Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarworini Bagio Budiardjo
"Osteogenesis depends on the originals cells, which are indirect or endochondral osteogenesis, and direct or intramembraneous osteogenesis. The skeletal of craniofacial consist of bones, group of bones, and cartilages. The function of the skeletal of craniofacial is supported and covered the part of soft tissues in the calvaria. Basically the skeletal ontogenesis of craniofacial same to the other bones which are deposition-resorption, growth field, remodeling, and growth movement. The skeletal osteogenesis of craniofacial controlled by growth sites and growth centers."
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, Yulu
Beijing : China Intercontinental Press, 2011
SIN 332.456 51 CHE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triseu Setianingsih
"Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Usia 0-12 bulan) di Wilayah Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Tahun 2009. Jenis rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah sebagian ibu yang memiliki balita usia 13-24 bulan sebanyak 250 ibu. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu yaitu variabel umur, pekerjaan, sikap, dukungan petugas dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Variabel yang paling dominan adalah variabel pekerjaan dengan p=0,000 dan OR = 11,537. Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu yang tidak bekerja untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan rangsangan terhadap bayi apalagi kuantitas ibu dirumah lebih banyak dibanding ibu yang bekerja, karena frekuensi ibu di rumah ternyata tidak menjamin kualitas perilaku ibu dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

This thesis have propose to identified some factors that related with mother behavior on toddler's growth and development (age 0-12 months) at West Cikarang, Bekasi Regency in 2009. This research used Cross Sectional studies. The sample is 250 mothers who have toddler at age about 13-24 months. Data analysis encompassed univariate, bivariate and multivariate analysis. Multivariate analysis show that there is existing 5 variable which related with mother behavior as following age, occupation, attitude, support from related functionary and medical services access. Dominant variable is occupation variable with p=0,000 and OR= 11,537. It's recommended to the community, especially for mother without work, to increase their ability to give stimulus to their toddler. Even though they have more times rather than mother work but not guarantee that they have good behavior quality to support their toddler's growth and development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Normawati Wahid
"ABSTRAK
Budaya yang dianut oleh orang tua dan masyarakat dapat mempengaruhi asupan nutrisi pada anak terkhusus pada periode 1000 HPK. Penelitian kualitatif etnografi deskriptif ini bertujuan untuk mengeksplorasi budaya pemberian makan pada anak suku Bugis usia 0-23 bulan. Observasi dan FGD dilakukan pada 22 informan pengasuh utama,wawancara mendalam pada tokoh adat, kader dan bidan desa. Analisis data dengan analisis tematik pendekatan etnhonursing, menghasilkan tujuh tema yaitu larangan membawa bayi keluar rumah sebelum tradisi turun tanah, memberikan kopi pada bayi yang baru lahir, memberikan makan manis, memilih pisang sebagai makanan pertama, memilih orang yang dianggap baik untuk memberikan suapan pertama, menunda pemberian makanan sumber hewani sebelum usia diatas satu tahun, dan memberi peong dan telur saat anak mulai berjalan. Aspek budaya merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh besar dalam pemberian makan pada anak. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan tindakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan terkhusus perawat anak harus mempertimbangkan aspek budaya. Namun tetap memperhatikan kesesuaian praktik budaya tersebut dengan teori keperawatan.

