Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruthy
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pemberian biskuit tempe kurma terhadap status gizi balita penderita TBC di kecamatan terpilih, Jakarta Timur. Sasaran penelitian ini adalah balita penderita TBC dan berstatus gizi kurang dengan usia 12-59 bulan. Penelitian dengan disain kuasi eksperimental ini berlangsung selama 1 bulan. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dan didapatkan junlah balita pada kelompok perlakuan sebanyak 11 balita dan pada kelompok kontrol 5 balita. Kelompok perlakuan diberikan biskuit tempe kurma dan kelompok kontrol diberikan biskuit plasebo setiap hari sebanyak 50 gram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan balita di kelompok perlakuan meningkat sebesar 0.29 kg dan tinggi badan meningkat signifikan secara statistik sebesar 1.8 cm. Selain itu, status gizi pada kelompok perlakuan meningkat sebesar 0.144 SD pada indikator BB/U dan mengalami penurunan pada indikator BB/TB sebesar 0.06 SD. Tidak ada perbedaan status gizi yang signifikan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan. Status gizi pada kelompok kontrol meningkat lebih besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan pada indikator BB/U 0.644 SD dan BB/TB 0.474 SD. Namun, peningkatan status gizi pada kelompok kontrol ini tidak bermakna secara statistik.

The aim of this study was to see the effect of Tempe-Date Palm biscuit intervention to nutritional status of under five children with tuberculosis in East Jakarta. The object of this study was children 12-59 months who are under nutrition and have tuberculosis (TBC). This study was designed as quasi experimental in 1 month. The children were chosen by purposive sampling. There were 11 children in intervenstion group and 5 children in control group. The intervention group was given tempe-date palm biscuit and the control group was given plain biscuit 50 gr per days for 4 weeks.
The result was children in intervention group gain weight 0.29 kg and gain height significantly about 1.8 cm. Moreover, nutritional status of the intervention group gain 0.144 SD for BB/U and decline 0.06 SD for BB/TB. There was no significantly difference between before and after the intervention on intervention group. The control groups?s nutritional status was higher than intervention group on BB/U 0.644 SD and BB/TB 0.474 SD. But, there was no significantly difference between before and after on control group.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nurwidyastuti
"Kebugaran atau daya tahan kardiorespiratori merupakan merupakan hal yang berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan dengan efektif, menikmati waktu luang, tahan terhadap penyakit hipokinetis. Tujuan penelitian ini adalah menilai hubungan antara jenis kelamin, status gizi, konsumsi zat gizi, dan aktivitas fisik dengan kebugaran pada mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UI Tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode non random purposive sampling dan tes bangku 3 menit YMCA (Young Men?s Christian Association) digunakan sebagai metode skrining kasus. Sampel penelitian yaitu 106 orang mahasiswa Departemen Arsitektur angkatan 2010.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 88,7% responden memiliki status tidak bugar dan faktorfaktor yang berhubungan dantara lain jenis kelamin (OR = 4,58), asupan energi (OR = 4,32), aktivitas olahraga (OR = 4,62), dan zat besi (OR = 4,2). Namun diperlukan penelitian lanjutan yang meneliti hubungan kausalitas pada faktorfaktor tersebut dan untuk meneliti faktor lain yang mungkin berhubungan. Diperlukan penyebaran informasi di FTUI tentang asupan gizi, status gizi (BB, TB, IMT, dan Persen Lemak Tubuh), dan aktivitas fisik yang baik sehingga mahasiswa dapat memperhatikan bentuk tubuh dan kebugaran yang baik dan sesuai untuk mereka.

Physical fitness or cardiorespiratory fitness is the ability to work effectively, enjoy leisure time, and resist form hypokinetic disease. The purpose of this study is to examine the relation of gender, nutritional status, food intake, and physical activity with cardiorespiratory fitness among students in Department of Architecture, Engineering Faculty, University of Indonesia 2012. This study used cross sectional design with non random purposive sampling method and YMCA (Young Men?s Christian Association) 3-minutes step test were used to screen participants. A number of 106 students from Department of Architecture aged 19-22 years participated in this study, in academic year 2010.
