengan perilaku politik praktis yang dimiliki oleh pelaku kebijakan kesehatan mengarahkan penentuan kebijakan sesuai tujuan normatif kesehatan. Parameter political skill hendaknya diadopsi sebagai syarat kompetensi bagi pejabat struktural di kabupaten/kota, khususnya di sektor kesehatan.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2669
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawaty
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5118
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juniar Ernawaty S.
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan di ruang Instalasi Gawat Darurat ini bertujuan untuk melihat huhungan antara sires kerja dan koping terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di tiga IGD RSUD PEMDA DKI Jakarta yaitu RSUD Tarakan Jakarta Pusat, RSUD Budi Asih Jakarta Timur, dan RS Duren Sawit Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental atau ex post facto research (correlational research) dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dari total populasi perawat pelaksana di IGD tiga rumah sakit PEMDA tersebut yaiiu berjumlah 39 perawat. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata stres kerja perawat pelaksana di IGD yaitu cendrung mengalami sires kerja yang moderate (mean-80), rata-rata skor koping perawat pelaksana adalah cendrung agak sering dilakukan (mean=32), rata-rata kepuasan kerja secara umum yaitu cendrung ambivalen yang berarti perawat pelaksana tidak dapat dikatakan merasa puas namun juga tidak dapat dikatakan merasa tidak puas akan pekerjaan mereka secara umum (mean=8,7), rata-rata skor kepuasan kerja aspek tugas perawat di IGD yaitu cendrung ambivalen yaitu tidak bisa dikatakan puas ataupun tidak puas (mean = 8,7), rata-rata skor kepuasan kerja aspek penghasilan cenderung tidak puas (mean=7,5), rata-rata kepuasan kerja aspek promosi adalah cenderung tidak puas (mean=8,21), rata-rata skor kepuasan kerja aspek supervisi yaitu cenderung puas (mean- 11,4) dan rata-rata kepuasan kerja aspek orang-orang yang ditemui saat bekerja yaitu cenderung puas (mean 15,44). Dari penelitian ini terlihat hubungan yang bermakna antara variabel sires kerja terhadap kepuasan kerja aspek tugas dan aspek prornosi (p=0,016; 0,026), namun tidak terlihat adanya hubungan antara stres kerja terhadap kepuasan aspek penghasilan, supervisi, orang-orang yang ditemui saat bekerja dan kepuasan kerja secara umum (p= 0,583; 0,64]; 0,771; 0,711). Begitu pula dengan hubungan antara koping dengan kepuasan kerja, dari penelitian ini, terlihat tidak adanya hubungan baik antara koping dengan kepuasan herdasarkan aspek-aspek pada pekerjaan maupun kepuasan kerja secara umum (p=0,711; 0, 756; 0,697; 0,639; 0,810; 0,711). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran untuk institusi baik RS maupun PEMDA DK1 yaitu pertarna, melakukan kajian ulang terhadap perhitungan ketenagaan, melengkapi fasilitas pendukung, Berta mengadakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menghadapi tugas-tugas sebagai perawat yang dapat menimbulkan sires, Kedua, mempertimbangkan kembali total penghasilan yang selama ini telah diberikan kepada perawat, baik itu gaji pokok maupun tunjangan lainnya. Ketiga, meningkatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan mengikuli pelatihan terhadap perawat yang berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan, serta jenjang karir yang jelas. Keempat, mengadakan pelatihan yang dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan supervisor dalarn melakukan tugasnya. Kelima, memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana dan juga tim kesehatan yang terlibat untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama sesuai dengan minat masing-masing misalnya oiah raga, ataupun kegiatan lainnya. Peningkatan kepuasan aspek tugas dan penghasilan perlu untuk menjadi fokus utama dari insitusi Rumah Sakit maupun PEMDA DKI karena keduanya merupakan aspek kepuasan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara umum.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Ernawaty
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kejadian qualification mismatch dan pengaruhnya terhadap pendapatan tenaga kerja di Indonesia. Dengan memanfaatkan SAKERNAS 2018, kejadian qualification mismatch diidentifikasi menggunakan metode normatif. Vertical mismatch didapat dengan membandingkan tingkat pendidikan dan KBJI 1 digit, sedangkan horizontal mismatch membandingkan 3 digit ISCED-F dan KBJI 3 digit. Pada tahun 2018, persentase kejadian undereducation sebesar 4.6% dan overeducation sebesar 27.9%. Sedangkan kejadian field of study mismatch terjadi pada 68.4% tenaga kerja di Indonesia. Pengaruh qualification mismatch baik undereducation, overeducation, dan field of study mismatch terhadap pendapatan tenaga kerja diestimasi dengan menggunakan metode ordinary least square. Hasil menunjukkan bahwa terdapat income premium pada tenaga kerja yang mengalami undereducation sebesar 5.46%-6.54%. Tenaga kerja yang mengalami overeducation mendapatkan income penalty sebesar 6.72%-8.06% sedangkan yang mengalami field of study mismatch sebesar 6.37%-7.36%. Namun, pengaruh qualification mismatch tersebut membesar pada pendapatan tenaga kerja pada kelompok lulusan pendidikan vokasi serta sektor manufaktur. ...... This study aims to examine qualification mismatch incidence and its effect on labor earnings in Indonesia. Indonesia`s labor force structure shows that the largest proportion of the labor force is high scholl graduates. Thus, it is necessary to investigate qualification mismatch effects on labor income with a minimum qualification of senior high school. Using SAKERNAS 2018, the number of qualification mismatch incidence is calculated using normative method. In 2018, undereducation incidence was 4.6% and overeducation was 27.9%. While the field of study mismatch occurred in 68.4% of the labor force in Indonesia. The effect of qualification mismatch on labor income is estimated using ordinary least square method. The results show that there is income premium for undereducated labor. Overeducated labor get 6.72%-8.06% income penalty, while those who experience a field of study mismatch suffered 6.37%-7.36%. However, the wage effect of the qualification mismatch has widened for labor from vocational education graduates and manufacturing sectors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Ernawaty
Abstrak :
Berdasarkan data USA-bureau of the Cencus Indonesia akan mengalami peningkatan warga lansia antara tahun 1990-2025 sebesar 414%. Selain ituusia harapan hidup juga meningkat dari 55,4 tahun pada tahun 19&4, menjadi 67 tahun pada saat ini. Dengan demikian beban negara akan bertambah, oleh karena sejalan dengan peningkatan usia, akan tcrjadi peningkatan ris.iko penyakit degcneratif pada lansia, diantaranya adalah penyakit kanker. Kanker kolorektal merupakan salah jenis penyakit kanker yang serlng timbul pada lansia, dan dihubungkan dengan tingginya beberapa parameter karakteristik seperti mutagen dan beberapa enzim bakteri di feses, Perubahan enzim bakteri tersebut dihubungkan dengan terjadinya perubahan mikroflora di saluran pencemaan pada lansia. B glukutonldase dan glukosidase berperan pada perubahan prokarsinogen menjadi karsinogen, Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang saiah satu manfaatnya adaiah menghambat pertumbuhan kunker mclalui mekanisme penekanan terhadap pertumbuhan fl pre-post Jest. Pengambilan sampel adalah secara random tcrhadap populasi lansia di Panti Werdha yang telah memenuhi kriteria. Analisa data diial-ukan dengan uji t-test dan regresi tinier ganda. Variabel independen lainnya adalah asupan makanan, yaitu karbohidrat, lemak, protein dan serat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian susu probiotik yang mengandung 10 cfu bakteri Leuconostoc mesenteroides, hanya menaikkan bakteri asam laktat, menurunkan total bakteri aerob dan an aerob menurunkan enzim j}-glukosidase. Berdasarkan penelitian ini maim disarankan pemberian probiotik untuk lansia sebagai salah satu upaya pencegahan kanker kolorektal yang sering timbul pada lansia. Oleh karena penelitian ini menunjukkan hanya penurunan aktivitas enzim (} glukuronidase yang dipengaruhi oleh konsumsi probiotik, maka perlu dilakukan penclitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh probiotik terhadap hitung bakteri dan enzim lainnya.
