Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Msy. Martikasari
"Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan kejadian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Tesis ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara dukungan sosial dengan koping dan resiliensi serta faktor demografi yang memengaruhi pada pasien kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 213 responden dari RSK Dharmais. Instrumen yang digunakan meliputi Edmonton Symptom Assessment System, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Cancer Coping Questionnaire, dan Connor-Davidson Resilience Scale. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan chi-square, dan uji multivariat dilakukan untuk melihat faktor yang paling memengaruhi hubungan koping dan resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh positif terhadap koping dan resiliensi pasien kanker serviks, dengan faktor seperti status perkawinan dan dukungan sosial yang berkontribusi dalam hubungan ini.

Cervical cancer is one of the most common types of cancer among women in Indonesia. This thesis aims to examine the relationship between social support, coping, and resilience, as well as the demographic factors influencing cervical cancer patients. The research employs a cross-sectional design with 213 respondents from Dharmais Hospital. The instruments utilized include the Edmonton Symptom Assessment System, the Multidimensional Scale of Perceived Social Support, the Cancer Coping Questionnaire, and the Connor-Davidson Resilience Scale. Data analysis is conducted using univariate and bivariate methods with chi-square tests, while multivariate analysis is performed to identify the most influential factors in the relationship between coping and resilience. The findings indicate that social support positively impacts coping and resilience among cervical cancer patients, with factors such as marital status and social support was contributing to this relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini
"Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian perempuan di dunia, dimana insiden kanker serviks dilaporkan meningkat dari tahun ke tahun. Proses pengobatan kanker serviks adalah rangkaian yang panjang, sehingga sering menyebabkan klien menjadi stres, depresi, yang akan memengaruhi kualitas hidup pasien. Proses perawatan pada lima kasus kanker serviks telah diterapkan menggunakan integrasi teori adaptasi Roy dengan konsep dukungan sosial. Model adaptasi Roy merupakan model keperawatan yang mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual, bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan adaptasi pasien terhadap krisis yang dihadapi dengan peran dukungan sosial keluarga di dalamnya. Tujuan dari laporan ini adalah memberikan gambaran tentang pelaksanaan praktik residensi ners spesialis dalam pengelolaan kasus klien dengan kanker serviks dengan pendekatan studi kasus yang menerapkan teori adaptasi Roy dan konsep dukungan sosial.

Cervical cancer is one of the causes of death of women in the world, where the incidence of cervical cancer is reported to increase from year to year. The treatment therapy for women diagnosed with cervical cancer is a long series, so it often causes clients to become stressed, depressed, greatly affects the quality of life of patients. The treatment therapy in five cases of cervical cancer has been applied using the integration of Roy's theory of adaptation with the concept of social support. Roy's adaptation model is a nursing model, includes biological, psychological, social, cultural and spiritual aspects, aimed at maximizing the patient's adaptive ability to the crisis faced with the role of family social support. The purpose of this report is to provide an overview of specialist nurses residency practices in managing client with cervical cancer cases. The case study approach applies Roys adaptation theory and the concept of social support.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Suherman
"Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian pada perempuan di seluruh dunia,
angka kesakitan dan angka kematian di seluruh dunia terus meningkat. Penyakit ini dapat
disembuhkan jika terdeteksi sejak awal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit tersebut dengan cara meningkatkan pengetahun, sikap dan praktik
pencegahan kanker serviks. Di Kota Sukabumi belum pernah dilakukan studi tentang
kanker serviks tetapi faktor risiko tinggi kanker serviks seperti infeksi menular seksual
sangat tinggi angka kejadiannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor
demografi yang memengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker
serviks. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional survey dengan stratified
random sampling. Penelitian ini dilakukan pada perempuan usia reproduktif sebanyak
357 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan uji
reliabilitas pada kuesioner pengetahuan sikap dan praktik dengan hasil uji reliabilitas:
0,801; 0,891;885. Hasil faktor karakteristik yang paling memengaruhi pengetahuan dan
sikap adalah riwayat menikah. Sedangkan yang paling memengaruhi praktik adalah
pekerjaan. Direkomendasikan untuk membuat program edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan kanker serviks dengan strategi program yang
mudah serta murah untuk dilaksanakan.

Cervical cancer is one of the leading causes of death in women worldwide, the rate of
morbidity and mortality worldwide continues to increase. This disease can be cured if
detected early on. Efforts can be made to prevent the occurrence of the disease by
increasing knowledge, attitude and practice of cervical cancer prevention. In the city of
Sukabumi has never done a study of cervical cancer but high risk factors of cervical
cancer such as sexually transmitted infections is very high incidence. The purpose of this
study was to determine the demographic factors that influence knowledge, attitude and
practice of cervical cancer prevention. This research method used cross sectional survey
with stratified random sampling. This study was conducted on women of reproductive
age as many as 357 respondents. Measuring tool using questionnaires that have been
tested the validity and reliability test on the questionnaire attitude and practice knowledge
with reliability test results: 0.801; 0.891; 885. The result of characteristic factors that most
influence knowledge and attitude is married history. While the most influencing practice
is work. It is recommended to make educational program to improve knowledge, attitude
and practice of cervical cancer prevention with easy and cheap program strategy to be
implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Prastasari
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan hidup pasien kanker serviks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Pasien kanker serviks yang didiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2006 dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pendataan tanggal dan umur saat diagnosis, tingkat pendidikan, stadium, jenis histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskuler, jenis terapi, dan lengkapnya terapi. Jika pasien menjalani operasi, dinilai pula adanya tumor pada kelenjar getah bening(KGB) atau batas sayatan. Selanjutnya pasien diamati sampai minimal 5 tahun apakah pasien masih hidup. Kemudian dilakukan analisis kesintasan dengan metode Kaplan Meier. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan dinilai dengan analisis Cox regression.
Hasil: Diperoleh 447 pasien kanker serviks dalam kajian ini. Didapatkan median survival keseluruhan pasien kanker serviks 1916 hari (63 bulan) dengan kesintasan hidup 5 tahun 52%. Faktor umur, pendidikan, jenis pembiayaan, ukuran tumor, dan adanya invasi limfovaskuler tidak menunjukkan adanya perbedaan kesintasan. Stadium III dan IV memiliki kesintasan hidup yang lebih rendah dengan Hazard Ratio 3.27 dan 6.44. Diferensiasi buruk dan terapi tidak lengkap memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.26 dan 2.22. Jenis histopatologi lain-lain memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.85, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada uji multivariat. Pada pasien yang menjalani operasi disertai adanya tumor pada KGB menunjukkan kesintasan yang lebih rendah dengan HR 12.01, sedangkan adanya tumor pada batas sayatan tidak menunjukkan perbedaan kesintasan yang bermakna. Jenis terapi pada stadium awal ataupun sradium lanjut tidak menunjukkan perbedaan pada uji multivariat.
Kesimpulan: Median survival pasien kanker serviks adalah 63 bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara independen terhadap kesintasan pasien kanker serviks adalah stadium, diferensiasi tumor, kelengkapan terapi, dan adanya tumor pada kelenjar getah bening.

ABSTRACT
Objective: To find out of the probability of 5 years survival rate on cervical cancer patients and to identify the influencing factors.
Methods: This is a retrospective cohort study. Cervical cancer patients treated at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2005-2006 were selected. Demographic and clinical data were collected. Demographic data collected were diagnosis time, age, and education level. Clinical data collected were stage, histopathology, differentiation, lymphovascular invasion, and therapy. The appearance of the tumor on the specimen margin and lymphnodes was also noted in the patient underwent surgery. All the patients were followed up for minimal 5 years to know whether the patient was alive. Kaplan Meier methods was used to determine the survival rate probability and Cox regression analysis was used to assessed the factors influencing the cervical cancer survival
Result: A total of 447 cervical cancer patients was enrolled to this study. Median survival of these patients was 63 months and the overall 5-years survival probability was 52%. Age, education level, funding source, tumor size, and lymph-vascular invasion showed no significant differences on cervical cancer survival. Stage III and IV had lower survival probability (Hazard Ratio 3.27 and 6.44). Poor differentiated tumor and uncompleted therapy also had lower survival probability (HR 2.26 and 2.22). Histopathology of others had lower survival probability(HR 2.85), but wasn't significant on multivariate analysis. The presence of tumor on the cervical cancer specimen during operation showed worse survival probability (HR 12.01), otherwise the presence of tumor on specimen margin didn't show difference survival. Therapy types didn't showed any differences, either on early and advanced stage.
Conclusion: Cervical cancer median survival was 63 months. Independent influencing factors in this study were cancer’s stage, tumor differentiation, therapy completeness, and the presence of the tumor on the pelvic lymph nodes specimen during operation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firliana Yuniar
"Kanker servik adalah jenis kanker terbanyak kedua yang dialami oleh perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Skrining atau deteksi dini kanker servik bermanfaat untuk mendeteksi perubahan abnormal sel pada servik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik demografi dan faktor lainnya yang memengaruhi pengetahuan dan praktik perempuan dalam melakukan skrining kanker servik. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan metode desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 100 Perempuan Usia Subur (usia 20-49) tahun yang berdomisili di Kecamatan Ajibarang, tidak terdiagnosis kanker servik, menikah, dan seksual aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 100 responden, perempuan yang memiliki pengetahuan baik terhadap kanker servik sebanyak 54 responden, sedangkan perempuan yang memiliki pengetahuan baik terhadap skrining kanker servik sebanyak 43 responden, serta hanya 8 responden yang pernah melakukan Pap Smear dan belum terdapat responden yang pernah melakukan Tes IVA. Hal ini disebabkan karena responden belum mengetahui atau belum mendapatkan informasi mengenai skrining kanker servik. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perempuan mengenai kanker servik hanya dukungan suami/keluarga (p= 0,026). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perempuan mengenai skrining kanker servik hanya usia (p= 0,000). Faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik skrining kanker servik antara lain usia (p= 0,039) dan pekerjaan (p= 0,029). Data hasil penelitian ini akan diserahkan kepada puskesmas wilayah setempat agar dapat dilakukan peningkatan layanan promosi kesehatan mengenai kanker servik secara umum dan skrining kanker servik secara khusus bagi perempuan usia subur.

Cervical cancer is the second largest type of cancer experienced by women in Indonesia after breast cancer. Screening or early detection of cervical cancer is useful for detecting abnormal cell changes in the cervix. This study aims to analyze demographic factors and other factors that influence women's knowledge and practices in cervical cancer screening. This research is based on a quantitative model with cross sectional design method. The sample of this research is 100 women of reproductive age (aged 20-49) years old who live in Ajibarang District, have not been diagnosed with cervical cancer, married, and sexually active. The results of this study showed that from 100 respondents, 54 respondents had good knowledge of cervical cancer, while only 43 respondents had good knowledge of cervical cancer screening and only 8 respondents who have had a Pap Smear and there are no respondents who have ever done an IVA test because respondents do not know or have not received information about cervical cancer screening The results showed that the only factors related to women's knowledge about cervical cancer were husband/family support (p= 0.026). The only factors related to women's knowledge regarding early detection of cervical cancer were age (p= 0.000). Factors related to the practice of early detection of cervical cancer include age (p= 0.039) and occupation (p= 0.029). The data from this research will be submitted to the local health center in order to improve health promotion services regarding cervical cancer in general and cervical cancer screening specifically for women of reproductive age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qisthina Syifa Setiawan
"Serviks atau leher rahim merupakan salah satu bagian dari sistem alat reproduksi wanita. Salah satu penyakit yang dapat menyerang serviks adalah kanker. Di dunia, kanker serviks adalah salah satu kanker yang menyebabkan kematian dan keganasan yang paling umum terjadi pada wanita. Kanker serviks merupakan penyakit yang memiliki peluang sembuh cukup besar jika terdeteksi sejak dini. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang medis, maka pendeteksian dini kanker serviks dapat dilakukan dengan klasifikasi menggunakan bantuan dari metode klasifikasi machine learning. Pada penelitian ini, metode klasifikasi machine learning yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker serviks adalah metode Naïve Bayes (NB) dan Support Vector Machine (SVM) dengan seleksi fitur Grey Wolf Optimization (GWO). Seleksi fitur GWO merupakan seleksi fitur metode wrapper yang digunakan pada penelitian ini untuk mengeliminasi fitur-fitur tidak relevan dalam mengklasifikasikan data kanker serviks, agar NB dan SVM dapat mengklasifikasi dengan lebih akurat. Sehingga, metode ini disebut sebagai metode NB–GWO dan SVM–GWO. Data kanker serviks yang digunakan pada penelitian ini merupakan data numerik dari hasil citra MRI yang diperoleh dari Departemen Radiologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan hasil penelitian dengan seleksi fitur GWO, metode NB–GWO menghasilkan rata-rata akurasi, recall, dan f1-score tertinggi masing-masing sebesar 96,30%, 96,08%, 97,93%, dan 96,30%, sedangkan metode SVM–GWO menghasilkan rata-rata akurasi dan f1-score tertinggi masing-masing sebesar 95,37% dan 95,36% dengan kernel Linier, rata- rata presisi tertinggi sebesar 97,56% dengan kernel Polinomial, serta rata-rata recall tertinggi sebesar 99,75% dengan kernel RBF. Kemudian, berdasarkan hasil klasifikasi tanpa seleksi fitur GWO, metode NB menghasilkan rata-rata akurasi, presisi, recall, dan f1-score tertinggi masing-masing sebesar 91,98%, 95,21%, 92,90%, 91,95%, sedangkan metode SVM menghasilkan rata-rata akurasi, recall, dan f1-score tertinggi sebesar 92,13%, 99,24%, dan 92,19% dengan kernel RBF, serta rata-rata presisi tertinggi sebesar 93,59% dengan kernel Polinomial. Dengan demikian, metode seleksi fitur GWO dapat meningkatkan kinerja dari NB dan SVM dalam mengklasifikasikan data kanker serviks. Selanjutnya, berdasarkan hasil perbandingan kinerja dari NB–GWO dan SVM–GWO, maka secara keseluruhan metode NB–GWO menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam mengklasifikasikan data kanker serviks dibandingkan dengan SVM–GWO.

Cervix is one part of the female reproductive system. One of the diseases that can attack the cervix is cancer. In the world, cervical cancer is one of the cancers that cause death and malignancy that is most common in women. Cervical cancer is a disease that has a considerable chance of recovery if detected early. Along with the development of technology in various fields, including in the medical field, the early detection of cervical cancer can be done by classification using the help of machine learning classification methods. In this study, the machine learning classification method used to classify cervical cancer was Naïve Bayes (NB) and Support Vector Machine (SVM) with Grey Wolf Optimization (GWO) feature selection. GWO feature selection is a wrapper feature selection method used in this study to eliminate irrelevant features in classifying cervical cancer data, so that NB and SVM can classify more accurately. Thus, this method is referred to as the NB–GWO and SVM–GWO. Cervical cancer data used in this study is numerical data from MRI obtained from the Department of Radiology RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Based on the results of the study with GWO feature selection, NB– GWO produced the highest average accuracy, recall, and f1-score of 96.30%, 96.08%, 97.93%, and 96.30% respectively, while SVM–GWO produced the highest average accuracy and f1-score of 95.37% and 95.36% respectively with Linear kernel, the highest precision average of 97.56% with Polynomial kernel, and the highest recall average of 99.75% with RBF kernel. Then, based on the results of classification without GWO feature selection, the NB produced the highest average accuracy, precision, recall, and f1- score of 91.98%, 95.21%, 92.90%, 91.95% respectively, while SVM produced the highest average accuracy, recall, and f1-score of 92.13%, 99.24%, and 92.19% with RBF kernel, and the highest average precision of 93.59% with Polynomial kernel. Thus, GWO feature selection method was able to improve the performance of NB and SVM in classifying cervical cancer. Furthermore, based on the results of performance comparison from NB– GWO and SVM–GWO, the overall method of NB–GWO resulted in better performance in classifying cervical cancer data compared to SVM–GWO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutik Rahayu
"Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang makna pengalaman suami dengan istri yang mengalami kanker serviks. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Pada penelitian ini ditemukan 9 tema yaitu : 1). Respon awal suami terhadap diagnosa kanker servik, 2). Pemahaman suami terhadap kanker serviks 3). Memberi dukungan kepada istri. 4). Memperoleh dukungan keluarga atau kerabat. 5). Bentuk penyesuaian suami terhadap istri dengan kanker serviks. 6). Pelajaran atau hikmah yang diperoleh setelah istri sakit. 7). Koping suami. 8). Harapan suami terhadap pengobatan istri. 9). Harapan suami terhadap pelayanan keperawatan. Peran perawat sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan konseling pada pasangan.

Based on the study's purpose discriptive phenomenology was selected as appropriate design to discovery the essence of the experience. Results nine theme: 1). Experience during diagnosis period. 2). Husband's knowledge abaout cervical cancer. 3). Give social support for wive.4). Received social support from family and significant others. 5). Husband Adjustment with cervical cancer wive's. 6). Finding meaning in disease. 7). Husband cope. 8) Hoping wive-treatment. 9). Hoping with nursing care practice.Nurses roles needed for husbands and his partners to given counseling. And given about cervical cancer to increase husbands knowledged."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rainey Ahmad Fajri Putranta
"Pendahuluan: Kanker serviks stadium IVB terdiri dari 2% kasus kanker serviks diseluruh dunia. Berdasarkan panduan yang ada, tatalaksana kanker serviks IVB bersifat paliatif. Radioterapi lokoregional dosis lengkap menjadi salah satu modalitas yang mungkin berperan dalam tatalaksana kanker serviks IVB. Sintasan keseluruhan kanker serviks IVB adalah 18% dalam 5 tahun. Sintasan keseluruhan dipengaruhi berbagai faktor prognostik. Studi ini menilai peran radioterapi lokoregional dosis lengkap pada kasus kanker serviks IVB dilihat dari sintasan keseluruhan dibandingkan dengan terapi lain sesuai pedoman, serta faktor prognostik untuk sintasan keseluruhan dari kanker serviks IVB. Metode: Studi ini menggunakan desain kohort retrospektif pada pasien kanker serviks IVB di Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi (IPTOR) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM) pada tahun 2017 hingga yang menyelesaikan terapi pada April 2022. Analisis data menggunakan SPSS versi 27 dan Microsoft Excel. Faktor prognostik dinilai dengan uji multivariat cox-regression, sedangkan peran radioterapi lokoregional dosis lengkap dinilai dengan uji log-rank dan grafik Kaplan-meier. Dilakukan analisis subgrup pada pasien yang dilakukan radioterapi lokoregional untuk menilai peran brakiterapi dan kemoterapi konkuren. Studi ini sudah memperoleh persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan RSCM. Hasil: Terdapat 23 pasien pada lengan radioterapi dosis lengkap dan 52 pasien yang diberikan terapi lain. Radioterapi lokoregional dosis lengkap meningkatkan median sintasan keseluruhan hingga 15 bulan (22 vs 7 bulan, p=0.001), begitu juga dengan kemoterapi dosis penuh yaitu 14 bulan (22 vs 8 bulan, p=0.033). Brakiterapi dapat meningkatkan sintasan keseluruhan hingga 15 bulan (p=0.004). Radioterapi dosis lengkap (HR=0.24, p<0.001, 95%CI 0.11-0.55), kemoterapi dosis penuh (HR=0.13, p<0.050, 95%CI 0.02-1.00), dan hemoglobin <11g/dL (HR=2.44, p=0.022, 95%CI 1.14-5.21) merupakan faktor prognostik terhadap sintasan keseluruhan pada pasien kanker serviks IVB. Kesimpulan: Studi ini merupakan studi pertama di Indonesia yang membahas keluaran radioterapi lokoregional dosis lengkap pada sintasan keseluruhan pasien kanker serviks IVB. Radioterapi lokoregional dosis lengkap dengan brakiterapi (dilanjutkan dengan kemoterapi dosis penuh) dapat meningkatkan sintasan keseluruhan dan dapat menjadi salah.

Introduction: Stage IVB (metastatic) cervical cancer comprises 2% of cervical cancer cases worldwide. Based on existing guidelines, the principal intent for stage IVB cervical cancer is palliative therapy. Complete dose locoregional radiotherapy is one of the modalities that may play a role in metastatic cervical cancer management. The 5-year overall survival of stage IVB cervical cancer is 18%. Various prognostic factors influenced overall survival. This study assessed the role of complete-dose locoregional radiotherapy in cases of metastatic cervical cancer in terms of overall survival compared to other therapies according to guidelines, as well as prognostic factors for overall survival of IVB cervical cancer. Methods: This study used a retrospective cohort design in IVB cervical cancer patients at the Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi (IPTOR) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM) in 2017 until completing therapy in April 2022. Data analysis was conducted using SPSS version 27 and Microsoft Excel. Cox-regression multivariate analysis is used to assess prognostic factors. The log-rank test and Kaplan-meier chart defined the role of complete-dose locoregional radiotherapy on overall survival. Subgroup analysis was performed on patients undergoing locoregional radiotherapy to assess the role of brachytherapy and concurrent chemotherapy. This study has received approval from the RSCM Health Research Ethics Commission. Results: 23 patients in the complete-dose radiotherapy arm & 52 others got other therapies. Complete-dose locoregional radiotherapy increased overall survival to 15 months (22 vs 7 months, p=0.001), as did full-dose chemotherapy, by 14 months (22 vs 8 months, p=0.033). Brachytherapy increased overall survival by up to 15 months (p=0.004). Complete-dose radiotherapy (HR=0.24, p<0.001, 95%CI 0.11-0.55), full-dose chemotherapy (HR=0.134, p<0.050, 95%CI 0.018-1.000), and hemoglobin <11g/dL (HR=2.44), p=0.022, 95%CI 1.14-5.21) are prognostic factors for overall survival in cervical cancer patients with IVB. Conclusion: This is the first study in Indonesia to discuss the outcome of complete-dose locoregional radiotherapy on the overall survival of IVB cervical cancer patients. Complete-dose locoregional radiotherapy with brachytherapy can improve overall survival. This therapy (followed by full-dose chemotherapy) can be considered as a new option for therapeutic modality for metastatic cervical cancer mangement."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Ilmi Aulia
"Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Berdasarkan data dari GLOBOCAN 2020, insiden kanker serviks di Indonesia mencapai 36.633 kasus di tahun 2020. Walaupun prevalensi kanker serviks di Indonesia tinggi, skrining nasional kanker serviks masih rendah yaitu 9,3% hingga tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian lesi prakanker serviks di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dengan sumber data Riset PTM 2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perempuan usia 25-64 tahun di Indonesia yang menjadi responden dalam Riset PTM 2016, yaitu sebanyak 32.564 responden. Hasil penelitian menemukan bahwa prevalensi lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 7,3%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan yang signifikan antara usia (POR=1,38; 95% CI: 1,27–1,50) dan penggunaan kontrasepsi hormonal (POR=1,23; 95% CI: 1,11–1,36) dengan kejadian lesi prakanker serviks dan terdapat hubungan yang signifikan dengan efek protektif antara paritas (POR=0,91; 95% CI: 0,84–0,99) dan usia pertama melahirkan (POR=0,86; 95% CI: 0,78–0,96) dengan kejadian lesi prakanker serviks. Pemerintah perlu melakukan pemerataan dalam penyediaan peralatan skrining kanker serviks (terutama IVA) ke puskesmas dan fasilitas kesehatan primer lainnya untuk meningkatkan cakupan skrining nasional.

Cervical cancer is one of the leading causes of cancer deaths in women. Based on data from GLOBOCAN 2020, the incidence of cervical cancer in Indonesia reached 36,633 cases in 2020. Despite the high prevalence of cervical cancer in Indonesia, national cervical cancer screening is still low at 9.3% until 2022. This study aims to determine the factors associated with the incidence of cervical precancerous lesions in Indonesia. This study used a cross-sectional study design with the 2016 NCD Research data source. The sample in this study was women aged 25-64 years in Indonesia who were respondents in the 2016 NCD Research, totaling 32,564 respondents. The results of the study found that the prevalence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 in Indonesia in 2016 was 7.3%. Based on the results of bivariate analysis, there is a significant relationship between age (POR=1,38; 95% CI: 1,27–1,50) and the use of hormonal contraception (POR=1,23; 95% CI: 1,11–1,36) with the incidence of cervical precancerous lesions and there is a significant relationship with a protective effect between parity (POR=0,91; 95% CI: 0,84–0,99 and age at first birth (POR=0,86; 95% CI: 0,78–0,96) with the incidence of cervical precancerous lesions. The government needs to ensure equity in the provision of cervical cancer screening equipment (especially VIA) to community health centers (puskesmas) and other primary health facilities to increase national screening coverage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Immanuel B.
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker serviks dengan kanker nasofaring. Dalam penelitian ini telah dievaluasi data film verifikasi penyinaran pasien radioterapi untuk jenis kanker serviks dan nasofaring. Jumlah pasien untuk jenis kanker serviks berjumlah 45 pasien dan untuk jenis kanker nasofaring 45 pasien. Peneliti tidak melakukan verifikasi secara langsung dan tidak berhubungan dengan pasien, Data diperoleh dari status pasien yang tersedia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan verifikasi kasus kanker nasofaring lebih tinggi dibandingkan dengan kasus kanker serviks.

My research study is focused on evaluating the verification success rates of cervical cancer and nasopharyngeal cancer survivors. 45 patients underwent radiotherapy procedures to identify specific types of the two mentioned cancers followed by data recording, for a total of 90 patients. The experimenter conducted no direct verification and had no direct contact with the patients since the data samples were obtained from Cipto Mangunkusumo Hospital. Research findings proved that the success rates of nasopharyngeal cancer verification were higher than the cervical cancer verification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>