The result of this study shows that 88,7% participants are unfit who screening scores met by (Fitness Category <113 for females and <102 for males). This study was also found that cardiorespiratory fitness has been associated with gender (OR=4,58), energy intake (OR=4,32), sport index (OR=4,62) and iron intake (OR=4,2). It's a necessary to disseminate information at Engineering Faculty of University of Indonesia about healthy food intake, nutritional status (body weight, height, and body mass index/BMI), and good physical activity, so that students can find their good body shape and body fitness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Sartika
"The workshop workloads tend to has great value. From the results of a survey before, some worker in workshop has less value for the ratio between energy intake and energy expenditure. The purpose of this study was to analyze nutrition at work of employee crew plant and crew MM. The research was conducted at PT Arutmin Indonesia Batulicin Mine, was carried out for a month, which took place on 7 May to 7 June 2012. The design is a cross-sectional study. Approach to research done by qualitative and quantitative methods. The Samples for a quantitative approach are 77 respondents, and for a qualitative approach are 12 respondents. The results of this study is the intake of workers tend to less than AKG?s standard. The food policy at the company has been running well, but there are some things that need to be entrusted as the associated findings of this study as the proportion of food that has not been set, hygiene problems, and the worker think characteristics of the food is poor.

Beban kerja workshop kecenderungan memiliki nilai yang besar. Dari hasil survey awalan yang dilakukan, rata-rata pekerja workshop memiliki nilai kurang untuk perbandingan antara energi Asupan dan energi yang dikeluarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis gizi kerja karyawan crew plant dan crew mm. Penelitian dilakukan di PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin selama satu bulan pada tanggal 7 Mei - 7 Juni 2012. Desain penelitian merupakan cross-sectional dengan pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuntitatif. Jumlah sampel pendekatan kuantitatif sebanyak 77 responden, dan pendekatan kualitatif sebanyak 12 responden. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah kecenderungan Asupan pekerja lebih kecil dibanding dengan standar dalam AKG. Pelaksanaan kebijakan terhadap makanan pada perusahaan sudah berjalan baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait temuan yag didapatkan dari penelitian ini seperti proporsi makanan yang belum diatur, masalah kebersihan, dan karakteristik makanan yang menurut pekerja kurang."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Indra Rukmana
"Tujuan peneilitian ini adalah menganalisis penerapan prinsip-prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam penyelengaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta.
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X pada bulan April 2012. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang pegawai Instalasi Gizi, 1 orang staf Diklat, 1 orang staf Personalia dan 1 orang staf Rendal Mat Fas di Rumah Sakit X Jakarta. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian ini adalah penerapan prinsipprinsip HACCP di Instalasi Gizi telah didukung oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan Rumah Sakit X Jakarta dan telah dilaksanakan oleh Instalasi Gizi, namun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya. Penentuan identifikasi bahaya telah sesuai dengan ketentuan HACCP, penentuan titik kendali kritis (CCP) masih belum fokus pada tahapan yang kritis, telah menetapkan batas kritis dalam setiap tahapan, pelaksanaan monitoring masih belum fokus pada titik kendali kritis, telah menetapkan tindakan perbaikan, tindakan verifikasi belum dilaksanakan, kegiatan dokumentasi rancangan HACCP telah dilakukan, pencatatan monitoring belum dilakukan.
Penulis menyarankan agar Instalasi Gizi menyusun ulang rancangan HACCP dan melakukan pencatatan dalam kegiatan monitoring serta mengikuti pelatihan HACCP untuk meningkatkan kualifikasi menyusun program HACCP.

The aim of this study is to analyze the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in the food management in Nutrition Installation of Hospital X Jakarta.
The design of this study is a qualitative study that has done in Nutrition Installation of Hospital X in April 2012. Informants in this study were 6 employees of Nutrition Installation, one Diklat staff, one Personalia staff and one Rendal Mat Fas staff in Hospital X Jakarta. The collection of data use in-depth interviews methods and document review.
The results of this study is the application principles of HACCP in the Nutrition Installation which was supported by a policy that issued by the leadership of the Hospital X Jakarta and has been implemented by the installation of nutrition, but there are still many shortcomings in its implementation. Determination of hazard identification in accordance with the provisions of HACCP, the determination of critical control point (CCP) is still not focused on a critical stage, has set critical limits in each phase, the implementation of the monitoring has not still focused on the CCP, has set up corrective actions, verification has not implemented, the HACCP plan documentation has been done, monitoring records has not been performed.
