Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afina
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien terkait sediaan farmasi. Menurut PMK No. 35 Tahun 2014, seorang apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang merupakan tolak ukur atau pedoman bagi tenaga kefarmasian untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Apotek yang berorientasi kepada keselamatan pasien. Seorang apoteker harus memahami tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku. Wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek hendaklah dimiliki oleh seorang apoteker. Untuk meningkatkan kompetensi calon apoteker diperlukan Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA di Apotek sebagai pelatihan, penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan, dan gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Praktek Kerja Profesi ini dilaksanakan di Apotek Atrika periode Bulan Januari 2016.

Pharmacy is a pharmaceutical community place where pharmaceutical practice is conducted by Pharmacist which aims to improve the quality of patient 39 s life that related to pharmaceutical dossage form. According to Minister of Health regulation number 35 in 2014, a pharmacist should apply the standard of pharmaceutical community which is a benchmark or guidance for pharmaceutical personnel to improve their quality of pharmaceutical services in pharmacies that oriented to patient safety. A pharmacist should understand their duties and responsibilities in pharmacy management, as well as perform pharmacy service practices in accordance with applicable laws and ethics. Knowledge, skills and practical experience of pharmaceutical practice in pharmacies should be owned by a pharmacist. To improve the pharmacist 39 s competence, candidates required Pharmacist Profession Internship in Pharmacy as training, application of knowledge that gained during lectures, and the real condition of pharmaceutical practice problem as well as studying strategies and activities in the development of pharmaceutical practice. This Pharmacist Profession Internship was held at Apotek Atrika in January 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afina
"ABSTRAK
Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM membuat pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik atau CPOB sebagai panduan yang harus diterapkan oleh Industri farmasi. Selain itu, Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa Industri farmasi harus memiliki 3 tiga orang Apoteker sebagai penanggung jawab. Seorang apoteker merupakan personil kunci yang harus memahami tugas dan tanggung jawabnya serta senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilannya agar dapat menjalankan tugasnya secara professional di Industri Farmasi. Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA di Industri Farmasi merupakan pengalaman praktis, pelatihan, dan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan untuk meningkatkan kompetensi calon apoteker sehingga dapat memahami implementasi CPOB dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di Industri Farmasi. Praktek Kerja Profesi dilaksanakan di PT. Guardian Pharmatama periode Bulan Februari-Maret 2016.

ABSTRACT
The Government through the National Regulatory Agency BPOM makes the guidelines for Good Manufacturing Practice CPOB as guidelines to be applied by the pharmaceutical Industry. The Government Regulation, article 9 number 51 in 2009 on Pharmaceutical Works states that the Pharmaceutical Industry must have 3 three Pharmacists as person in charge. A pharmacist is a key personnel who must understand his duties, responsibilities and constantly improve his insights, knowledge, skills to perform his duties professionally in the Pharmaceutical Industry. Pharmacist Profession Internship PKPA in the Pharmaceutical Industry is a practical experience, training, and application of the knowledge gained during lectures to improve the competence of prospective pharmacists to understand the implementation of the GMP CPOB and have a clear vision of the pharmaceutical work in the pharmaceutical ndustry. This Pharmacist Profession Internship was held at PT. Guardian Pharmatama in February March 2016."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afina
"Pemerintah bertanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat Presiden Republik Indonesia, 2009. Sistem Otonomi Daerah mengatur kewenangan yang didelegasikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, antara lain bidang kesehatan Pemerintah Republik Indonesia, 2000. Badan yang berwenang dalam hal ini di tingkat kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta adalah Suku Dinas Kesehatan. Suku Dinas Kesehatan bertugas untuk melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2014. Praktek Kerja Profesi Apoteker PKPA di Suku Dinas Kesehatan ini bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker di Suku Dinas Kesehatan, memiliki pengetahuan tentang tupoksi Suku Dinas Kesehatan di bidang farmasi, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis melakukan pekerjaan di Suku Dinas Kesehatan, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dilaksanakan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat pada periode Bulan April 2016.

