Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danny Setyawan
"Fasilitas perdagangan telah dianggap menjadi salah satu aspek yang penting terhadap perdagangan internasional, khususnya ketika perjanjian perdagangan antar Negara telah berkembang pesat di dunia. Logistic Performance Index yang diterbitkan oleh Lembaga Worl Bank pada tahun 2007 yang dimana mengukur efisiensi bea dan izin pengelolaan perbatas, kualitas dari perdagangan dan infrastruktur dari transportasi mengatur harga pengiriman yang kompetitif, komptensi dan kualitas jasa logistik, kemampuan untuk melacak pengiriman, dan ketepatan waktu pengiriman berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini akan meneliti pengaruh fasilitas perdagangan terhadap daya saing perdagangan internasional yang diukur melalui Revealed Comparative Advantage (RCA). ASEAN menjadi subjek penelitian ini karena ASEAN merupakan  integrasi yang memiliki jumlah populasi yang cukup tinggi, yang dimana menempati posisi ketiga di Dunia dengan angka 650 juta jiwa penduduk didalamnya dengan kekuatan ekonomi sejumlah 9,106,637 juta USD. Objek yang menjadi penelitian ini adalah sektor manufaktur SITC Rev 3. digit 8 sebagai sub sektor manufaktur yang mencakup sebagian besar dari manufaktur yang produk manufakturnya bersifat labor intensive, yang dimana memiliki sifat perdagangan yang stabil. Variabel utama dari penelitian ini LPI, sedangkan variabel kontrol penelitian ini antara lain: Terms of Trade (TOT); FDI inflows, GDP, dan Human Development Index. Metode olah penelitian ini dengan menggunakan Pooled Least Square. Hasil dari penelitian ini, variabel LPI memiliki koefisien positif terhadap daya saing ekspor sektor manufaktur digit 8.

Trade facilities have been considered to be an important aspect of international trade, especially when trade agreements between countries have developed rapidly in the world. The Logistic Performance Index, published by the World Bank Institute in 2007 which measures the efficiency of customs and boundary management permits, the quality of trade and infrastructure of transport arrangements, competitive shipping prices, competency and quality of logistics services, the ability to track shipments, and on time delivery based on a predetermined time. This study will examine the effect of trade facilities on international trade competitiveness as measured through Revealed Comparative Advantage (RCA). ASEAN is the subject of this study because ASEAN is the integration have a third most populated country in the world, with 650 million people to be exacted and have a strong economic power, with 9,106,637 million USD. The object of this research is the manufacturing sector SITC Rev 3. digit 8 as a sub sector manufacturing which covers the majority of manufactures whose manufacturing products are labor intensive, which has a stable trade nature. The main variables of this study are LPI and the control variables of this study are Terms of Trade (TOT), FDI inflows, GDP, ICT imports, and the Human Development Index. This research using a Pooled Least Squared as the main method. The results of this study, the LPI variable has a positive inpact on the export competitiveness of the 8 digit manufacturing sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T55006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Adiwibowo
"PT. XYZ adalah sebuah pasar daring dan salah satu dari empat unicorn teknologi di Indonesia. Untuk menyasar pasar luring, PT. XYZ meluncurkan aplikasi baru Mitra XYZ di awal 2018. Target utama aplikasi ini adalah warung dan toko kelontong tradisional dengan fitur seperti "Belanja Grosir". Namun, target penerimaan Belanja Grosir di akhir 2018 tidak mencapai target. Berdasarkan analisis akar masalah, isu yang berusaha dipecahkan oleh penelitian ini adalah mencari metode sistem rekomendasi produk yang bisa diterapkan bagi pembeli grosir. Penelitian dimulai dari pemahaman data terhadap struktur, karakteristik, hingga fungsinya. Data lalu diproses dan dibersihkan agar bisa menjadi masukan untuk teknik penggalian data. Penggalian data dilakukan menggunakan bahasa pemrograman R dengan paket utama cluster, arules, dan factoextra. Sistem rekomendasi terdiri dari dua tahapan: (1) segmentasi pelanggan dan (2) analisis keranjang belanja. Segmentasi pelanggan dilakukan dengan algoritme klustering CLARA dikombinasikan dengan model LRFM. Hasil segmentasi menemukan bahwa pelanggan Belanja Grosir terbagi ke dalam empat kelompok dengan karakteristik yang berbeda. Berikutnya, analisis keranjang belanja dilakukan untuk setiap empat kelompok ini menggunakan algoritme penggalian pola asosiasi ECLAT. Dari analisis, ditemukan bahwa produk rokok dan kopi sachet mendominasi kombinasi produk yang sering dibeli bersamaan. Berdasarkan informasi ini, PT. XYZ bisa membuat strategi penjualan dan pemasaran melalui rekomendasi produk.

