Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya
Abstrak :
Pertumbuhnn kapasitas apartemen terutama di kota-kata besur yang semakin Pesat mengakibatkan peningkatan tingkat persaingan antar pengembung apartemen. Hal ini memaksa para pengembang untuk menawarkan berbagi fitur-fitur dan teknologi terbaru yang menjadi kelebihan bagi apartemennya. Salah satu teknologi yang dicoba ditawarkan oleh pangembang apartemen adalah teknologi Smart Home yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan para pengguna. Hal ini sangat beralasan karena sebagin besar peminat apartemen adalah para profesional muda yang sudah terbiasa dengan kemudahan yang didapatkan dari teknologi. Smart Home didefinisikan sebagai rumah "pintar" yang mampu mengkoneksikan dan mengatur berbagai alat perlengkapan rumah sehingga dapat diatur secara terpusat dalam suatu panel kontrol sesuai dengan preferensi pengguna. Panel kontrol Smart Home yang akan digunakan adalah panel kontrol dengan layar sentuh (touch screen) yang memberikan berbagai kelebihan. Untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan kebutuhan dan ergonomis di Indoneéa, perlu dilakukan perancangan user interface pada panel kontrol Smart Home di apatemen. Dalam melakukan peracangan, pertama akan dilakukan perancangan awal berdasarkan produk-produk Smart Home yang dapat dikontrol melalui panel kontrol serta penambahan ide dan berbagai fungsi yang sesuai. Kemudian, dilakukan pengumpulan data kebutuhan pengguna (User Requirements) dengan melakukan focus grup discussior: (FGD) dan interview kepada responden yang sesuai dengan target pasar, yaitu eksekutif muda yang berumur antara 25-45 tahun. Selunjutnya, mengumpulkan data ergonomi untuk menentukan ukuran dan jarak antar tombol, ukuran dan tipe huruf serta warna yang akan digunakan pada perancangan graphical user interface selanjutnya. Hasil dari perancangan user interface akan dilakukan uji coba pada responden dengan melakukan usability test. Dari hasil usability test akan dilakukan perbaikan desain apabila diperlukan. Dengan melakukan tahap-tahap perancangan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan perancangan user interface pada panel koulrol Smart Home dengan layar sentuh (louch screen) yang user-friendly, mudah digunakan, sesuai dengan kehidupan eksekutif muda yang dinamis dan memenuhi semua kebutuhan aktivitas di apartemen. ......The increasing growth of the capacity of apartments, especially in large cities, has caused an increase of the competition amongst apartment developers. This fact has compelled developers to introduce a variety of features and latest technologies which become the advantage of the apartments. One of the technologies which has been tried to be offered by developers is the Smart Home technology which aims to bring ease to the lives of the apartment users. This is very reasonable because most of the people who are interested in living in an apartment are young professionals who are used to living with easiness in life, gained from technology. Smart Home is defined as a "smart" home which is able to connect and control several house appliances so that they can be centrally controlled in a control panel, adjusted to the user`s preference. The Smart Home panel control used is a touch screen monitor which offers many benelits. To obtain a design suitable to the needs and ergonomics in Indonesia, a user interface design for the Smart Home panel control for apartments is needed. The first step of the design is a preliminary design based on the Smart Home products which can be controlled by the control panel while adding ideas and other suitable functions. Then, a user requirements data collection is conducted through focus group discussion (FGD) and interviews to respondents who are the market target, specifically young executives aged between 25-45 years. The next step is collecting ergonomics data to determine the measurements and spaces between push buttons, the measurements and types of fonts, and the colors which will be used at the next step of the graphical user interface design. The results of the user interface design will be tested to respondents by performing a usability test. Based on the results of the usability test, improvements on the design will be done, if needed. Through these design Steps, this research aims to result in a user interface design for a Smart Home control panel, equipped with a user-friendly touch screen, may to use, which is suitable to the dynamic lives of young executives and which is able to fulfill all the requirements of activities in an apartment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya
Abstrak :
PT. X adalah salah satu industri di Indonesia, yang bergerak di bidang pengemasan (packaging industry). Perusahaan ini memproduksi plastik pembungkus yang digunakan sebagai pembungkus oleh industri lain, terutama industri makanan seperti Indofood, Indo Es Krim Meiji, Nestle, dan lain-lain. Proses manufactur yang dilaksanakan adalah membentuk bahan dasar tersebut menjadi suatu kemasan untuk produk-produk tertentu. PT. X berusaha untuk meningkatkan performa dan kualitas kerjanya agar dapat bersaing, tidak hanya di dalam negeri saja. Usaha peningkatan performa diterapkan ke dalam sebua bagian yang berada bi bawah PT. X, termasuk bagian PPC Gudang. Selama ini, aliran informasi antara bagian PPC dan Gudang telah menggunakan sistem informasi berbasis data (database). Namun pada hakekatnya, masing sering dilakukan pengolahan data secara manual yang disebabkan oleh kurangnya akurasi data. Ketidakakurasian data ini disebabkan oleh pemasukkan data secara tidak benar oleh operator. Hal ini disebabkan kerena interface dari sistem informasi ini yang dapat dikatakan user friendly, sehingga operator menjadi malas untuk memasukkan data. Untuk mengatasihal itu, maka dilakukanlah perancangan ulang pada user interface yang ada dengan cara melakukan perancangan ulang pada form isian kertas, interface basis data, dan laporan yang dihasilkan. Dengan perancangan ulang ini, diharapkan bahwa masalah ketidakakurasian data dapat diatasi, sehingga bagian PPC Gudang dapat melakukan perencanaan kerja dengan tepat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya
Abstrak :
Skripsi ini membahas gambaran rasisme yang terjadi di Prancis yang diambil dari dua lagu karya Akli D, seorang musisi Kabyle, berjudul Malik dan C_facile. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan tekstual dan kontekstual. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam lagu Malik, tema rasisme ditampilkan melalui peristiwa kematian Malik oleh aparat kepolisian pada kerusuhan pelajar pada tahun 1986. Dalam lagu C_facile, tema rasisme ditampilkan melalui kesulitan kaum imigran dalam berintegrasi di Prancis.
This study focuses on the portrait of racism which is happened in France based on two songs of Akli D, a Kabylian musician, Malik and C_facile. This research is qualitative, using text-oriented and context-oriented approaches. The result of this research shows that in Malik, racism theme is presented by the death of Malik in student_s riot at 1986 by policemen. In C_facile, racism theme is presented by the difficulty of immigrant in integration in France.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya
Abstrak :
Laporan magang ini memiliki tujuan untuk menganalisis metode pencatatan aset tetap dan komponen di dalamnya pada laporan keuangan suatu perusahaan di bidang peralatan kesehatan dan obat-obatan yaitu PT DEF. Penulis membandingakn pencatatan laporan keuangan terkait aset tetap perusahaan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku, yaitu PSAK 16 revisi 2015 . Selama pelaksanaan prosedur audit terhadap aset tetap, penulis menemukan bahwa terdapat perbedaan dalam metode perhitungan depresiasi atas aset tetap PT DEF dengan perhitungan depresiasi perusahaan pada umumnya. Secara keseluruhan, metode pencatatan mengenai aset tetap perusahaan dilaksanakan sesuai dengan PSAK 16 revisi 2015 , sedangkan untuk perbedaan metode perhitungan depresiasi tersebut merupakan SOP yang telah diimplementasikan diseluruh cabang PT DEF yang tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan PT DEF.
