Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasia Wulandari
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk merancang materi pelatihan keterampilan selling bagi karyawan sales di PT IJA, sehubungan dengan adanya perrnasalahan yang dihadapi PT INA yaitu kemampuan selling skill yang rendah dari karyawan sales PT IJA, sehingga tidak mampu mencapai target penjualan perusahaan.
Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan materi pelatihan keterampilan selling ini adalah teori-teori tentang produktivitas, selling dan pelatihan.
Analisis pemecahan masalah dari permasalahan yang dihadapi oleh PT IJA adalah bahwa karyawan sales PT IJA kurang mampu mempresentasikan produk yang dijual dengan baik, kurang mampu memberikan informasi dengan jelas, kurang mampu melakukan negosiasi dengan baik, kurang mampu memberikan pelayanan kepada konsumen; kurang bersikap ramah dan bersikap agak mendesak konsumen dalam melakukan pembelian. Disimpulkan bahwa mereka belum mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka sebagai seorang sales. Oleh karena itu, kualitas Sales harus ditingkatkan.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui pelatihan Pelatihan bagi karyawan sales, akan dilakukan oleh karyawan-karyawan yang telah berpengalaman atau karyawan senior di PT IJA, dan sudah pernah mendapatkan pengetahuan mengenai selling dari PT IMT serta telah berpengalaman dalam memberikan pelatihan bagi karyawan sales. Namun demikian, masih terdapat adanya kekurangan-kekurangan dari karyawan sales dalam melakukan pekerjaan mereka ditambah dengan ketidakmampuannya dalam memenuhi target.
Hal ini menunjukkan adanya kelemahan dari pelatihan-pelatihan yang pemah dilakukan. Kelemahan tersebut mungkin telrjadi akibat materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut kurang tepat. Maka dipersiapkan materi selling sebagai pegangan pelatihan selling yang akan dilakukan oleh karyawan senior yang ditunjuk sebagai pelatih sales di PT IJA.
Agar rancangan materi pelatihan ini menjadi efektif, maka perancangan materi ini memperhatikan beberapa hal yaitu tujuan instruksi umum (TIU), tujuan intruksi khusus (TIK), jadwal materi pelatihan, kerangka dan modul pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhyaksa Dault
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin mengetengahkan suatu pola penyesuaian (adaptasi) sebuah
Lembaga Pendidikan Tradisional Agama Islam yang disebut Pesantren yang selama ini
terkenal dengan tradisi lamanya. Tradisi lama yang dimaksud adalah keseluruhan tradisi
pesantren yang sangat kuat diwarnai oleh doktrin keagamaan. Seluruh tradisi pesantren
berpijak pada Kitab Kuning dan kitab-kitab klasik Islam. Kurikulum pesantren berpijak
pada kitab-kitab klasik itu. Dalam system pendidikan dan pengajaran pesantren tidak ada system klas. Santri dianggap menyelesaikan pendidikan apabila mampu dan
menguasai kitab kuning dan kitab-kitab klasik lainnya. Dengan kuatnya pijakan terhadap doktrin keagamaan, maka pesantren yang berwawasan konservatif ini tidak menerima unsur-unsur luar yang bersifat non agama. Sikap "tertutup" ini telah berlangsung berabad-abad lamanya dan merupakan kekhasan utama yang ada pada sistem tradisional ini.
Sejalan dengan kemajuan zaman dan perubahan masyarakat, sistem tradisional ini
tidak begitu saja dipertahankan. Untuk dapat mengimbangi perkembangan dan dinamika perubahan masyarakat perlu ada penyesuaian (adaptasi). Adaptasi ini menyentuh berbagai bidang seperti pendidikan dan kurikulum, bidang sosial, ekonomi, dan politik. Proses penyesuaian diri sebuah pesantren terhadap dinamika dan perubahan masyarakat ditunjukan oleh pesantren Daarul 'Uluum di Kotamadya Bogor yang menjadi lokasi utama penelitian ini. Tulisan ini bersifat deskriptif analitik yang lebih mengandalkan wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan terhadap berbagai komponen pesantren seperti Kyai (4 orang), Guru/Ustadz (4 orang), Santri (14 orang), orang tua santri (16 orang), tokoh masyarakat (5 orang). Mereka dianggap dapat mewakili unsur-unsur yang yang menjadi subyek penelitian.
