Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1946 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hariara Ghion Yosua
"Penelitian ini menguji konsep perceived value dan dimensinya dalam memahami motivasi yang mendasari perilaku pembelian tiket pesawat terbang melalui medium intemet (e-ticlcering). Variabel yang diuji dalam penelitian ini, antara lain: reputasi / kcpercayaan, ketersediaan informasi, kemudahan penggunaan, harga yang murah, lcualitas layanan, resiko, beban waktu I usaha, kesenangan, dan variabel nilai itu sendiri.
Hasil penclitian diperoleh dari data yang berasal dari 207 responden dcngan kritcria bahwa responden tersebut pernah mengunjungi situs web maskapai penerbangan yang mcnycdiakan jasa e-licketing. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi menggunakan sojiware SPSS 13. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar secara berturut-turut adalah variabel nilai, kesenangan, kualitas layanan, dan reputasi / kepercayaan. Variabel harga yang murah memilild pcngaruh tidak langsung yang dimediasikan melalui variabel nilai, scdangkan kemudahan penggunaan yang dimediasikan oleh variabel kesenangan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam perilaku pembelian tikct secara online (e- tickering) adalah faktor nilai atau harganya yang murah.

This study tested the perceived value concept and its dimensions in order to understand the motivations e-ticketing purchase behavior in airline industry. The variables that were tested are reputation / trust, informativeness, ease of use, cheap price, service quality risk, time/ zgfort cost, enjoyment, and value construct it self.
The result was takenjrom 207 respondents with criteria that the respondent is a person that had been visiting airline websites that provides e-ticketing services. The collected data was analyzed using simple and multhole regressions using software SPSS 13. Results show that there are variables that have strong impact in purchase intention, which is value, enjoyment, ease of use, and reputation / trust. Price was having an indirect #ect which was mediated by value construct, same as ease of use that was mediated by erybyment construct.
From this result, we can conclude that consumer main motivation to use e-ticketing services is because the value or the price that was cheap.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34228
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Harna Tyastri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak penerapan PSAK 19 (revisi 2010) terhadap nilai relevansi asset takberwujud yang dapat diidentifikasi dan goodwill. Penelitian ini juga mengkaji pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai relevansi asset takberwujud yang dapat diidentifikasi dan goodwill. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 dan 2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset takberwujud yang dapat diidentifikasikan dan goodwill memiliki nilai relevan terhadap harga pasar perusahaan. Setelah penerapan PSAK19 (revisi 2010), nilai aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan dan goodwill memiliki relevansi nilai. Relevansi nilai aset tak berwujud dan goodwill pada perusahaan dengan tata kelola yang baik menurun setelah penerapan PSAK 19 (revisi 2010).

This study aims to assess the impact of the implementation of PSAK19 (revised 2010) on the value relevance of identifiable intangible assets and goodwill. This study also examines the effect of corporate governance on the value relevance of identifiable intangible assets and goodwill. This study uses a sample of companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 and 2011.
The results show that identifiable intangible assets and goodwill have value relevance. After the implementation of PSAK19 (revised 2010), the identifiable intangible assets and goodwill have value relevance. Value relevance of intangible assets and goodwill on companies with good governance declined after implementation of PSAK 19 (revised 2010).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Marjuni
"Education Consultant is a service business operations that can not be seperated from the need for effective marketing commumnications is expected to touch consumers and to stay connected with services that are intagible products. The success of the communication strategy refers to the values embodied in consumption value. Value products such covers functional values, social value, conditional value and epistemic value.
Authors in this study wanted to know the forms of communication that have been run by tutoring in the area of Depok and determine the relationship between the consumption values that is owned by a decision selecting education consultant.
Result of this study show that consumers education consultant SG,NF and GO have a basic consideration choosing a value based education consultant is emotional value and conditional value. Both values are positively related to the decision to choose education consultant. More consumers see that the emotional value that refers to a special feeling and also the conditional value refers to the situational factors at the time of election education consultant."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3321
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Sonia Kartika
"ABSTRAK

Skripsi ini membahas pengaruh indeks transparansi dan pengungkapan terhadap nilai perusahaan. Indeks yang digunakan dalam penelitian ini adalah OECD dan GRI. Indeks OECD akan dibagi menjadi dua indeks yaitu MDI dan VDI untuk melihat pengaruh pengungkapan yang bersifat wajib dan sukarela terhadap nilai perusahaan. Metode penelitian ini adalah penilaian berdasarkan indeks transparansi dan pengungkapan pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan indeks Kompas-100 tahun 2010 hingga 2012. Hasil penelitian menunjukkan signifikansi yang bervariasi, namun sebagian besar model menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan pada transparansi dan pengungkapan yang diukur menggunakan indeks OECD, MDI, VDI, dan GRI terhadap nilai perusahaan.


ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the effect of transparency disclosure index on firm value. The indices used in this study are OECD and GRI. OECD index will be divided into two indices, MDI and VDI to analyze the effect of mandatory and voluntary disclosure on firm value. This research analizes the companies that are listed on Indonesia Stock Exchange and Kompas-100 in the year 2010 to 2012 based on transparency and disclosure index used. The results are vary, but most of the results reveal that there are negative and significant relation between transparency and disclosure measured by OECD, MDI, VDI, and GRI indices on the firm value.

"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyce, William E.
Hoboken: John Wiley & Sons, 2013
515.35 BOY e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fokas, Athanassios S., 1952-
"This book presents a new approach to analyzing initial-boundary value problems for integrable partial differential equations (PDEs) in two dimensions, a method that the author first introduced in 1997 and which is based on ideas of the inverse scattering transform. This method is unique in also yielding novel integral representations for the explicit solution of linear boundary value problems, which include such classical problems as the heat equation on a finite interval and the Helmholtz equation in the interior of an equilateral triangle."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 2008
e20450705
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ascher, Uri M., 1946-
"This book is the most comprehensive, up-to-date account of the popular numerical methods for solving boundary value problems in ordinary differential equations. It aims at a thorough understanding of the field by giving an in-depth analysis of the numerical methods by using decoupling principles. Numerous exercises and real-world examples are used throughout to demonstrate the methods and the theory. Although first published in 1988, this republication remains the most comprehensive theoretical coverage of the subject matter, not available elsewhere in one volume.
Many problems, arising in a wide variety of application areas, give rise to mathematical models which form boundary value problems for ordinary differential equations. These problems rarely have a closed form solution, and computer simulation is typically used to obtain their approximate solution. This book discusses methods to carry out such computer simulations in a robust, efficient, and reliable manner."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 1995
e20450902
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoza Yanuar Pribadi
"ABSTRAK
Efek globalisasi telah mengakibatkan perkembangan industri jasa keuangan menjadi semakin kompleks.. Hal terse but diperburuk dengan efek psikologis pasca krisis keuangan tahun 1997 lalu yang berakibat pada volatilitas pasar yang cenderung tidak stabil. Untuk kondisi di Indonesia, salah satu eksposur risiko terpenting yang dihadapi oleh suatu Bank adalah eksposur terhadap rh:iko nilai tukar . Eksposur inilah yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 di Indonesia. Eksposur terhadap nilai tukar merupakan salah satu jenis risiko pasar yang dihadapi oleh Bank.
Dalam implementasinya di perbankan Indonesia, konsep perhitungan modal untuk risiko pasar. ini akan mulai diterapkan pada tahun 2004 ol.eh Bank Indonesia. Hal yang menarik berkaitan dengan implementasi pengenaan modal untuk risiko pasar ini adalah bagaimana Bank melakukan manajemen portfolio eksposur yang terkait dengan risiko pasar sehingga modal yang digunakan untuk mengcovernya bisa seefisien mungkin. Dalam thesis ini akan diperbandingkan dua metode perhitungan risiko pasar yaitu : Standardised dan Internal Model approach untuk melihat sampai seberapa efektif pengenaan kedua model tersebut untuk menghitung capital charge yang terkait dengan risiko pasar yaitu foreign exchange portfolio dari suatu bank.
Hasil pengujian dengan kedua metode tersebut memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian dengan menggunakan standardized approach memberikan capital charges yang paling besar dibandingkan dengan pengujian dengan menggunakan metode internal yaitu Variance Covariance dan Historical Simulation
2. Pengujian dengan menggunakan Internal j\tfodel memberikan hasil yang berbeda untuk koridisi Confidence level yang berbeda. Untuk kondisi 99% Cofidence level, pengujian dengan menggunakan Historical Simulation memberikan nilai VaR yang lebih besar dibandingkan pengujian dengan menggunakan Variance Covariance. Sedangkan pada kondisi 95% Confidence level pengujian dengan menggunakan Variance Covariance memberikan nilai VaR yang lebih bcsar dibandingkan pengujian dengan menggunakan Historical Simulation. Hal :i.ni disebabkan adanya pengaruh negative skewness dan leptokurtic pada distribusi aktual yang merupakan dasar perhitungan dari metode Historical Simulation. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu metode tidak bisa selalu menghasilkan nilai VaR yang lebih besar dibandingkan met ode yang lain. Nilai V aR dipengaruhi oleh distribusi return aktual dan confidence level
3. Dalam pengujian dengan menggunakan Variance Covariance, jumlah data historis yang berbeda akan diperoleh Decay Factor optimal yang berbeda pula. Dalam pengujian ini, data historis 500 titik data mendapatkan Decay Factor optimal sebesar 0.97. Sedangkan untuk 250 titik data didapatkan Decay Factor optimal sebesar 0.96