This internship report aims to analyse the accounting of fixed asset and any related component within fixed asset in financial report of PT DEF, a medical equipment and drugs company. Financial report related to fixed asset of the company was compared with the related accounting which is PSAK article 16 2015 revision. During the audit process, it was found that there was difference of computation method used by PT DEF on depreciation of fixed asset with the computation generally used by other company. But, overall, PT DEF properly has recorded and measured fixed assets in accordance of PSAK. Regarding the difference in depreciation calculation method, it has followed the Standard and Operating Procedure implemented by PT DEF consistently. Therefore, it will not affect the fairness of PT DEF rsquo;s financial report.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Brahma Aditya
Abstrak :
Studi ini menjelaskan stagnasi advokasi yang dilakukan oleh kelompok disabilitas dalam mengarusutamakan perlindungan dan pemenuhan hak-hak orang dengan disabilitas. Proses advokasi ini bertujuan untuk memperjuangkan dan mewujudkan masyarakat inklusif di Provinsi Yogyakarta. Orang-orang dengan disabilitas mengalami eksklusi sosial selama beberapa dekade dan membuat mereka hidup dalam kemiskinan dan tereksklusikan dari berbagai layanan sosial. Eksklusi sosial yang dihadapi oleh para orang dengan disabilitas disebabkan oleh model medis, yang menempatkan mereka sebagai kelompok yang tidak berdaya dan selalu membutuhkan dukungan. Akibatnya, orang dengan disabilitas selalu dipandang sebagai warga negara kelas dua. Proses advokasi menuju gerakan disabilitas yang dipimpin oleh organisasi orang dengan disabilitas dilakukan untuk mengatasi hambatan ini. Model sosial disabilitas yang menempatkan disabilitas, bukan sebagai masalah individu tetapi lebih ke masalah sosial menjadi ide besar organisasi orang dengan disabilitas. Menurut model ini, seseorang menjadi disabel karena masyarakat yang membuat mereka menjadi orang dengan disabilitas. Karena itu, rekonstruksi pandangan ini menjadi tujuan utama kerja advokasi yang dilakukan oleh organisasi orang dengan disabilitas. Strategi dan taktik advokasi terutama dilakukan oleh organisasi orang dengan disabilitas hanya berfokus pada aspek struktural. Ada beberapa hasil kerja advokasi, namun, terdapat jalan panjang yang harus ditempuh. Organisasi orang dengan disabilitas masih berjuang untuk mengubah arti disabilitas. Pemerintah dan masyarakat masih menempatkan disabilitas sebagai warga negara yang kekurangan dan membuat orang dengan disabilitas belum mampu keluar dari hambatan budaya yang telah mengakar selama beberapa dekade. Oleh karena itu, model sosial yang direkomendasikan oleh penelitian ini adalah bekerja melalui pendekatan jalur ganda. Fokus jalur pertama untuk mengatasi hambatan pada struktur dan jalur kedua fokus untuk mengatasi hambatan di tingkat budaya. ...... This study explains the stagnation of advocacy conducted by disability groups in mainstreaming the protection and fulfillment of the rights of persons with disabilities. This advocacy process aims to fight for and realize an inclusive society in the Province of Yogyakarta. People with disabilities are experienced by social exclusion for decades and make them live in poverty and excluded from various social services. The social exclusion faced by people with disabilities is caused by the individual model, which put them as underpowered group and always need support. As a result, people with disabilities always seen as second-class citizen. Advocacy process toward disability movement which led by disabled people organisation is raised to overcome this barrier. A social model of disability that put disability, not an individual issue but more to the social issue become a big idea of the disabled organisation. According to this model, someone become disability because of society who make them disabled. Therefore, reconstruction of this view becomes the main objective of the advocacy works made by disabled people organisation. Advocacy strategies and tactics mainly conducted by disabled people organisation only focus on the structural. There are some results of the advocacy works, however, there still a long way to go. The disability organisation still struggle to change the meaning of disability. The government and society still put disability as a pitiful citizen and make people with disability have not been able to get out of the cultural barrier that has been rooted for decades. Therefore, a social model recommended by this research is to work through the twin tracks approach. The first track focus to overcome barriers at the structure and the second track focus to overcome barrier on the cultural level.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Fajar Aditya
Abstrak :
Tesis ini membahas upaya kontra narasi yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana terorisme (PTPT) sebagai upaya deradikalisasi di Indonesia. Penulis menilai bahwa PTPT mampu menjadi salah satu pegiat deradikalisasi yang kredibel mengingat mereka pernah menjadi salah satu bagian dari jejaring terorisme dan mengetahui kelemahan dari narasi yang dibangun. Penulis akan membagi tesis ini ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu: 1) Penyampai kontra narasi yang dispesifikan kepada pelaku tindak pidana terorisme (PTPT) sebagai pegiat deradikalisasi; 2) Dekonstruksi narasi relijius yang disalahpersepsikan untuk melegitimasi kekerasan, yaitu: thâghût, takfÄ«r, hijrah, i’dad, syahîd dan jihâd; 3) Media yang digunakan oleh PTPT dalam menyampaikan konten kontra narasi. Penulis menilai walaupun masih terdapat keterbatasan dari PTPT untuk membantu merubah pemahaman penerima manfaat deradikalisasi (PMD) hingga ke tahap pemahaman yang moderat namun PTPT masih dapat mengambil peran aktif untuk melakukan deradikalisasi. Mereka mengetahui narasi yang dipahami PMD dan konten kontra narasi yang masih berada dalam rentang penerimaan PMD. Penulis turut menganalisis bahwa media yang paling efektif untuk menyampaikan kontra narasi dilakukan melalui pertemuan secara personal di dalam lembaga pemasyarakatan/ rumah tahanan secara konsisten dibandingkan deradikalisasi melalui media online. Penelitian dalam tesis ini bersifat kualitatif. Penulis melakukan wawancara semi-terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat terbuka. Untuk mendukung data yang didapat dari hasil wawancara, peneliti turut merujuk berbagai sumber sekunder. Peneliti menggunakan sejumlah teori dalam penelitian ini, yaitu teori narasi, kontra narasi, deradikalisasi dan dekonstruksi.
This thesis tries to discuss the efforts of counter-narrative carried out by perpetrators of criminal acts of terrorism (PTPT) as an effort of de-radicalization in Indonesia. The author assessed that PTPT was able to become one of the credible deradicalization agents in Indonesia, considering that they had been part of a terrorist network and knew the weaknesses of the narrative that had been built even though there are limitations to achieve the ideal goal of deradicalisation to change the ideology of beneficiaries of de-radicalization to moderate level. The author will divide this thesis into 3 (three) sections, namely: 1) Counter-narrative messenger specified to the perpetrators of criminal acts of terrorism (PTPT) as actor of deradicalization; 2) Deconstruction of religious narratives that are mispercepted to legitimize violence, namely: thâghût, takfÄ«r, hijrah, i’dad, martyrdom and jihâd; 3) Media used by PTPT in delivering counter-narrative content. The researcher assessed that although there were still limitations of PTPT to help change the understanding of beneficiaries of deradicalisation (PMD) to the moderate level of understanding, PTPT could still take an active role in carrying out deradicalization. They know the narrative understood by PMD and counter narrative content which is still within the range of PMD acceptance. Researchers also analyzed that the most effective media for delivering counter narratives was carried out through personal meetings in prisons/ detention centers compared to online deradicalization. The research in this thesis is qualitative research. The author conducted semi-structured interviews with open-ended questions. To support data obtained from interviews, researchers also quote from various secondary sources. The author used several theories in this study, namely the theory of narrative, counter-narrative, deradicalization, and deconstruction.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gilang Aditya
Abstrak :
Gamification adalah sebuah metode dimana unsur yang biasanya ditemukan pada permainan digunakan di dalam konteks non-permainan. Di Indonesia, metode gamification sudah dapat banyak ditemukan di berbagai media termasuk m-commerce. Go-jek dan Shopee adalah dua contoh dari m-commerce yang menggunakan fitur gamification. Go-jek dan Shopee juga menggunakan gamification pada program loyalitas kustomer mereka. Program loyalitas Go-jek dikenal dengan nama GoPoints, sementara program loyalitas Shopee dikenal dengan nama Koin Shopee. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh yang dimiliki oleh gamification terhadap sikap terhadap program loyalitas kustomer dan intensi perilaku pada pengguna mcommerce dengan menggunakan pendekatan technology acceptance model, dan juga untuk mencaritahu apakah desain fitur permainan yang sederhana atau tidak memiliki pengaruh terhadap hasil penelitian atau tidak. Metodologi yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan cara menyebarkan online survey kepada seratus sampel yang menggunakan Go-jek dan memiliki pengalaman bermain swipe token pada Go-jek dan seratus sampel yang menggunakan Shopee dan memiliki pengalaman dalam bermain Shopee Games. Data yang terkumpul akan diproses menggunakan SmartPLS (Partial Least Square) dengan pendekatan structural equation modeling. Hasil penelitian pada desain gamification yang sederhana, gamification memiliki pengaruh langsung terhadap intensi perilaku dari pengguna m-commerce, tetapi gamification tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada perceived usefulness. Pada desain gamification yang lebih rumit, walau pun gamification tidak dapat secara langsung mempengaruhi intensi perilaku, tetapi perceived usefulness dan perceived ease of use dapat memediasi pengaruh yang dimiliki oleh gamification terhadap intensi perilaku, sehingga membuat gamification memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi perilaku. Terakhir, walau pun gamification memiliki pengaruh yang signifikan positif pada sikap pengguna terhadap program loyalitas, tetapi sikap pengguna terhadap program loyalitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif pada intensi perilaku, sehingga membuatnya tidak dapat memediasi hubungan antara gamification dengan intensi perilaku. ......Gamification is a method where game elements are used in non-video game context such as business. In Indonesia gamification can be found in a lot of medias including mcommerce. Go-jek and Shopee is two examples of m-commerces that applied gamification on their services. Both Go-jek and Shopee use gamification on each of their own customer loyalty program. Go-jek loyalty program is known as GoPoints, while Shopee loyalty program is known as Koin Shopee. The aim of this research is to find-out the effect that gamification had towards both attitude towards customer loyalty program and behavioral intention on m-commerce users by using technology acceptance model approach, while also to find-out whether the simple or complicated design of the game affect the said results or not. Methodology used is descriptive research by distributing an online self-administered survey to one-hundred sample that use Go-jek and have an experience of playing Go-jek swipe token and one-hundred sample that use Shopee and have an experience of playing Shopee Games. Data that had been gathered will then be processed descriptively by using SmartPLS (Partial Least Square) with Structural Equation Modeling approach. Result is in a simple design gamification, gamification does directly affect behavioral intention of m-commerce user, but gamification does not have significant effect on perceived usefulness. On a more complicated gamification design, though gamification unable to directly affect behavioral intention, but both perceived usefulness and perceived ease of use able to mediate the effect between gamification and behavioral intention, making gamification have a significant effect on behavioral intention. Lastly though gamification have a positive significant effect on user attitude towards loyalty program, but attitude towards loyalty program does not have a significant effect on behavioral intention, rendering it unable to mediate gamification variable towards behavioral intention in both simple and complicated gamification design.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ahmad Aditya
Abstrak :