From the data which belongs to US-bureau of Census, Indonesia's old people will increase at 1990-2025 for about 414%. Beside that fact. !he age of risk to live is also increase from 55.4 years old in 1984 get into 67 years old until this time. Because of this fact, the burden for country will also increase, because if there are any increases of age to live, it will a1oo make the risk to affected by degenerative disease will increase. such as cancer. Colorectal cancer is one of most cancer kind that often to get into old people, and connected to the advance of some characteristic of parameter, such as mutagen and some bacteria enzymes in feces. Any exchanges of the bacteria enzymes is connecting with any micro flora exchange in the old man's intestine. fl-glucuronidasc and p glucosidasc a role in any procarsinogen exchange inm carsinogen. Probiotic is alive organism that has many advantages such asto decrease the works of cancer by using decreasing mechanism slowing the growth of cancer to the old people who lives in the house of the old. This experiment is experimental with the desain pre-post test. The process to take the sampic by random way with the old people population. Analyse of data will be done with the result of-test. The other independent variable is food substance.such as carbohydrates , proteins, fats, and fiber substances. The result tells us that giving prebiotic milk with Leuconostoc mesenteroides inside of the milk, wilt only increase the acid lactat bacteria, decrease the total of aerob and anaerob bacteria, and decrease the f)-glucosidase. With this result, so probiotic can use as one of our choice to consume for decrea-re the risk of colorectal cancer. Because the experiment only show the decrease of fl­ glucuronidase enzyme activity which affect with prebiotic consume, so we need make other experiment to see the influence of bactery counting and other enzymes.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juniar Ernawaty S.
Abstrak :
Framework manajamen tenaga keperawatan di RS yang dapat membantu para manajer keperawatan dalam mengelola tenaganya merupakan hal yang penting khususnya di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan framework continuous quality improvement (CQI) manajemen tenaga keperawatan dan menguji secara statistik pengaruh framework CQI manajemen tenaga keperawatan terhadap kompetensi perawat. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan angka dan statistik dalam proses penelitiannya. Penelitian kuantitatif ini diperkuat dengan penelitian kualitatif yang dilakukan terhadap 14 manajer rumah sakit. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu pengembangan framework dan pengujian secara statistik pengaruh framework terhadap kompetensi perawat. Tahap pengembangan framework terdiri dari wawancara mendalam pada 14 manajer dan expert opinion pada 5 expert. Selanjutnya tahap kedua melakukan uji validasi framework CQI manajemen tenaga keperawatan untuk kompetensi perawat di rumah sakit menggunakan SEM-PLS pada 113 manajer keperawatan di himpunan perawat manajer Indonesia menggunakan online kuesioner. Hasil penelitian tahap satu diperoleh framework CQI manajemen tenaga keperawatan siap uji. Hasil penelitian tahap dua membuktikan bahwa framework CQI manajemen tenaga keperawatan memiliki pengaruh terhadap kompetensi perawat dengan penjelasan tujuh dari delapan aktivitas manajemen SDM yaitu perencanaan, rekrutmen, seleksi dan orientasi, pelatihan dan pengembangan, sistem reward, penilaian kinerja, sistem alokasi staf dan maintenance memiliki pengaruh terhadap kompetensi perawat. Hanya ada satu variabel yang mengindikasikan hal berbeda yaitu jenjang karir dimana ditemukan jenjang karir tidak ada pengaruh terhadap kompetensi perawat. Dapat disimpulkan framework ini secara statistik memiliki pengaruh terhadap kompetensi perawat. ......A nursing workforce management framework in hospitals is important, especially in developing countries, as it can help nursing managers in handling their staff. This research aims to develop a continuous quality improvement (CQI) framework for managing hospital nurses and statistically test the effect of the CQI framework for hospital nurses management on nurse competency. The research employs a quantitative design, which is a research method that uses numbers and statistic in the research process. This quantitative research is strengthened by qualitative research conducted with 14 hospital managers. This research consists of two stages, namely framework development and statistical testing of the framework’s influence on nurse competency. The framework development stage consist of in-depth interviews on 14 hospital manajers and expert opinions on 5 experts. The Next stage was conducting a validation test of the CQI framework for hospital nurses management for nurse competency using SEM-PLS. The test was administered using online questionnaires on 113 nurse managers from the Indonesian Nurse Manager Association. The result of the first phase of the research yielded a CQI framework for hospital nurses management that was ready for testing. The second phase of research demonstrated that the CQI model for nursing workforce management influences nurse competency. This is evidenced by seven out of the eight human resource management activities: planning, recruitment selection and orientation, training and development, reward systems, performance appraisals, staff allocation systems and maintenance -having an impact on nurse competency. Only one variable that indicated something different, namely career path, where it was found that career path had no influence on nurse competency. It can be concluded that this framework statistically has an influence on nurse competency.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover