Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Priyono
Abstrak :
Penyakit Diare masih menjadi masalah di masyarakat, karena bersifat endemis dan masih tersebar di seluruh Indonesia. Di DKI Jakarta penyakit Diare masih merupakan penyakit yang selalu berada dalam peringkat 10 Penyakit terbanyak, demikian pula yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan. Untuk mengatasi permasalahan penyakit Diare diperlukan suatu sistem informasi yang akurat, handal dan tepat waktu. Sedangkan di Jakarta Selatan terdapat berbagai formulir pelaporan yang isinya saling tumpang tindih, disamping itu juga terdapat sumber data yang belum terkelola dengan baik. Dan juga yang perlu diketahui, bahwa sitem informasi yang selama ini dikelola hanya mencatat penderita yang berobat ke sarana kesehatan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan sistem informasi penyakit Diare yang berguna bagi para pengambil keputusan di berbagai jenjang administrasi baik yang berkaitan dengan perencanaan, pemantauan maupun penilaian program P2D. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik dan dilakukan di Wilayah Jakarta Selatan dengan mengambil sampel secara purposif, yaitu Suku Dinas Kesehatan, 2 Puskesmas Kecamatan, 4 Puskesmas Kelurahan dan 8 Posyandu. Dengan melihat jenis formulir & Item data, mekanisme Pencatatan pelaporan serta indikator yang digunakan diberbagai jenjang administrasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai masalah pada jenis formulir dan item data, antara lain terdapat formulir yang tak diketahui alur lapornya, data yang terkumpul tidak dapat menginformasikan tentang besar masalah, data yang terkumpul berasal dari sarana kesehatan pemerintah saja dan sumber data dari sarana kesehatan swasta tidak terkelola dengan baik. Dari mekanisme pencatatan dan pelaporan ditemukan pengisian format dari posyandu dan puskesmas masih terdapat kesalahan dan petugas kurang mendapat pelatihan tentang apa yang akan dikerjakan. Dari indikator yang digunakan masih terdapat kerancuan antara indikator program dengan indikator proyek, selain itu terdapat indikator yang dikembangkan oleh Sudinkes Jakarta Selatan dan indikator yang seharusnya ada tidak digunakan. Penelitian ini menyarankan pengaturan interpretasi dari laporan yang ada,"enforcement" kebijakan dalam menggali sumber data yang hilang, pelatihan bagi para petugas pengumpul data, serta pengembangan model pengumpulan data sebagai pembanding ("back Up") dari sistem yang sudah ada.
Because of its endemism and high prevalence through-out Indonesia, diarrhea was still a problem in our community. In the Greater Jakarta Area (DKI), diarrhea still ranked tenth among the most prevalent diseases. In South Jakarta, it occupied the same rank. In order to combat the Diarrhea problem, an accurate, reliable and timely information was required. Unfortunately, different report forms containing overlapping information were in use in Jakarta. In addition, the data sources were not properly maintained. The existing information system kept track only of patients who sought help at Government-provided facilities. The Objective of this research was to identify an effective Diarrhea Information System, which could be used by decision makers at various administration levels who were in charge of Planning, Monitoring and Assessment of the P2D program. This Study was Descriptive-Analytic in nature and was conducted in South Jakarta. A purposive sample was used, consisting of Town level Health Office (SUKU DINAS KESEHATAN), 2 sub district-level Community Health Centers (PUSKESMAS KECAMATAN), 4 local Health Centers (PUSKESMAS KELURAHAN), and 8 integrated Community Health Service Centers (POSYANDU). The Research also involved examination of the type of forms used and their data items, the record keeping mechanism, and all the Indicators utilized at various levels of administration. The Result of the research indicated several problems in the types of the forms in use as well as in their data items. Among others, some forms did not show a clear flow of reports, and accumulated data failed to indicate the scope of the problem. Furthermore, the accumulated data originated only from health facilities provided by the government, while- data from private-owned health centers was poorly managed. In relation to record-keeping mechanism, it was discovered that there were errors in filling in the forms both at the integrated community health service centers and the community health centers. The Staff still lacked training in their respective tasks. As far as indicators in use were concerned, there was confusion between program-based and project based indicators. In addition, there were also indicators developed by the Town-level Health Office of South Jakarta. Because of this, some of the indicators that were supposed to be used were not included. This research recommended a redefinition of the interpretation of existing reports, enforcement of policy on data collection, training for data collectors, and development of back-up system that would serve to verify the existing system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Eko Priyono
Abstrak :