Proyek konstruksi dengan segala kerumitan dan keterbatasan dalam berbagai aspek diharuskan memenuhi target waktu dan biaya. Proses perencanaan yang terintegrasi diperlukan untuk merancang suatu skenario optimasi waktu-biaya proyek yang realistis dengan mempertimbangkan pilihan dan kemungkinan yang bisa digunakan. Metode penjadwalan dituntut dapat mengakomodasi: perluasan asumsi untuk mempertimbangkan pilihan yang akan diambil, perhitungan waktu dan biaya berdasar sumberdaya yang realistis, dan pencarian solusi berupa kombinasi dari pilihan yang dapat memenuhi batasan serta tujuan proyek. Pada sebuah kasus proyek konstruksi, dengan menerapkan algoritma genetik pada penjadwalan berbasis sumberdaya, dicari sebuah solusi berupa skenario penjadwalan bagi optimasi waktu-biaya proyek untuk dibandingkan dengan realisasi pelaksanaan di lapangan. Dari hasil perbandingan didapatkan kesimpulan bahwa algoritma genetik mampu mencari solusi optimal dan sesuai dengan pola pencarian solusi secara analitis berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman. ......Construction project with all its complexity and limits in many aspects is entitled to fulfill time and cost targets. Integrated planning process is needed to design a realistic time-cost optimation project scenario, respective of options possible to use. Scheduling method is obliged to accomodate : assumption expand to consider options to make, calculation of project time-cost based on realistic resource usage, and solution finder. In a construction project case, by applying genetic algorithm in a resource based scheduling, a solution of time-cost optimation in a form of scheduling scenario is searched to be compared to the real applied scenario of the project. From the comparation, its concluded that genetic algorithm is able to find an optimal solution that matches the optimation effort done manually, based on knowledge and experience.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Aditya
Abstrak :
In July 2013, Indonesia implemented the presumptive tax regime on micro, small and medium enterprises (MSMEs) by assigning Government Regulation No.46/2013. This regulation simplified the tax administration and provides tax cuts to MSMEs to help them grow and encourage voluntary tax compliance, which eventually will increase their contribution to state revenue. This thesis provides an analysis of the implementation of this new tax regime by comparing related literature on practices of this tax regime in many countries with the recent conditions in Indonesia after this regulation was applied. It seems that the new tax regime encourages voluntary tax compliance and stimulates the contribution of MSMEs to state revenue. However, some challenges, such as different definitions, lack of tax knowledge, impartiality to business losses, and the indication of tax avoidance must be overcome by the government by improving policies that favor MSMEs.
Sejak bulan Juli 2013, Indonesia menerapkan sistem pajak presumsi pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan menetapkan Peraturan Pemerintah No.46/2013. Ketentuan ini menyederhanakan administrasi pajak dan memberikan pemotongan pajak kepada UMKM untuk membantu mereka tumbuh dan mendorong kepatuhan pajak sukarela, yang pada akhirnya akan meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan negara. Tesis ini memberikan analisis implementasi sistem pajak baru ini dengan membandingkan literatur terkait praktik-praktik rezim pajak ini di banyak negara dengan kondisi terkini di Indonesia setelah peraturan ini diterapkan. Secara umum, rezim pajak yang baru berhasil mendorong kepatuhan pajak sukarela dan merangsang kontribusi UMKM terhadap pendapatan negara. Namun, beberapa tantangan, seperti definisi yang berbeda, kurangnya pengetahuan perpajakan ketidakberpihakan terhadap kerugian bisnis, dan indikasi penghindaran pajak, harus diatasi oleh pemerintah dengan merumuskan kebijakan yang dapat mendukung UMKM.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlian Rista Aditya
Abstrak :
Prevalensi HIV pada LSL terus meningkat dari tahun ke tahun, 8% pada 2007 menjadi 17% pada 2011. Tingginya prevalensi HIV pada populasi ini disebabkan oleh pratek perilaku seks aman berupa penggunaan kondom secara konsisten yang masih rendah, 32% pada 2007 dan 24% pada 2011. Tujuan penelitian: Diperolehnya informasi yang mendalam tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat perilaku penggunaan kondom secara konsisten pada pekerja seks laki-laki panti pijat serta situasi dan pola penggunaan kondomnya. Desain penelitian: Kualitatif menggunakan rapid assessment procedures. Sebanyak 30 informan dipilih melalui ?stratified? purposive sampling dari 15 panti pijat laki-laki, diwawancarai secara mendalam menggunakan structured open-ended question, ditranskrip dan matriks dibuat untuk memilah data sesuai tema-tema yang muncul. Observasi situasi di panti pijat dan analisis dokumen dilakukan untuk melengkapi wawancara mendalam. Analisis-interpretasi data dilakukan berdasarkan 5 level Socio Ecological Model. Hasil: Sebagian besar faktor-faktor