Dari hasil wawancara dan pengamatan intensif terhadap proses adaptasi pesantren
Daarul 'Uluum terhadap dinamika dan perubahan masyarakat, penelitian ini menemukan
berbagai perubahan antara lain bahwa ciri khas pesantren tradisional dimana dominasi
pendidikan dan pengajaran adalah penguasaan kitab-kitab klasik Islam perlahan-Iahan
ditinggalkan dengan teradopsinya kurikulum Nasional yang mewajibkan semua lembaga
pendidikan baik yang agama maupun yang umum menyelenggarakan sistem pendidikan Nasional. Penelitian ini menemukan bahwa pesantren Daarul 'Uluum tidak Iagi bersifat
tradisional eksklusif, namun sudah mengarah ke modem inklusif. lndikatornya adalah
adanya adaptasi kurikulum, adaptasi sistem pendidikan dan pengajaran, adaptasi di
bidang keuangan dan ekonomi, sosial, budaya dan politik. Implikasinya di masa depan
adalah bahwa pesantren ini akan bisa menghadapi berbagai perubahan dan dinamika
zaman karena sifatnya yang sudah terbuka (modem-inklusif). Penulis akhimya
berkesimpulan bahwa karena adanya kemajuan cara berpikir dan dinamika masyarakat
maka sistem pesantren yang selama ini dirasakan sangat "eksklusif" dan tradisional
perlahan-lahan ditinggalkan dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang
ada.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Juniato
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penggunaan instruksi berfokus bentuk dan pengaruhnya bagi pembelajar bahasa asing terkait kesalahan berbahasa pembelajar di kelas kemahiran berbicara. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa pembelajar umumnya memproduksi kesalahan tatabahasa, kosakata dan pelafalan. Pengajar memberikan instruksi berfokus bentuk berupa elisitasi langsung, permintaan klarifikasi, koreksi langsung, pengulangan, pengubahan, tanggapan metalinguistik, dan non verbal. Tanggap paling efektif adalah tanggap penggunaan balikan permintaan klarifikasi. Hasil penelitian menyarankan bahwa pengajar perlu memberikan balikan yang tepat agar menghasilkan tanggap yang sukses. Mengingat pentingnya penggunaan balikan untuk mendapatkan tanggap pembelajar dalam interaksi di kelas kemahiran berbicara, lembaga pengajaran diharapkan dapat memberikan pelatihan yang mendalam kepada pengajar tentang pemberian balikan yang efektif.

ABSTRACT
The focus of this study is to observe the use of form-focused instruction and its effects on foreign language learners’ mistakes/errors in speaking class. This is a descriptive research. The findings show that the learners produced mistakes/errors on grammar, vocabulary, and pronunciation and the teacher used form-focused instruction and provided different kinds of feedback (elicitation, clarification request, direct correction, repetition, recasts, metalinguistic, and non-verbal feedback). The most effective uptake is clarification request. The findings of the research suggest that teachers need to choose the right type of feedback to produce successful uptakes. Considering the importance of feedback in interactions in the classroom, teaching institution should conduct workshops on effective form-focused instruction to teachers."
