Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Hakim Usman
"Sampai sekarang, Indonesia masih menghadapi masa_lah kebahasaan yang kompleks. Di samping bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang harus dibina dan di-kembangkan, terdapat pula bahasa-bahasa daerah yang di-pakai sebagai alat komunikasi regional atau lokal, di antaranya banyak yang telah mempunyai tradisi sastra yang tinggi. Masih banyak bahasa daerah yang belum di_teliti ,sehingga belum diperoleh informasi yang lengkap mengenai situasi kebahasaan di seluruh wilayah Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D413
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seiring dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, termasuk ke daerah Sunda di Jawa Barat, maka lainnya mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah-laku, dan segala aspek kehidupan masyarakat Sunda. Kosakata yang yang berasal dari Bahasa Arab juga kian banyak masuk ke dalam perbendaharaan kosakata Bahasa Sunda yang selanjutnya tidak dirasakan lagi sebagai kosakata serapan. Penelitian ini berangkat dari suatu hipotesa yang mengungkapkan bahwa sejumlah kosakata dalam Bahasa Sunda yang diserap dari Bahasa Arab diwarnai oleh perubahan fonologi yang ada kaitannya dengan asal-usul bahasa tersebut. Manfaat penelitian ini adalah dengan semakin bertambahnya pandangan materi, khususnya bidang fonologi, maka akan semakin terungkap betapa berpengaruhnya fonologi dalam kegiatan berbahasa. Akhirnya, opini umum yang mengatakan bahwa lidah orang Sunda itu sulit, bahkan tidak bisa melafalkan berdasarkan fonetik Bahasa Arab, adalah sama sekali tidak benar dan tidak beralasan. Sebab, dalam kenyataannya, ketika orang Sunda "mengaji" kitab suci Al-Qur'an adalah sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, bahkan begitu banyak para qori dan qori'ah yang berasal dari orang Sunda menjadi juara terbaik MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an), baik pada tingkat regional maupun nasional, bahkan pada tingkat Internasional"
SOS 5:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syamsuddin
"Pungutan merupakan salah satu masalah sosiolinguis_tik yang telah banyak dikaji orang. Itu karena masalah pungutan erat kaitannya dengan komunikasi manusia. Pu_ngutan atau sera-pan bisa berupa kata, kelompok kata (kalimat) , istilah atau unsur-unsur bahasa asing lain_nya.Suatu bahasa dikatakan memungut atau menyerap unsur_-unsur dari bahasa lain, apabila bahasa tersebut secara sengaja atau tidak telah menggunakan unsur-unsur asing asing itu di dalam kegiatan berbahasanya. Orang-orang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu inilah yang disebut sebagai dwibahasawan (Samsuri, 1987:55). Gejala pungutan bagi Para ahli bahasa sudah dianggap sebagai gejala yang wajar terjadi pada. semua bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih dipergunakan oleh para penuturnya. Begitu pula halnya dengan bahasa Jawa, sebagai salah satu bahasa di Indonesia yang mempunyai jumlah penutur mayoritas. Oleh sebab itu, anabila penelitian mengenai pungutan dalam bahasa Indonesia telah banyak dilakukan orang, lain halnya dengan pungutan dalam bahasa Jawa. Jadi, dalam konteks inilah skripsi ini dibu_at. Tujuan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana proses penyesuaian unsur-unsur bahasa asing tersebut. Se_hingga nantinya dihasilkan suatu kesimpulan mengenai bunyi_-bunyi apa saja yang mengalami perubahan. Untuk mengumpulkan kata-kata pungutan tersebut, penu_lis menggunakan beberapa kamus Jawa, di antaranya kamus Baoesastra Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta. Alasan pe_milihan kamus ini yakni karena. Dari sekian banyak kamus bahasa Jawa yang ada, kamus inilah yang memuat paling ba_nyak kata pungutan. Selain itu, kamus ini pun langsung me_nyebutkan sumber kata pungutan tersebut. Untuk meneliti gejala penyesuaian kata pungutan itu, digunakan metode penelitian deskriptif struktural, yaitu dengan membandingkan struktur fonem bahasa Belanda dengan bahasa Jawa, dan kemudian dicari fonem-fonem tertentu yang mengalami penyesuaian. Ternyata dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kata-kata pungutan yang berasal dari bahasa Belanda ini paling tidak telah mengalami tiga (3) proses penyesuaian fonem, yakni penggantian fonem, penambahan fonem dan penghilangan atau pelesapan fonem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Karno Ekowardono
"Penelitian ini memecahkan masalah secara tuntas bagaimana sistem morfologi verba denominal dan nomina deverbal dalam lingkup kelas nomina dan verba bahasa jawa baku. Data penelitian digali dari sumber tulis dan lisan. Data dari sumber tulis dicek dan dilengkapi dengan jalam mewawancarai sejumlah pembahan yang berasal dari Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Magelang, dan Purworejo. Analisis dilakukan dengan pendekatan karta dan paradigma, menggunakan teknik oposisi proporsional atas dasar kesepadanan (korespondensi) antara arti, bentuk, dan valensi sinteksis kata.
