Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H.M. Ridho Ma`roef
Jakarta: Karisma Indonesia, 1986
362.293 RID n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raswanto Hadiwibowo
"Penelitian ini bertujan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan penyerahan di hawah pengawasan (controlled delive1y) pada Direktorat Narkotika Sintetis Badan Narkotika Nasional Peneiitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif: Untuk mendapatkan informasi dan data yang diinginkain peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi Dalam penelitian ini, peneliti mengetahui efektivitas pelaksanaan penyerahan di bawah pengawasan (controlled deliwry) dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyerahan di bawah pengawasan (controlled delivery) pada Direktorat Narkotika Sintetis Badan Narkotika Nasional. Dari analisa tersebut, peneliti memberikan beberapa rekomendasi terhadap penyelesaian hambatan-hambatan yang dialami oleh Direktorat Narkotika Sintetis dalam menjalankan tugasnya saat pelaksanaan controlled delivery.

The purpose of this thesis is to give aknowledgement to the public about the effectivity of controlled delivery at Sintetic Directorate of National Narcotics Board. This research is a qualitative research using descriptive analytic approach and to get some qualified informations, the researcher do a depth interview and observation, In this thesis, the the researcher get knowledge about the effectivity of controlled delivery and every single factor that give effect to the effectivity of controlled delivery at Sintetic Directorate of National 'Narcotics Board. From all those analytics above, the the researcher give some alternative recommendation to Sintetic Directorate of National Narcotics Board to de controlled delivery."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T20918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Nuriskawati
"Kompleksnya masalah penyalahgunaan Narkotika dan zat psikotropika (napza) di Indonesia membutuhkan pencegahan yang dipengaruhi berbagai factor. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif koleratif yang A bertujuan untuk meningkatkan peran ibu dalam mencegah penyalahgunaan napza pada remaja. Penelitian ini mengikutsertakan 33 ibu yang memiliki anak usia remaja di RT 07 RW 08 Pondok Ranji dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 7 responden (2l,2%) sangat berperan, I2 responden (36,4%) cukup berperan, dan I4 responden (46,4%) kurang berperan. Hasil analisis data didapatkan nilai p sebesar 0,001 nilai ini lebih kecil dari a (0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signitikan antara pengetahuan, sikap, motivasi, dan ketersediaan waktu dengan peran ibu dalam upaya pencegahan penyalahgunaan napza pada remaja. Variable yang Iain menunjukkan nilai p lebih besar dari fx (0,05), hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dorongan keluarga, dorongan guru dr sekolah, pendidikan ibu, dan pengalaman buruk."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5707
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Gusti Aldina
"Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup sebagai dasar untuk melakukan penangkapan dan penahanan yang dilakukan terhadap Raffi Farid Ahmad Namun terdapat permasalahan didalam perumusan kedua klausula ini dikarenakan didalam peraturan perundang undangan baik dalam Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana KUHAP maupun Undang Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tidak memberikan secara jelas definisi dan penjelasan mengenai penggunaan bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup tersebut Hal ini penting untuk dibahas guna menjawab permasalahan mengenai sah atau tidaknya suatu penangkapan dan penahanan terhadap seseorang yang diduga melakukan suatu tindak pidana khususnya tindak pidana narkotika Untuk mendapatkan jawabannya penulis menganalisis putusan praperadilan yang diajukan oleh Raffi Farid Ahmad kemudian melakukan wawancara untuk mendukung data data sekunder yang penulis pergunakan dalam tulisan ini Melalui metode tersebut penulis mendapatkan suatu kesimpulan bahwa pemberian definisi mengenai bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup merupakan hal yang penting untuk diatur dan dijelaskan dalam KUHAP maupun Undang Undang Narkotika sehingga tercipta kepastian hukum.

