Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Akbar Baihaqi
"Evaluasi ini bertujuan untuk menilai efektivitas Program Akselerasi Atlet Terpadu (PAKET) yang diselenggarakan oleh KONI Kota Depok dalam meningkatkan prestasi atlet melalui pendekatan CIPP (Context, Input, Process, Product). Penelitian sebelumnya cenderung bersifat parsial dan belum secara mendalam membahas interaksi antara kebijakan, implementasi program, serta dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem olahraga, sehingga evaluasi komprehensif menggunakan model CIPP diperlukan untuk menghasilkan penilaian holistik terhadap program pembinaan atlet. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 7 informan (pengurus KONI, pelatih, dan atlet), observasi proses pelatihan, serta studi dokumen terkait pelaksanaan Program Atlet "PAKET" KONI Kota Depok yang menaungi 133 atlet dari 15 cabang olahraga prioritas. Model evaluasi CIPP merupakan pendekatan yang tepat untuk menganalisis efektivitas program secara menyeluruh. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Program Atlet "PAKET" telah berjalan secara transparan dan berfokus pada regenerasi atlet dengan mengoptimalkan anggaran terbatas melalui prioritas pada pelatih dan peralatan serta kerja sama fasilitas. Meskipun demikian, tantangan dalam mengubah pola pikir orang tua menjadi hambatan yang masih perlu diatasi. Program ini secara signifikan berkontribusi pada peningkatan persentase atlet muda berprestasi di Depok.

This evaluation aims to assess the effectiveness of the Integrated Athlete Acceleration Program (PAKET) organized by KONI Depok City in improving athlete achievement through the CIPP (Context, Input, Process, Product) approach. Previous studies tend to be partial and have not discussed in depth the interaction between policies, program implementation, and their long-term impacts on the sports ecosystem, so a comprehensive evaluation using the CIPP model is needed to produce a holistic assessment of the athlete development program. The evaluation was conducted using a qualitative approach through in-depth interviews with 7 informants (KONI administrators, coaches, and athletes), observation of the training process, and document studies related to the implementation of the KONI Depok City "PAKET" Athlete Program which accommodates 133 athletes from 15 priority sports. The CIPP evaluation model is the right approach to analyze the effectiveness of the program as a whole. The evaluation results show that the "PAKET" Athlete Program has been running transparently and focuses on athlete regeneration by optimizing a limited budget through prioritizing coaches and equipment and cooperation with facilities. However, the challenge in changing the mindset of parents is an obstacle that still needs to be overcome. This program has significantly contributed to increasing the percentage of young athletes with achievements in Depok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Ramadhani
"Tesis ini dilatarbelakangi oleh pemisahan tugas dan wewenang antara KONI dan KOI dalam UU SKN 2005. Adanya perbedaan pendapat, perdebatan, persaingan, bahkan pertentangan dan perebutan dalam pendistribusian dan pengalokasian sumber-sumber yang langka dan terbatas dalam UU SKN 2005 menimbulkan konflik antara KONI dan KOI. Unit analisa dari penelitian ini adalah manifestasi konflik yang terjadi antara KONI dan KOI yang terdiri dari beberapa bentuk tindakan (behaviour) konkret, yakni penetapan chief de mission(CDM) atau Ketua Kontingen, upaya KONI merevisi AD-ART, KOI mengukuhkan PB-Wushu, masalah logo olympics five rings, dan judicial review UU SKN 2005. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui studi literatur dan wawancara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya konflik KONI-KOI dalam pengelolaan keolahragaan nasional disebabkan oleh pertama, lahirnya UU SKN 2005. Dampak dari UU ini memisahkan KONI dan KOI. Kedua, kewenangan KONI yang berkurang. Misalnya KONI tidak lagi berwenang untuk mengirim atlet ke ajang internasional. Dan terakhir, keterbatasan akses terhadap sumber daya, khususnya keuangan.

The background of this thesis has separated by the duties and authorities between KONI and KOI in the 2005 SKN Law. There are differences of opinion, debate, competition, even though the conflict, and competition in the distribution and the allocation of sources are scarce and limited in the 2005 SKN Law in which the conflict has emerged between KOI and KONI. The analysis of this study is the manifestation of the conflict that occurred between KONI and KOI which consists of several forms of behaviour concrete, namely the determination of the chief de mission (CDM) or the Chair of Contingent, the KONIs efforts to revise AD-ART, KOI confirmed PB-Wushu, the problem of the logo Olympic five rings, and the judicial review of the 2005 SKN Law. The research method used is qualitative research methods. The source of the data in this research are the literature studies and interviews. The theory used in this study is conflict theory. The result of this research conveyed that the first, the conflict between KONI-KOI in the management of national sport was caused in the beginning of 2005 SKN Law. The impact of this law separated KONI and KOI. Second, KONIs authority has diminished. For example KONI is no longer authorized to send the athletes to international event. And finally, the access of resources is limited, especially finance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Regina Cindyasari
"Manajemen olahraga merupakan suatu proses yang menekankan pada pencapaian tujuan prestasi olahraga pada suatu organisasi di bidang olahraga dimana proses tersebut dilakukan dengan menjalankan fungsi-fungsi yang yang terkandung dalam manajemen olahraga tersebut seperti fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pemimpinan, dan fungsi pengawasan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen olahraga yang diterapkan oleh Satlak PRIMA dalam mengelola olahraga yang berorientasi pada pencapaian prestasi.Pendekatan penelitian ini adalah post-positivis, karena berawal dengan menguji teori manajemen olahraga, dan dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif yaitu wawancara mendalam data primer , dan studi dokumen data sekunder , serta strategi triangulasi digunakan untuk validitas dan keabsahan data.Hasil analisis yaitu sistem manajemen di Satlak PRIMA belum menunjukan hasil yang baik dalam membina prestasi olahraga di Indonesia. Kendala yang dihadapi adalah kurang maksimalnya dukungan dari pemerintah dalam hal anggaran maupun pengadaan barang untuk mendukung program pelatnas. Satlak PRIMA sebagai program pemerintah hanya menjalankan apa yang sudah ditetapkan, dan bergantung sepenuhnya kepada dukungan dari pemerintah.

Sports management is a process that emphasizes the objectives of the sport rsquo s achievement in the field of sports organization where the process is done by running the functions which contained in the sports management itself such as planning, organizing, leading, and controlling.The purpose of this study is to analyze the sports management applied by Satlak PRIMA which manage the oriented of sport rsquo s achievement.This research approach is post positivist because it starts with sport management theory testing, and using the method of data collection in depth qualitative interviews and literature as well as the strategy of triangulation is used for validity and validity of the data.With as the result, the management system in Satlak PRIMA has not shown good results in fostering sports achievements in Indonesia. The challenge remains less maximum support from the government in terms of budget and procurement to support national training program. Satlak PRIMA as a government program only work what has been defined, and depend entirely on the support of the government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T47411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmah Fitrianti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas konsumsi sari kedelai terhadap pemulihan atlet dayung nasional. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental. Responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan 14 orang atlet dayung nasional pria yang berusia 21 ndash; 30 tahun. Seluruh responden dikelompokkan berdasarkan kelompok perlakuan dan kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan minuman pemulihan berupa sari kedelai dengan rasio kandungan karbohidrat dan protein senilai 4,2:1 setelah melakukan latihan endurance, sedangkan kelompok kontrol tidak. Sari kedelai diberikan dalam jumlah 1000 ml. Indikator pemulihan yang diukur adalah kreatin kinase darah dalam satuan U/L terkait dengan pemulihan otot , pada waktu sebelum, setelah, dan 5 jam setelah latihan. Hasil yang didapatkan yaitu, adanya peningkatan kadar kreatin kinase darah kelompok perlakuan 42,29 U/L dan kontrol 64,83 U/L dari pemeriksaan sebelum hingga 5 jam setelah latihan. Meskipun peningkatan kadar kreatin kinase darah pada kelompok perlakuan lebih rendah daripada kontrol, namun perbedaan tersebut tidak bermakna P value > 0,05 . Kesimpulannya adalah efektivitas konsumsi sari kedelai terhadap pemulihan otot pada atlet dayung nasional tidak bermakna secara statistik, namun cenderung berpotensi dalam menurunkan peningkatan kadar kreatin kinase darah setelah latihan.