The government was responsible for planning, organizing, held, developing, and supervising the implementation of equitable and affordable health efforts for the community President of the Republic of Indonesia, 2009. The Regional Autonomy System regulates the authority that delegated by the Central Government to the Regional Government, including the health sector Government of the Republic of Indonesia, 2000. The authorized section in the district city level in DKI Jakarta Province is the Public Health Departement. The Public Health Departement was responsible for community development activities Governor of DKI Jakarta Province, 2014. The aims of the Pharmacist Profession Internship PKPA in the Public Health Departement was to understand the role, duties and responsibilities of Pharmacists in the Public Health Departement, have insight, knowledge, skills, and practical experience of doing the work in the Public Health Departement, and has a real vision of pharmaceutical problems in the Public Health Departement. This Pharmacist Profession Internship was held at West Jakarta Public Health Departement in April 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Nurul Afina
"Laporan ini membahas tentang prosedur audit pada akun piutang lain-lain dari PT BMS yang bergerak di industri ritel untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. Laporan ini memuat evaluasi perlakuan akuntansi pada piutang lain-lain di PT BMS serta proses audit yang dilakukan KAP NDR dengan teori dan standar audit yang berlaku.
Berdasarkan hasil analisis, prosedur audit yang dilakukan oleh KAP NDR terhadap akun piutang lain-lain sudah sesuai dengan teori dan standar audit yang berlaku. Kemampuan untuk mengembangkan soft skills dan hard skills merupakan pencapaian yang paling vital bagi penulis selama magang di KAP NDR karena keterampilan-keterampilan tersebut penting untuk mengatasi tantangan di dunia kerja.

This report explains about the audit procedures on other receivables accounts of PT BMS engaged in retail industry for the year ended December 31st 2019. This report includes the evaluation of accounting treatments on other receivables at PT BMS and the audit process performed by KAP NDR with the theories and applicable auditing
standards. Based on the analysis result, the audit procedures carried out by KAP NDR towards other receivables account is already in accordance with the theories and applicable auditing standards. The ability to develop soft skills and hard skills is the most vital achievement for the author during the internship at KAP NDR because the skills are important to overcome challenges in the working world.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yuchaa Afina
"Skripsi ini membahas dan meneliti mengenai Asas keseimbangan dalam Perjanjian Waralaba antara PT. Sumber Alfaria Trijaya dengan Koperasi Wira Usaha Tenaga Terampil. Asas keseimbangan ini akan dilihat dari ketentuan perundang-undangan dan pendapat para ahli hukum. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Hasil dari penelitian ini adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak adalah sah dan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perjanjian. Akan tetapi, dalam perjanjian ini asas keseimbangan belum dicapai. Saran yang penulis berikan adalah pihak penerima waralaba melakukan langkah ? langkah preventif seperti pembuatan kontrak yang mudah dipahami, harus menyesuaikan dengan karakter diri penerima waralaba itu sendiri, karena format bisnis waralaba harus mengikuti prosedur yang ditentukan pemberi waralaba yang nantinya dirasakan mengekang kreatifitas dan ego penerima waralaba. Pihak penerima waralaba adalah agar dengan cermat membaca dan mempelajari ketentuan perjanjian waralaba sebelum menandatangani. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1522
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Luthfi Afina
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit kulit yang mudah menular dalam lingkungan padat seperti pesantren. Pemberantasan pedikulosis membutuhkan perilaku yang tepat, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang baik yang dapat diperoleh melalui penyuluhan. Karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan sehingga penyuluhan perlu disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan karakteristik demografi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 151 santri pesantren X yang dipilih dengan metode total populasi. Data diolah dengan program SPSS 11.5.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden terbanyak adalah santri berusia 16-18 tahun (47%), laki-laki (58,3%), madrasah Tsanawiyah (50,3%). Tidak ada santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 23,2% santri memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 76,8% santri memiliki tingkat pengetahuan buruk. Dari uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan usia (p=0,587), jenis kelamin (p=0,814) dan tingkat pendidikan (p=0,358). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri tergolong buruk dan tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a skin disease that could be transmitted easily in a crowded environment like Islamic boarding school. Eradication of pediculosis needs appropriate behavior which requires good knowledge which can be given through health promotion. Demographic characteristics might influence the knowledge level, therefore health promotion needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to know the relationship between students? knowledge level about transmission and eradication of pediculosis capitis and their demographic characteristic. This study was conducted on January 22 2011 by giving questionnaire to 151 students (total population method). The data was processed using the SPSS 11.5 program.