In this paper the author discusses clauses of probable cause and reasonableness as a basis for arresting Raffi Farid Ahmad In the case these problems in the formulation of both clauses The use of the both clauses are not clearly explained and defined in Criminal Procedural Law KUHAP and the Narcotics Act It is important to be discussed in the order to answer the validity of the arrest and detention of a person that suspected did a crime especially the crime of narcotics The author has analyzed a pretrial hearing that has submitted by Raffi Farid Ahmad then conducted interview to support secondary data Through this method the author obtains a conclusion that giving a definition clauses of probable cause and reasonableness to be set and described in the legislation."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Novarizala
"Sesuai dengan konsep sistem pemasyarakatan bertujuan menjadikan narapidana sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab agar dapat kembali kemasyarakat dan melindungi masyarakat terhadap kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh narapidana, serta merupakan penerapan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tetang Pemasyarakatan, khususnya Pasal 14 mengenai hakhak narapidana, merupakan dasar bahwasanya narapidana harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam satu sistem pembinaan yang terpadu.
Sehingga peneliti ingin melihat bagaimana petugas Lapas Kelas IIA Pekanbaru memperlakukan narapidana narkotika dalam konsep pembinaan tersebut, dengan kondisi jumlah narapidana kasus narkotika mendominasi di Lapas Kelas IIA Pekanbaru baik itu dengan kategori bandar dan pengedar narkotika yang perlu ada penanganan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sumber data utama berasal dari informan narapidana narkotika yang sedang menjalani massa pidana di Lapas Kelas IIA Pekanbaru, untuk mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, studi pustaka, dan wawancara mendalam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian mencakup beberapa hal yaitu: pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Hasil penelitian peneliti menemukan Perlakuan terhadap narapidana narkotika dengan kategori bandar dan pengedar di perlakukan sama dengan narapidana kasus kejahatan lainnya baik didalam penempatan dan perlakuan lainnya, tetapi juga dilakukan berbeda pada perawatan kesehatan dimana saat narapidana kategori bandar dan pengedar tersebut mengalami reaksi sakau atau ketagihan di dalam Lapas Kelas IIA Pekanbaru yang merupakan Lapas umum. Narapidana narkotika dengan kategori bandar dan pengedar mengetahui adanya aturan khusus tentang perlakuan narapidana narkotika resiko tinggi meskipun tidak terlaksana di Lapas umum Pekanbaru Riau, sehingga karena itu perilaku narapidana narkotika kategori bandar dan pengedar melakukan kesepakatan-kesepakatan informal dengan petugas Lapas Kelas IIA Pekanbaru dalam mengatasi pemenuhan kebutuhan mereka.

In accordance with the concept of the correctional system aims to make inmates as good citizens and responsible in order to return the society and protect the public against the possibility of repeated criminal acts by inmates, as well as an application of the values contained in Pancasila. Under the provisions Undang-Undang No. 12 of 1995 Correctional neighbors, particularly pasal 14 on the rights of prisoners, is the basis that prisoners should be treated well and humanely in an integrated coaching system.
So the researchers wanted to see how the Lapas Kelas IIA Pekanbaru prison officers treat prisoners narcotics in the coaching concept, the condition number of inmates in prisons narcotics cases dominate both the Lapas Kelas IIA Pekanbaru with status as users, traffickers and drug dealers that there needs to be more comprehensive treatment and sustainable.
In conducting the study researchers used a descriptive method with qualitative approach, the primary data source is derived from narcotics informant inmate who is serving a criminal mob in Lapas Kelas IIA Pekanbaru, to collect data using observation, library research, and in-depth interviews. The method used in the study includes several things: research approach, data collection techniques, and data analysis techniques.
The results of the study researchers found treatment of inmates with drug dealers and traffickers category is treated the same as other crimes inmates both in placement and other treatments, but it is also done differently in the health care category where current inmates and drug dealers are having a reaction sakau or hooked in the Lapas Kelas IIA Pekanbaru which is common prison. Inmates with drug dealers and traffickers categories aware of any specific rules concerning the treatment of prisoners at high risk narcotics although not implemented in the general prison Pekanbaru Riau, so therefore the behavior of inmates category narcotics dealers and dealers do informal agreements with Lapas Kelas IIA Pekanbaru officers in dealing with compliance their needs."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Taufiq Hidayat
"ABSTRAK
Skripsi ini mencoba mendeskripsikan kasus perdagangan safrol dengan menggunakan enterprise theory dan the theory of technology-enabled crime. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Instrumen penelitiannya adalah pedoman wawancara. Informan memberikan informasi terkait perdagangan safrol, peluang dan forum silkroad untuk menjual safrol tersebut. Dengan
menggunakan informasi tersebut, peneliti dapat menjelaskan kasus perdagangan safrol sebagai aktivitas ilegal yang ditutupi menggunakan aktivitas bisnis legal.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kasus perdagangan safrol oleh JY ini merupakan aktivitas ilegal dengan memanfaatkan teknologi untuk kepentingan
keuntungan.

ABSTRACT
This minithesis attempts to describe the safrole traffingking case by using enterprise theory and the theory of technology-enabled crime. This reseach using
a case study aprroach and the research instrument is interview quideline. Informants to provide information related to safrole trafficking, opportunities and
website silkroad to sell the safroles. By using this informations, researcher can explain safrole trafficking case as an illegal activity that is covered by legal
business activtiy. The result of this study shows that safrole trafficking by JY is an illegal activity and using technology for finansial gain."
2015
S61167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorensius Henky Surya Kusuma
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pemaafan residen pada orang tua yang mengintervensi untuk menjalani proses rehabilitasi. Masyarakat menilai penyalahgunaan narkoba adalah tindakan kriminal yang melanggar aturan, norma, dan nilai-nilai dalam masyarakat dan harus menerima sanksi hukum. Stigma ini juga memengaruhi orang tua sehingga relasi dan komunikasi orang tua dan pecandu menjadi buruk. Salah satu sebab seorang menjadi pecandu adalah pola asuh keluarga dan profil ayah yang dominan dan memengaruhi keluarga.
Relasi ayah dan anak yang buruk dalam penelitian ini semakin membuat tingkat kecanduan menjadi parah. Keluarga akhirnya memutuskan untuk memaksa residen menjalani proses rehabilitasi. Pemaksaan ini menimbulkan masalah baru karena penolakan ini berlanjut hingga residen tidak fokus menjalani program. Pemaafan adalah respon untuk mencegah rusaknya hubungan interpersonal dan meningkatkan self esteem dan self efficacy yang berpengaruh pada pencegahan relapse.
Worthington mengatakan bahwa kerendahan hati, sikap empati, kedekatan relasi sebelum kemarahan muncul, dan kesadaran akan rasa sakit dan kemarahan menjadi sebuah proses pemaafan. Setting rehabilitasi membantu residen untuk menjalani proses pemaafan dengan lebih baik tetapi tipe kepribadian, self esteem, dan self efficacy sangat memengaruhi proses pemaafan yang tidak sama pada setiap residen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi dengan ayah, waktu, dan sikap transgressor yang positif akan mempercepat penyembuhan luka.

