Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Mutholib
Abstrak :
Perkembangan manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat ketika manusia sudah menemukan mesin uap. Titik tersebut merupakan titik revolusi industri bagi peradaban manusia. Revolusi industri membuat manusia semakin sering berinteraksi dengan mesin-mesin produksi untuk mempermuda dan mempercepat produksi industri. Namun dalam interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan tempat kerja terdapat berbagai risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kecelakaan bagi manusia. Salah satu penyakit akibat kerja yang kerap diderita oleh pekerja adalah penyakit yang berkaitan dengan otot serta rangka, atau lebih dikenal dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini dilakukan pada pekerja produksi pemurnian perak PT Antam Persero Tbk UBPP Logam Mulia tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko ergonomi dan gejala MSds yang dialami oleh pekerja di bagian produksi pemurnian perak. Metode penelitian ini adalah semi kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden berjumlah 14 orang pekerja produksi yang berada di lokasi pemurnian perak. Tingkat risiko ergonomi dinilai dengan menggunakan Quick expossure Checklist (QEC). Penilaian menggunakan QEC mendapatkan hasil dalam 3 kategori yaitu kategori risiko sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui keluhan MSDs yang dirasakan pekerja dan didapatkan hasil 100% pekerja mengeluhkan mengalami gejala MSDs. ......Human development is progressing very rapidly when humans have invented the steam engine. The point is the point of the industrial revolution for human civilization. The industrial revolution made people increasingly often interact with machines to rejuvenate and accelerate the production of industrial production. However, the interaction between human, machine and environment workplace there are various risks that may cause accidents or occupational diseases to humans. One of the occupational diseases that often suffered by workers is a disease associated with muscle and frame, or better known as Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research was carried out on the production worker refining silver PT Antam Tbk UBPP Precious Metals Limited 2014. Study aimed to look at the ergonomic risk factors and symptoms of MSDs experienced by workers in the production of silver refining. This research method is semi-quantitative cross-sectional design. Respondents amounted to 14 production workers at the scene refining silver. Ergonomic risk level assessed using expossure Quick Checklist (QEC). Assessment using the QEC get results in 3 risk categories, medium, high, and very high. Nordic Body Map (NBM) is used to determine the perceived grievances of workers and MSDs showed 100% of workers complained of experiencing symptoms of MSDs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mutholib
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
499.221 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rambe, Abdul Mutholib
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai tingkat kecerdasan pasien anak penyandang kelumpuhan otak (CP) di Yayasan pembinaan anak cacad (YPAC) Medan, dengan menghubungkan antara jenis CP, derajat retardasi mental, serta jenis kelamin. Penelitian dilaksanakan secara potong lintang, meliputi semua pasien dengan CP yang terdaftar dalam buku registrasi poliklinik YPAC Medan antara Juli 1987-Juni 1998. Semua di antara 74 pasien yang diikutsertakan dalam penelitian ini mempunyai IQ di bawah rata-rata dan 62% di antaranya berjenis perempuan. Jenis yang paling banyak ialah tipe spastik (65%), kemudian campuran (16%), diskinetik (11%) dan hipotonik (8%). Secara keseluruhan, golongan CP campuran mempunyai derajat retardasi mental paling berat. Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara jenis CP dengan tingkat retardasi mental (P < 0.001), dan tak terdapat hubungan bermakna antara jenis CP dengan jenis kelamin. (Med J Indones 2002; 11: 242-5)
Children with cerebral palsy has been investigated at YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat / Institute for Crippled Children) Medan to obtain the detailed description of patient?s intelligence level referring to cerebral palsy types and to determine the relationship between palsy types and mental retardation level as well as to relate cerebral palsy types and sex. The study is cross-sectionally conducted involving all cerebral palsy patients listed in registration book of YPAC Policlinic Medan from July 1987 to June 1998. Of 74 patients participated in the study, all had IQ under average and 62% them were female. The most common type is spastic (65%), followed by mixed (16%), dyskinetic (11%) and hypotonic (8%), respectively. Overall, the mixed type had severe mental retardation. Statistically, there is a significant relationship between cerebral palsy types and mental retardation level (p < 0.001). There is no significant relationship between cerebral palsy types and sex. (Med J Indones 2002; 11: 242-5)
Medical Journal of Indonesia, 2002
MJIN-11-4-OctDec2002-242
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library