Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jonathan Thaddeus Levin
"Earmarking tax, sebagai praktik pengalokasian pendapatan pajak untuk tujuan spesifik, merupakan isu penting dalam pengelolaan keuangan publik di Indonesia. Kebijakan ini, diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD), bertujuan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana publik di daerah. Penerapannya di Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta menunjukkan dinamika yang kompleks, menghadapi tantangan harmonisasi regulasi, fleksibilitas anggaran, dan sistem pelaporan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivisme, serta teknik pengumpulan data studi literatur dan wawancara mendalam. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor penentu, penerapan dari perspektif akuntabilitas dan transparansi, serta membandingkan faktor pendukung dan penghambat penerapan earmarking tax di kedua provinsi. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan utama. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan utama. Pertama, analisis penerapan earmarking tax dari perspektif akuntabilitas di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta menunjukkan upaya peningkatan melalui tagging belanja sejak 2025, meskipun dalam transisi sistem penganggaran dan belum ada sanksi signifikan. Kedua, dari perspektif transparansi, kedua provinsi telah menyajikan data, namun masih umum tanpa tagging spesifik untuk dana earmarked dan belum ada evaluasi dampak jangka panjang. Ketiga, faktor-faktor penentu di DKI Jakarta adalah status provinsi tanpa kabupaten/kota otonom, sementara di DI Yogyakarta adalah kepatuhan regulasi nasional dengan fleksibilitas otonomi daerah (penambahan PBBKB, PAP, alokasi PKB lebih tinggi). Keempat, faktor pendukung dan penghambat penerapan earmarking tax menunjukkan pendukung utama adalah kejelasan regulasi dan kemampuan alokasi anggaran melebihi minimum; sedangkan penghambat di DKI Jakarta meliputi ketidakjelasan regulasi pendanaan ganda dan kurangnya sosialisasi teknis, sementara di DI Yogyakarta adalah keterbatasan fleksibilitas anggaran dan masalah teknis tagging SIPD, serta tantangan evaluasi efektivitas dana.

Earmarking tax, as a practice of allocating tax revenues for specific purposes, is a critical issue in public financial management in Indonesia. This policy, regulated by Law No. 1 of 2022 concerning Financial Relations Between the Central Government and Regional Governments (HKPD), aims to enhance the accountability and transparency of public fund utilization in regions. However, its implementation in DKI Jakarta Province and DI Yogyakarta exhibits complex dynamics, facing challenges related to regulatory harmonization, budget flexibility, and reporting systems. This research employs a qualitative approach with a constructivist paradigm, utilizing literature studies and in- depth interviews for data collection. The research aims to analyze the determining factors, implementation from accountability and transparency perspectives, and compare the supporting and hindering factors of earmarking tax application in both provinces. The findings reveal several key results: First, the analysis of earmarking tax implementation from an accountability perspective in DKI Jakarta and DI Yogyakarta indicates efforts to improve through expenditure tagging since 2025, although it remains within a budgetary system transition period with no significant sanctions yet applied. Second, from a transparency perspective, both provinces have provided data, but it is still general without specific tagging for earmarked funds, and long-term impact evaluations are absent. Third, the determining factors in DKI Jakarta involve its status as a province without autonomous regencies/cities, while in DI Yogyakarta, it is national regulatory compliance combined with regional autonomy flexibility (leading to the addition of PBBKB and PAP taxes outside of the HKPD Law, and a higher PKB allocation). Fourth, the supporting and hindering factors of earmarking tax implementation show that key supporters are regulatory clarity and the ability to allocate budgets exceeding minimum requirements; conversely, hindrances in DKI Jakarta include regulatory ambiguity regarding dual funding and a lack of technical socialization, while in DI Yogyakarta, they are budget flexibility limitations, technical issues with SIPD tagging, and challenges in evaluating fund effectiveness."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Binadari Hadi
"Tingginya penerimaan pajak kendaraan bermotor di Provinsi DKI Jakarta setiap tahunnya serta adanya kebijakan earmarking Pajak Kendaraan Bermotor untuk penyediaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan moda transportasi umum, seharusnya dapat mengatasi masalah terkait dengan kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta. Earmarking Tax mengatur anggaran atas penyediaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan moda transportasi umum serta menjamin ketersediaan dana atas anggaran tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada  penerapan earmarking pada pajak kendaraan bermotor untuk penyediaan dan pemeliharaan jalan dan moda transportasi umum. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data kualitatif. Hasilnya, DKI Jakarta belum sepenuhnya menerapkan earmarking pajak kendaraan bermotor karena proses dalam penganggaran general financing system. Dana untuk penyediaan dan pemeliharaan jalan dan moda transportasi umum tidak bersumber langsung dari hasil pajak kendaraan bermotor melainkan dari total pendapatan yang terdapat di APBD. Faktor pendukung atas penerapan earmarking pajak kendaraan bermotor tersebut adalah adanya partipasi aktif dari masyarakat dalam proses penganggaran melalui musrenbang. Faktor penghambat atas penerapan earmarking pajak kendaraan bermotor tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan perhatian perangkat pemerintah daerah mengenai earmarking serta tidak selarasnya sistem penganggaran dengan kebijakan earmarking tax.

The increasing of motor vehicle tax revenue in DKI Jakarta Province each year and the existence of Vehicle Tax earmarking policy spesifically for construction and maintenance of roads and public transportation modes, should be able to overcome problems associated with congestion that occurs in DKI Jakarta. Earmarking Tax regulates the budget for providing construction and maintenance of roads and public transportation and ensures the availability of funds for the budget. This study focuses on the budget allocation of motor vehicle tax earmarking for the supply and maintenance of roads and public transportation modes. This research was conducted with a qualitative approach and qualitative data analysis techniques. As a result, DKI Jakarta not fully applies the earmarking tax policy. They implement a general revenue system that contradict with the earmarking policy. Funds for the provision and maintenance of roads of public transportation do not funded directly from the results of the motor vehicle tax but rather from the total revenue contained in the APBD. The supporting factors for the implementation of the earmarking of vehicle tax is the active participation of the society regarding the APBD process, the number of DKI Jakarta APBDs which relatively large. The inhibiting factors for the implementation of motor vehicle tax earmarking are the lack of knowledge and attention of the regional government apparatus regarding earmarking and the inconsistency of the budgeting system with the earmarking tax policy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roudhotul Jannah
"Masifnya ekstraksi air tanah telah menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti meningkatnya laju penurunan permukaan tanah. Sebagai respons terhadap permasalahan tersebut, pemerintah menetapkan pemungutan Pajak Air Tanah. Agar pemanfaatan dana lebih terarah, diterapkan kebijakan earmarking tax atas penerimaan Pajak Air Tanah. Namun, secara umum, persoalan dalam pelaksanaan kebijakan ini masih terkait dengan tata kelola dan akuntabilitas yang dinilai belum optimal. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akuntabilitas dalam mekanisme pengelolaan dana earmarking tax atas Pajak Air Tanah serta menganalisis collaborative governance dalam pengelolaan dana tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif, melalui teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan, serta analisis data yang dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas dalam pengelolaan dana earmarking tax atas Pajak Air Tanah di DKI Jakarta telah diupayakan melalui mekanisme perencanaan dan penganggaran yang terstruktur, serta evaluasi dan pengenaan sanksi oleh instansi terkait. Namun, masih terdapat celah berupa penggabungan seluruh penerimaan dan belanja dalam satu rekening umum daerah serta ketiadaan laporan akhir atas program earmarking tax atas Pajak Air Tanah. Di sisi lain, praktik collaborative governance telah terbentuk melalui kolaborasi antar berbagai aktor. Meskipun struktur kolaboratif telah terbentuk, efektivitasnya masih bergantung pada kesinambungan komunikasi, kesamaan visi dan misi, serta komitmen bersama dalam mengatasi hambatan implementasi untuk memastikan pemanfaatan dana yang tepat sasaran dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.

Massive groundwater extraction has caused various environmental problems, such as an increased rate of land subsidence. In response to these problems, the government has imposed a Groundwater Tax. To ensure that the funds are used in a targeted manner, an earmarking tax policy has been implemented on Groundwater Tax revenues. However, in general, problems in the implementation of this policy are still related to governance and accountability, which are considered to be less than optimal. Based on this, this study aims to analyze accountability in the management mechanism of earmarking tax funds from Groundwater Tax and to analyze collaborative governance in the management of these funds. This study uses a constructivist paradigm with a qualitative approach, through data collection techniques such as literature review and field study, as well as qualitative data analysis. The results of the study indicate that accountability in the management of earmarked tax funds for Groundwater Tax in DKI Jakarta has been pursued through structured planning and budgeting mechanisms, as well as evaluation and the imposition of sanctions by relevant agencies. However, there are still gaps in the form of the consolidation of all revenues and expenditures into a single regional general account and the absence of a final report on the earmarked tax program for Groundwater Tax. On the other hand, collaborative governance practices have been established through collaboration among various actors. Although a collaborative structure has been formed, its effectiveness still depends on the continuity of communication, shared vision and mission, and collective commitment to overcoming implementation barriers to ensure the proper utilization of funds in supporting environmental sustainability. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anata Lapae
"Salah satu kebijakan yang lahir dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kebijakan earmarking taxatas beberapa pajak daerah. Kebijakan earmarking tax merupakan pengalokasian khusus dari penerimaan pajak tertentu yang digunakan untuk kepentingan tertentu. Penerapan Konsep earmarking tax di Indonesia dapat diterapkan pada penggunaan pererimaan negara dari sektor pajak. Penerapan Kebijakan earmarking tax di provinsi DKI Jakarta terkait Pajak Kendaraan Bermotor diatur didalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis-normatif atau penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan menekankan pada penggunaan norma-norma hukum yang ada dalam peraturan perundang-undangan serta bentuk penerapannya. Berdasarkan Pasal 11 Perda PKB dijelaskan bahwa hasil dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 20% (dua puluh persen) dialokasikan untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum. Kebijakan earmarking tax telah secara efektif dikelola oleh pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta yang mana dalam hal ini pemerintah daerah telah memenuhi standar minimum pengalokasian sebesar 20%.

One of the policies contemplated in the Law No. 28 of 2009 on the Local Taxes and Charges is the earmarking tax policy on some regional taxes. The earmarking tax policy is a special allocation of particular tax revenues that are used for certain purposes. The earmarking tax concept in Indonesia can be applied on the use of the state revenues from the tax sector. The application of the earmarking tax policy in DKI Jakarta regarding the Vehicle Tax is set out in the Regional Regulation No. 8 of 2010 as amended by the Regional Regulation No. 2 of 2015 on Vehicle Tax. The research method that will be used in this research is juridical-normative or with a qualitative approach by emphasizing the use of legal norms in the legislation and the form of its application. Based on Article 11 of the Vehicle Tax Regulation, it is mentioned that total amount generated from the receipt of Vehicle Tax at least 20% (twenty percent) are allocated for the construction and/or maintenance of roads and the improvement of modes and facilities of public transportation. The earmarking tax policy has been effectively managed by the Government of DKI Jakarta, where in this case the Government has complied the minimum allocation standard of 20%.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poetri Mutiara Bela
"Penelitian ini membahas tentang analisis earmarking tax atas pajak kendaraan bermotor yang mengambil studi di DKI Jakarta. Peneltian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini adalah justifikasi untuk menerapkan earmarking tax atas pajak kendaraan bermotor yaitu penerapan prinsip manfaat, adanya permasalahan kemacetan, adanya kepastian sumber pendanaan, kestabilitas dan kontinuitas dalam pendanaan. Upaya-upaya persiapan yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah membuat peraturan terkait, merancang program-program, dan koordinasi seluruh pihak terkait. Faktor penghambat yang akan muncul adalah terkait dengan sistem penganggaran, kesiapan pihak- pihak terkait dan earmarking tax yang tidak akan bekerja, sedangkan untuk faktor pendukungnya adalah dari unsur masyarakat dan peraturan. Terakhir penetapan besaran earmarking (sebesar minimal 10%) didasarkan pada pertimbangan memberikan ruang bagi pemerintah dalam proses penganggaran.

This study discusses the analysis of earmarking tax on motor vehicle taxes that take study in Jakarta. This research uses descriptive interpretative and qualitative methode research. The results of this study is the justification to implement earmarking tax on motor vehicle tax are: the application of the benefit principle, the existence of congestion problems, give an assurance of funding at least in level minimum, stability and continuity in funding. Preparation efforts should be made by the government are: to make relevant regulations, designing programs, and coordination of all parties. Besides inhibiting factors that emarged. Preparation efforts should be made by the government is to make relevant regulations, designing programs, and coordination of all parties. Inhibiting factors that will arise are related to the budgeting system, the readiness of the relevant parties and earmarking tax that will not work, while the supporting factors are the society and the rules. The amount for earmarking tax (at least 10% of the revenue) based on consideration of giving more discreation for government in the budgeting process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Sukamseno
"Salah satu bentuk pengalokasian dari penerimaan daerah sektor pajak adalah kebijakan earmarking tax atas Pajak Rokok di Provinsi DKI Jakarta batas minimum pengalokasian tersebut adalah 70% dari penerimaan Pajak Rokok yang digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukumoleh aparat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implemetasi kebijakan earmarking tax atas Pajak Rokok di Provinsi DKI Jakarta.Pendekatanpenelitianyang digunakan adalahkualitatifdengan teknik pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan earmarking tax atas Pajak Rokok di Provinsi DKI Jakarta belum terpenuhi karena alokasi dana dari pajak rokok tidak dianggarkan khusus melainkan sudah digabungkan dengan Anggaran Perencanaan Belanja Daerah. Permasalahan yang timbul adalah kebijakan tersebut tidak terlaksana di Provinsi DKI Jakarta karena atas pengalokasian dana untuk alokasi dana pelayanan kesehatan dan penegakan hukum oleh aparat berasal dari keseluruhan penerimaan daerah, bukan hanya berdasarkan penerimaan dari Pajak Rokok.

The allocation of the reception area is the tax sector earmarking tax policy on Cigarette Taxes in Jakarta minimum allocation limit is 70% of the Cigarette Tax revenues used for public health services and law enforcement by the authorities. This study aims to describe the implementation of earmarking tax policy on Cigarette Taxes in Jakarta. The research approach used is qualitative with qualitative data collection techniques. The results of this study showed that the implementation of the policy of earmarking tax on Cigarette Taxes in Jakarta has not been met because the allocation of funds from cigarette taxes are not specifically budgeted but has been merged with the Regional Expenditure Budget Planning. The problem that arises is the policy did not take place in Jakarta due to over allocation of funds for health care and the allocation of funds by the law enforcement officers come from the entire reception area, not only by the reception of Cigarette Taxes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Pramana Dewasa
"ABSTRAK
Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Tesis ini
akan membahas tentang efektivitas penerapan kebijakan tarif progresif Pajak Kendaraan
Bermotor di DKI Jakarta mengatasi kemacetan dan upaya Pemda DKI dalam hal optimalisasi
penerimaan PKB untuk mendukung earmarking sebesar 20%. Metode yang digunakan dalam
penelitiaan ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan
data dengan studi literatur dan studi lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah Perda No. 2
tahun 2015 tentang tarif progresif Pajak Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta dinilai sudah
efektif untuk meningkatkan pendapatan sedangkan belum efektif dalam mengurangi
kemacetan di DKI Jakarta.

ABSTRACT
Motor vehicle tax is one of a source of regional revenue.This thesis discusses effectiveness of
the progressive rates policy on motor vehicle tax in Jakarta special upon congestion and the
local government revenue optimization to support earmarking of about 20 %.Methods used in
this research is qualitative descriptive with data collection techniques by study literature and
field.The result from this research are that the progressive rate policy on motor vehicle tax in
jakarta considered to have already effective to increase their regional revenue, but it is not
effectivly to reduce the traffic congestion."
2017
T48005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suki Hariawan
"Skripsi ini membahas mengenai kebijakan earmarking tax atas Pajak Penerangan Jalan. Permasalahan dalam skripsi ini difokuskan pada pengalokasian anggaran untuk penerangan jalan oleh pemerintah DKI Jakarta sebelum dan sesudah dikeluarkannya kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dikeluarkannya kebijakan earmarking tax pengalokasian anggaran untuk penerangan jalan selama empat tahun terakhir telah mencapai lebih dari 50% sedangkan setelah dikeluarkannya kebijakan, pemerintah DKI Jakarta belum memiliki persiapan terkait dengan pengalokasian anggaran tersebut. Pemerintah belum ada suatu akun khusus untuk dana alokasi tersebut dan petunjuk pelaksanaan teknis Peraturan Daerah No.15 tahun 2010 masih dalam proses penyelesaian. Rekomendasi atas penelitian ini adalah perlu sosialisasi lebih intensif dari pemerintah, petunjuk teknis Perda No. 15 tahun 2010 segera diselesaikan, dan alokasi kegiatan masa lalu dapat dijadikan acuan dalam menetapkan porsi earmarking tax penerimaan pajak penerangan jalan di DKI Jakarta.

This study discuss about earmarking tax policy in street lighting tax. Focus of this study's problems in budget allocation for street lighting by the government of Jakarta before and after the issuance of that policy. This study used a qualitative approach. The results of this study indicate that before issuance of earmarking tax policy, the budget allocation for street lighting, the last four years has reached over than 50% whereas after issuance of that policy, the government of Jakarta does not have preparation about that budget allocation. The government has not have special account for the allocation of funds and the technical implementation guidelines of The Local Regulation Number 15 Year 2010 still in the process of completion. The recommendations of this study are government needs to socialize that policy more intensively, local government technical guidance of The Local Regulation Number 15 Year 2010 needs to be resolved and the allocation of past activities can be used as a reference in determining the portion of earmarking tax for revenues of street lighting tax in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2011
S1434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dwi Arini
"Munculnya kebijakan mengenai earmarking tax pada Pajak Air Permukaan di D.I Yogyakarta yang ditujukan untuk konservasi dan penghijauan dianggap sebagai suatu pandangan baru karena pada UU 28/2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah belum mengatur adanya earmarking tax pada Pajak Air Permukaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal apa saja yang menjadi latar belakang Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta dalam merumuskan kebijakan earmarking tax pada Pajak Air Permukaan dan proses tahapan dari kebijakan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data kualitatif secara studi kepustakaan dan studi lapangan yang dilakukan dengan wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan earmarking tax memiliki latar belakang untuk pelestarian sumber daya air dan sebagai skala prioritas pembangunan di Provinsi D.I Yogyakarta. Tahapan formulasi kebijakan telah sesuai yang dilakukan tanpa mengalami kendala yang berarti dengan tujuan yang akan dicapai.

The emergence of of the earmarking tax policy on surface water tax in D.I Yogyakarta devoted to conservation and reforestation is considered as a new view as the Law 28/2009 on Regional Taxes and Levies has not regulate for earmarking tax on surface water tax.
Thus research purposal was to analyze the reasons behind formulation of the policy about earmarking tax on surface water tax by D.I Yogyakarta provincial government and the stages process formulation of this policy.
The approach used in this study is descriptive qualitative data collection methods in the study of literature and field studies conducted by in depth interviews.
The results of this study are aimed conservation of water resources and the priorities of development in D.I Yogyakarta. Appropriate stages of policy formulation has been done without experiencing significant obstacle to the objectives to be achieved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana
"Penelitian ini membahas pengawasan pemungutan pajak daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui sistem online atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat dan kendala penerapan sistem online Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan di Provinsi DKI Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem online pajak telah memberikan manfaat, terutama meminimilisasi biaya administrasi pajak dan efisiensi dalam pengawasan pemungutan pajak. Kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem online adalah belum kooperatifnya wajib pajak dan beragamnya tipe alat transaksi di tempat usaha wajib pajak yang menyebabkan target jumlah objek Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan yang menggunakan sistem online pajak belum tercapai. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya Dinas Pelayanan Pajak mengupayakan kesesuaian alat sistem online dengan alat transaksi di tempat usaha wajib pajak, melakukan lebih banyak penyuluhan kepada wajib pajak, serta menambah bank untuk bekerjasama dalam penerapan sistem online pajak.

This study discusses regional tax collection monitoring of Hotel Tax, Restaurant Tax, and Entertainment Tax through the online system conducted by Provincial Government of DKI Jakarta. This study is intended to analyze the benefits and constraints of the implementation of the online system of Hotel Tax, Restaurant Tax, and Entertainment Tax in DKI Jakarta. The approach used is a case study approach. This study concludes that the online system has provided benefits especially tax costs minimilized and efficiency in the monitoring of tax collection. Constraints encountered in the implementation of the online system such as taxpayers uncooperative and various types of transaction tools in taxpayer's place of business that causes the target number of taxpayers use tax online system has not been achieved. Recommendations from this study is the Provincial Government of DKI Jakarta, particularly the Dinas Pelayanan Pajak, compliance efforts online system tools with transaction tool in a taxpayers place of business, doing more outreach to taxpayers, as well as add a bank to cooperate in the implementation of tax online system."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>