The writer recommends that Nutrition Installation reorder HACCP plan, keeps records of monitoring activities and follows HACCP training to improve the qualifications to set HACCP program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Maharddhika Pambudy
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kecamatan Bayah sehingga perlu diberantas. Untuk memberantas DBD perlu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui habitat, kepadatan dan penyebaran vektor DBD. Survei entomologi dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan menggunakan single-larval method, yaitu mengambil satu larva dari setiap container di 100 rumah penduduk di kedua desa. Selanjutnya larva diidentifikasi menggunakan mikroskop. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chisquare. Dari 100 rumah di Desa Bayah Barat didapatkan house index 55%, container index 16,9% , dan breteau index 75, dan di Bayah Timur house index 26%, container index 11,8% , breteau index 38. Tingkat penyebaran DBD di Desa Bayah Barat dan Timur tergolong tinggi karena house index >10% dan container index >5%. Larva lebih banyak di TPA Desa Bayah Barat dibandingkan Bayah Timur. Pada uji chi-square, didapatkan p = 0,043 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara keberadaan larva dengan lokasi desa. Disimpulkan Desa Bayah Barat dan Timur tergolong transmisi tinggi DBD dan keberadaan Aedes berhubungan dengan lokasi.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a health problem in Bayah District therefore must be eradicated. In order to eradicate DHF a research aiming to understand the habitat, density, and spreading of the DHF vector is needed. Entomology surveillance was done on August 12-14 2009 by using single-larval method, which took a single larva from each container in 100 houses in both villages. After that, using microscope, the larva is identified. The acquired data is tested with Chi-square test. Of 100 houses in West Bayah Vilage, the house index of 55%, container index of 16,9%, and breteau index of 75 is obtained; and in East Bayah Village house index of 26%, container index of 11,8%, and breteau index of 38 is obtained. The DHF transmission rate in West Bayah and East Bayah Village is high due to house index > 10% and container index> 5%. More larva is found in water container in West Bayah Village than East Bayah. Using chi-square test, value of p = 0,043 is obtained which means there is a statistically significant difference between the larva existence and the location of the village. It can be concluded that the transmission rate in West Bayah and East Bayah Village is high and the existence of Aedes is related with location of the village."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hantoro Adhi
"Persen lemak tubuh (PLT) berlebih yang tergolong obesitas merupakan faktor risiko penyakit degeneratif salah satunya diabetes. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persen lemak tubuh pada polisi laki-laki Kabupaten Purworejo (n = 100; usia 30?58 tahun) diantaranya karakteristik individu, asupan, dan aktivitas fisik. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Hasil penelitian menemukan 54% polisi tergolong obesitas. Faktor yang berhubungan dengan PLT diantaranya asupan energi (p=0,0001;CI 95%), protein (p=0,007; CI 95%), lemak (p=0,018; CI 95%), karbohidrat (p=0,001; CI 95%), indeks glikemik (IG) pangan (p=0,0001 ; CI 95%), dan aktivitas fisik (p=0,025; CI 95%). Hasil ini menunjukkan sebaiknya polisi memiliki asupan yang cukup, meningkatkan asupan serat, mengurangi makanan dengan IG tinggi, dan meningkatkan aktivitas fisik.

Abstract
Excess of body fat percentage (BFP) is a risk factor of degenerative illness. The objective of this study was to investigate the relation between factors of body fat percentage in policemen Purworejo Regency. This factors were individual characteristic, macronutrient, fiber intake, and physical activity. Design of this study is cross sectional. This study revealed that 54% polices were obese. Some factor positively associated with BFP were energy intake (p=0,0001; CI 95%), protein (p=0,007; CI 95%), fat (p=0,018; CI 95%), carbohydrate (p=0,001; CI 95%), glycemic index (GI) (p=0,000 ; CI 95%), and physical activity (p=0,025; CI 95%). Results suggest that policemen has to adequate intake, increase fiber intake, decrease food with high GI, and increase physical activity"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Aulia
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan di SMA Negeri 68 Jakarta pada bulan April 2012. Sampe dalam penelitian ini adalah 188 siswa kelas X dan XI SMA Negeri 68 Jakarta yang didapatkan dengan metode cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri dan wawancara food recall 24 jam. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 52,1% responden sering mengonsumsi makanan jajanan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, kebiasaan sarapan, media massa dan teman sebaya dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan pada remaja. Tidak ada hubungan bermakna antara uang saku dan tingkat pengetahuan dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan. Peneliti menyarankan kepada SMA Negeri 68 Jakarta untuk mengadakan edukasi dan penyuluhan mengenai gizi serta makanan jajanan agar dapat lebih selektif dalam mengonsumsi makanan jajanan.

