Ditemukan 185959 dokumen yang sesuai dengan query
Fauzan Widiarga
"Beberapa tahun terakhir, kesejahteraan Generasi Z menjadi fokus di tengah dinamika dunia kerja. Penelitian ini menguji pengaruh adaptabilitas karier terhadap kesejahteraan optimal pada Generasi Z di Indonesia. Sebanyak 163 partisipan berusia 18–30 tahun, berkewarganegaraan Indonesia, dilibatkan melalui kuesioner daring. Adaptabilitas karier diukur dengan Career Adapt-Abilities Scale-Short Form (CAAS-SF), sedangkan kesejahteraan optimal diukur dengan The PERMA-Profiler. Hasil menunjukkan adaptabilitas karier dan dimensinya secara bersama-sama memengaruhi kesejahteraan optimal. Dimensi curiosity dan concern berperan secara signifikan, tetapi dimensi control dan confidence tidak berperan secara signifikan terhadap kesejahteraan optimal pekerja Generasi Z. Hasil penelitian mengindikasikan adaptabilitas karier berkontribusi terhadap kesejahteraan optimal pekerja Generasi Z. Temuan dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan kesejahteraan optimal pada Generasi Z di Indonesia.
In recent years, the well-being of Generation Z has gained attention amid workplace dynamics. This study investigates the influence of career adaptability on flourishing among Generation Z in Indonesia. A total of 163 Indonesian participants aged 18–30 years were involved through an online questionnaire. Career adaptability was measured using the Career Adapt-Abilities Scale-Short Form (CAAS-SF), while flourishing was assessed with The PERMA-Profiler. Results indicate that career adaptability and its dimensions collectively predict flourishing. The dimensions of curiosity and concern significantly contribute, whereas control and confidence do not significantly predict flourishing of Generation Z workers. The findings suggest that career adaptability enhances flourishing among Generation Z workers. These results can be utilized to optimize flourishing for Generation Z in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahajeng Oktaviona Regina Firdaus
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komitmen organisasi terhadap kesejahteraan optimal (flourishing) pada karyawan Generasi Z di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimental, data dikumpulkan dari 279 karyawan Generasi Z dengan rentang usia 20-30 tahun melalui kuesioner daring. Komitmen organisasi diukur menggunakan Organizational Commitment Scale dan kesejahteraan optimal diukur dengan The PERMA-Profiler. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga komponen komitmen organisasi ditemukan berperan secara simultan dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Jika dilihat peran dari setiap dimensi, ditemukan bahwa komponen komitmen afektif merupakan prediktor terkuat berperan secara positif dan signifikan, komitmen berkelanjutan berperan secara negatif dan signifikan, sedangkan komitmen normatif berperan positif signifikan lemah. Temuan ini menegaskan pentingnya komitmen afektif terhadap organisasi dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengelolaan SDM yang responsif terhadap kebutuhan psikologis Generasi Z yang mulai mendominasi angkatan kerja di Indonesia.
This study aims to analyze the effect of organizational commitment on flourishing among Generation Z employees in Indonesia. Using a non-experimental quantitative approach, data were collected from 279 Generation Z employees aged 20 to 30 through an online questionnaire. Organizational commitment was measured using the Organizational Commitment Scale, and flourishing being measured using the PERMA-Profiler. The results of the study using multiple regression analysis, indicate that the three components of organizational commitment were found to have a simultaneous effect on predicting flourishing. In examining the role of each dimension, affective commitment component is the strongest predictor with a significant positive role, continuance commitment has a significant negative role, while normative commitment has a weak but significant positive role. These findings emphasize the importance of emotional attachment to the organization in predicting flourishing. The results have important implications for human resource management practices that are responsive to the psychological needs of Generation Z, who are starting to dominate the Indonesian workforce. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafa Salsabila Karim
"Ketika bertransisi dari kuliah ke dunia kerja, Generasi Z ditemukan mengalami kesenjangan soft skills, kurang mengetahui potensi diri dan minat karier, dan khawatir tidak bisa mendapat pekerjaan yang diinginkan. Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa mereka belum memiliki adaptabilitas karier yang baik. Adaptabilitas karier adalah sumber daya psikososial yang dapat membantu Generasi Z untuk menghadapi masa transisi dan tantangan dalam berkarier. Kepribadian proaktif adalah faktor yang kritis dalam pembentukkan adaptabilitas karier dan dapat membantu Generasi Z untuk bertahan dalam lingkungan kerja yang tidak terprediksi. Selain itu, agar Generasi Z bisa terus memenuhi tuntutan dunia karier yang kompleks, kemampuan self-directed learning (SDL) menjadi penting untuk dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran SDL dalam memediasi hubungan antara kepribadian proaktif dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian adalah 131 lulusan baru Generasi Z yang sudah bekerja atau magang selama maksimal 1 tahun. Hasil analisis regresi dengan Hayes Macro PROCESS menunjukkan bahwa SDL memediasi parsial hubungan antara kepribadian proaktif dan adaptabilitas karier. Artinya, SDL tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan antara kepribadian proaktif dan adaptabilitas karier. Penelitian ini merekomendasikan Generasi Z agar memanfaatkan kepribadian proaktifnya yang tinggi untuk mengoptimalkan adaptabilitas kariernya. Penyedia kerja dapat menyediakan mentoring karier atau coaching untuk memfasilitasi pengembangan adaptabilitas karier Generasi Z.