pada level individual (pengetahuan, motivasi dan kesiapan menggunakan kondom, niat, keputusan menggunakan kondom, keterampilan, dan selfefficacy) dalam situasi yang memadai dan menjadi faktor pendukung penggunaan kondom secara konsisten. Namun pengaruh faktor-faktor ini tidak langsung dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor interpersonal terutama klien, atasan/manajer panti pijat, teman dan pasangan tetap serta oleh faktor-faktor situasi organisasi panti pijat seperti aturan organisasi, mekanisme rantai suplai distribusi dan promosi kondom, struktur dan budaya organisasi. Faktor-faktor pada level komunitas tidak mendukung tetapi juga tidak menghambat secara langsung karena jejaring, kapasitas, kepemimpinan, partisipasi dan sumber daya komunitas masih embrional dan belum kuat. Faktor-faktor pada level kebijakan publik mendukung perilaku penggunaan kondom informan karena memungkinkan ketersediaan dan distribusi kondom serta program HIV berjalan di panti pijat. Namun karena adanya kontradiksi antara beberapa kebijakan publik, pengaruhnya menjadi terbatas. Ditemukan juga ada 3 pola umum penggunaan kondom pada informan yang merupakan model sederhana dari stage of change model, health believe model, precaution adoption process model dan social cognitive theory. Kesimpulan/rekomendasi: semua informan telah menggunakan kondom tetapi hanya sebagian kecil informan, sekitar 30%, yang penggunaan kondomnya konsisten. Faktor pada level interpersonal dan organisasional adalah faktor yang paling mempengaruhi penggunaan kondom informan dibandingkan faktor-faktor pada level individual, komunitas dan kebijakan publik. Disarankan agar intervensi pencegahan HIV menyasar lebih dalam faktor-faktor pada kedua level tersebut.
Background: HIV prevalence among MSM increase time to time, 8% in 2007 to 17% in 2011. High HIV prevalence among this population caused by low unsafe sex practices in form of consistent condom use, 32% in 2007 and 24% in 2011. Study purpose: to acquired insight of consistent condom use suporting and inhibiting factors among massage parlor-based male sex workers as well as situation and patterns of condom use behavior. Study design: qualitative approach using rapid assessment procedure method. Thirty informans were select through ?stratified? purposive sampling from 15 massage parlors, interviewed using structured open-ended questions, trancripted and matrix developed for data sorting to captured any emerged themes. Documents and secondary data analysis and observation carried out to suplement indepth interview. Data analysis and interpretation done based on 5 levesl of Socio Ecological Model. Results: Most of factors at individual level (knowledge, motivation and readiness to use condom, behavioral intention, deicion about acting, condom use skill, self-efficacy) were adequate and as supporting factors for consistent condom use practices. However influences of these factors was indirect and greathly influenced by interpersonal factors particularly by clients, massage parlor managers, peers and steady partners as well as by organizational factors such as massage parlor work regulation, condom supply chain management and promotion, organizational culture and structure. Factors at community level were neither support nor inhibit directly to consitent condom use practices. These are mainly caused by inadequate and embryonic stage of community networking, capacity, leadership, participation, and resources. Factors at public policy level support informant?s consistent condom use practices since these factors enabled condom availability and distribution and presence of HIV prevention program inside the massage parlors as well. However due to contradiction among those existing public policy, the influences were narrow. This study found 3 general patterns of informant?s condom use practices which are served as simple model of social cognitive theory, stages of change model, health believe model and precaution adoption process model. Conslusion/recommendation: All informants had used condom but only few of them, about 30%, had used it consistently. Factors at interpersonal and organizational level were the most influencing factors for consistent condom use practices among informants compared to factors at individual, community and public policy level. It is recommended to have deeper and more intensive intervention at those two levels.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T32564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>