This study is aimed at finding out the process of forgiving of resident to parents who intervene to enter the rehabilitation process. Communities stigmatized the drugs abuse is a criminal activities who wreck the rules, norms, and values. This stigma also affects parents then their relations and communication become bad. One of the reasons a person becomes an addict is the parenting and the father domination.
In this study, the poor relation between father and son will increasingly made addiction become fester. Finally, families decided to force the resident to enter the rehabilitation process. This coercion makes new evidently the rejection continued and resident does not focus on the program. Forgiveness is a response to prevent destruction of interpersonal relationships and increase self esteem and self efficacy to prevent the relapse.
Worthington says that humility, empathy, close relation before anger, and awareness of pain and anger becomes a process of forgiveness. The rehabilitation setting helps the resident doing better forgiviness process but the type personality, self esteem, and self efficacy strongly affect the unique forgiveness of each resident. The results proves that the relationship with the father, time, and positive transgressor attitude will accelerate the healing process.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febryani Angelica
"Personil merupakan salah satu bagian dari CDOB yang harus memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dengan mengikuti pelatihan dan memiliki kompetensi sebelum memulai tugas, terutama personil yang menangani obat atau bahan obat yang memerlukan persyaratan yang lebih ketat seperti narkotika dan psikotropika. Tujuan dari tugas khusus ini adalah adalah memberikan materi dan pelatihan kepada personil di KFTD Tangerang tentang prosedur operasi standar narkotika dan psikotropika. Metode yang digunakan dalam memberikan pelatihan adalah pemberian materi, tanya jawab, dan test. Test diberikan kepada personil sebelum dan sesudah materi diberikan. Materi yang digunakan bersumber dari SOP KFTD Tangerang yang telah disesuaikan berdasarkan CDOB. Pelatihan prosedur operasi kerja terkait narkotika dan psikotropika meliputi penerimaan, penyimpanan, penyaluran dan penanganan produk rusak, kadaluarsa dan tidak layak.

Personnel are a part of CDOB who must meet the required qualifications by training and should have competency before starting their task, especially personnel who handle drugs or raw materials that need more specified condition such as narcotics and psychotropics. The purpose of this study is to provide materials and training to personnel at KFTD Tangerang regarding to standard operating procedures about narcotics and psychrotropics. The method used in providing training is study material, question and answer, and tests. Tests were gave to personnel before and after the material is given. The materials used are sourced from KFTD Tangerang’s SOP which has been adjusted based on CDOB. SOP training about narcotics and psychotropics are included in receiving, storing, distributing and handling damaged, expired, and inappropriate products."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Irianto
Jakarta: Puslitdatim, 2022
615.1 AGU b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Prasetyo
"Kejahatan terkait narkotika bukan hal yang baru terjadi di Indonesia, salah satunya terjadi di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung. Tingginya angka prevalensi narkoba mendasari diperlukannya sebuah program turunan P4GN. Desa bersih narkoba muncul sebagai bentuk P4GN dalam ruang lingkung wilayah desa atau kelurahan dengan melibatkan Unsur BNN, Kepolisian, Pemerintah Daerah, serta masyarakat. Data-data sekunder dalam penelitian ini digunakan sebagai unit analisis. Penulis melihat proses pembentukan Desa Bersinar dengan melibatkan BNN, Kepolisian, Pemerintah Daerah, dan masyarakat sebagai bentuk multi-agency anti-crime partnerships dalam pencegahan, pemberatasan, peredaran dan penyalahgunaan narkotika.

Crimes related to narcotics are not something new in Indonesia, one of which occurred in the jurisdiction of Polresta Bandar Lampung. The high prevalence of drug abuse underscores the need for a derivative program, namely P4GN. Drug-free villages emerge as a form of P4GN implementation within the scope of village or sub-district areas, involving elements of Badan Narkotika Nasional (BNN), police, local government, and community. Secondary data in this research are utilized as the unit of analysis. The author views the process of forming Desa Bersinar, involving BNN, police, local government, and community, as a manifestation of multi-agency anti-crime partnerships in the prevention, eradication, control, and mitigation of the circulation and abuse of narcotics."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>