Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Debby Sonita F.
"ABSTRAK
Adat Batak Toba yang didasarkan pada sistem kekerabatan patrilineal mempengaruhi perlakuan orangtua dan masyarakat terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Perlakuan tersebut memiliki kaitan dengan konsep diri yang terbentuk pada diri mereka^ terutama pada perempuan yang menjadi tokoh inferior dalam adat Batak Toba. Dengan alasan tersebut. penelitian ini berusaha menggali bagaimana gambaran konsep diri yang terbentuk pada perempuan Batak Toba dewasa muda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner dan wawancara. Dari hasil pemerolehan data dengan menggunakan kuesioner, ditemukan bahwa subyek dengan konsep diri positif cenderung memiliki kemantapan dan keyakinan dalam memandang dan menilai diri sendiri, memiliki konsep diri yang terintegrasi dengan baik, namun cenderung untuk tidak terbuka sehingga melakukan kecurangan tfaking). sedangkan subyek dengan konsep diri negatif cenderung memiliki keraguan dalam memandang dan menilai diri sendiri, memiliki konsep diri yang juga terintegrasi dengan baik, dan cenderung terbuka. Dari hasil pemerolehan data melalui wawancara, ditemukan bahwa semua subyek (2 orang) mengakui bahwa adat Batak Toba memberi pengaruh paling besar pada subdimensi kepuasan (internal) dan subdimensi keluarga (eksternal) konsep diri mereka. Seluruh subyek juga mengaku bangga dan bersyukur telah dilahirkan sebagai perempuan Batak Toba. 'l Selama ini, penelitian mengenai pengaruh adat Batak Toba terhadap konsep diri lebih terfokus pada laki-laki yang menjadi tokoh superior dan esensial dalam masyarakat Batak Toba. Padahal, pada kenyataannya adat Batak Toba juga berpengaruh terhadap konsep diri perempuan."
2005
S3488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Elis Yulyana Tiurma
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Many of Batak Toba tradisional house are still found in Pulau Samosir and other areas in North Sumatera. When studying the techniques of this traditional house structure design, we have great admiraton for the creativity our ancestors. All materials come from the natural environment where they lives, as well as building technique have been taking into account the various effects caused by the earthquake and fire has been well anticipated. Beside that , all the ellements of building and decorative art which have been drawn by high philosophical meaning. as technology development, the building materials are easier to get so the building of tradisional house was increasingly abondoned."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolah, Roselyn; Panggabean, Harmita Novaria
"Penelitian ini menganalisis umpasa pada upacara adat perkawinan Batak Toba. Umpasa merupakan kata-kata resmi bagi orang Batak atau dapat dikatakan umpasa lebih luas cakupannya dibandingkan dengan doa pada masa sekarang ini meskipun mempunyai tujuan yang sama .Umpasa sering digunakan dalam upacara adat Batak Toba. Salah satu upacara adat Batak Toba yang menggunakan umpasa adalah upacara adat perkawinan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan performansi pada upacara adat perkawinan Batak Toba; (2) mendeskripsikan struktur teks umpasa pada upacara adat perkawinan Batak Toba; (3) mendeskripsikan kearifan lokal pada upacara adat perkawinan terkait dengan lingkungan masyarakat Batak Toba. Penelitian ini menggunakan teori antropolinguistik. Antropolinguistik mempelajari teks dan performansi tradisi lisan dalam kerangka keija antropologi, mempelajari konteks budaya, konteks ideologi, konteks sosial, dan konteks situasi tradisi lisan dalam kerangka keija linguistik.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui tiga tahap yaitu: penyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian analisis data sesuai dengan performansi Upacara Adat Perkawinan Batak Toba yang meliputi:marsibuha-buhai, pemberkatan di gereja, dan upacara adat.