PT. XYZ is an online marketplace and one of Indonesian tech unicorns. To acquire offline market, PT. XYZ launched new Mitra XYZ application on early 2018. The main user of this app is traditional mom-and-pop shops with feature like "Groceries Store". Unfortunately, Groceries Store revenue target was not achieved by the end of 2018. Based on the root cause analysis, the main issue that this research try to solve is finding a product recommendation system method for groceries user. The first step is data structure, characteristics, and function understanding. The raw data is then cleaned-up and preprocessed to be put to the data mining processes. The data mining technique is using R framework with main package cluster, arules, and factoextra. The recommendation system is a 2-step process: (1) customer segmentation and (2) market basket analysis. The customer segmentation part is implemented using CLARA clustering algorithm combined with LRFM model. The clustering results show that Groceries Store users are grouped into four clusters with unique characteristics. Next, the market basket analysis part for each of the four clusters is implemented using association rules mining ECLAT algorithm. The analysis show that cigarrettes and stick coffee products dominate the product combinations that are often bought together. Based on these findings, PT. XYZ can develop sales and marketing strategy by utilizing the proposed product recommendation system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Uyun
"Selama dua dekade terakhir, manajemen pengetahuan telah menerima perhatian yang signifikan di dunia bisnis dan telah diakui sebagai elemen penting dalam proses pembelajaran organisasi untuk menciptakan produk, strategi, dalam layanan baru. Perusahaan berlomba-lomba dalam memberikan produk dan layanan yang terdepan demi mampu bertahan di dunia bisnis. Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing, inovasi dan kemampuan menjadi sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Karenanya, PT XYZ mengadopsi manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan mempertahankan keberlangsungan organisasi. Namun, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek terpenting dalam manajemen pengetahuan sehingga manajemen pengetahuan yang ada sekarang belumlah optimal. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu organisasi agar fokus dan memperioritaskan aspek-aspek pada manajemen pengetahuan agar penerapannya dapat berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan agar penerapan manajemen pengetahuan dapat optimal dan memberikan hasil yang signifikan. Pengukuran kematangan manajemen pengetahuan pada penelitian ini menggunakan model kematangan G-KMMM. Secara keseluruhan, tingkat kematangan manajemen pengetahuan berada pada tingkat 2 (aware). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi sadar dan memiliki niat untuk mengelola pengetahuan, dan memiliki intensi untuk mengimplementasikan MP dengan baik. Terdapat delapan rekomendasi perbaikan yang diusulkan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kematangan manajemen pengetahuan di PT XYZ Indonesia

Over the past two decades, knowledge management has received significant attention in the business world and has been recognized as an important element in the organizational learning process for creating products, strategies, and new services. Companies are competing in providing leading products and services to be able to survive in the business world. The number of companies engaged in digital marketing, innovation and capability is very important to maintain the sustainability of the organization. Therefore, PT XYZ adopted KM to improve employee competencies and maintain organizational sustainability. However, PT XYZ does not have an effective method to measure the most important aspects of knowledge management yet. Thus, management of existing knowledge is not optimal enough. Measurement of the level of maturity is needed to help the organization to focus and prioritize aspects of knowledge management so that its application can run optimally and give the result significantly. This study aims to measure maturity and provide recommendations for improvement to optimize the application of knowledge management. Measurement of KM maturity in this study used the G-KMMM maturity model. To sum up, the level of maturity in term of Knowledge Management occupies level 2 (aware). It can be said that organization is realized and having intention to manage knowledge and implement it well. There are 8 recommendations of suggested improvement that will be expected to enhance maturity level of KM in PT XYZ Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Hastuti