This study aimed to assess factors associated with frequency of street foods consumption in adolescents. The design study is a cross sectional which conducted in Senior High School 68 Jakarta in April 2012. The sample in this study is 188 students at class X and XI Senior High School 68 Jakarta obtained by the method of cluster sampling. Data collection is done by self-administered questionnaire and interviews 24-hour food recall. Data analysis used in this study is univariate and bivariate analysis using Chi Square test. The results of univariate analysis showed that 52.1% of respondents frequently eat street foods.
The results of bivariate analysis showed that there was a significant association between gender, breakfast habits, mass media, and peers with the frequency of street foods consumption in adolescents. There was no significant relationship between pocket money and knowledge level with frequency of street foods consumption. Researchers suggest to Senior High School 68 Jakarta to conduct education and counseling about nutrition and street foods to be more selective in their eating street foods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Asih SR
"Osteoporosis adalah kerapuhan tulang akibat menurunnya massa dan kemunduran mikroarsitek jaringan tulang. Secara seluler terjadi karena jumlah sel osteoklas melebihi jumlah sel osteoblas. Fungsi dari sel osteoklas dan osteoblas sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Kacang panjang (Vigna unguiculata (L) Walp) adalah salah satu jenis tanaman yang diketahui mengandung senyawa fitoestrogen, yaitu senyawa dalam tanaman yang bersifat estrogenik (menyerupai estrogen). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol 96 % kacang panjang dalam menghambat osteoklastogenesis tetapi tidak menghambat proliferasi sel RAW 264 in vitro. Uji hambatan proliferasi dilakukan dengan teknik MTT assay dan uji antiosteoklastogenesis dilakukan dengan pewarnaan TRAP ( Tartrat Resistance Acid Phosphatase).
Hasil MTT assay pada inkubasi 48 jam menunjukkan proliferasi sel yang berbeda bermakna secara statistik (p< 0.05). Pemberian ekstrak etanol kacang panjang dengan konsentrasi 25, 50 dan 200 µg/mL proliferasi lebih tinggi dibanding kontrol dan konsentrasi 800 µg/mL proliferasi lebih rendah dibanding kontrol. Hasil uji antiosteoklastogenesis menunjukan konsentrasi 25 µg/mL maksimal menghambat osteoklastogenesis sel RAW 264 secara signifikan ( p< 0.05) tetapi tidak mengganggu proliferasinya dan justru meningkatkan proliferasi sel RAW 264 setelah 48 jam. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96 % kacang panjang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen anti osteoporosis.

Osteoporosis is bone fragility which is caused by reduction of the bone mineral density and microarchitecture deteriorates. At the cellular level, this occurred due to the higher level of osteoclast cells compared to osteoblast cells. The role of osteoclast and osteoblast cells is greatly influenced by estrtogen hormone. Long bean (Vigna unguiculata (L) walp) is one type of plants that contains fitoestrogen compound, the plant compound that is estrogenic (imitation of estrogen). The study aims to find the ability of long bean in antiosteoclastogenesis retardation, but not in in vitro proliferation of RAW 264 cells. Proliferation resistance test was done by using MTT assay technique and antiosteoclastogenesis test was done by TRAP staining (Tartrat Resistance Acid Phospatase).
The result of MTT assay after 48 hours incubation shown statistically significant difference (p< 0,05) in cell proliferation. Addition of long bean ethanol extract with a concentration of 25, 50 and 200 µg/mL showed higher proliferation than control and proliferation at 800 µg/mL concentration is lesser than control. The result of antiosteoclastogenesis test shown that at a maximum concentration of 25 µg/mL significantly hampers (p< 0,05) osteoclastogenesis of RAW 264 cells but does not interfere with the proliferation but increases proliferation of RAW 264 cells after 48 hours. Therefore, it can be concluded that ethanol extract of long beans has the potential to be developed as anti-osteoporosis agent."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Budiati Wijaya
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Gizi merupakan salah satu penunjang bagi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang pada gilirannya ikut meningkatkan kemampuan dan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan, besi dan pyrantel pamoate terhadap peningkatan gizi tenaga kerja wanita. Untuk tujuan ini telah dilakukan penelitian selama satu bulan terhadap 40 orang tenaga kerja wanita yang diambil secara acak dan dibagi menjadi 3 kelompok studi dan satu kelompok kelola; yaitu kelompok intervensi makanan tambahan, besi dan pyrantel pamoate (kelompok I); kelompok besi dan pyrantel pamoate kelompok II); kelompok makanan tambahan dan pyrantel pamoate (kelompok III). (Besi: sulfas ferrosus 3 x 100 mg/hari, makanan tambahan 193,4 kalori, pyramtel pamoate 10 mg/kg berat badan). Penelitian yang dilaksanakan meliputi: pengukuran berat badan, lingkar lengan, kadar hemoglobin, hematokrit dan tes Schneider; pengukuran pola konsumsi makanan dan pemeriksaan kesehatan. Keadaan gizi ditentukan oleh pengukuran tersebut di atas. (Berat badan, lingkar lengan, pola konsumsi makanan, pemeriksaan darah dan kesehatan).
Hasil dan kesimpulan: Pada semua kelompok intervensi menunjukkan kecenderungan peningkatan parameter yang digunakan. Pada kelompok intervensi ganda zat besi, makanan tambahan dan pyrantel pamoate menunjukkan kenaikan bermakna terhadap kelompok kelola pada berat badan dan tes Schneider (p < 0,0S). Pada semua kelompok intervensi menunjukkan perbaikan keluhan-keluhan subyektif sesudah intervensi. Dengan demikian maka pemberian intervensi gabungan zat besi, makanan tambahan dan pyrantel pamoate(kelompok I) dalam waktu satu bulan terlihat lebih berdaya guna dalam perbaikan keadaan gizi daripada intervensi lainnya.

Scope of Study: The study was carried out on 40 women workers at a batik factory in Jakarta. The study consist of a field study on physical, hematological examination, anthropometric measurement, dietary intake study; to evaluate the effect of iron supplementation, snack and pyrantel pamoate on nutritional status (group I); the effect of iron supplementation and pyrantel pamoate on nutritional status (group II); the effect of snack and pyrantel pamoate on nutritional status (group III). (The nutritional status was determined by anthropometric measurement, physical examination, dietary study and hematological status). In this study iron was given 100 mg three times a day, snack of 193,4 calories and single dose pyrantel pamoate 10 mg/kg body weight.
Findings and Conclusions: The nutritional status of groups I, II and III showed improvement; body weight and Schneider test found significant increase (p < 0,05) for group I, while the others showed improvement. It was concluded that snack, pyrantel pamoate and iron supplementation package had a better result than the other groups. Besides this nutrition intervention, package resulted in improvement of nutritional status, lower morbidity due to infectious diseases and subjective symptoms as well.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1984
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desmawita
"GAKY merupakan salah satu masalah gizi utama sampai saat ini harus terus menerus dikendalikan karena akan terus ada dan muncul lagi apabila tidak memperhatikan upaya penanggulangannya. Dampak GAKY terhadap penduduk pada umumnya lebih luas dari yang diperkirakan semula yaitu gondok, dan melibatkan gangguan tumbuh kembang manusia sejak awal kehidupan, baik perkembangan fisik maupun mental. Masa yang paling peka adalah masa pertumbuhan susunan syaraf pusat, masa pertumbuhan linier dan masa hamil.
Hasil survei pemetaan GAKY nasional, ditemukan prevalensi GAKY tahun 1998 di Kabupaten Lima Puluh Kota sebesar 28,8% dan pada tahun 2003 turun menjadi 19,8%. Namun hasil pemetaan GAKY Dinkes Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2003 ditemukan prevalensi TGR anak SD di Kecamatan Situjuah Limo Nagari (55,6%) termasuk kategori endemik berat.
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan defisiensi yodium di Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan analisis data primer dengan pendekatan kuantitatif observasional menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-April 2007. Sampel adalah anak SD umur 8-12 tahun berjumlah 140 orang dipilih secara acak sederhana pada satu nagari dekat (Nagari Banda Dalam) dan satu nagari jauh (Nagari Tungka). Variabel dependen adalah defisiensi yodium dan variabel independen meliputi umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi tentang GAKY, pendidikan ibu dan pengetahuan gizi ibu tentang GAKY, konsumsi makanan sumber yodium, konsumsi makanan sumber zat goitrogenik, kualitas garam dan tempat ibu menyimpan garam. Analisa data dilakukan secara bertahap dimulai dengan univariat, bivariat (chi square) dan multivariat (logistic regression).