Hasil yang diperoleh mencakupi deskripsi tentang (1) sistem morfologi nomina murni (tabel 1 dan 2) dan verba murni (3 dan 4) ; (2) sistem morfologi verba denominal (tabel 5-6) dan nomina deverbal (tabel7-10). kata kelas nomina murni yang dapat dibentuk menjadi verba denominal hanyalah nomina dasar (D) dan beberapa kata D-an. Nomia D-an ini terbentuk menjadi verba deniominal D-an. Hampir semua prosede di dalam sistem verba murni dimanfaatkan di dalam sistem verba denominal > namun pembentukannya primer, pada verba denominal I, adalah derivasi dari nomina D menjadi verba denominal D, D-an / 9a-) D yang tafsiran maknanya mengandung unsur "refleksif", dan beberapa kata D-an (lajur 1). Dari verba denominal D itu diperoleh verba denominal D-i dan D-ake. Verba D, D-i, dan D-ake itu menjadi pangkal pembentukan infleksional kategori inti (kolom A, B, C). Pada verba denominal II D-i dan D-ake itu terbentuk langsung dari nomina D. Verba denominal kategori pembeda ( kolom A, D, E, F, G, kecuali kata-kata tertentu, dan D-en (lajur 1) juga terbentuk langsung dari nomina D. Pembentukan selanjutnya berpangkal pada verbal denominal yang telah diperoleh dengan derivasi dan infleksi itu, mengikuti sistem yang berlaku pada verba murni.
Beberapa kategori verba murni dan verba nominal dapat dibentuk menjadi nomina deverbal, yakni (1) D-an berpangkal pada hampir semua kategori verba, (2) D-an/D-D-an berpangkal pada verba transitif D/N-D(-i/-ake). keculai N-D-eke/di-D-ake 'benefaktif (pasientif)' tidak, (3) pa(N)-D/pe-(N)-D berpangkal pada verba D/-N-D(-i/-ake)/ di-D(-ake), (4) pa(N)-D-an/pe(N)-D-an berpangkal pada verba D/N-D(-i/-ake), dan (5) pi-D yang hanya ada beberapa kata, berpangkal pada verba D/-N-D(-i/-ake)/di-D(-ake). Dengan catatan bahwa yang berpangkal pada verba denominal II tidak ada dan pangkal verba denominal I hanya satu kata di_d saja."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D127
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatchurrohman
"Terdapat beberapa istilah untuk menyebut ragam bahasa yang lazim digunakan di dalam karya sastra, antara lain ragam bahasa literer, ragam sastra, dan ragam pustaka. Tidak sedikit pula orang menyebut rangkaian kata-kata yang menurutnya memiliki ?nuansa keindahan? sebagai bahasa puitis. Dalam bahasa Jawa pun terdapat istilah, misalnya kagunan basa ?seni bahasa?, basa pacakan ?bahasa terhias?, basa bregasan ?bahasa menarik?, basa pinathok ?bahasa teratur?, dan basa rinengga ?bahasa yang diperindah'. Bahkan, setidaknya sepengetahuan penulis, tak jarang penutur bahasa Jawa menyebut tulisan dan/atau ujaran yang dianggap mengandung aspek makna keindahan sebagai basa kawi, atau basa nyastra. Untuk membedakan kelompok, di samping istilah-istilah bahasa ragam sastra, basa pacakan, basa rinengga, dan ?basa nyastra?, terdapat pula istilah misalnya basa Iumrah ?bahasa umum? sebagai penanda bagi kelompok bahasa ber-ragam non-sastra.
Suatu ujaran berbahasa Jawa dapat dikategorikan ber-ragam sastra, sementara tidak bagi ujaran lain, tentulah antarkeduanya terdapat ciri-ciri pembeda tetap, karena di samping sistemis, setiap bahasa memiliki ciri sistematis. Permasalahan yang menjadi dasar penelitian dalam penulisan skripsi ini ialah pemarkah seperti apa yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menggolongkan suatu ujaran berbahasa Jawa ke dalam Bahasa Jawa ragam sastra.
Berlandaskan teori Jakobson mengenai prinsip ekuivalensi dalam fungsi puitik bahasa, dapat disimpulkan bahwa dalam proses menghasilkan ujaran beragam sastra, di samping pemenuhan terhadap kaidah gramatikal terjadi pula proses seleksi atas deretan sinonim kata berdasarkan persamaan bunyi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
415 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Rijal
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1993
499.226 4 SYA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
499.221 5 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985
499.251 SIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Usmar
Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas, 2002
499.221 ADN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>