Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Aep Saepulmulya Sukmana
"Pelayanan pre-hospital berorientasi kepada layanan gawat darurat untuk cidera atau sakit yang parah sebelum mencapai rumah sakit atau selama proses transfer. Salah satu yang membedakan uraian tugas antara perawat ambulans gawat darurat dengan perawat rumah sakit adalah dalam memberikan asuhan kepada pasien. Perawat rumah sakit memberikan asuhan keperawatan secara berkelanjutan dan terjadwal, sedangkan asuhan keperawatan oleh perawat ambulans gawat darurat diberikan berdasarkan panggilan (permintaan sesuai kebutuhan). Perbedaan pemberian asuhan ini seringkali berpengaruh terhadap kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur perawat ambulans gawat darurat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada 100 perawat ambulans gawat darurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 39 perawat ambulans gawat darurat memiliki kualitas tidur yang baik, dan 61 perawat ambulans mempunyai kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar indikator pengetahuan perawat dan rekomendasi pengetahuan dasar mengenai kualitas tidur untuk perawat yang bekerja di instansi ambulans gawat darurat.
Pre-hospital services (emergency ambulance) are oriented towards the emergency medical services for the severely ill or injured before reaching the hospital or during transfer. One that distinguishes the job description between an emergency ambulance nurse and a hospital nurse is in providing nursing care to patients. Hospital nurses provide nursing care on a continuous and scheduled basis, while the provision of nursing care by emergency ambulance nurses is applied based on call (request as needed). This difference in the provision of nursing care often affects the quality of nurse's sleep. This study aims to describe the sleep quality among the nurses working on the emergency ambulance service. The design of this study is descriptive using a cross-sectional approach. This study was conducted on 100 emergency ambulance nurses. The results showed that 39 emergency ambulance nurses had good sleep quality, and 61 ambulance nurses had poor sleep quality. This research can be used as an indicator basis of knowledge and recommendations for basic knowledge regarding sleep quality for nurses working in emergency ambulance institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aep Saepulmulya Sukmana
"Dalam tatanan kebutuhan Maslow, tidur termasuk ke dalam kebutuhan fisiologis, jika kebutuhan fisiologis tidak bisa terpenuhi dengan baik, maka kebutuhan yang lainnya akan terganggu. Penurunan kualitas tidur menjadi salah satu keluhan yang sering dialami lansia. Insomnia merupakan salahsatu masalah tidur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia. Faktor risiko terjadinya insomnia diantaranya faktor perubahan fisiologi lansia, faktor psikologis, dan faktor lingkungan. Insomnia yang tidak ditanyani dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi insomnia pada lansia di Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Cibubur. Intervensi yang dimaksud yaitu chair based exercise, yang dilakukan sembilan kali pertemuan dalam dua minggu, di mana satu kali pertemuan berdurasi 45 menit. Hasil dari evaluasi menunjukkan adanya penurunan skor Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Berdasarkan hasil tersebut, chair based exercise dapat menjadi pilihan dalam mengatasi insomnia pada lansia. Limitasi dalam penelitian ini yaitu waktu, seharusnya intervensi ini diberikan dalam sepuluh minggu, tetapi penulis hanya melakukan dalam dua minggu. Penulis merekomendasikan adanya peningkatan uasaha dalam memotivasi lansia untuk ikut serta dalam kegiatan latihan fisik yang serupa yang sudah diprogramkan setiap harinya.
Sleep is an essential physiological need from Maslow's Hierarchy of Needs Theory. If these needs are not satisfied the human body cannot function optimally. Decreased sleep quality is one of the complaints that elderly people often experience. Risk factors for insomnia include psychological change among older adults, psychosocial, and environtmental. Untreated insomnia can interfere with the quality of life of the elderly. The purpose of this article is to explore the application of evidence-based practices in the form of superior interventions to overcome insomnia in the elderly at Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Cibubur. The intervention is a chair based exercise which is carried out for 45 minutes, with a frequency of 9x/2 weeks. The results of this scientific paper show that the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) score decreased. Based on these results, chair based exercise can be an option in overcoming insomnia in the elderly. The limitation of this study is time, this intervention should have been given in ten weeks, but the author only did it in two weeks. The author recommends increasing efforts to motivate elderly people to participate in physical exercise activities that have been programmed everyday."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library