2013
T32969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mey Damayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada interaksi antarpembelajar di kelas kemahiran berbicara yang komunikatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan: (1) bentuk kesalahan pembelajar yang mendorong pemberian balikan negatif oleh rekan, (2) bentuk balikan negatif dari pembelajar yang paling sering muncul dan efektif, dan (3) persepsi pembelajar terhadap balikan dari rekan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 52 pembelajar kemahiran berbicara bahasa Inggris VI di Program Studi Inggris Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas X. Data penelitian diperoleh melalui perekaman, pembagian kuesioner, dan wawancara. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) kesalahan yang mendorong pemberian balikan negatif oleh pembelajar adalah kesalahan kesalahan gramatikal, kesalahan leksikal, kesalahan fonologis, dan pemakaian bahasa pertama yang tidak diinginkan, (2) balikan negatif yang paling sering muncul dan efektif adalah balikan mengubah (60%), dan (3) sebagian besar pembelajar merasa bahwa balikan dari rekan cukup membantu meningkatkan kemahiran berbicara mereka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, khususnya pengajaran kemahiran berbicara pada level lanjutan.

ABSTRACT
This study focuses on learner-learner interaction in a communicative English speaking class. The objective of this study is to find out: (1) learners’ error types leading to peer negative feedback, (2) the most frequent and effective types of peer negative feedback, and (3) learners’ perception towards negative feedback given by peers. The participants of this study are 52 students taking English speaking class VI of English Department of Humanities Faculty, X University. Data were collected through recordings, questionnaires, and interviews. The data were analyzed quantitatively and qualitatively. The analysis results reveal that: (1) error types leading to peer negative feedback involve gramatical error, lexical error, phonological error, and unsolicited uses of L1, (2) the type of peer negative feedback which is the most frequent and effective is recast (60%), and (3) most of learners feel that negative feedback given by peers is quite helpful to improve their speaking skills. The result of this study is expected to be able to contribute to the teaching of English as a foreign language, especially teaching speaking skill in advanced level."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leila Mona
"ABSTRAK
Atas berbagai isu masalah di bangsa Indonesia, semua berakar dari
masalah karakter. Karena itu, salah satu solusinya adalah melalui pendidikan
karakter. Riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pendidikan
karakter di sekolah Islam berasrama, meliputi: konsepsi yang dipilih; strategi
penanaman nilai; interpretasi siswa; dan wujud karakter hasil proses pendidikan.
Konsep utama dari penelitian ini diinspirasi oleh gagasan Michel Foucault
about disiplin tubuh; pendidikan karakter dari Lickona dan tahap-tahap
perkembangan moral dari Lawrence Kolberg. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan etnografi. Tempat penelitian adalah di Islamic Girls
Boarding School, Darul Marhamah, Cileungsi, Bogor. Data penelitian
dikumpulkan melalui pengamatan terlibat, interview, focus group discussions, and
data sekunder.
Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa pendidikan karakter sangat penting
dan mendesak di Indonesia. Internalisasi nilai-nilai akan efektif dilakukan
disekolah berasrama. Kesepakatan kolektif dari semua pihak di dalam institusi
dan pendekatan holistik akan membuat pendidikan karakter efektif. Disiplin tubuh
untuk menjadikan tubuh yang patuh agar dapat memproduksi pengetahuan.
Karena itu untuk tingkat SMP, disiplin dapat menjadi ibu dari pendidikan
karakter. Pengoptimalan kelompok sebaya merupakan sistem kontrol yang
berharga. Kata ‘Nyarbod’ (nyadar body) yang merupakan istilah yang
dikembangkan diantara siswa, adalah bentuk dari pengawasan kelompok sebaya
yang berfungsi sebagai panopticon di sekolah berasrama. Refleksi yang juga
penting dari penelitian ini adalah bahwa orang tua cenderung berharap anaknya
memiliki karakter yang baik dan juga cerdas, secara instant melalui pendidikan
formal. Hal ini dapat maknai dalam dua hal, pertama, lembaga pendidikan perlu
mensikapi hal ini dengan bijaksana dengan cara mengoptimalkan
pengimplementasian pendidikan karakter secara baik. Kedua, orang tua perlu
menyadari bahwa pendidikan karakter adalah tanggung jawab semua pihak dan
hal itu merupakan pendidikan sepanjang hayat dalam prosesnya menjadi manusia.