The result showed that the majority of respondents are students aged 16-18 years old (47%), males (58,3%), Tsanawiyah students (50,3%). No student had good knowledge, 23,2% had fair knowledge, and 76,8% had poor knowledge. Based on chi-square test, there were no significant differences between knowledge level of transmission and eradication of pediculosis and age (p=0,587), sex (p=0,814) and grade of study (p=0,358). It was concluded that the students? knowledge about transmission and eradication of pediculosis was poor and had no association with their characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afina Afina
"ABSTRAK
Eksipien enterik adalah eksipien yang dapat menunda pelepasan obat dari sediaan hingga sediaan mencapai usus halus. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi protein kedelai menjadi protein kedelai ftalat dan mengkarakterisasi protein kedelai ftalat, meliputi karakterisasi fisik, kimia, dan fungsional termasuk daya larut dan uji daya mengembang. Protein kedelai (PK) dapat diftalatisasi dengan ftalat anhidrida sebanyak 100% b/b PK (PKFt1) dan 200% b/b PK (PKFt2), dalam suasana basa dan medium berair karena menunjukkan peak pada bilangan gelombang 1660 cm-1 yang mengindikasikan gugus karbonil amida terbentuk dan bilangan gelombang 1500 cm-1 yang mengindikasikan adanya gugus aromatis dari ftalat. PKFt1 memiliki derajat ftalatisasi 10,97 ± 3,33% dan PKFt2 memiliki derajat ftalatisasi 16,12% ± 2,25%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa protein kedelai ftalat belum memiliki potensi untuk digunakan sebagai eksipien sediaan enterik secara tunggal.

ABSTRACT
Enteric excipients are excipients that can delay drug release from the dosage until reaches the small intestine. The aims of this study are to modify soybean protein into the phthalated soybean protein and characterize phthalated soybean protein, including characterization of physical, chemical, and functional including solubility and swelling index. Soybean protein (PK) was phthalated using phthalic anhydride 100% w/w PK (PKFt1) and 200% w/w PK (PKFt2), in basic condition of aqueous medium because showed peak in wave number 1660 cm-1 on IR spectrum which was indicating formed amide carbonyl group and showed peak in wave number 1500 cm-1 on IR spectrum which was indicating aromatic group of phthalates. PKFt1 has 10.97 ± 3.33% substitution degree and PKFt2 has 16.12% ± 2.25%. Based on the research results, it can be concluded that phthalated soybean protein phthalates has not potential to be used as a single enteric excipients.
"
2015
S61281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Siti Afina
"ABSTRAK
Ratifikasi adalah merupakan tindakan pengukuhan, pengambilalihan, penerimaan suatu tindakan atau perbuatan hukum yang telah dilakukan sehingga tindakan atau perbuatan hukum tersebut menjadi sah menurut ketentuan hukum yang berlaku. Kasus-kasus yang dibahas di dalam tesis ini adalah mengenai perbuatan hukum yang dilakukan oleh Direksi untuk mengalihkan kekayaan Perseroan lebih dari 50 lima puluh persen dari jumlah kekayaan bersih yang dimiliki oleh Perseroan, yang harus memperoleh persetujuan dari RUPS hal ini sebagaimana ketentuan Pasal 102 ayat 1 huruf a UUPT, namun di dalam Perkara No.282/Pdt.G/2013/PN.Bks., anggota Direksi yang melakukan tindakan hukum telah lewat masa jabatannya dan di dalam Permohonan Penetapan No.20/Pdt.P/2016/PN.Btm, terdapat ketidak sepahaman di antara para pemegang saham Perseroan sehingga tidak tercapai ketentuan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan sebagaimana yang ditetapkan di dalam Pasal 89 UUPT. Tesis ini menggunakan bentuk penelitian yuridis-normatif dengan analisa preskriptif. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu Notaris ketika membuat suatu Berita Acara Rapat dapat mengerti mengenai penulisan yang tepat suatu agenda dan keputusan RUPS dan membantu Notaris untuk lebih mengerti syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PT yang diwakili oleh Direksi ketika akan melakukan pengalihan aset yang lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih yang dimiliki oleh Perseroan Terbatas.