"Ritus Pertukaran Tempayan dalam kaidah pemberian Mauss menjadi formasi simbolik yang merakit gugusan pemukiman lintas batas di Hulu Sembakung sebagai kesatuan ruang sosial kohesif. Secara presisten, dimensi ruang sosial diwujudkan dalam setiap tahapan daur hidup masyarakat Hulu Sembakung melalui ritus pertukaran tempayan. Persoalan hadir ketika rezim spasial negara pasca kolonial mengintai ruang kosmopolit masyarakat di Hulu Sembakung. Riset ini bertujuan menyajikan etnografi mengenai ritus pertukaran di Hulu Sembakung, bagaimana aktivitas ini dapat membentuk ruang sosial masyarakat secara lintas batas negara serta bagaimana regulasi spasial dan pengintaian negara menciptakan ruang paradoks bagi penduduk di Hulu Sembakung ketika menjalankan ritus pertukaran tempayan melintas batas. Temuan lapangan menunjukan bahwa orang-orang di Hulu Sembakung merupakan aktor cerdik yang tidak serta merta tunduk pada kekuasaan negara. Sebagai manusia perbatasan, mereka menjalankan perannya sebagai manusia-manusia yang tidak dapat diperintah bahkan mampu menciptakan aturan sendiri. Ritual pertukaran tempayan tidak hanya menjadi formasi simbolik yang merakit dimensi ruang sosial masyarakat Hulu Sembakung secara lintas batas. Ritus melintas batas bahkan menjadi poros yang mengendalikan pusat kekuasaan negara.

The Rite for the Exchange of Tempayan in The Gift Mauss theory becomes a symbolic formation that assembles clusters of cross-border settlements in Hulu Sembakung as a cohesive social space unit. Persistently, the dimension of social space is manifested in every stage of the life cycle of the Hulu Sembakung community through the rite of exchange of jars. Problems arise when the spatial regime of the post-colonial state stalks the cosmopolitan space of society in Hulu Sembakung. This research aims to present an ethnography of exchange rates in Hulu Sembakung, how this activity can shape social space across national borders and how spatial regulations and state surveillance create paradoxical spaces for residents in Hulu Sembakung when carrying out rites of exchange of Tempayan across borders. Field findings show that people in Hulu Sembakung are astute actors who do not necessarily submit to state power. As frontier humans, they carry out their role as humans who cannot be ordered and can even create their own rules. The ritual of exchanging Tempayan is not only a symbolic formation that assembles the dimensions of the social space of the Hulu Sembakung community across borders. Rites cross boundaries and become the axis controlling the centre of state power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Nabila Afifah
"Meningkatnya daya saing untuk mendapatkan pekerjaan yang terjadi saat ini, menjadi tantangan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mengembangkan karier. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti peran perilaku eksplorasi karier dalam memediasi pengaruh dukungan teman terhadap adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir. Responden penelitian berjumlah 538 mahasiswa tingkat akhir yang berada pada semester 6 hingga semester lebih dari 8, dan 69% berjenis kelamin perempuan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur, yakni Career Related Peer Support (Zhang & Huang, 2018), Career Exploration Survey (Salim & Preston, 2019) dan Career Adapt-Ability Scale (Sulistiani, Suminar, & Hendriani, 2018). Pengolahan data dilakukan menggunakan simple mediation model 4 PROCESS for SPPS by Hayes (2013) menunjukkan perilaku eksplorasi karier memediasi hubungan antara dukungan teman dengan adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir. Dibuktikan dengan nilai indirect effect sebesar (ab=0.21) dan signifikan tidak melewati angka nol (LLCI-ULCI=0.14-0.28). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perilaku eksplorasi karier memiliki peran dalam memediasi hubungan antara dukungan teman dengan adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir. Implikasi dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak bimbingan karier di perguruan tinggi untuk menyediakan berbagai aktivitas terkait perilaku eksplorasi karier agar mahasiswa tingkat akhir dapat memiliki adaptabilitas karier yang baik

The increasing competitiveness to get a job that is happening today is a challenge for final year students to develop a career. The purpose of this study was to examine the role of career exploration behavior in mediating the effect of peer support on career adaptability in final year students. Research respondents totaled 538 final year students who were in semester 6 to more than 8 semesters, and 69% were female. Sampling was done by convenience sampling method. This study uses three measuring tools, namely Career Related Peer Support (Zhang & Huang, 2018), Career Exploration Survey (Salim & Preston, 2019) and Career Adapt-Ability Scale (Sulistiani, Suminar, & Hendriani, 2018). Data processing was carried out using simple mediation model 4 PROCESS for SPPS by Hayes (2013) showing career exploration behavior mediating the relationship between peer support and career adaptability in final year students. It is proven by the indirect effect value of (ab=0.21) and significantly does not exceed zero (LLCI-ULCI=0.14-0.28). The results of this study explain that career exploration behavior has a role in mediating the relationship between peer support and career adaptability in final year students"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmah Sarinovita
"Tesis ini membahas tentang komunikasi interpersonal dalam pengambilan keputusan organisasi berdasarkan karakteristik anggota Majelis Wali Amanat UI, dengan melakukan studi kasus pada periode 2007 – 2012 dan 2014 – 2017. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan paparan tentang komunikasi interpersonal yang terjadi dalam Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI), serta hambatan komunikasi interpersonal dalam pengambilan keputusan MWA UI. Setiap organisasi tentu saja akan menghadapi hambatan dalam proses komunikasinya, hambatan ini tak hanya berasal dari luar organisasi namun dapat pula berasal dari dalam organisasi, seperti perbedaan karakteristik diantara anggotanya. Komunikasi interpersonal dalam MWA UI ini perlu di dukung pula oleh lima kualitas umum yang ada didalamnya seperti: Keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan yang ada diantara anggota-anggota MWA UI. Dengan terpenuhinya lima kualitas tersebut, niscaya perbedaan karakteristik diantara anggota MWA UI dapat disikapi untuk menjadi hal positif yang dapat membangun organisasi.

This thesis discusses the interpersonal communication in organizational decision-making based on the characteristics of members of the UI Board of Trustees, by conducting (case studies in the period 2007 - 2012 and 2014 – 2017). Study was a descriptive qualitative research. Methods of data collection were interviews, observation and documentation studies. Results showed exposure on interpersonal communication that occurs in the Board of Trustees of Universitas Indonesia (MWA UI), and interpersonal communication barriers in decision making in MWA UI. Each organization will certainly face barriers in the communication process, barriers not only come from the outside of the organization, but can also come from within the organization, such as the differences between the characteristics of its members. MWA interpersonal communication in this UI needs to be supported also by the five common qualities in it such as: openness, empathy, being supportive, positiveness and equality that exists between members of MWA UI. With the fulfillment of these five qualities, certainly differences between the characteristics of UI MWA members can be addressed to be a positive thing to build an organization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Andriyan
"Penggunaan aplikasi yang semakin beragam di perusahaan maupun organisasi menuntut adanya proses integrasi antar aplikasi. Hal ini dikarenakan untuk menjaga integritas dari data dan aplikasi. Salah satu metode pengintegrasian aplikasi pada perusahaan yang umum digunakan adalah dengan menggunakan Enterprises Service Bus (ESB). Minimnya pembahasan dan praktik mengenai penggunaan ESB pada perkuliahan Enterprise Application Integration (EAI) di Fasilkom UI membuat perlu adanya pengembangan learning environment penerapan ESB. Learning Environment ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam menggunakan ESB. Pada proses pengembangan turut dibandingkan dua buah open source software ESB yakni WSO2 ESB dan MuleSoft ESB. Perbandingan bertujuan untuk mengetahui ESB yang lebih sesuai untuk digunakan pada learning environment. Hasil perbandingan memaparkan kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta kesesuaian ESB untuk digunakan pada learning environment.