ABSTRACT
On various issues problems in Indonesia, all rooted in character. One of
the solution is through character education. This research aims to find out how the
process of character education in Islamic boarding schools, from the concept
selected, strategy for internalization; the interpretation of the students and the
results of the educational process.
The main concept is inspired by Michel Foucault about discipline body;
character education from Lickona and stages of moral development from
Lawrence Kolberg. This study uses qualitative and ethnographic approaches. The
research site is at Islamic Girls Boarding School, Darul Marhamah, Cileungsi,
Bogor. Data was collected by participant observation, interviews, focus group
discussions, and secondary data.
This study confirms that character education is very urgent and important
in Indonesia. The internalization of character is more effective in boarding school.
Collective commitment and holistic approach are the necessary strategy for the
institution. Discipline is to create docile body in order to produce knowledge. I
recommend that in the junior high school, discipline can be the mother of the
character education. Optimizing peer-group as the controlling system
(panopticon) is valuable mechanism. The word ‘Nyarbod’ (nyadar body)
terminology used within students, is a form of peer supervision policies which
function such as panopticon at the boarding school. The necessary reflection is
that parents who usually expect their children have good moral character and
smart instantly through formal institution, should be seen in two pespective. First,
the institution needs to adress the expectation wisely through optimal
implementation. Second, the parents should understand that the character building
is the everybody’s responsibility and it is a life-long education as a process of
being a human."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Mila Yunianti Guritno
"Social withdrawal pada anak merupakan faktor risiko dari gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Anak dengan social withdrawal perlu memelajari cara membina relasi positif dengan orang lain.Tesis ini memiliki desain penelitian single casedan menerapkan bentuk intervensi social skills training (SST) untuk meningkatkan keterampilan sosial yang nantinya dapat berkontribusi terhadap kompetensi sosial anak secara umum. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan karakteristik social withdrawal tipe conflicted shyness. Sesi terapi dilakukan sebanyak dua belas kali selama lebih kurang 60 - 90 menit setiap sesinya. Hasil dari terapi ini adalah SST efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Perubahan terlihat dari dua keterampilan sosial yang sudah baik, yaitu keterampilan melakukan percakapan dan bekerja sama. Selain itu, anak juga sudah baik dalam mengenali emosi orang lain, meminta sesuatu, mengatakan tidak, dan menentukan masalah. Anak juga mengalami penurunan, terutama pada skala withdrawn dan social problems dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL).

Social withdrawal among children is a risk factor steming from psychological problems such as anxiety and depression. A child that shows social withdrawal must learn to develop positive relationships with others. This thesis uses a single case research design and applies the social skills training (SST) intervention method in order to enhance social skills that will contribute to the general competence of the child. The research participant is an nine-year old girl having social withdrawal of the conflicted shyness type. Therapy is conducted through 12, 60-90 minute sessions. The results of this therapy is an effective SST to increase the child?s social skills. Change can be seen from two improved social skills: conversation and cooperation. Furthermore, the child has shown improvement in recognizing other people?s emotions, requesting something, saying ?no,? and identifying problems. The child also experienced reduced scores, particularly on the withdrawn and social problems scale from the Child Behaviour Checklist (CBCL)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai krisis yang terjadi di masyarakat kita yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari menimbulkan pertanyaan akan efelctivitas pendidikan agama di
sekolah. Pendidikan ini seharusnya menjadi dasar bagi tumbuhnya perilaku yang baik
pada anak bangsa. Namun sayangnya, pendidikan agama nampaknya kurang
dirasakan manfaatnya oleh sebagian alumni SMU. Mereka merasa cukup mendapat
bekal pengetahuan, namun tidak menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
l-:arena itu, menarik untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan agama, khususnya
pendidikan Agama Islam, dari segi afektif
Walaupun pendidikan agama pentlng untuk mulai diberikan sejak dini, namun
bam pada masa remaja inclividu mendapatkan makna yang berbeda mengenai
pendidikan agama. Dengan perkembangan kognitifnya yang berada pada tahap formal
operasional dari Piaget, remaja sudah mampu berpikir secara abstrak (Turner &
Helms, 1995), sehingga memungkinkan remaja untuk memahami konsep-konsep
agama dengan baik. Pada masa ini pula remaja berusaha menemukan identitas diri
mereka (Erikson, 1970 dalam Santrock, 2001). Dalam menyelesaikan krisis ini,
remaja membutuhkan suatu ideologi yang dapat mereka anut, dimana salah satu
ideologi ini adalah agama. Paloutzian dan Santrock (2001) menyatakan bahwa isu
agama adalah isu yang panting bagi remaja.
Berdasarkan teori tentang perkembangan remaja dan pentingnya peranan
agama pada masa ini, maka kegiatan evaluasi akan membatasi diri pada siswa kelas
III SMU, yang diasumsikan berada pada tahap perkembangan remaja dan telah
mengenyam hampir tiga tahun masa pendidikan Agama Islam di SMU, selain juga
ketika duduk di jenjang pendidikan sebelumnya Tujuannya adalah untuk melihat
hasil belajar dari pelajaran tersebut dari segi afektif.
Hasil helajar pelajaran Agama Islam berorientasi pada aspek afektif dan
psilcomotor. Sementara Ruang lingkup pendidikan Agama Islam sendiri terdiri dari
lima aspek, yakni: A] Qur'an, keimanan, ibadah, akhlak, dan tarik. Kegiatan evaluasi
ini membatasi pada aspek materi keimanan akidah, karena keimanan adalah hal yang
sangat penting bagi seorang muslim. Mengacu pada Surat Al-Furqan ayat 23, Shihab
(1996) menyatakan bahwa amal baik yang dikerjakan tanpa dilandasi oleh iman
adalah amal yang sia-sia.
Keimanan yang merupakan karakteristik afelctif ini alcan dilihat perkembangan
intemalisasinya pada siswa kelas Ill SMU dengan taksonomi hasil belajar domain
afektif dari Krathwoh (1964, dalam Anderson & Bourke, 2000)l. Urutan taksonomi
ini dari jenjang internalisasi yang paling rendah adalah: Receiving Responding
Valuing Organization, dan Characrerizarion by value or value complex. Standar
kompetensi pelajaran Agama Islam akan digunakan sebagai pembanding atau kriteria
tercapai atau tidaknya tujuan belajar pelajaran Agama Islam di sekolah. Lfntuk ilu,
Fathia Saripuspita,
standar kompetensi ini diterjemahkan dan diklasifikasikan sebagai tahap Valuing dari
Taksonomi Domain Afektif Krathwohl
Berdasarkan Taksonomi Domain Afektif Krathwohl (1964, dalam Anderson &
Bourke, 2000) dan cakupan materi keimanan dalam Agama Islam, evaluator
mengembangkan alat ukur instrumen berupa kuesioner. Analisa hasil akan
mendapatkan data mengenai tahapan setiap siswa, dan rata-rata tahapan siswa di
sekolah tersebut. Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMUN 8 Jakarta.
Nilai rata-rata ini akan dibandingkan dengan kriteria yang dijadikan pembanding
untuk menentukan apakah tujuan pendidikan Agama Islam di SMUN 8 Jakarta sudall
tercapai atau belum.
Analisa dari data yang didapat dari 198 orang siswa kelas [II SMUN 8 Jakarta
yang mengambil jurusan IPA adalah bahwa tahapan yang mendapat persentase
terbanyak adalah tahap Characterization by value or value complex, Responding dan
Valuing dari domain afektif Krathwohl (1964, dalam Anderson & Bourke, 2000),
Sementara itu, rata-rata siswa kelas III SMUN 8 Jakarta telah mengintemalisasi nilai
keimanan Agarna Islam pada tahap Vahring, hal ini berarti bahwa tujuan pelajaran
Agama Islam di SMUN 8 Jakarta telah dicapai oleh rata-rata siswa kelas III di sekolah
Tersebut.
Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan bahwa semua siswa mengakui
penghayatan nilai keimanan Agama lslam mereka dipengaruhi oleh lebih dari satu
agen. Oleh karena itu, tercapainya kompetensi dasar pelajaran Agama Islam dalam hal
keimanan tidak hanya dipengaruhi oleh penyelenggaraan pendidikan agama di
sekolah tersebut.
Banyaknya siswa yang mengintemalisasi nilai keimanan Agama Islam dengan
baik, yakni pada tahap Characreriznrforr by valure dan Valuing, dapat dijelaskan oleh
teori perkembangan remaja. Asumsi baiknya perkembangan kognitif siswa sekolah
unggulan ini memungkinkan lebih memahami konsep ajaran Agama Islam dan
memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari, termasuk masalah pencarian
identitas diri. Kedekatan dengan teman yang penting pada masa ini membuat mereka
memiliki teman berdiskusi yang bisa membantu mereka memeoahkan masalah krisis
identitas mereka.
Sementara itu, menurut teori perkembangan moral dari Kohlberg (1986, dalan
Santrock, 2001) dan perkembangan perilaku religius dari Fowler (1996, dalan
Santrock, 2001), remaja masih mengikuti aturan yang diberikan orang lain kepada
mereka karena ingn memuaskan pihak lain atau menghindari pihak lain tidak
menyulcai mereka. Penjelasan ini sejalan dengan tahapan sebagian besar siswa yang
berada pada tahap Rexgporrdifrg.
Sementara untuk mereka yang berada pada tahap Chraracretization dan
Valuing, penjelasan mengenai karakteristik khusus siswa SMUN 8 Jakarta perlu
ditambahkan. Sebagai sekolah unggulan siswa SMU ini juga dianggap lebih patuh
kepada guru dan berdedikasi tinggi pada kegiatan akademis dibanding sekolah lain.
Kecenderungan patuh dan dedikasi mereka ini bisa saja juga teljadi dalam hal
mengikuti ajaran agama. Akibatnya diasumsikan siswa yang menginternalisasi nilai
keimanan pada tahap Valuing dan Characterization, bisa saja mencapai tahap ini
karena secara siap menerima nilai yang dikenakan pada mereka. Dengan kata lain
mereka tidak melalui proses mempertanyakan ajaran ataupun ideologi.
Kesimpulan yang dibuat dalam kegiatan evaluasi ini hanya didasarkan pada
data kuesioner. Data tambahan masih dibutuhkan untuk mempertajam kesimpulan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Nuryanto
"ABSTRAK
Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi komponen yang paling kritis atau paling lemah berbasis analisis RAMD. Peningkatan kinerja komponen akan dilakukan pada komponen terlemah yang ditemukan. Data time-between-failure (TBF) dan time-to-repair (TTR) dikumpulkan untuk memperkirakan reliability, availability, maintainability, dependability, dan mean-time between hazardous failure (MTBH). Berbagai ukuran kinerja pabrik seperti mean-time-to-repair (MTTR) dan mean-time-between-failure (MTBF) juga dipaparkan dalam penelitian. Permodelan kinerja sistem didasarkan pada asumsi bahwa data perbaikan dan kegagalan adalah bersifat konstan dan independen secara statistik. Untuk merepresentasikan penerapan metode yang diusulkan, Lini Produksi NPK, Water Treatment Plant dan cooling tower digunakan sebagai objek penelitian untuk studi kasus evaluasi dan peningkatan kinerja sistem. Data kegagalan dan data perbaikan dapat menjadi basis data yang berguna bagi manajemen untuk meningkatkan availability dari sistem.