ABSTRACT
Ratification is an act of confirmation, takeover, acceptance of legal act or legal conduct that has been done so that the legal actions or legal conduct of such law is becoming legitimate according to the provisions of applicable law. The cases discussed in this thesis are about the legal action which performed by the member of board of Directors on diverting more than 50 fifty percent of the amount of total net assets owned by the Company, which must obtain approval from the GMS, this is stated in the provisions of Article 102 paragraph 1 letter a of the Company Laws, but in the Case No. 282 Pdt.G 2013 PN.Bks., members of the board of Directors completed a legal action that has been through his tenure and in the Application for Determination No. 20 Pdt.P 2016 PN.Btm, there is disagreements amongst the shareholders of the Company therefore it is not reached the provisions of quorum of attendance and the quorum of the decision as set out in Article 89 of the Company Laws. This thesis uses the form of juridical normative research with prescriptive analysis. The results of this research are expected to help the Notary when making deeds of Shareholders Meeting especially on legal writting of the agenda and the decision of shareholders meeting and also to help the Notary to have better understanding regarding the requirements that must be met by a limited liability company which represented by the member of Directors diverting the company rsquo s assets which more than 50 fifty percent of the amount of total net assets owned by the Limited Liability Company."
2018
T49527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Dany Afina
"Latar belakang: Pada penelitian terdahulu disebutkan bahwa pembedahan hidung dapat memperbaiki keluhan subjektif dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien sleep disordered breathing (SDB), namun secara objektif yang dinilai dengan polisomnografi masih terdapat kontroversi. Diperlukan suatu evaluasi lain yaitu dengan drug induced sleep endoscopy (DISE) yang dapat menilai sesuai patofisologi utama SDB yaitu adanya kolaps jalan napas pada saat tidur. Tujuan penelitian: untuk mengetahui efektivitas pembedahan hidung endoskopik pada pasien SDB yang disertai sumbatan hidung secara subjektif dengan menilai perbedaan skor Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE) dan Epworth Sleepiness Scale (ESS), secara objektif menilai perbedaan parameter polisomnografi (PSG) dan Drug Induce Sleep Endoscopy (DISE) dengan melihat perbedaan lokasi, konfigurasi dan derajat sumbatan jalan napas atas sebelum dan sesudah pembedahan hidung endoskopik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental jenis pre-post intervention pada subjek SDB dengan sumbatan hidung yang di dapat dengan total population sampling. Pengumpulan data sebelum pembedahan diperoleh secara sekunder (nilai kuesioner, PSG, video DISE) dan data evaluasi sesudah pembedahan diperoleh secara primer selama rentang waktu Agustus 2019 hingga Desember 2019. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna pada parameter subjektif menggunakan skor NOSE (p=0,005) dan ESS (p=0,003) dan objektif pada parameter PSG untuk sleep architechture yaitu REM sleep (p=0,020). Belum terdapat kemaknaan secara statistik untuk parameter respiratory disturbance index (RDI), respiratory effort related arousal (RERA),deep sleep, light sleep. Perbedaan secara statistik untuk parameter DISE belum dapat dibuktikan namun terdapat perbaikan secara klinis pada lokasi derajat dan konfigurasi kolaps pada beberapa subjek setelah pembedahan terutama pada level velum dan orofaring. Diperlukan penelitian lanjutan untuk parameter-parameter tersebut dengan jumlah sampel sesuai hasil akhir hitung ulang jumlah sampel pada penelitian ini.