"
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
VISI 25:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, A.N. Parda
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
398.215 SIB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Bertha P.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1981
499.2 PAR b (1);499.2 PAR b (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Rani S.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dite Marcelina Dwi Maulia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Fleurencia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan "Mengapa suku bangsa Batak Tuba lebih berhasil di bidang pendidikan daripada suku bangaa Melayu?". Upaya untuk mengungkapkannya adalah dengan mempelajari gambaran motivasi berprestasi, dan keterkaitan antara pola pengasuhan dan motivasi berprestasi pada kedua suku bangsa tersebut. Motivasi berprestasi adalah kecenderungan dari diri individu untuk mencapai prestasi secara optimal yang tampak dari usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam segala aktifitas kehidupan dengan menggunakan suatu ukuran keunggulan yaitu perbandingan dengan prestasi orang lain atau standart tertentu. (McClelland, dalam Zimbardo,1985). Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh pola asuh yaitu seperangkat sikap dan perilaku yang tertata, yang diterapkan oleh orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya (Baumrind, dalam Achir,1990). Sementara itu pola pengasuhan anak dipengaruhi oleh latar belakang etnografis yaitu lingkungan hidup yang berupa habitat, pola menetap, lingkungan sosial, sejarah, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, sistem kemasyaratan, sistem kepercayaan, upacara keagamaan dan sebagainya. Karena itu, cara pengasuhan anakpun berbeda-beda di berbagai masyarakat dan kebudayaan. (Danandjaja,19B8). Untuk menjawab permasalahan di atas, dilakukan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi tidak terlibat sebagai metode utama dalam pengumpulan data. Subyek penelitian adalah orangtua dan anak suku bangsa Batak Toba dan MeIayu, yang bertempat tinggal di desa asalnya, yaitu suku bangsa Melayu di desa Bogak, dan suku bangsa Batak Toba, di desa Parparean II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bangsa Batak Toba di desa Parparean II memiliki lingkungan geografis berstruktur tanah gersang, sehingga tingkat kesuburannya tergantung pada curah hujan, membuat masyarakatnya tidak termanjakan oleh alam. Bermata pencaharian sebagai petani, menariknya, penggarap sawah mayoritas adalah perempuan. Suku bangsa Batak Toba meletakkan nilai pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Hal ini dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba, bahwa jalan menuju tercapainya kegayaan (hamoraon) dan kehormatan ( hasangapon) adalah melalui pendidikan. Dalam hal pola pengasuhan, cenderung bergaya authoritative. Sekalipun demikian, gaya authoritarian tetap masih ada berkaitan dengan keinginan agar anak bersikap taat pada aturan agama dan orangtua. Pola pengasuhan ini diikuti juga oleh sikap orangtua yang mendorong pencapaian pendidikan anak berupa dukungan, kontrol dan kekuasaan. Hal yang juga menarik, ternyata nilai kerja yang tinggi dimiliki oleh Orangtua Batak Toba Berhasil dan Anak Batak Toba Berhasil yang secara nyata diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari guna merealisasikan pencapaian keberhasilan pendidikan. Sedangkan suku bangsa Melayu di desa Bogak, yaitu sebuah desa pantai, mayoritas tinggal di rumah-rumah panggung yang non permanen, berdinding kayu dan beratap daun nipah atau seng. Mata pencaharian penduduk yang utama adalah nelayan. Hal yang menonjol adalah banyaknya sarana hiburan di desa ini. Berbeda dengan daerah di tempat suku Batak Toba tinggal, di daerah ini, pada pagi dan siang hari saat jam pelajaran sekolah berlangsung, tampak banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan. memilih bekerja sebagai "anak. itik" yang berpenghasilan minimal sebesar Rp 20.000, dan adakalanya mendapatkan Rp 100.000,- per harinya. Tergambar bahwa anak mempunyai "nilai .ekonomis", dalam arti untuk membantu penghasilan keluarga. Dengan demikian, dapat dimaklumi bila pada akhirnya nilai pendidikan bukan menjadi hal yang utama dalam. pandangan suku ini. Nilai kerjalah yang dominan bagi suku bangsa Melayu."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>