In transitioning from college to the workforce, Generation Z was found to experience soft skills gaps, lack of self-potential and career interests understanding, and worry about securing their desired job. This phenomenon indicates that they do not have good career adaptability. Career adaptability is a psychosocial resources that can help Generation Z to face transitions and challenges in their careers. Proactive personality is a critical factor affecting the formation of career adaptability and can help Generation Z to survive in an unpredictable work environment. In addition, self-directed learning (SDL) skills are important for Generation Z to meet the demands of a complex career world. This study aims to determine how SDL mediates the relationship between proactive personality and career adaptability. The participants of this study are 131 Generation Z fresh graduates with working or internship experience for a maximum of 1 year. The regression analysis result using Hayes Macro PROCESS shows that SDL partially mediates the relationship between proactive personality and career adaptability. In other words, SDL does not fully explain the relationship between proactive personality and career adaptability. This research recommends Generation Z utilize their proactive personality to continue optimizing their career adaptability. Job providers can facilitate Generation Z with career mentoring or coaching to advance their career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ryan Raditya Ramadhan
"Penelitian terdahulu menemukan penurunan kesejahteraan subjektif pada Generasi-Z lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Seiring masuknya Generasi-Z ke dunia kerja, tercatat karyawan Generasi-Z dari berbagai negara cenderung "pindah-pindah pekerjaan" yang menandakan rendahnya komitmen organisasi. Oleh karena itu, penting untuk meneliti hubungan antara kesejahteraan subjektif dan komitmen organisasi karyawan Generasi-Z di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan 113 partisipan karyawan Generasi-Z berusia 20-28 tahun. The PERMA-Profiler digunakan untuk mengukur kesejahteraan subjektif dan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) untuk mengukur komitmen organisasi. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif signifikan antara kesejahteraan subjektif dan dua dimensi komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, r = 0,278, p <,001 (one-tailed) dan komitmen normatif r(113) = 0,368, p <,001 (one-tailed). Namun, tidak ditemukan hubungan antara kesejahteraan subjektif dan komitmen berkelanjutan r(113) = 0,124, p >,001 (one-tailed). Temuan ini mengimplikasikan pentingnya bagi perusahaan untuk mengambil langkah konkret seperti memberikan apresiasi yang setimpal dan membangun lingkungan kerja sehat guna memperkuat komitmen organisasi karyawan Generasi-Z di Indonesia, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap produktivitas dan efektivitas organisasi.
Previous studies found a greater decline in subjective well-being among Generation Z compared to previous generations. As Generation Z enters the workforce, employees from this generation across various countries show a tendency to "job-hopping," indicating low organizational commitment. Therefore, it is essential to examine the relationship between subjective well-being and organizational commitment among Generation Z employees in Indonesia. This study used a quantitative correlational method with 113 Generation Z employee participants aged 20-28. The PERMA-Profiler was used to measure subjective well-being, and the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) was used to measure organizational commitment. The results showed a significant positive correlation between subjective well-being and two dimensions of organizational commitment: affective commitment, r = 0.278, p < .001 (one-tailed), and normative commitment, r(113) = 0.368, p < .001 (one-tailed). However, there was no significant relationship between subjective well-being and continuance commitment, r(113) = 0.124, p > .001 (one-tailed). These findings imply the importance for companies to take concrete steps such as providing appropriate recognition and creating a healthy work environment to strengthen the organizational commitment of Generation Z employees in Indonesia, which in turn will positively impact overall organizational productivity and effectiveness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Roberto Gallant Narendra
"Beberapa penelitian meneliti pengaruh ecolabel pada intensi pembelian produk berkemasan ramah lingkungan, namun hanya sedikit yang meneliti pengaruh ecolabel dalam konteks kredibilitas ecolabel tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor yang menentukan intensi pembelian customer pada produk berkemasan ramah lingkungan dalam konteks produk FMCG di Indonesia. Survei ini dilakukan terhadap lebih dari 500 responden yang telah membeli produk FMCG sebelumnya. Studi ini menemukan bahwa Green Price, Green Advertising, Green Packaging, Greenwashing, dan Ecolabel menjadi faktor yang mempengaruhi minat beli dengan pengaruh Greenwashing yang mengurangi minat pembelian pada customer. Mengingat baru beberapa penelitian yang membahas topik ini, terlebih di Indonesia, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru bagaimana ecolabel memberikan peran yang penting bagi kredibilitas produk berkemasan ramah lingkungan serta gambaran bagaimana bauran pemasaran mempengaruhi perilaku pembelian customer FMCG di Indonesia.
Several studies have examined the influence of ecolabels on the purchase intention of environmentally friendly packaged products, but few have examined the influence of ecolabels in the context of the credibility of ecolabels. This study aims to explore the factors that determine customer purchase intention in environmentally friendly packaged products in the context of FMCG products in Indonesia. This survey was conducted on more than 500 respondents who had purchased FMCG products before. This study found that Green Price, Green Advertising, Green Packaging, Greenwashing, and Ecolabel are factors that affect buying interest with the influence of Greenwashing which reduces buying interest in customers. Considering that there are only a few studies that discuss this topic, especially in Indonesia, the results of this study are expected to provide a new view of how ecolabels play an important role in the credibility of environmentally friendly packaged products and an overview of how the marketing mix affects the purchasing behavior of FMCG customers in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Bianti Traviata Prakarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari perilaku belanja online yang diukur dengan sikap, motif, keakraban, dan perilaku pencarian terhadap keputusan berbelanja kembali pada generasi millennial dan Gen Z di Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan penduduk Indonesia, terdapat 145 responden dengan umur 17-25 (Generasi Z) dan 139 responden untuk umur 26-40 (Millennial). Penelitian ini menggunakan
PLS-SEM Multigroup Analysis dalam mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua generasi memiliki niat pembelian ulang yang sama tetapi motivasi yang berbeda mendorong mereka. Millennial mungkin lebih termotivasi oleh motif nilai, sedangkan Gen Z lebih termotivasi oleh motif sosial.
This study aims to determine the extent to which the influence of online shopping behavior as measured by attitudes, motives, familiarity, and search behavior on repurchase intention among the millennial and Gen Z generations in Indonesia. The sample used in this study is Indonesian, there are 145 respondents aged 17-25 (Generation Z) and 139 respondents aged 26-40 (Millennial). This study uses the PLS-SEM Multigroup Analysis in processing data. The results of this study suggest that both generations have similar repurchase intentions, but different motivations drive them. Millennials may be more motivated by values, while Gen Z may be more motivated by social motives."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ananda Zhafira
"Studi ini merupakan penelitian kuantitatif yang membahas peran makna hidup pada pengaruh psychological hardiness terhadap adaptabilitas karier. Adaptabilitas karier diukur dengan Career Adapt-Abilities Scale-International Form (CAAS) yang telah dikembangkan oleh Savickas & Porfeli (2013), psychological hardiness diukur dengan Dispositional Resilience Scale 15-Revised yang dikembangkan oleh Bartone (2007), dan makna hidup yang diukur dengan Meaning in Life Questionnaire (MLQ) yang dikembangkan oleh Steger dkk (2006). Responden penelitian ini merupakan 608 orang siswa SMK yang berdomisili di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna hidup memiliki efek mediasi parsial pada pengaruh psychological hardiness terhadap adaptabilitas karier. Sementara itu, psychological hardiness memiliki pengaruh langsung terhadap adaptabilitas karier.
This study is a quantitative research about the role of meaning of life on the effect of psychological hardiness towards career adaptability. Career adaptability was measured with Career Adapt-Abilities Scale-International Form (CAAS) developed by Savickas & Porfeli (2013), psychological hardiness was measured with Dispositional Resilience Scale 15-Revised developed by Bartone (2007), and meaning of life was measured with Meaning in Life Questionnaire (MLQ) developed by Steger dkk (2006). Participants of this research are 608 vocational students who are currently living in Indonesia. Results showed that meaning of life partially mediated the effect of psychological hardiness towards career adaptability. However, psychological hardiness has a strong direct effect towards career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ananda Zhafira
"Studi ini merupakan penelitian kuantitatif yang membahas peran makna hidup pada pengaruh psychological hardiness terhadap adaptabilitas karier. Adaptabilitas karier diukur dengan Career Adapt-Abilities Scale-International Form (CAAS) yang telah dikembangkan oleh Savickas & Porfeli (2013), psychological hardiness diukur dengan Dispositional Resilience Scale 15-Revised yang dikembangkan oleh Bartone (2007), dan makna hidup yang diukur dengan Meaning in Life Questionnaire (MLQ) yang dikembangkan oleh Steger dkk (2006). Responden penelitian ini merupakan 608 orang siswa SMK yang berdomisili di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna hidup memiliki efek mediasi parsial pada pengaruh psychological hardiness terhadap adaptabilitas karier. Sementara itu, psychological hardiness memiliki pengaruh langsung terhadap adaptabilitas karier.
This study is a quantitative research about the role of meaning of life on the effect of psychological hardiness towards career adaptability. Career adaptability was measured with Career Adapt-Abilities Scale-International Form (CAAS) developed by Savickas & Porfeli (2013), psychological hardiness was measured with Dispositional Resilience Scale 15-Revised developed by Bartone (2007), and meaning of life was measured with Meaning in Life Questionnaire (MLQ) developed by Steger dkk (2006). Participants of this research are 608 vocational students who are currently living in Indonesia. Results showed that meaning of life partially mediated the effect of psychological hardiness towards career adaptability. However, psychological hardiness has a strong direct effect towards career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yhosephine Astari
"Berbagai penelitian sebelumnya telah banyak membahas pengaruh media terhadap intensi berwirausaha. Namun belum banyak yang membahas secara spesifik, peran media sosial dalam mendorong intensi tersebut terutama pada kalangan Generasi Milenial dan Z. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran sosial media terutama dalam merepresentasikan kewirausahaan dengan memperlihatkan keahlian dan legitimasi sosial, serta hubungannya dengan intensi berwirausaha. Selain itu, variabel theory of planned behavior (attitude, subjective norms dan entrepreneurial self-efficacy) turut diikutsertakan sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan pada 222 responden Milenial dan Z di Indonesia, dengan metode partial least square equation modelling. Seperti pada penelitian sebelumnya, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung terkait representasi media sosial dengan intensi berwirausaha, terutama dimediasi dengan sikap dan persetujuan lingkungan sosial individu terhadap kewirausahaan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini memberikan beberapa implikasi manajerial dalam mendorong intensi berwirausaha melalui media sosial, terutama dengan meningkatkan sikap individu terhadap kewirausahaan.
Several previous studies have discussed the effect of the representation of entrepreneurship in the media towards entrepreneurial intention. However, there are not many studies specifically discuss the effect of social media in encouraging this intention, especially among Millennials and Generation Z. This study is conducted to analyze the role of social media, especially in representing entrepreneurship through demonstrating skills and social legitimacy and its relationship to entrepreneurial intention. Besides that, this study also involves the theory of planned behavior variables namely attitude, subjective norms, and entrepreneurial self-efficacy as mediating variables. This study is conducted among 222 Millennials and Generation Z participants in Indonesia, using the partial least square equation modeling method. Similar to the previous study, it is found that there is an indirect relationship of entrepreneurship representation in social media on entrepreneurial intention, specifically mediated by an individual’s attitude and subjective norms towards entrepreneurship. On this matter, the study offers several managerial implications on encouraging entrepreneurial intention in social media, mainly to promote individual’s attitude toward entrepreneurship. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rafendra Alfarizqi Nugroho
"Indonesia menghadapi peningkatan prevalensi judi, terutama di kalangan Generasi Z yang merupakan kelompok usia produktif terbesar. Penelitian sebelumnya mengaitkan tingkat literasi keuangan dengan perilaku judi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara tingkat literasi keuangan dan perilaku judi pada Generasi Z di Indonesia. Literasi keuangan dipilih sebagai fokus karena melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep pengelolaan keuangan, sementara perilaku judi mencakup penilaian apakah penjudi termasuk patologis atau non-patologis. Penelitian ini menguji hubungan antara literasi keuangan dan perilaku judi pada Generasi Z di Indonesia, dengan sampel 300 responden dari Sumatera Utara dan Jawa Barat. Hasil menunjukkan bahwa literasi keuangan dan tiga dimensinya (sikap keuangan, perilaku keuangan, dan pengetahuan keuangan) berhubungan negatif dengan perilaku judi patologis pada Generasi Z. Faktor demografi seperti jenis kelamin, status pendidikan terakhir, pendapatan, frekuensi berjudi, perilaku judi orang tua, dan kebiasaan bermain judi orang tua juga memengaruhi perilaku judi patologis pada Generasi Z.
Indonesia is facing a rise in gambling, especially among Gen Z, who are a significant part of the productive age group. Previous study correlates financial literacy with gambling behavior. Therefore, this study aims to examine the relationship between financial literacy levels and gambling behavior among Generation Z in Indonesia. Financial literacy is chosen as the focus due to its involvement in understanding financial management concepts, while gambling behavior encompasses assessing whether gamblers are pathological or non-pathological. This study aims to examine the relationship between financial literacy and gambling behavior in Gen Z in Indonesia. The findings show a significant negative relationship between financial literacy (including financial attitude, behavior, and knowledge) and pathological gambling behavior in Gen Z. Demographic factors such as gender, highest education level attained, income, gambling frequency, parental gambling behavior, and parental gambling habits also influence pathological gambling behavior among Gen Z."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library