Background : Previous studies mentioned that nasal surgery can improve subjective complaints and improve quality of life in patients with sleep disordered breathing (SDB), but objectively assessed by polysomnography there is still controversy. Another evaluation is needed, drug induced sleep endoscopy (DISE) is a tool that can evaluate according to the primary pathophysology of SDB, the presence of airway collapse during sleep. Objective : to find out the success rate of endoscopic nasal surgery in SDB patients with nasal obstruction by subjectively assessing differences in scores of Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE) and Epworth Sleepiness Scale (ESS), objectively assessing differences in polysomnographic parameters (PSG) and Drug Induce Sleep Endoscopy (DISE) by looking at differences in location, configuration and degree of upper airway obstruction before and after endoscopic nasal surgery. Method: This is pre-experimental study design type of pre-post intervention on SDB subjects with nasal obstructions obtained with total population sampling. Data collection before surgery was obtained secondary (questionnaire values, PSG, DISE video) and evaluation data after surgery were obtained primarily during the period of August 2019 to December 2019. Result : There were significant differences in subjective parameters using NOSE scores (p = 0.005) and ESS (p = 0.003) and objective in PSG parameters for sleep architechture, namely REM sleep (p = 0.020). There is no statistical significance for the respiratory disturbance index (RDI) parameters, respiratory related related arousal (RERA) parameters, deep sleep, light sleep. The statistical difference for DISE parameters has not been proven yet but there is a clinical improvement in the degree location and collapse configuration in some subjects after surgery, especially at the velum and oropharyngeal level. Further research is needed for these parameters with the number of samples in accordance with the final results recalculate the number of samples in this study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Rahma Afina
"Pada jenjang SMA di Indonesia ditemukan bahwa pelajaran Matematika menjadi mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa dan memiliki capaian nilai kompetensi yang rendah. Rendahnya minat dan nilai kompetensi Matematika mengindikasikan rendahnya keterlibatan siswa SMA dalam pelajaran Matematika. Keterlibatan siswa merupakan salah satu indikator dari keberhasilan proses akademik di sekolah yang mana rendahnya keterlibatan siswa dapat berimplikasi pada berbagai perilaku negatif yang secara bertahap dapat menyebabkan kasus putus sekolah. Maka dari itu, diperlukan adanya identifikasi mengenai faktor yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa SMA. Persepsi dukungan sosial dan adaptabilitas dipilih sebagai variabel pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran persepsi dukungan sosial dan adaptabilitas secara bersamaan terhadap keterlibatan siswa SMA dalam pelajaran Matematika. Keterlibatan siswa dalam Matematika diukur menggunakan University Student Engagement (USEI), persepsi dukungan sosial diukur dengan Social Provisions Scale (SPS), dan adaptabilitas diukur dengan The Adaptability Scale (TAS). Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring kepada siswa SMA yang bersekolah di Jabodetabek dan sedang menjalani pembelajaran tatap muka. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat peran dari tiga sumber dukungan sosial dan adaptabilitas dalam memprediksi keterlibatan siswa dalam Matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya peran persepsi dukungan sosial siswa terhadap guru dan adaptabilitas yang secara simultan memprediksi keterlibatan siswa dalam pelajaran Matematika (R =.281 p<0.001).

Mathematics in Indonesia was found to be a subject with low competency scores, especially at the senior high school level. The low competency score obtained indicates the low engagement of high school students in Mathematics. Student engagement is one indicator of the process of academic success in schools, where low student involvement can have an impact on various negative behaviors, which can gradually lead to cases of dropping out. Therefore, it is necessary to identify factors that can increase the involvement of high school students. Perceived social support and adaptability were selected as variables in this study. This study examines the role of perceptions of social support and adaptability simultaneously on high school students’ engagement in Mathematics during face-to-face learning. Student engagement in Mathematics will be measured using University Student Engagement (USEI), perceptions of social support will using the Social Provisions Scale (SPS), and adaptability will be measured using The Adaptability Scale (TAS). Research data collection was carried out by distributing an online questionnaire to high school students who attend schools in Jabodetabek and are undergoing face-to-face learning. Multiple regression analysis was used to see the role of three sources of social support and adaptability in predicting student engagement. The results showed that only perceived social support for math teachers and adaptability which simultaneously predicted student engagement in Mathematics (R =.281 p<0.001)."
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>