ABSTRACT
The main objective of this study is to identify the most critical or weakest components based on RAMD analysis. System performance and Improvement will be performed on the most critical component. Time-between-failure (TBF) and time-to-repair (TTR) data are collected to estimate reliability, availability, maintainability, dependability, and mean-time between hazardous failures (MTBH). The dependability parameters are solely applied to those subsystems that have both constant failure rate and repair rate. Various measures of plant performance such as MTTR and MTBF are as well presented. Performance modeling of the system is carried out based on the assumption that both repair and failure data are statistically independent. To show the application of the proposed method, NPK fertilizer production line, Water Treatment Plant and Cooling Tower System as repairable production system has been provided for case studies of performance evaluation. The records of failure and repair data can be a useful database for the management of to improve system availability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sito Dewi Damayanti
"

Beberapa tahun belakangan ini proses digitalisasi telah diadopsi oleh banyak institusi baik pemerintahan, dan perusahaan besar maupun kecil. Mereka telah menyadari manfaat digitalisasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi. Termasuk di antaranya adalah pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk berbagai segmen bisnis mulai dari transportasi, manufacturing, logistic, maupun agriculture. Sudah banyak kisah sukses implementasi IoT di bisnis, tetapi banyak juga masalah yang terjadi di lapangan setelah implementasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan performansi sistem, kemudahan penggunaan, maupun user experience. Penelitian ini mengambil fokus pada studi kasus PT X yang telah menerapkan smart poultry di beberapa kandang ayam milik mereka di Cimaung, Serang sejak 2019. Studi penelitian ini membahas tentang pengukuran keberhasilan implementasi IoT (smart poultry) di peternakan ayam PT X, yaitu dari sisi Quality of Experience (QoE), untuk memperoleh gambaran seberapa sukses implementasi ini dari sudut pandang penggunanya sendiri. Tahap awal dilakukan in-depth interview kepada pimpinan perusahaan untuk menentukan key performance index (KPI) yang ingin diukur, kemudian dilanjutkan dengan interview ke berbagai unit di PT X untuk mendapatkan feedback terkait QoE, dan analisis menggunakan Absolute Category Rating with Hidden Reference (ACR-HR) untuk memperoleh skor differential mean opinion score (DMOS) sebagai tolok ukur QoE. Pengukuran Quality of Service (QoS) pada beberapa parameter teknis juga dilakukan untuk melengkapi data secara obyektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa smart poultry yang diimplementasi bisa dianggap cukup baik dibandingkan sistem konvensional, walaupun masih ada beberapa perbaikan yang direkomendasikan terutama di sisi user experience.


In recent years the digitalization process has been adopted by many institutions including government and large/small enterprises. They are already aware that the digitalization will increase productivity and efficiency. This is including the use of the Internet of Things (IoT) technology in various business segments from transportation, manufacturing, logistics, and agriculture. There are many success stories in IoT implementations, but many problems have occurred though after the implementation, mostly related to system performance, ease of use, and user experience. This study discusses the measurement of IoT implementation (smart poultry) focus in PT X chicken farms, in terms of the Quality of Experience (QoE), to obtain the success level of implementation from the perspective of the users. PT X has implemented smart poultry in some of their chicken coops located in Cimaung, Serang since 2019. The study was conducted with in-depth interviews with company leaders to determine the main performance index (KPI) to be assessed, then continued with interviews to various units at PT X to get feedbacks related to QoE, and analysis using Absolute Category Ratings with Hidden References (ACR-HR ) to get differential mean opinion score (DMOS) as a QoE benchmark. This study also includes the measurement of service quality (QoS) on several technical parameters to complement the data objectively. The results show that the smart poultry can be considered comparatively better than the previous conventional system, although there are still some improvements needed, especially in terms of user experience.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arjuna