Various application usage in enterprise or organizational level strives for the need of integration between applications. This happened to keep data and application integrity in enterprises or organization. One from many approach for integrating application in enterprises is using Enterprise Service Bus (ESB). The minimum number of practice about ESB in Enterprise Application Integration (EAI) course at Faculty of Computer Science Universitas Indonesia makes the need of learning environment development for applying ESB. This learning environment aims to make students experienced with the usage of ESB. In the learning environment development process, there’s also benchmarking between two open source ESBs WSO2 ESB and Mulesoft ESB. This aims to know which ESB is more appropriate for the usage in learning environment. The results roll out the advantage and disadvantage of each ESB for the use in learning environment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Magfira Ovalia
"Perkembangan teknologi, memberikan peluang luas bagi pebisnis untuk membuka usaha. Saat ini, potensi startup memberikan motivasi kepada pebisnis di Indonesia untuk memperluas bisnis mereka. Tahap awal pembentukan startup dianggap krusial, di mana keberlanjutan tim tergantung pada pembangunan keanggotaan, identitas, proses, dan komitmen. Penelitian ini memusatkan perhatian pada peran komunikasi internal dalam startup di PT PGA dengan menggunakan perspektif Communicative Constitution of Organizations (CCO) sebagai dasar teori. PT PGA adalah perusahaan yang berfokus pada pengembangan dan pemasaran merek di industri kecantikan dan perawatan pribadi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus, pengambilan data melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi ke bawah dan horizontal muncul dalam proses adaptasi, menciptakan suasana kekeluargaan dengan fleksibilitas, komunikasi informal, serta dukungan antarpribadi. Penataan diri menunjukkan otoritas atasan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan. Selain itu, keterlibatan anggota dalam kegiatan organisasi dan membangun komunikasi terbuka dilakukan untuk mencegah masalah dan memastikan pemahaman tugas. Koordinasi kegiatan mengatur peran atasan sebagai konseptor dan pengawas, serta komunikasi horizontal dalam menyelesaikan masalah dan memberikan dukungan. Dalam penentuan posisi lembaga, bawahan bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan atasan terkait informasi atau masalah dengan pihak eksternal di PT PGA.

The development of technology provides extensive opportunities for entrepreneurs to start businesses. Currently, the potential of startups motivates entrepreneurs in Indonesia to expand their businesses. The initial stage of startup formation is considered crucial, where team sustainability depends on the development of membership, identity, processes, and commitment. This research focuses on the role of internal communication in startups at PT PGA using the Communicative Constitution of Organizations (CCO) perspective as the theoretical foundation. PT PGA is a company that focuses on developing and marketing brands in the beauty and personal care industry. The researcher employs qualitative research methods and a case study approach, gathering data through in-depth interviews. The results indicate that downward and horizontal communication emerges in the adaptation process, creating a family-like atmosphere with flexibility, informal communication, and interpersonal support. Self-organization shows that the authority of superiors plays a crucial role in decision-making. Additionally, members' involvement in organizational activities and building open communication are conducted to prevent issues and ensure task understanding. Activity coordination regulates the role of superiors as conceptualizers and supervisors, with horizontal communication in problem-solving and providing support. In determining the institutional position, subordinates are responsible for coordinating with superiors regarding information or issues with external parties at PT PGA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiu Wakimura
"Tujuan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi pendorong dan hambatan dari transfer pengetahuan yang efektif dalam konteks lintas budaya. Dalam MNC, pengetahuan dianggap sebagai sumber utama untuk keunggulan kompetitif sementara transfer pengetahuan yang efektif di perusahaan induk dan anak perusahaan di luar negeri memerlukan perhatian pada perbedaan budaya, prasangka, dan praktik bisnis khusus setiap negara. Pelaku pengetahuan dalam konteks tersebut diwajibkan untuk memiliki disseminative capacity atau kemampuan untuk menyebarluaskan pengetahuan bersama dengan kapasitas absorptive capacity atau kemampuan untuk memahami dan menerapkan pengetahuan tersebut. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus di mana ekspatriat dari suatu anak perusahaan MNC manufaktur Jepang yang berlokasi di Jawa Barat, Indonesia diminta untuk mengikuti sesi wawancara mendalam. Kerangka dan prosedur grounded theory yang bersifat interpretatif digunakan untuk menganalisis data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa MNC perlu mempromosikan pelatihan keterampilan komunikasi dan linguistik untuk lebih mengembangkan disseminative capacity dan absorptive capacity antara para anggota organisasi serta untuk merancang strategi manajemen yang merangsang kepercayaan, empati dan visi bersama yang dapat mengatasi perbedaan budaya dalam organisasi diperlukan.