ABSTRACT
Parents rsquo beliefs and cultures may affect nutritional intake in children especially during first 1000 days of life. A qualitative research using descriptive ethnography which aimed to explore parents rsquo feeding practice on children aged 0 23 months was conducted in Bugis culture. Observations and FGDs were conducted on 22 primary caregiver as informant, as well as in depth interviews with a traditional leader, cadres and a village midwife. Data analysis using ethno nursing thematic analysis was applied and resulted in seven themes the prohibition of bringing the baby out of the house before turun tanah, giving coffee to the newborn, feeding the banana as the first food, choosing the person who is considered good to give the first bribe, postpone animal feeding before the age of one year, and give peong and eggs as the child begins to walk. Cultural aspect is one aspect that has a great influence in feeding on children. Therefore, in communicating and making health care action plans, a special health care provider should take into account cultural aspects however still consider the perspective of health. "
2018
T50894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Diyah Nuraini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tumbuh kembang anak dapat dinilai dari kemampuan Adaptasi, Personal Sosial, Motorik, Komunikasi, dan Kognitif. Pemeriksaan tumbuh kembang yang sering dilakukan di Indonesia adalah Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP), Denver II dan pemeriksaan Bayley III. Battelle Development Inventory II (BDI II) sudah banyak digunakan secara luas di Indonesia, namun belum dilakukan validasi hingga saat ini.
Tujuan. Uji Validasi instrumen Battelle Development Inventory II versi Bahasa Indonesia
Metode: Penelitian potong lintang pada 30 subyek dengan menilai hasil pemeriksaan profil tumbuh kembang anak yang meliputi domain Adaptasi, Personal Sosial, Motorik, Komunikasi, dan Kognitif.
Hasil: Telah dilakukan proses penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dan dilakukan penerjemahan kembali ke dalam Bahasa Inggris sebagai salah satu rangkaian uji Validitas Konten, dengan dilakukan penilaian oleh tim Ahli Fungsi Luhur dan Neuropediatri dengan hasil yang valid ( Kappa > 0.8) Uji instrumen validitas dilakukan pada masing masing subdomain didapatkan bahwa koefisien korelasi antar domain dalam BDI II dan antara sub domain dengan nilai total domainnya memiliki hasil yang valid (p<0.05).
Kesimpulan: BDI II versi Indonesia valid untuk digunakan sebagai instrumen penilaian tumbuh kembang anak di Indonesia untuk pemeriksaan tumbuh kembang anak.

ABSTRACT
Introduction: Child development can be assessed from adaptive, motor, communication, cognitive, and personal social abilities. Examination of children's growth that is often carried out in Indonesia is Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP), Denver II and Bayley III examination. Battelle Development Inventory II (BDI II) has been widely used in Indonesia, but has not been validated to date.
Purpose: Validation BDI II Indonesia Language version
Methods: In this cross-sectional study. data collected from the examination the profile of children's growth and development of 30 subject, included the domain of adaptation, personal social , motoric, communication, and cognitive.
Results: The translation process into Indonesian and back translation into English as one of a series of Content Validity tests, with an assessment by the expert Neurobehaviour and Neuropediatrician with valid results (Kappa> 0.8) Test of validity performed on each subdomain was found that the correlation coefficients between domains in BDI II and between sub domains with the total domain values ​​had valid results (p <0.05) and have a strong correlation (r> 0.8)
Conclusion: The Indonesian version of Battelle Develompent Inventory II (BDI II) is valid for use as an assessment instrument for child growth in Indonesia for the examination of child growth and development."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Latar Belakang: Pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung memiliki tahapan yang sudah dimulai pada usia 5-6 minggu saat kehamilan. Kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 9 bulan merupakan proses yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organ salah satunya gigi sulung sehingga gangguan saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung. Salah satu parameter penentu kondisi kehamilan dapat dilihat dari pertambahan berat janin dengan mengukur bagian tubuh janin menggunakan Ultrasonography (USG). Pemantauan pertambahan berat janin ini dapat diukur dengan grafik pertumbuhan janin.
Tujuan: menganalisis hubungan pertumbuhan dan perkembangan janin terhadap defek pembentukan struktur email gigi insisif sulung. 
Metode penelitian: Penelitian merupakan penelitian kohort retrospektif. Subjek penelitian adalah 16 bayi dengan defek struktur email gigi insisif sulung dan 16 bayi dengan struktur email utuh atau normal yang memenuhi kriteria inklusi. Data estimasi berat janin sampel di masukan kedalam grafik acuan WHO, mengikuti atau tidak mengikuti grafik, lalu dilihat hubungannya terhadap ada atau tidaknya defek struktur email gigi insisif sulung yang dilihat menggunakan metode fotografi.
Hasil: terdapat hubungan komparatif antara pertumbuhan dan perkembangan janin terhadap defek struktur email gigi insisif sulung.
Kesimpulan: Anak dengan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak mengikuti grafik acuan WHO memiliki resiko lebih besar terhadap adanya defek struktur email gigi insisif sulung dibandingkan dengan anak dengan pertumbuhan dan perkembangan janin mengikuti grafik acuan WHO.

Background: The growth and development of primary teeth has begins at the age of 5 to 6 weeks during pregnancy. The nine months period of pregnancy plays an important role for the growth and development of organs. One of the them is the primary teeth. Disturbances during pregnancy can cause impaired growth and development of the primary teeth. One of the parameters in determining the condition of pregnancy  is the fetus weight gain. This can be measured using Ultrasonography (USG). Monitoring of fetal weight gain can be measured with a fetal growth chart.
Objective: to analyze the relationship of fetal growth and development to defects in the formation of the enamel structure of primary incisors.
Method: The study was a retrospective cohort study. The research subjects were 16 infants with enamel structure defects in primary incisors and 16 infants with normal enamel structures that met the inclusion criteria. The data on the estimated fetal weight of the sample was entered into the WHO reference chart, following or not following the chart, and then seeing the relationship to the presence or absence of a structural defect in the primary incisor enamel as seen using the photographic method.
Results: There is a comparative relationship between fetal growth and development on the enamel structure defects of primary incisors.
Conclusion: Children with fetal growth and development who do not follow the WHO reference chart have a greater risk of developing a primary incisor enamel structure defect compared to children with fetal growth and development following the WHO reference chart.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"The main problem facing Indonesian people today is nutrition deficiency which brings effect to low quality of human resources. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidya Permatadewi Laksmana
"ABSTRAK
Anak-anak merupakan pribadi yang memiliki perspektif yang unik dalam melihat sebuah ruang. Namun, anak-anak sering dianggap sebagai pribadi yang tidak kompeten dalam mengambil keputusan. Hal ini berdampak pada kurangnya pelibatan anak-anak dalam proses desain walaupun mereka adalah pengguna utama dari desain. Skripsi ini bertujuan untuk memahami lebih jauh bagaimana akhirnya proses desain yang melibatkan anak-anak dapat menghasilkan ruang yang baik untuk anak-anak. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perancangan partisipatorisdimana pendekatan ini memberiruang untuk semua orang berbicara dan menyampaikan pendapat mereka. Pendekatan desain ini memungkinkan anak-anak untuk terlibat dalam proses desain. Dengan melibatkan anak-anak dalam prosesnya, karakteristik komponen permainanseperti apa yang hadirdan bagaimana karakteristik tersebut dapat membantu anak-anak dalam tumbuh dan berkembang secara fisik dan mental. Ruang bermain anakdi lingkungan mereka akan menjadi fokusan utama dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan kecenderungan anak-anak yang tidak lagi memiliki ketergantungan untuk berkegiatan di lingkungan sekitarnya. Hal itu bertolak belakang pada kenyataan bahwa bereksplorasi dalam konteks lingkungan sekitar dibutuhkan oleh anak-anak untuk membantu tumbuh kembang mereka.

ABSTRACT
Children are individuals that have their unique perspective on how they see some space. However, children are often seen as individuals who are not competent in making decisions. This has an impact on the lack of involvement of children in the design process even though they are the main users of the design. This thesis aims to understand how the design process that involves children can produce good space for children. Participatory designis an approach that gives voice for everyone to speak and express their own opinions. This design approach allows children to be involved in the design process. By involving children in the process, what kind ofplay component characteristics emerge, and how these characteristics can help children grow and develop physically and mentally. Children's playroomsintheir environment will be the main focus in writing this thesis. This is due to the tendency of children who no longer tend to engage with their surrounding environment. In fact, exploring their surrounding environment is needed by children to help their growth and development."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi umumnya merupakan hasil dari rendahnya kualitas kehamilan ibu, termasuk dari asupan gizi, baik dari makanan maupun dari suplemen. Untuk itu, penelitian ini dilakukan guna mengetahui hubungan antara konsumsi suplemen zat gizi mikro ibu selama hamil dan menyusui serta faktor lainnya terhadap tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi (3-6 Bulan), terutama di wilayah Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Data konsumsi suplemen serta karakteristik ibu lainnya seperti pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan, ibu, pengetahuan gizi, jumlah kelahiran, dan kondisi BBLR diperoleh melalui wawancara. Di sisi lain, data asupan makanan ibu serta asupan makanan bayi (ASI eksklusif) saat ini diambil dengan metode food recall, sedangkan status gizi ibu sejak hamil serta pertumbuhan bayi diperoleh dengan pengukuran antropometri. Kriteria perkembangan bayi diperoleh melalui aspekaspek perkembangan penyesuaian dari kartu menuju sehat (KMS) dan buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi suplemen zat gizi mikro selama hamil berhubungan secara signifikan terhadap tumbuh kembang bayi (nilai p=0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak memperhatikan asupan makanannya, termasuk konsumsi suplemennya sejak hamil, memiliki risiko yang lebih besar mendapatkan bayi dengan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal.