"Salah satu kelompok yang rentan dan sering mengalami gangguan kecemasan adalah lansia yang tinggal di komunitas. Relaksasi Otot Progresif adalah salahsatu terapi modalitas yang dapat memunculkan keadaan rileks sehingga mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap kecemasan pada lansia yang ada di komunitas. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimen pre test and post test with control group pada 138 lansia (67 kelompok intervensi dan 71 kelompok kontrol). Kelompok intervensi diberikan intervensi Relaksasi Otot Progresif selama 10 sesi dalam 5 minggu (2 kali dalam seminggu) selam 35 menit setiap sesi. Pengukuran tingkat kecemasan menggunakan Geriatric Anxiety Scale. Hasil statistik menunjukkan ada perbedaan kecemasan pre test dan mid test dengan nilai p = 0,0001 (p<0,005) dan ada perbedaan kecemasan pre test dan post test dengan nilai p = 0,0001 (p<0,005) pada kelompok intervensi. Tidak ada perbedaan kecemasan pre test dan post test pada kelompok non intervensi dengan nilai p = 0,063 (p>0,005). Ada pengaruh yang signifikan Relaksasi Otot Progresif terhadap tingkat kecemasan dengan nilai p = 0,0001 (P value<0,005) pada lansia di Kota Pangkalpinang. Intervensi Relaksasi Otot Progresif dapat dijadikan salah satu intervensi dalam terapi modalitas dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada lansia yang mengalami kecemasan sehingga mencegah terjadinya efek yang merugikan.

One of the vulnerable groups and it find anxiety disorders frequently was community-dwelling older people. Progressive Muscle Relaxation is one of the modalities therapy, it's can make a relaxed state that affects the level of anxiety. This study aims to determine the effect of Progressive Muscle Relaxation on anxiety in community-dwelling older people.  The design of these studies using a quasi-experiment pre-test and post-test with the control group in 138 community-dwelling older people (67 intervention groups and 71 control groups). The intervention group was given a Progressive Muscle Relaxation intervention for 10 sessions in 5 weeks (2 times a week) for 35 minutes each session. Measurement of anxiety levels using the Geriatric Anxiety Scale. the results in statistics showed there were differences in pre-test and mid-test anxiety with p = 0,000 (p <0.005) and there were differences in pre-test and post-test anxiety with p = 0,000 (p <0.005) in the intervention group. And there were no differences in pre-test and post-test anxiety in the non-intervention group with p = 0.063 (p> 0.005). There was a significant effect of Progressive Muscle Relaxation on the level of anxiety with a value of p = 0,000 (Pvalue <0.005) in the elderly in the City of Pangkalpinang. Progressive Muscle Relaxation is one of Intervention in modalities therapyto manage nursing care in the community to older people who experience anxiety to prevent worse effects. One of the vulnerable groups and it find anxiety disorders frequently was community-dwelling older people. Progressive Muscle Relaxation is one of the modalities therapy, its can make a relaxed state that affects the level of anxiety. This study aims to determine the effect of Progressive Muscle Relaxation on anxiety in community-dwelling older people.  The design of these studies using a quasi-experiment pre-test and post-test with the control group in 138 community-dwelling older people (67 intervention groups and 71 control groups). The intervention group was given a Progressive Muscle Relaxation intervention for 10 sessions in 5 weeks (2 times a week) for 35 minutes each session. Measurement of anxiety levels using the Geriatric Anxiety Scale. the results in statistics showed there were differences in pre-test and mid-test anxiety with p = 0,000 (p <0.005) and there were differences in pre-test and post-test anxiety with p = 0,000 (p <0.005) in the intervention group. And there were no differences in pre-test and post-test anxiety in the non-intervention group with p = 0.063 (p> 0.005). There was a significant effect of Progressive Muscle Relaxation on the level of anxiety with a value of p = 0,000 (Pvalue <0.005) in the elderly in the City of Pangkalpinang. Progressive Muscle Relaxation is one of Intervention in modalities therapyto manage nursing care in the community to older people who experience anxiety to prevent worse effects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>