ABSTRACT
This study aims to assess the effectiveness of soy milk in national kayak canoeing athlete rsquo s recovery. Design of this study used quasi experimental. Respondents involved in this study were 14 national kayak canoeing athletes, which aged 21 ndash 30 years. All respondents were grouped by treatment and control group. The treatment group were given recovery beverage in the form of soy milk with ratio of carbohydrate and protein equal as 4,2 1 after endurance exercise, while control group were not. Soy milk was given in 1000 ml. Recovery indicator that measured was blood creatine kinase in U L related to muscle recovery at the time before, after, and 5 hours after exercise. The result showed that there was an increase of creatine kinase level in treatment group 42,29 U L and control 64,83 U L from before exercise examination, up to 5 hours after exercise. Although the elevated blood creatine kinase level in treatment group were lower than the control, they were not significant P value 0,05 . To conclude, effectiveness of soy milk consumption in national kayak canoeing athlete 39 s muscle recovery is not statistically significant, however it tends to be potentially decreases the elevated blood creatine kinase levels after exercise."
2017
S67723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Maksum
"ABSTRAK
Olahraga, khususnya pada olahraga prestasi, adalah arena dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi Individu yang berhasil pada dasarnya adalah mereka yang Inemiliki keunggulan, tidak saja dalam hal fisik tetapi juga mental.
Menurunnya prestasi olahraga Indonesia secara makro dewasa ini diyakini karena kita lemah, terutama pada faktor mental, atau karakteristik mental seperti apakah yang pada dasarnya dibutuhkan untuk meraih prestasi tinggi? Bagaimana menumbuh kembangkan ciri atau karakteristik tersebut? Lingkungan seperti apakah yang kondusif untuk memunculkan atlet berprestasi tinggi? Inilah sebetulnya yang menjadi titik tolak penulisan disertasi ini. Sudah barang tentu, mengingat ini disertasi psikologi, maka kajian ditinjau dari disiplin psikologi dengan menjadikan teori kepribadian sebagai kerangka berpikir yang utama.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap I untuk mendapatkan jawaban tentang ciri kepribadian yang menunjang pencapaian prestasi dan lingkungan yang mempengaruhi atlet yang bersangkutan dalam meraih prestasi. Pada tahap ini penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan subjek sebanyak 10 atlet Indonesia yang memiliki prestasi tingkat dunia. Pengumpulan data diiakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview) kepada atlet yang bersangkutan dan orang-orang yang memiliki interaksi intensif dengan atlet seperti pelatih dan orang tua; Serta didukung dengan data sekunder seperti autobiografi, artikel berita media masa, dan dokumen lain yang relevan. Pada tahap II, penelitian dilakukan untuk mendapatkan jawaban tentang sejauhmana ciri kepribadian yang oleh atlet yang berprestasi tinggi berbeda dengan atlet yang berprestasi rendah atau mereka yang bukan atlet. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Inventori Kepribadjan Atlet yang dikembangkan berdasarkan hasil studi kualitatif dan teori kepribadian dari Allport. Pengolahan data dilakukan dengan analisis faktor dan Analisis Varian Multivariat.
Secara umum, hasil-hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Terdapat tujuh ciri kepribadian yang menunjang prestasi atlet, yakni:
ambisi prestatif, kerja keras, gigih, mandiri, komitmen, cerdas dan swakendali.
(2) Ketujuh ciri kepribadian tersebut juga telah diuji secara empirik dan terbukti merupakan prediktor keberhasilan atlet meraih prestasi tinggi.
Secara berturut-turut, peringkat kontribusi dari sangat menentukan ke kurang menentukan adalah komitmen, ambisi prestatif, gigih, kerja keras, mandiri, cerdas dan swakendali.
(3) Lingkungan keluarga dan lingkungan olahraga memiliki pengaruh besar pada terbentuknya ciri kepribadian dan munculnya prestasi atlet. Di lingkungan keluarga, individu yang memiliki pengaruh besar adalah orang tua, terutama ayah. Sementara itu, di lingkungan olahraga, individu yang berpengaruh besar adalah pelatih dan sesama atlet.
(4) Pengaruh orang tua dilakukan melalui pembudayaan olahraga di lingkungan keluarga, pola asuh, pelatihan, dukungan sosial, dukungan finansial dan model. Pengaruh pelatih dilakukan melalui pola asuh, pelatihan, dukungan sosial, model dan pemberian kesempatan. Sementara itu pengaruh sesama atlet dilakukan melalui dukungan sosial, model dan sparring partner.
Sehubungan dengan temuan studi ini, perlu disarankan hal-hal berikut.
Pertama, ketujuh ciri kepribadian di atas perlu dijadikan rujukan dalam pembinaan atlet Indonesia ke depan dan pada saat yang sama juga dijadikan inclikator psikologis dalam melakukan seleksi atlet Indonesia. Kedua, lingkungan keluarga dan lingkungan olahraga yang merupakan lingkungan utama atlet perlu dioptimalkan fungsi dan perannya untuk menumbuh-kembangkan ciri-ciri kepribadian dan prestasi atlet. Ketiga, budaya olahraga yang berintikan partisipasi perlu dibangkitkan dalam masyarakat yang dimulai dari institusi keluarga. Keempat, atlet perlu diberikan pembinaan kepribadian. Kelima, pembinaan atlet perlu dilakukan dengan menempatkan atlet sebagai individu yang utuh, bukan sekadar menuntut mereka untuk berlatih dan berprestasi, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan dan kepentingan mereka."
2006
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Amanda Putri
"Jurnalisme olahraga menjadi suatu hiburan yang ditunggu oleh masyarakat, khususnya pecinta olahraga. Dunia olahraga dipersepsikan oleh banyak kalangan sebagai sesuatu yang dekat dengan laki-laki, baik dari subjek pemberitaan, audiens, hingga jurnalis. Dominasi laki-laki pada dunia jurnalisme olahraga terkadang membuat perempuan diremehkan bahkan hanya dilihat sebagai objek. Oleh karena itu, atlet maupun reporter perempuan sering mendapat perlakuan kurang menyenangkan. Masalah objektifikasi perempuan pada dunia jurnalisme olahraga pun akhirnya tidak terhindarkan. Artikel ini menganalisis dua hasil penelitian mengenai objektifikasi pada reporter perempuan dan atlet perempuan yang ditulis dalam jurnal ilmiah internasional. Terdapat dua metode yang berbeda dari masing-masing penelitian, yaitu metode analisis konten dan metode kuantitatif. Kedua metode memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, sesuai dengan objek penelitian yang dilakukan. Pada artikel pertama, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memfokuskan pandangan mereka terhadap tubuh penyiar perempuan. Pada artikel kedua, hanya 51% atlet perempuan digambarkan melalui foto yang relevan dengan olahraganya, lebih rendah dari penggambaran atlet laki-laki yang mencapai 82%.

Sports journalism is an entertainment that is awaited by the public, especially sports lovers. The world of sports is perceived by many as something close to men, from news subjects, audiences, to journalists. The domination of men in the world of sports journalism sometimes makes women belittled and even seen as objects. Therefore, female athletes and reporters often receive less favorable treatment. The problem of objectification of women in the world of sports journalism was finally unavoidable. This article analyzes the results of two studies regarding the objectification of female reporters and female athletes written in international scientific journals. There are two different methods from each research, namely the content analysis method and the quantitative method. Both methods have their own advantages and disadvantages, according to the object of the research conducted. In the first article, the results showed that most of the respondents focused their views on the female broadcaster's body. In the second article, only 51% of female athletes were depicted through photos relevant to their sport, lower than the depiction of male athletes which reached 82%."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yovan Adiyanto
"Persebaran dan proses bersatunya warga negara asing ke dalam suatu negara lainnya atau yang bisa disebut pula
dengan istilah naturalisasi, bukan merupakan hal yang baru. Hal ini sebagaimana terjadi dalam ajang E-Sports,
Overwatch League (OWL), yang merupakan salah satu kompetisi E-Sports yang cukup digemari belakangan ini oleh
masyarakat luas. Namun, dalam ajang ini jumlah atlet Korea Selatan bisa dikatakan sangat dominan. Tentu hal ini
menyebabkan adanya kekhawatiran bagaimana kelak mereka berinteraksi dengan pemain asing di tempat baru dan
dengan para penggemarnya. Dalam kenyataannya, secara tidak langsung ajang ini menjadi sarana persebaran budaya
Korea terlebih karena jumlah atletnya sangat dominan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atlet Korea
Selatan dalam ajang OWL khususnya unsur budaya yang dibawa oleh para atlet dalam komunitas OWL. Tulisan ini
menggunakan metode analisis deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur transnasionalisme
profesional, seperti adanya ruang terbuka baru yang bersifat sementara, fluiditas yang peran baru yang sebelumnya
tidak diatur oleh negara, dan rekonfigurasi aturan yang berlaku disertai dengan pengaturan ulang akan tipe otoritas
yang ada, memiliki andil besar dalam perpindahan warga Korea Selatan ke Amerika Serikat dalam mengikuti ajang
OWL ini.

Naturalization is nothing new in the matter of migrations. The same thing also occured in the world of E-Sports,
Overwatch League (OWL), is one of the most be liked E-Sports event lately with a worldwide range of fans all over
the world. But there is something quite odd in this event where most of the competitors are dominantly came from
South Korea. This cause concern among the spectators because they are not sure if all these athletes will be able to
interact and adapt with their new surrounding. At the same time, due to high participacion of South Korean, OWL
also become a platform for them to spread South Korea culture. This research will try to analyze the cultural impact
of South Korean athletess dominance in OWL community. This research use descriptive analytic method. The results
of this research shows that the elements of profesional transnationalism such as transnational spaces are relatively
more transient, fluidity is closely related to the new and less fixed role played by nation-states in transnational spaces, and reconfiguration of authority sites has been accompanied by a reconfiguration of authority types, all those elements
shows that profesional transnationalism have a big role on South Korean citizens movement to United States of
America to join OWL.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andrew Aldjufrie
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk bisa mengetahui lebih dalam mengenai
pengaturan jaminan kesehatan, serta penyelenggaraan jaminan kesehatan untuk atlet
sepakbola di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode yuridis normatif, yaitu
dengan memperhatikan jaminan kesehatan atlet yang sudah ditanggung oleh klub.
Karya ini mempunyai tujuan untuk bisa mengetahui lebih lanjut mengenai pengaturan
jaminan kesehatan dan proses penyelenggaraan jaminan kesehatan dalam keperluan
atlet sepakbola. Pengaturan mengenai jaminan kesehatan untuk atlet sepakbola diatur
dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-
Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa dibutuhkannya pengawasan lebih untuk keseluruhan atlet di
Indonesia.

ABSTRACT
The study was conducted to obtain further description of the arrangement in
health insurance, and implementation of health guarantees for football athletes. This
research was conducted with normative juridical method, namely taking into account
heatlh insurance of football?s players. This creation own the objective to
acknowledging the regulations with the process in the coordination of the health
guarantees for athletes. Regulations for the health insurance namely the Law No. 36
of 2009 about Health and the Law No. 3 of 1992 about The Workforce and Social
Gurarantees. The result of this study indicate the supervision requirements for
football?s players.