Baby's growth and development retardation is one of the outcomes of less quality pregnancy, included due to less nutritional intake both from food and supplement. According to the concept, this research was conducted to find the association between the micronutrient supplement consumption during pregnancy and breastfeeding as well as other relating factors with baby's growth and development, specifically in Sub-district of Tanjung Priok, North Jakarta. Data for mother's supplement consumption and other characteristics such as education, occupation, wages, knowledge about nutrition, number of parity, low-birth weight case were collected through interview by questionnaire. On the other hand, data for recent mother's nutritional intake and exclusive breastfeeding were collected through food recall, while data for mother's nutritional status and baby's growth were measured through anthropometry measurement. The criteria of baby's development was scored through the milestones set by KMS (Kartu Menuju Sehat) and book of KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) widely used by community health centers in Jakarta. The results showed that maternal micronutrient supplement consumption was associated significantly to baby's growth and development (p value=0,05). In other words, this finding showed that if one mother didn't concern for her food, especially micronutrient supplement during pregnancy, she would have higher risk to give birth to baby with delayed physical growth and development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fauziah
"Anak memiliki hak untuk hidup, tumbuh kembang, dan berpartisipasi sesuai dengan harkat dan martabatnya (Presiden RI, 2014). Tahun 2015, pemerintah membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak untuk mewujudkan Kota Layak Anak (Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 2015). Sehingga perlu dilakukan penelitian apakah RPTRA sudah sesuai dengan persepsi masyarakat dalam memenuhi hak dasar anak dan bagaimana analisis hubungan antara pemanfaatannya dengan tumbuh kembang anak di RPTRA Cililitan. Penelitian menggunakan mixed method, dengan desain studi simultan/paralel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 7-11 tahun memiliki intensitas sering dalam memanfaatkan RPTRA, sedangkan usia 12-17 tahun jarang memanfaatkan RPTRA. Karena anak usia 7-11 tahun sedang memasuki tahapan yang aktif sehingga lebih memilih bemain diluar rumah. Selain itu hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemanfaatan RPTRA dengan pemenuhan hak tumbuh kembang anak, seperti bermain, memperoleh pendidikan, mengembangkan kreativitas, dan ibadah. Namun pada usia 7-11 tahun sudah terpenuhi haknya dalam bermain, memperoleh pendidikan, mengembangkan kreativitas, dan beribadah dilingkungan RPTRA. Sedangkan usia 12-17 tahun sudah terpenuhi haknya dalam memperoleh pendidikan dan mengembangkan kreativitas. Sehingga disimpulkan bahwa RPTRA sudah memenuhi standar dalam pemenuhan hak anak, dan pemanfaatannya tidak memiliki hubungan yang signifikan karena terdapat faktor lain diluar sarana dan prasarana RPTRA yang mempengaruhi pemenuhan hak tumbuh kembang anak.

Children have rights to life, to grow and develop, and participate that suit with their degree and dignity (President of RI, 2014). In 2015, the government built Child- friendly Public Space to actualize a city that decent to child (The Decision of Governor of DKI Jakarta Province, 2015). So, there's a need to do a research about does RPTRA appropriate already to people's perception in fulfilling the children's fundamental rights and how is the correlation analysis between its benefit to children's growth and development in RPTRA Cililitan. This research is using mixed method, with simultaneous/parallel study design. The result of the research shows that largely of children aged 7-11 have frequent intensity in using RPTRA, while children aged 12-17 is rarely using RPTRA. This is because children aged 7-11 is entering the active stage so they prefer to play outside the house. Moreover, result shows that there is no correlation between the use of RPTRA with the fulfilment of children's growth and development rights, for example playing, getting educated, developing creativity, and praying. But in 7-11 years old, their rights to play, get educated, develop creativity, and pray have already fulfilled in RPTRA's environment. While children aged 12-17 have the rights already fulfilled in getting educated and developing creativity. So we can conclude that RPTRA have met the standard in fulfilling children's rights, and its benefit doesn't have a significant correlation because there are other factors outside the facilities and infrastructures of RPTRA which affect the fulfilment of children's growth and development rights.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>