The purpose of this paper is to explore the enablers and disablers of effective knowledge transfer in cross-cultural contexts. In MNCs knowledge is considered to be a primary source of competitive advantage while effective knowledge transfer across the headquarters and its foreign subsidiary entails attention to the divergence of culture, prejudice, and country-specific business practices. Knowledge actors in such settings are required to have the disseminative capacity or the ability to promulgate knowledge along with absorptive capacity or the ability to understand and apply the knowledge. This research adopted a qualitative approach using an exploratory case study where expatriates from a foreign subsidiary of Japanese manufacturing MNC in West Java, Indonesia were asked to respond to in-depth interview sessions. Interpretive grounded theory framework and procedures were used for data analyses of the results. The findings suggest that MNCs need to promote communication and linguistic skill training to further develop disseminative capacity and absorptive capacity among the members as well as to design a management strategy that stimulates trust, empathy and a shared vision that can overcome cultural differences within the organization."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintya Marantika
"Budaya memiliki peran yang sangat penting di dalam Kantor Akuntan Publik (KAP). Di dalam SPM No.1 tentang Pengendalian Mutu bagi KAP yang Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans, terdapat tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu. Di dalam unsur tersebut, budaya internal KAP bergantung dari kepemimpinan KAP. Peran pemimpin KAP dapat
menjadi salah satu penguat di dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik melalui budaya internal yang dibentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran partner di KAP CDE khususnya di ABC Team dalam membentuk corporate culture berdasarkan SPM No. 1 dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Peran partner ini selanjutnya menjadi bagian dari alur pembentukan budaya organisasi menurut Stephen P. Robbins. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa partner ABC Team pada KAP CDE telah menjalankan perannya sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas mutu sesuai dengan SPM No.1 dan telah menjalankan perannya dalam mempromosikan kode etik melalui budaya yang telah dibentuk. Proses pembentukan budaya di ABC Team pada KAP CDE menurut Stephen P. Robbins diawali dari filosofi pendiri ABC Team yang mengklasifikasikan visi menjadi tiga bagian yaitu people, company, dan client.Tetapi dalam praktiknya masih terdapat permasalahan terkait penanaman budaya pada karyawan, sehingga penulis mengusulkan strategi dalam kerangka sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari kontrol sosial yaitu tone at
the top, employee socialization, selection of personnel, interactive controls, clan controls; dan kontrol teknis yaitu diagnostic controls, policies & procedures, incentive systems.

Culture has a very important role in the Public Accounting Firm (CPA Firm). Standard on Quality Control (SQC) 1 regarding Quality Control for CPA Firms Conducting Assurance (Audit, Review, and Other Assurance Engagements) and Non-Assurance Engagements, there is a CPA Firms leadership responsibility for quality. Within these
elements, the CPA Firms internal culture depends on the CPA Firms leadership. The role of the CPA Firms leader can be one of the reinforcements in the Code of Ethics for the Professional Public Accountant through the internal culture that is established. This
study aims to evaluate the role of partners in CPA Firm CDE, especially in the ABC Team in establishing a corporate culture based on SQC 1 and the Code of Ethics for the Professional Public Accountant. The role of this partner then becomes part of the flow of organizational culture establishment according to Stephen P. Robbins. This study
uses a qualitative method with a case study approach. The data used are primary and secondary data with data collection techniques in the form of interviews and documentation. The results of the analysis show that partner of ABC Team at CPA Firm CDE has carried out his role as leader who are responsible for quality in accordance with SQC 1 and have carried out his role in promoting the code of ethics through the culture that has been established. According to Stephen P. Robbins, the process of culture establisment in the ABC Team at CPA Firm CDE begins with the philosophy of
the founder of the ABC Team which classifies the vision into three parts, namely people, company, and client. However, in practice there are still problems related to inculcating culture in employees, so the author proposes a strategy within the framework of a management control system consisting of social control, namely tone at the top, employee socialization, selection of personnel, interactive controls, clan
controls; and technical controls, namely diagnostic controls, policies & procedures, incentive systems.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>