Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hikmah
"Masjid umumnya digunakan untuk tempat shalat, baik berjamaah atau sendiri. Masjid juga digunakan sebagai tempat menuntut ilmu agama, syiar Islam dan kegiatan sosial lainnya. Terdapat faktor yang mempengaruhi komunikasi dan kenyamanan pendengaran bagi jemaah masjid dan penceramah (guru atau khatib), yaitu faktor lingkungan seperti akustik.
Penelitian ini membahas mengenai keadaan akustik bangunan masjid serta kaitannya dengan kenyamanan pendengaran para jemaah pada saat shalat dan kegiatan pengajian berlangsung.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam pengukuran waktu dengung (RT) dan kekerasan bunyi di Masjid Jami Al-Istiqomah Tegal Parang pada saat kosong (tidak ada jemaah) dan penuh dengan jemaah ketika acara Malam Nisfu Sya'ban di masjid tersebut, menunjukkan bahwa masjid tersebut belum memenuhi kriteria akustik yang baik untuk mendukung kegiatan di dalam sebuah masjid.
Dari hasil penelitian yang didapat, selanjutnya penulis memberikan saran perbaikan akustik pada masjid tersebut agar memenuhi kriteria akustik yang baik untuk sebuah bangunan masjid.

Mosque is commonly used as praying site, either with companion or alone. Beside, it has another function for the youth to learn Islamic studies, both educational and social activity. There are some factors which might influence the communication and convinience inside mosque while in lecturing section for audience and the lecture (cleric), it is environmental factor such as acoustic.
This research is mainly discuss about the acoustic condition of the building and its connection with the convinience of audience while in both praying and reciting section.
The result an of investigation which have been observation about reverberation time and intensity of sound at Jami? Al-Istiqomah Mosque Tegal Parang while its empty (without any people inside) and while its full capacity when Night of Nisf Shabaan Ceremony, showed that the mosque is not fulfill the proper acoustic criteria yet, for supporting any activity inside the building.
From the results obtained, the authors further suggest ways to improve acoustics in the mosque in order to meet the criteria for good acoustics for a mosque.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The entry of Islam religion gives a new color in the art especially the ornamental arts. In Islam reli gion, there is a prohibition to draw a living thing, so there is an effort to disguise it. In the podium of the Kajoran mosque there is an ornament with animal and plants motives. Based on research, it is known that despite the geometrical motives, there are motives with a form like an elephant, dragon, bird, and a lotus in that podium. It is possible that the meaning of those ornamental motives still has a relevancy with Islamic teachings. This shows a big tolerance of Islam religion to the culture that has existed in a region, as long as it does not make a conflict with Islam religion’s teachings."
PURBAWIDYA 2:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
London: Thames & Hudson, 1994
R 726.2 MOS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, 2008
R 297.351 MAS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Baiduri
"Masjid Raya Al Ma'shun Medan merupakan salah satu peninggalan dari Kesultanan Deli yang terdapat di kota Medan dan belum pernah diteliti secara khusus. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya membahas secara singkat dan tidak mendalam. Masjid ini pernah disebutkan oleh peneliti Belanda bernama Van Ronkel dalam majalah NION (1916-1934) yang mengatakan bahwa Medan (Kota Raja) terkenal dengan kekayaannya dan keindahan masjidnya. la juga menyebutkan bahwa masjid ini dibangun di tanah kerajaan atas perintah pemerintahannya (Sultan). Masjid ini didirikan pada tahun 1906 M yaitu pada masa pemerintahan Sultan Ma'mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan bantuan seorang arsitek berasal dari tentara KNIL yang bernama TH. Van Erp. Penelitian terhadap Masjid Raya Al Ma'shun Medan bertujuan untuk memaparkan bentuk arsitektur dan ragam hias arsitektural maupun ornamental yang terdapat pada masjid, mengidentifikasi komponen-komponen asing yang ada pada masjid dan komponen-komponen yang mendominasi rnasjid dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana kehadiran komponen-komponen asing tersebut diterapkan pada masjid. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka tinjauan yang dilakukan adalah tinjauan arsitektural dan ornamental. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan metode yang dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama yaitu pengumpulan data dilakukan studi kepustakaan dan studi lapangan. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data (analisis) dilakukan kiassifikasi, tabulasi dan perbandingan dengan komponen-komponen arsitektural dan ornamental yang mempunyai persamaan dengan komponen-komponen yang terdapat pada masjid. Tahap akhir dan penelitian ini (penafsiran data) dilakukan dengan menggunakan data analogi sejarah. Sumber sejarah yang digunakan berupa sumber-_sumber sejarah yang memberikan gambaran mengenai Kesultanan Deli, data-data mengenai perkembangan arsitektur (kesenian) Islam dan arsitektur Eropa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan. Komponen-komponen budaya yang mendominasi arsitektur dan ragam hias Masjid Raya Al Ma'shun Medan pada umumnya berasal dari Arsitektur Islam khususnya Mesir (periode Mamluk yang berlanjut sedikit pada periode Ottoman); Spanyol (Andalusia) dan Maghribi; India (periode Mughal Architecture); serta Arab (Timur Tengah) sedangkan komponen-komponen yang berasal dari Eropa (Kolonial) merupakan komponen pelengkap. Komponen-komponen budaya yang mendominasi masjid merupakan komponen-komponen yang pada umumnya berasal dari arsitektur Islam yaitu arsitektur yang berkembang pada masa puncak kejayaan kerajaan-kerajaan

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Rusdianto Erawan
"Ajaran Islam tidak mengajarkan cara membuat mesjid secara fisik, sehingga bentuk bangunan mesjid di dunia berbeda satu sama lain tergantung budaya masyarakat yang mendukungnya. Di Jakarta bangunan mesjid yang masih dapat dilihat secara fisik, semuanya berasal dari masa kolonial, sehingga arsitektur kolonial, menurut penelitian terdahulu, turut mewarnai bangunan mesjid secara fisik. Masyarakat yang bermukim di Jakarta sejak dahulu sangat majemuk, sehingga selain budaya tradisional dan kolonial kemungkinan ada unsur budaya lain yang masuk, terutama budaya yang berkembang disekitar mesjid. Selain itu, pada awal abad ke-20 berkembang pula arsitektur indis dan arsitektur bergaya kubisme, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar unsur-unsur budaya di atas dalam mempengaruhi bentuk mesjid secara fisik, baik arsitektur maupun ornamental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengklasifikasi bentuk komponen yang ada pada mesjid-mesjid yang diteliti. Tahap selanjutnya adalah membandingkan bentuk komponen tersebut dengan bentuk yang sama, yang terdapat pada mesjid lain atau bangunan lain, yang memiliki kesamaan akar budaya dan umur. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan sumber data Mesjid Al-Makmur, Cikini dan Mesjid Hidayatullah, Karet, dapat ditarik kesimpulan bahwa mesjid-mesjid pada awal abad ke-20, secara arsitektural dan ornamental dipengaruhi oleh unsur- budaya tradisional, kolonial, lingkungan sekitar, Arab, dan Cina. Mesjid-mesjid tersebut tidak memiliki ornamen yang kaya. Selain itu mesjid-mesjid tersebut memperlihatkan unsur budaya indis dan arsitektur kubisme yang berkembang pesat pada saat itu."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vici Luciana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai arsitektur dan ragam hias pada bangunan-bangunan di dalam Komp1eks Mesjid Sumenep serta pengaruh asing dan lokal yang terlihat pada bangunan-bangunan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh budaya asing dan lokal serta until mengidentifikasikan unsur-unsur budaya asing (Eropa, Cina dan Madura) pada bangunan-bangunan di kompleks Mesjid Jamik Sumenep.
metode yang diqunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data berupa data k epustakaan dan lapangan serta wawancara. Tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data, dalam tahap ini dilakukan pemerian yang lebih mendetil terhadap unsur_unsur bangunan dan diklasifikasikan menjadi dua yaitu arsitektural dan ornamental. Tahap terakhir adalah tahap penafsiran data dalam tahap ini dilakukan tahap ana1isis untuk mengetahui pengaruh budaya yang tampak pada bancr.tnan. Dalarn tahap ini dilakukan perbandingan antara komponen bangunan dan hiasan yang diteliti dengan komponen dan hiasan bangunan yang terkena pengaruh Eropa, Cina dan Madura.
Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh Eropa, Cina, Timur Tengah dan Madura pada unsur arsitektural dan ornamental bangunan-bangunan di dalam kompleks Mesjid Jamik Sumenep. Pengaruh arsitektur Eropa lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh Cina danMadura. hal ini ,nenunjukkan bahwa kekuasaan belanda di Sumenep pada waktu itu cukup kuat. Selain hArus arsitektur Mesjid: jamik Sumenep juga menunjukkan ciri-ciri. umum Arsitektur mesjid di Indonesia.
Dengan demikian arsitektur bangunan-bangunan di dalam kompleks Mesjid Jamik Sumenep memperlihatkan adanya percampuran kebudayaan asing (Eropa, Cina dan Timur Tengah) dan lokal (Madura).

"
1995
S12033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek mihrab mesjid kuna yang ada di kota Benten, Jakarta, dan Cirebon, dengan memperhatikan segi-segi arsitektur, arah hadap dan ragam hiasnya. Rentang waktu yang digunakan adalah mihrab mesjid yang berasal dari abad 15 hingga 19. Tujuannya adalah untuk mengenali komponen yang terdapat pada mihrab-mihrab mesjid kuna, keragamannya dan frekwensi pemakaiannya. Juga untuk melihat unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya, apakah ada unsur dari pra Islamnya atau dari Islamnya. Penelitian hanya dilakukan pada 16 obyek mihrab yang terdapat di ketiga kota tersebut di atas. Metode yang digu_nakan adalah deskripsi dan perbandingan hasil deskripsinae. Komponen yang diperhatikan adalah bentuk, ruangan, tiang, lengkungan, lalu arah hadap dan ragam hiasnya. Hasilnya me_nunjukkan adanya keragaman komponen dan frekwensi pemakaian_nya. Hal ini dapat digunaken sebagai dasar penelitian untuk mengenali gaya yang terdapat pada mihrab mesjid kuna, dan mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi ragam hiasnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safari
"Keberadaan umat Islam tidak dapat.dilepaskan dari keberadaan bangunan peribadatan (masjid). Masjid dapat diartikan sebagai identitas masyarakat Muslim, karena peranan masjid dalam kehidupan masyarakat Muslim tidak hanya berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadat wajib (Shalat) saja, tetapi masjid juga berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial kultural umat Islam. Bahkan tidaklah berlebihan jika masjid juga dikatakan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan (Wiryoprawiro 1986: 155).
Masjid berasal dari kata bahasa Arab yaitu Sajada yang bermakna tempat bersujud. Dalam pengertian umum masjid adalah sebidang tanah yang dapat digunakan oleh umat Islam untuk me_lakukan sembah dan sujud kepada TuhanNya (Aboebakar 1955: 3). Pengertian tersebut tidaklah bertentangan dengan pengertian hukum Islam tentang masjid.
Dalam Alqur'an secara tegas diperintahkan umatnya untuk mendirikan masjidl. selain itu Rasulallah Muhammad SAW secara langsung bersabda; Barang siapa yang membangun masjid karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan membengunkan rumah untuknya di surga (HR. Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban).
Dari kedua sumber hukum Islam. tersebut dapatlah dibuat kesimpulan, bahwa Islam secara tegas memerintahkan umatNya untuk mendirikan masjid, tetapi secara teknis kedua sumber hukum dasar Islam tersebut tidak memberikan batasan yang jelas tentang bentuk masjid itu.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Suprapto
"Karangan yang membahas masalah arkeologi Islam, terutama yang berpangkal kepada seni bangunannya belum banyak. Demikian pula mengenai kepurbakalaan Islam di Kecamatan Kota Gede. DR. S.A Buddingh pada th'1839 membuat artikel singkat, dan diberinya judul Pasar Gede ( S.A Buddingh 1839:45-46 ). Tahun 1913, Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke bekas kerajaan Mataram di Kota Gede ( OV 1913 (2) :43 ). Dua tahun kemudian, kembali Dinas Purbakala mengadakan peninjauan ke makam raja-raja Kota Gede, dan melakukanpemo_tretan pintu makam tersebut ( OV 1915 (3) :120-121 ). Pada th 1916, orang Indonesia yang bernama Notosoeroto menulis artikel tentang batu keramat yang terdapat di Kota Gede. Artikel ini disertai gambar-gambar batu yang dianggap keramat itu ( Notosoeroto 1916-1917:318-320 ). Pada th 1926 van Mook, seorang sarjana Belanda membuat karangan mengenai Kota Gede. Tetapi karangan van Mook ini membahas masalah perkotaan di Kota Gede, terutama segi kemasyarakatannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>