"
2016
S64135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Asmara Wijayanti
"Pada kompetisi olahraga tentu terdapat atlet yang mengalami cedera, baik cedera akut maupun kronis. Cedera pada atlet sudah sangat sering terjadi di Indonesia. Atlet yang pernah mengalami cedera tetap rentan mengalami cedera berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan atlet universitas Indonesia mengenai cedera olahraga musculoskeletal terhadap kepatuhan atlet tersebut dalam mencegah terjadinya cedera olahraga. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dan pendekatan secara cross-sectional, Penelitian ini memiliki 107 responden mahasiswa aktif universitas indonesia dengan menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan responden dalam mencegah cedera olahraga (p= 0,006). Penelitian ini merekomendasikan agar diadakannya sebuah pelatihan bagi mahasiswa atlet dalam melakukan upaya pencegahan cedera olahraga.

In sports competitions, of course there are athletes who are injured, both acute and chronic injuries. Athletes who have suffered injuries remain vulnerable to recurring injuries. This study aims to determine the relationship of knowledge of Indonesian university athletes regarding musculoskeletal sports injuries to the adherence of these athletes in preventing the occurrence of sports injuries. The design of this study used descriptive correlative and cross-sectional approach, this study had 107 active student respondents from Indonesian universities using the simple random sampling method. The results of this study indicate a relationship between the level of knowledge and the level of participation of respondents in preventing sports injuries (p = 0.006). This study recommends that a training for athlete students be held in making efforts to prevent sports injuries."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicodemus Dwi Hendratno
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses mobilitas sosial vertikal intragenerasi atlet pro futsal league Indonesia dari klub-klub asal Jakarta. Kajian-kajian sebelumnya mengenai bagaimana seseorang dapat mencapai status sebagai atlet profesional, cenderung menitikberatkan dimensi struktural dari proses mobilitas sosial yang dialami atlet. Aspek-aspek struktural layaknya bias gender dan ras, status sosial-ekonomi individu, dan kondisi politik negara sebagai aspek yang mendasar, dianggap sebagai fokus utama dengan kemampuan determinan dalam memanipulasi jalur karier untuk menjadi atlet profesional. Sementara dimensi individual yang melihat kapabilitas dan tindakan independen seseorang untuk mencapai mobilitas sosial dengan menjadi seorang atlet, cenderung terpisahkan dan belum tereksplorasi dengan sama dalamnya. Peneliti berpandangan bahwa dimensi individual dan struktural bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan berdampingan dan berelasi dalam menentukan dinamika proses mobilitas sosial vertikal intragenerasi atlet pro futsal league Indonesia di Jakarta. Dalam penelitian ini, pandangan tersebut akan beralaskan pada konsep habitus, field, dan capital oleh Pierre Bourdieu untuk melihat pemanfaatan kapital melalui strategi yang dibentuk lewat habitus yang dimiliki seseorang di dalam lingkup field sebagai sebuah arena yang menghadirkan peluang untuk menjadi seorang atlet Indonesia Pro Futsal League di klub-klub asal Jakarta dan melakukan mobilitas sosial vertikal intragenerasi. Dengan pendekatan kualitatif, wawancara mendalam sebagai metode utama pengumpulan data.

This study aims to look at the intragenerational vertical social mobility process of Indonesian pro futsal league athletes from clubs from Jakarta. Previous studies on how individuals attain professional athlete status have tended to emphasize the structural dimensions of social mobility. Structural aspects such as gender and racial bias, socioeconomic status, and national political conditions are often considered primary determinants shaping the career pathways toward becoming a professional athlete. In contrast, the individual dimension, which examines a person’s capacity and agency in achieving social mobility through sport, has often been overlooked or insufficiently explored.This study argues that structural and individual dimensions are not separate but rather interrelated and mutually influential in shaping the dynamics of intragenerational upward mobility among Pro Futsal League athletes in Jakarta. This research draws on Pierre Bourdieu’s theoretical framework, habitus, field, and capital to analyze how individuals utilize various forms of capital through strategies shaped by their habitus within the field, viewed as an arena that provides opportunities to become a professional futsal player in Jakarta-based clubs. Using a qualitative approach, this study relies primarily on in-depth interviews as the main method of data collection. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>