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gondok Kecamatan Situjuah Limo Nagari adalah 22,9% terdapat di nagari dekat 17,7% dan nagari jauh 26,9%. Proporsi kejadian gondok pada anak perempuan (50,7%) sedikit lebih banyak dari anak laki-laki (49,3%) dan terdapat pada umur 2 10 tahun. Pengetahuan gizi anak SD tentang GAKY tergolong tinggi, namun kurang dari separoh anak SD yang mengetahui akibat kekurangan yodium, bahan makanan sumber goitrogenik dan belum mengetahui cara menguji kualitas garam beryodium. Lebih dari separoh ibu belum mengetahui akibat kekurangan yodium menyebabkan cacat fisik dan mental, bahan makanan sumber yodium, bahan makanan sumber goitrogenik dan cara menguji kualitas garam beryodium. Tingkat pendidikan ibu tergolong rendah (SMP) (55,0%). Sebagian besar anak SD (82,9%) mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium cukup, tetapi konsumsi bahan makanan sumber yodium masih rendah (51,4%) sebaliknya konsumsi goitrogenik tinggi (62,1%).
Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan gizi anak SD tentang GAKY, pengetahuan gizi ibu tentang GAKY, konsumsi makanan sumber goitrogenik, kualitas garam, dan tempat ibu menyimpan garam dengan terjadinya defisiensi yodium. Variabel pengetahuan gizi ibu tentang GAKY merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya deisiensi yodium 'di Iokasi penelitian. Disarankan bagi Dinas kesehatan melalui puskesmas agar lebih mengintensifkan penyuluhan tentang GAKY khususnya akibat kekurangan yodium, bahan makanan sumber yodium dan goitrogenik, penyimpanan garam beryodium yang benar menyangkut cara dan tempat serta cara mengetahui kualitas garam beryodium, baik bagi peserta didik maupun bagi ibu-ibu yang Berperan penting dalam mengelola rumah tangga.

Abstract
IDD is one of the main nutrition problems that need to be controlled continuously until now because it will appear and re-appear if the control efforts are not exercised. The impacts of IDD towards the people in general is broader that it was expected before, i.e. goiter, and involve human growth and development disorder since early life, either in terms of physical growth or mental growth. The most vulnerable periods are the central nerve system growth period, linear growth period and in pregnancy.
From the national IDD mapping survey it is revealed that the lDD prevalence in 1998 in Lima Puluh Kota District is 28.8% and decreased to 19.8% in 2003. However, iiorn the IDD mapping results of the Health Oftice of Lima Puluh Kota District 2003, it is revealed that the TGR prevalence in elementaryschool children in Situjuah Limo Nagari Sub District (55.6%) is categorized as severe endemics.
This research is aimed at describing factors related to iodine deficiency in Situjuah Limo Nagari Sub District, Lima Puluh Kota District, West Sumatera Province. The research is a primary data analysis with observational quantitative approach using cross sectional design. The research was performed during the period of March to April 2007. The samples are 140 elementary school children ranging &om 8-I2 years old which are chosen with a simple random method from one nearby nagari (Nagari Banda Dalam) and one distant nagari (Nagari Tungka). The dependent variable is the iodine deficiency and the independent variables consist of age, sex, nutrition knowledge on IDD, mother educational background and mother nutrition knowledge on IDD, iodine containing food consumption, goitrogenic element containing food consumption, salt quality and salt container. The data analysis is performed in stages starting from univariate, bivariate (chi square) and multivariate (logistic regression).
The results of this research show that the goiter prevalence in Situjuah Limo Nagari Sub District is 22.9% with 17.7% in nearby nagari and 26.9%. The proportion of goiter prevalence, found in the age of 2 10 years old, in girls (50.7%) is higher than in boys (49.3%). The knowledge on nutrition of the elementary school, especially on IDD, is considered high. However, less than half of elementary school children know the impacts of iodine deficiency, goitrogenic food, and how to test iodine containing salt quality. Mother educational background is quite low (junior high school) (55.0%). Most elementary school children (82.9%) consume salt with enough iodine content. However, iodine containing food consumption is still low (51.4%) with goitrogenic consumption, in contrast, is still high (62.1%).
The results from the bivariate analysis shows that there is a significant relationship between the elementary children nutrition knowledge on IDD, mother nutrition knowledge on IDD, goitrogenic food consumption, salt quality and container where salt iskept and the iodine deficiency incidence. The mother nutrition knowledge on IDD variable is the most dominantly related to the iodine deficiency in the research location, It is suggested that the Health Office through Puskesmas should intensify education on IDD especially on impacts of iodine deficiency, iodine containing food and goitrogenic good, correct storage of iodine salt in terms of the method and place as well as how to identify iodine salt quality, either for students or for housewives who have important roles in managing the household.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library