Persaingan dunia usaha konstruksi perlu ditingkatkan dalam menangani proyek-proyek perumahan di masa yang akan datang. Proyek pembangunan perumahan layak huni di wilayah Jabotabek sudah saatnya menerapkan pengendalian waktu, mutu dan biaya yang handal. Manajemen resiko tersebut diterapkan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengatasi berbagai masalah manajemen, prosedur dan aplikasi proses pelaksanaannyaa. Penerapan manajemen resiko secara terstruktur dan baku akan bermanfaat untuk mengetahui resiko-resiko yang berpengaruh terhadap kinerja proyek sehingga dapat dicarikan cara-cara penanganan proyek secara tepat. Dalam rangkan pembuktian secara hipotesa, penulis melakukan penelitian terhadap beberapa proyek perumahan yang telah selesai dan dengan menggunakan minimal 20 responden (sampel) pembangunan rusun dan apartemen yang menggunakan sistem tunnel form dengan menggunakan 27 variabel bebas dan 1 variabel terikat (kinerja waktu). Dari hasil analisa terhadap sampel dan variabel dengan dibantu oleh SPSS versi 10 diperoleh 2 variabel penentu untuk model persamaan liniernya, yaitu keterlambatan pembayaran pihak owner dan keterlambatan pembayaran kantor wilayah kepada subkontraktor/supplier. Dari hasil analisa juga didapatkan bahwa kualitas identifikasi faktor resiko berkorelasi positif terhadap kinerja waktu, atau dengan kata lain identifikasi faktor resiko pada tahap pelaksanaan dapat meningkatkan kinerja waktu. Referensi tersebut dapat kita gunakan pada pembelajaran proyek-proyek yang akan datang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 5949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abidin Eko Priyono
Abstrak :
Globalisasi merupakan salah satu pokok persoalan penting pada dekade terakhir ini. Perkembangan dari trend globalisasi tersebut mengharuskan perusahaan-perusahaan di suatu negara survive untuk dapat menghadapi kompetisi yang makin ketat. Salah satu bidang yang dapat dijadikan sebagai faktor kunci untuk dapat meraih keunggulan dalam berkompetisi dalam era perdagangan global adalah Sistem Informasi/Teknologi Informasi. Seperti pada mekanisme manajemen, aktifitas pembangunan TI harus dimulai dengan proses perencanaan yang baik. Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi telah menjadi pokok persoalan yang menantang bagi para ilmuwan dan praktisi. Survei pada tahun 2003 yang mengatakan, lebih dari 60 persen proyek teknologi informasi dan komunikasi di suatu perkantoran/pemerintahan gagal karena tidak dilakukan berdasarkan kaidah atau fungsi dari teknologi informasi. Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk menguji penerapan metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi dengan mempertimbangkan usaha-usaha untuk menerapkan metode Total Quality Management, mengetahui pola-pola Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang dilakukan perusahaan/organisasi, dan mengkaji keterkaitan metode TQM dengan Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Total Quality Management, dengan menggunakan 10 unsur utama untuk mencapai TQM, dapat diaplikasikan pada proses Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Dari 10 unsur utama untuk mencapai TQM, 60% nya dapat diaplikasikan dengan tingkat capaian 70%--86,6%. Kajian keterkaitan metode TQM dan Perencanaan Strategis Sistem Informasi menunjukkan bahwa TQM terkait erat dengan proses Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Disebabkan keterbatasan data penelitian, maka pola-pola Perencanaan Strategis Sistem Informasi belum dapat ditarik dengan tegas, dan hanya diperoleh pemahaman-pemahaman tentang kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara pola Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada perusahaan/organisasi di satu sektor bisnis dengan perusahaan/organisasi pada sektor bisnis lainnya. The Globalization is one of the important subjects in recent decay. The globalization trend required the companies have to survive as the competition increase. Information System/Information Technology is one of many sector which are the key factor to lead superior corporate in the competitive global trade era. As a management mechanism, the Information Technology development need to a good planning process. The strategic planning of information systems has become a challenging subject for scientists and practitioners in recent years. In the 2003 survey its say more than 60 percent of information and communication technology project has failed, because it does not according to rule of information technology. The research aims to examine the Strategic Planning of Information System methodology that considers to application of the Total Quality Management methods, to explore the strategic planning of information system patterns, and to examine the strategic planning of information system and the Total Quality Management methods relationship. The research is conducted to some organizations from which the data are collected. The research results show that Total Quality Management with ten core element to reach the quality can be applied in the Strategic Planning of Information System (SPIS). Six out of ten element are applicable with the success rate reached 70 to 86.8%. We also found that there is a connection between Total Quality Management and the Strategis Planning of Information System. However, due to lack of data, we could not draw a conclusion on the similarity pattern on the application of Total Quality Management in SPIS to similar business domain organizations.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover