Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irsali Pritasari Putri
"Skripsi Terapan ini membahas mengenai analisis dan pengembangan strategi digital marketing menggunakan metode RACE Framework dalam meningkatkan brand awareness pada kasus Mirza MS Dental Care. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran dengan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner yang disebarkan kepada 200 responden dan kualitatif melalui wawancara dengan penanggung jawab marketing dan staff marketing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi digital marketing yang sudah di jalani selama 2 tahun terakhir melalui metode RACE Framework yang terdiri dari tahapan Reach, Act, Convert dan Engage memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap peningkatan brand awareness melalui responden followers dan non followers. Mengenai strategi pengembangan melalui metode RACE Framework, pada tahap Reach, Mirza MS Dental Care memanfaatkan berbagai platform digital seperti Instagram, TikTok, Facebook, Google Business Profile, dan YouTube untuk memperluas jangkauan audiens. Tahap Act dilakukan dengan fokus pada konten edukatif yang menarik serta kolaborasi dengan Key Opinion Leader(KOL) untuk meningkatkan engagement. Pada tahap Convert, menggunakan berbagai strategi seperti program promosi bulanan, Blessed Friday, dan cicilan tanpa bunga untuk mendorong audiens digital menjadi pasien. Sedangkan pada tahap Engage, klinik berfokus pada membangun loyalitas pasien melalui pendekatan personal seperti pengingat kontrol, ucapan ulang tahun dan program loyalitas lainnya. Dengan strategi yang sudah terstruktur tentunya akan membantu Mirza MS Dental Care fokus dan terarah melalui masing-masing tahapan sehingga brand awareness meningkat dan dapat bersaing dengan klinik/industri kesehatan gigi lainnya.

This study examines the analysis and development of digital marketing strategies using the RACE Framework to increase brand awareness case study of Mirza MS Dental Care. The research method used is a mixed-method approach, combining quantitative data from questionnaires distributed to 200 respondents and qualitative insights from interviews with marketing manager and marketing staff. The results indicate that the digital marketing strategies implemented over the past two years using the RACE Framework, which consists of the stages Reach, Act, Convert, and Engage, have had a significant impact on brand awareness, as reflected in responses from both followers and non-followers.For the strategy development using the RACE Framework, in the Reach stage, Mirza MS Dental Care utilizes various digital platforms such as Instagram, TikTok, Facebook, Google Business Profile, and YouTube to expand audience reach. The Act stage focuses on creating engaging educational content and collaborating with Key Opinion Leaders (KOLs) to boost audience engagement. In the Convert stage, the clinic implements strategies like monthly promotions, the "Blessed Friday" program, and interest-free installment plans to encourage digital audiences to become patients. Meanwhile, in the Engage stage, the clinic emphasizes building patient loyalty through personalized approaches such as control reminders, birthday greetings, and loyalty programs. With these structured strategies, Mirza MS Dental Care is better positioned to stay focused and organized through each stage of the RACE Framework, enhancing brand awareness and effectively competing with other dental clinics and healthcare providers."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In recent years, national medical expenditures have continued to increase in Japan, and have now reached 39 trillion yen. In contrast, dental clinic expenditures have been slow to grow over the past few years, totaling 2.7 trillion yen. At the same time, the number of dentists continues to increase, with a total of 102,551 dentists in 2012, surpassing the 100,544 physicians at medical clinics. Objective: Given this, we compared management conditions at dental clinics and medical clinics over time to determine whether management conditions of dental clinics are really as harsh as often claimed. Methods: We used the relevant data provided in the Central Social Insurance Medical Council’s Survey on Economic Conditions in Health Care for statistics, which depicts management conditions at clinics, and analyzed the causes. Results: Annual fluctuations in the revenue/expense gap (revenue less expense) show that the gap for dentists far undercut that for physicians at medical clinics. The main reason for this decline in revenue is that the number of dental patients declined more than the unit price rose compared to the medical clinic. Conclusion: We determined that management conditions are harsh for dental clinics."
Graduate School of Medical and Dental Sciences, Tokyo Medical and Dental University, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hud
"Penelitian ini dilatar belakangi tidak terdapatnya standarisasi rumah sakit khusus pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga memiliki fungsi lain sebagai sarana pendidikan dokter gigi. Selain itu perencanaan pembangunan RSGM FKG UI selama ini masih bersifat tambal sulam, hal ini dikarenakan bangunan dan sarana yang ada saat ini pada awalnya dibangun tidak spesifik sebagai sebuah rumah sakit gigi dan mulut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG UI memenuhi standar Departemen Kesehatan RI dan literatur yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut serta pendidikan dokter gigi yang tepat.
Jenis penelitian sdalah studi komparatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner, arsip mengenai kondisi fisik hangman dan sarana di RSGM FKG UI serta pengamatan lapangan sejak 15 Mei -- 17 Juni 2003.
Pada penelitian ini diamati faktor - faktor yang mempengaruhi disain kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG Ul yaitu :
1. Ruang Layanan Medik
2. Sistem Mekanikal
3. Sistem Elektrikal
4. Pencahayaan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah fisik bangunan dan saran RSGM FKG UI, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan seianjutnya RSGM FKG UI.

The study of Physical Building and Infrastructure Condition for Dental and Mouth Hospital, Faculty of Dentistry, University of IndonesiaThis study have a background about there is no standardization for Dental and Mouth Hospital. This Hospital have function not for treatment only, but it has another function is for dentist education. In other side, the planning for RSGM FKG UI building well not organized, this situation because building and infrastructures have built not for Dental and Mouth Hospital.
This study make analyzing condition of physical building and infrastructures for RSGM FKG UT, to fulfill standard who decided from Health Ministry of RI and literatures.
This study is Comparative study. Information and data will be found with questioner, archives about physical building and infrastructures RSGM FKG UI condition. This study have observation since May 15 -. June 17 2003.
This study have observed the factors. who had influence to physical building and infrastructure design :
1. Medical Room Services
2. Mechanical System
3. Electrical System
4. Lightning
The result in this study is an analysis and proposition about physical building and infrastructure condition at RSGM FKG UI, which can useful for next planning and improving.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Ali
"Penelitian di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran umum tingkat kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) anak yang berkunjung di Klinik Khusus Tumbuh Kembang Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dan untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) antara anak sindroma Down dan anak non sindroma Down yang berkunjung ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Selain itu juga diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun program perawatan gigi dan mulut anak sindroma Down di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Subyek penelitian dilakukan pada 34 anak sindroma Down dan 39 anak yang tidak mengalami kelainan genetika dengan usia 21-76 bulan. Penelitian merupakan kasus kelola berdasarkan data rekam medik, pengamatan serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks gingivitis untuk kelompok anak sindroma Down 0,60 dan anak non sindroma Down 0,51, ada perbedaan yang tidak bermakna. Anak sindroma Down mengalami karies dengan def-t rata-rata 4,65 dan anak non sindroma Down def-t rata-rata 4,28."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu Paramita Asiani
"ABSTRAK
Latar belakang dan Tujuan
Anti biotika ampisilin telah lama digunakan oleh para dokter gigi untuk terapi penyakit infeksi gigi khususnya abses dentoalveolar. Salah satu kelemahan ampisilin adalah mudah dirusak oleh enzim betalaktamase yang dikeluarkan oleh kuman sehingga kehilangan daya anti bakterinya. Upaya umtuk mempertahankan aktivitas ampisilin adalah dengan memberikan terapi kombinasi ampisilin + sulbaktam sebagai inlubitornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitas preparat arltibio kombinasi sulbaktam+ampisilin terhadap kesembuhan abses dentoalveolar.
Metoda Penelitian
Jenis disain penelitian adalah Studi Experimental secara Randomised Clinical Trial dengan besar sampel 23 orang untuk kelompok intervensi (penderita yang mendapat Sulbaktaim-ampisilin) dan 23 orang untuk kelompok kontrol (penderita yang mendapat ampisdin). Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dengan menggunakan perangkat lunak Epi Info 6.02
Hasil
Hasil penelitian secara invitro memperlihatkan bahwa semua kuman yang ditemukan masih sensitif ( 97.8%) terhadap kombinasi sulbaktam-ampisdin kecuali A Farmacatus yang masih rash-ten (2.2%) terhadap obat tersebut. Hasil penektan secara invivo memperlihatkan bahwa efektivitas obat aulbaktam-ampislin terhadap kesembuhan abses sebanyak 19 orang (82.6%) dengan x = 19.6 ; p < 0.05 dan R = 6.11, berarti dengan pengobatan kombinasi sulbaktam+ampislin memberikan kesembuhan 6 kali lebih besar dari pada obat ampisilin.
Kesimpulan
Penggunaan obat sulbaktam-ampisilin merupakan kombinasi yang efektif untuk mengatasi abses dentoalveolar, dengan tingkat efektivitasnya secara umum adalah pengembalian ampisilin kekedudukan semula setelah selama ini terus menurun karena resistensi yang disebabkan oleh meningkatnya kemampuan kuman untuk menghasilkan enzim betalaktamase, selain hari kesembuhannya dapat diperpendek."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Dwiyanti
"Rasa takut dan cemas terhadap berbagai jenis perawatan gigi banyak ditemukan pada anak usia remaja awal. Adanya rasa takut dan cemas ini akan mempengaruhi usaha program perawatan gigi yang optimal. Rasa takut dan cemas dipengaruhi oleh asumsi pribadi yang disebabkan adanya ketidaktahuan akan kesehatan gigi dan perawatan yang dilakukan. Selain itu rasa takut dan cemas dipengaruhi pula oleh tumbuh kembang anak serta faktor pelayanan yang didapat saat pertama kali berobat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang perawatan kedokteran gigi jenis apa yang paling menakutkan terutama pada anak usia remaja awal. Disamping itu pula apakah ada perbedaan rasa takut dan cemas sebelum, pada saat, dan setelah perawatan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa jenis perawatan kedokteran gigi yang paling menakutkan adalah penyuntikan, pencabutan, dan pengeboran. Hasil uji analisis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna sebelum, pada saat, dan setelah perawatan pada jenis perawatan penyuntikan. Sedangkan pada jenis pencabutan dan pengeboran didapat perbedaan tidak bermakna sebelum dan pada saat perawatan. Akan tetapi pada saat dan setelah dilakukan pencabutan dan pengeboran didapat hasil berbeda bermakna.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rasa takut dan cemas pada anak usia remaja awal ditemukan tinggi terutama pada perawatan penyuntikan kemudian diikuti oleh pencabutan dan pengeburan. Dengan ditemukan adanya rasa takut dan cemas terhadap jenis perawatan tersebut maka perlu kiranya lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa takut dan cemas terutama untuk mendapatkan usaha program kesehatan gigi yang optimal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T1496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Zubaidah Cornain
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan secara klinis dan radiografis setelah perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol pada molar sulung dengan karies mencapai pulpa non. vital. Subjek penelitian adalah molar sulung bawah pada anak usia 6-7 tahun. Dilakukan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol lima menit dan pengisian saluran akar dengan zink oksid engenol pasta, kemudian dilakukan evaluasi secara klinis setelah satu minggu, satu bulan, dan tiga bulan serta secara radiografis setelah tiga bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan bermakna secara klinis pada gingiva setelah satu bulan yang ditandai dengan hilangnya tanda-tanda keradangan (X2= 18.00; p < 0,01), dan secara radiografis setelah tiga bulan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol pada molar sulung bawah dengan karies mencapai pulpa non vital (X2 = 21,65; p < 0,01). Sedangkan hasil pemeriksaan klinis lainnya tidak terdapat kegoyangan gigi dan saat palpasi, tekanan serta perkusi hasilnya adalah negatif baik setelah satu minggu, satu bulan dan tiga bulan perawatan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T1235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumendap, Ann Bramanti
"Latar Belakang: Transmisi SARS-CoV-2 melalui droplet dan aerosol menyebabkan praktik kedokteran gigi memiliki risiko penularan infeksi yang tinggi sehingga menimbulkan perasaan takut bagi masyarakat untuk melakukan kunjungan untuk perawatan ke klinik gigi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi, serta karakteristik sosiodemografi terhadap perilaku kunjungan ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19. Metode: Studi cross-sectional menggunakan kuesioner online pada 420 masyarakat dewasa di DKI Jakarta yang pernah berkunjung ke klinik gigi. Hasil: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi, dan status sosioekonomi masyarakat dewasa di DKI Jakarta memiliki korelasi yang bermakna secara statistik (p<0,05) terhadap perilaku kunjungan ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19. Dari hasil analisis regresi logistik ditemukan prediktor tidak berkunjung ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19 adalah perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, dan hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi. Kesimpulan: Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan mayoritas masyarakat dewasa di DKI Jakarta tidak berkunjung ke klinik gigi. Perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi, dan status sosioekonomi masyarakat dewasa di DKI Jakarta memiliki asosiasi dengan perilaku kunjungan ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19.
Background: The transmission of SARS-CoV-2 through droplets and aerosols causes dental practices to have a high risk of transmitting infection, causing fear for the public to visit and get treatment at dental clinics. Objective: To know the association between perceived susceptibility, attitudes and beliefs, events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic, and sociodemographic characteristics with dental visit during the COVID-19 pandemic. Methods: A cross-sectional study using online questionnaire of 420 adults in DKI Jakarta who had visited a dental clinic. Results: Spearman correlation test shown that perceived susceptibility, attitudes and beliefs, events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic, and socioeconomic status of adults in DKI Jakarta have statistically significant correlations (p<0,05) to the dental visit during the COVID-19 pandemic. Based on logistic regression analysis, it is known that the predictors of delaying dental care due to the pandemic were perceived susceptibility, attitudes and beliefs, and events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic. Conclusion: Majority of adults in DKI Jakarta reported delaying dental care due to the COVID-19 pandemic. It is known that the perceived susceptibility, attitudes and beliefs, events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic, and socioeconomic status of adults in DKI Jakarta have associations with dental visit during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Anugerah Subekti
"Klinik gigi DN merupakan salah satu klinik gigi yang saat ini masih menggunakan sistem
pengoperasian secara offline, banyak penggunaan kertas dalam pencatatan, appointment
dilakukan secara manual, dan data yang tidak terintegrasi. Hal ini dapat menyebabkan
terhambatnya pelayanan pasien sehingga timbulnya persepsi buruk dari pasien akan
pelayanan yang dilakukan klinik gigi DN. Berdasarkan masalah tersebut, tim
pengembang mengembangkan sebuah sistem informasi yang dapat menjadi solusi dari
permasalahan tersebut. Pada pengembangan, dikembangkan dua sistem terpisah (internal
web apps dan aplikasi PWA [Progressive Web Apps]) yang saling terintegrasi satu sama
lain. Internal web apps akan digunakan oleh pihak internal klinik gigi DN dalam
menjalankan proses bisnisnya, sementara aplikasi PWA (Progressive Web Apps)
digunakan oleh pasien klinik gigi DN. Sistem ini dikembangkan menggunakan salah satu
metode pengembangan perangkat lunak agile, yaitu Scrum. Kerangka kerja Scrum yang
digunakan terdiri dari tiga fase, yaitu pre-game, game (development), dan post-game.
Pada fase pre-game, dilakukan requirement gathering, perencanaan, dan
architecture/high level design. Pada fase game, dijalankannya sprint untuk pengerjaan
proyek. Pada fase post-game dilakukannya testing terhadap sistem yang telah
dikembangkan. Pada pengembangan sistem di klinik gigi DN ini, dihasilkan dua sistem
(Internal web apps untuk internal klinik dan aplikasi PWA [Progressive Web Apps] bagi
pengguna eksternal klinik) yang dibangun dengan framework Spring Boot dan React JS.
Dengan dikembangkan sistem informasi dan aplikasi tersebut, diharapkan pihak klinik
gigi DN dapat lebih efektif dan efisien dalam melayani pasien.

DN dental clinic that currently uses an offline operating procedure, uses a lot of paper in
recording, appointments are done manually, and the data is not integrated. This can cause
delays in serving patients so that there is a bad perception from patients about the services
provided by the DN dental clinic. Based on these problems, the development team
developed an information system that could be a solution to these problems. During the
development, two separate system (internal web apps and PWA [Progressive Web Apps]
application) were developed which were integrated with each other. The internal web
apps will be used by DN dental clinic internal parties in carrying out their business
processes, while the PWA (Progressive Web Apps) application is used by DN dental
clinic patients. The system is developed using one of the agile software development
methods, namely Scrum. The Scrum framework used consists of three phases, namely,
pre-game, game (development), and post-game. In the pre-game phase, requirements
gathering, planning, and architecture/high level design are carried out. In the game phase,
sprints are executed. In the post-game phase, testing of the system that has been developed
is carried out. In the development of the DN dental clinic information system, two system
(internal web apps for internal clinic and PWA [Progressive Web Apps] application
deliver to patient) were produced which were built with Spring Boot and React JS
frameworks. By developing the system information and applications, it is oped that the
DN dental clinic can be more effective and efficient in serving patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Akmaludin Sahid
"Pemerintah Indonesia memliki target bebas karies 2030 diaman berdasarkan data pada tahun 2018, rata-rata indeks DMF-T gigi permanen di Indonesia adalah 7.1 dan masih belum memenuhi untuk target tahun 2020 yaitu sebesar 4.1, selain itu peresentase masyarakat di Indonesia yang memiliki kesadaran untuk melakukan pengobatan gigi masih tergolong rendah yaitu sebesar 16.3% pada tahun 2018. Sehingga terdapat tuntutan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada bidang kedokteran gigi agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan di dokter gigi. Penelitan ini bertujuan untuk mendapatkan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelyanan  pada klinik gigi yang ada di Jakarta sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dari pasien dan mendorong masyarakat Indonesia untuk berobat ke dokter gigi. Penelitian ini menggunakan dimensi kualitas pelayanan berdasarkan SERVQUAL yaitu Tangibility¸ Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy kemudian ditentukan 30 faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan gigi, survei dilakukan terhadap pasien pada 100 klinik di Jakarta untuk mendapatkan kesenjangan dalam kualitas layanan dan kemudian mengintegrasikan kessenjangan tersebut terhadap Model Kano sehingga didapat prioritas terhadap faktor-faktor tersebut dalam rangka peningkatan kualitas layanan pada klinik gigi di Jakarta

The Indonesian government has a caries-free target of 2030, and based on data in 2018, the average DMF-T index of permanent teeth in Indonesia is 7.1 that still does not meet the 2020 target of 4.1, besides that the percentage of people in Indonesia who have the awareness to do dental treatment is still relatively low at 16.3% in 2018. So there is a demand to improve the quality of services in the field of dentistry in order to improve the quality of dental health and public awareness to perform treatment at the dentist. This study aims to find out the factors that can affect the quality of services at dental clinics in Jakarta so that it is expected to increase patient satisfaction and encourage Indonesian people to seek treatment at the dentist. This study uses the dimensions of service quality based on SERVQUAL, namely Tangibility¸ Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy then determined 30 factors that affect the quality of dental health services, a survey was conducted on patients at 100 clinics in Jakarta to find gaps in service quality and then integrate these gaps into Kano model so that priority is obtained for these factors in order to improve service quality at dental clinics in Jakarta. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>