4. Pengujian Back Testing dengan menggunakan Variance Covariance diperoleh hasil bahwa untuk confidence level 99%, jumlah kcgagalan yang terjadi melebihi batas non rejection region dari Kupiec. Sedangkan untuk confidence level 95% , jumlah kegagalan yang terjadi belum melewati batas non rejection region dari Kupiec. Pengujian Back Testing dengan menggunakan metode Basel untuk kondisi 250 titik data dan 99% Confidence level diperoleh hasil bahwa jumlah kegagalan yang terjadi dapat dikategorikan pada daerah yellow sehingga capital charges yang terjadi harus dikalikan dengan 3.65. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa untuk pengujian dengan metode Variance Covariance dari JP Morgan , Confidence level 95% memberikan model data yang lebih valid dibandingkan model pengujian dengan menggunakan 99% Confidence level.
5. Pengujian terhadap Expected Tail Losses memberikan hasil nilai kerugian yang lebih besar dari nilai VaR. Oleh karena itu, pengujian dengan ETL dapat. Digunakan untuk mengatasi kelemahan dari V aR yaitu tidak diketahuinya nilai kerugian apabila terjadi suatu kejadian yang melebihi confidence level yang ditetapkan.
6. Pengujian dengan menggunakan stress testing memberikan hasil capital charges yang dibebankan lebih besar dibandingkan perhitungan VaR dengan menggunakan Historical Simulation dan Variance Covariance. Hal ini membuktikan kelemahan VAR yang tidak bisa menangkap suatu kondis1 stress yang terjadi.
7. Kecilnya capital charges untuk risiko pasar dalam karya akhir ini tidak berarti bahwa risiko pasar tidak diperlukan dalam perhitungan rasio modal. Hal ini disebabkan karena :
.. Jumlah Portfolio yang ada tidak mence1minkan portfolio yang sebenarnya dibandingkan saat sebelum krisis. Bank cenderung konservatif dalam eksposur valas yang ditunjukkan dengan kecilnya Posisi Devisa Neto Bank. Padahal untuk mengantisipasi penerapan risiko pasar dan kesiapan modal Bank, Bank Indonesia telah menaikkan posisi rasio PDN dari 20% menjadi 30%.
..Apabila kondisi pasar dan portfolio Bank telah kembali pada posisi sebelum krisis, maka informasi risiko pasar menjadi sangat krusial dan berdampak material pada tambahan modal.
..Komponen yang dihitung dalam karya akhir ini yaitu PDN hanya merupakan salah satu komponen risiko pasar. Belum dilakukan perhilungan secara menyeluruh mengenai eksposur risiko pasar Bank. Misa1nya, eksposur yang terkait dengan perubahan suku bunga pasar dan transaksi-transaksi derivatif
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah
"ABSTRAK
Seiring dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan domestik dengan keuangan global dan semakin kompleksnya jenis aktivitas serta transaksi keuangan yang dilakukan perbankan, pengaturan mengenai risiko pasar (market risk) dalam pemodalan bank sudah saatnya untuk diimplementasikan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Basel Committee on Banking Supervision mengeluarkan ketentuan yang memasukkan unsur market risk dalam penghitungan capital adequacy ratio (CAR).
Market risk merupakan risiko kerugian bank akibat perubahan faktor-faktor pasar, yang dibagi ke dalam risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko perubahan harga. Dalam melakukan penghitungan market risk ini, ada dua pendekatan yang ditetapkan oleh Basel Committee dalam dokumen Basel Capital Accord (BCA) 1996 yaitu dengan standardized model dan internal model.
Pendekatan standardized model menggunakan satu model yang telah dirancang oleh Basel Committee untuk memberikan acuan bagi bank dalam mengukur risiko pasar. Di Indonesia, pendekatan standardized model ini merupakan pendekatan dengan bekal template yang semua aspek regulasi dan besaran kuantitatifnya telah ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) dan bank hanya melaksanakan ketentuan yang digariskan, sedangkan pada pendekatan internal model bank diberikan keleluasaan untuk mengembangkan model sesuai ketentuan Bl.
Penelitian ini akan memaparkan penghitungan risiko nilai tukar pendekatan internal model dengan metode value at risk (V aR) pada PT Bank X, untuk mengetahui kerugian maksimum yang mungkin terjadi pada bank jika memegang suatu portofolio pada holding periods dan confidence level tertentu dengan berdasarkan pada kondisi market yang normal.
Metode VaR yang dipaparkan dalam karya akhir ini adalah metode varian kovarian yang menggunakan dua estimator volatilitas yaitu model exponentially weighted moving average (EWMA) dan model generalized autoregressive conditional Heteroscedasticity (GARCH). Dari kedua model estimator volatilitas tersebut dapat dibuat berbagai macam model dengan menggunakan jumlah data historis 301 hari dengan level of confidence yang dipilih adalah 95%.
Dari beberapa model yang disimulasikan, model GARCH (1,1) adalah model yang paling baik, karena model yang dihasilkan oleh estimator volatilitas model GARCH (1, 1) temyata menghasilkan tingkat error yang rendah serta forecast yang dihasilkannya pun mampu menangkap pergerakan volatilitas actual-nya.
Berdasarkan basil penelitian ini, disarankan bagi PT Bank X untuk menggunakan estimator volatilitas model GARCH (1,1) agar optimal dalam menghitung risiko nilai tukar karena model GARCH (1,1) ini menghasilkan prediksi nilai VaR yang lebih kecil dibandingkan dengan model EWMA.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>