Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neisya Kirana
"Kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dipakai untuk menyapa perempuan kelas bawah oleh masyarakat kelas bawah (Atmawati, 2020). Penggunaanya dapat dilihat untuk dipakai oleh pelosok pedesaan dengan taraf ekonomi yang rendah. Akan tetapi, ditemukan data yang menunjukkan adanya perbedaan dari pernyataan Atmawati (2020) karena ada penggunaan biyung oleh mitra tutur dengan taraf ekonomi atas dan peggunaan ibu oleh suami kepada istri. Faktor tersebut menjadi alasan utama dalam penelitian ini yaitu untuk menjelaskan bentuk kata sapaan ibu, simak, simbok, dan biyung dalam masyarakat Jawa serta menjelaskan penggunaan kata sapaan tersebut di rentang waktu yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari novel dan cerita pendek yang diterbitkan pada tahun 1960-an hingga 2020-an. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, dan pengumpulan datanya memakai teknik simak catat. Penggunaan teori Ervin-Tripp (1986) terkait faktor penentu alternasi dan teori Sulistyowati (2008) untuk menjelaskan penggunaan kata sapaan ibu dalam bahasa Jawa. Hasil analisis menunjukkan pada penggunaannya ada faktor penentu non-kebahasaan dalam menambah penjelasan. Penggunaan kata sapaan ibu dan biyung terdapat perluasan konteks pada status sosial dan usia antara penutur dan mitra tutur.

The terms ibu, simak, simbok, and biyung are commonly employed as forms of address for women within the lower socio-economic classes in Javanese society (Atmawati, 2020). These terms are predominantly observed in rural areas characterized by lower economic levels. However, contrary to Atmawati's (2020) findings, data indicate that biyung is occasionally used by individuals of higher socio-economic status and the use of that ibu by the husband to the wife, suggesting variability in its use. This factor serves as the main reason for this study, which aims to explain the forms of the terms of address ibu, simak, simbok, and biyung in Javanese society, as well as their usage across different periods (1960s–2020s). The data for this research is sourced from novels and short stories published in different years. This study employs a qualitative method, with data collection carried out using the observation and note-taking technique. The use of Ervin-Tripp's theory (1986) related to the determinants of alternation and Sulistyowati's theory (2008) to explain the use of mother address in Javanese. The analysis results indicate that in its use there are non-language determinants in adding explanations. . The use of the greeting words mother and biyung there is an expansion of the context on social status and age between speakers and speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maharisa Audria
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata sapaan jeng dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa, Poerwadarminta (1939) hanya menjelaskan sedikit mengenai kata sapaan jeng dan terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan kamus bahasa Jawa oleh Robson (2002). Hal tersebut menjadi pemicu dalam topik penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian bagaimana perkembangan kata sapaan jeng dari segi bentuk dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bentuk dan penggunaan kata sapaan jeng di tahun yang berbeda-beda (1960-an—2020-an). Sumber data berupa novel dan cerita pendek dari tahun yang berbeda-beda merupakan kebaruan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan cara penyajian informal yaitu menjelaskan dengan kata-kata tanpa adanya lambang-lambang khusus. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata sapaan jeng memiliki bentuk lain yang lebih utuh dengan arti dan makna yang sama. Pada penggunaannya terdapat konteks di luar bahasa yang dapat menambah penjelasan untuk kata sapaan jeng. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kata sapaan jeng dengan makna yang merujuk pada perempuan muda sudah digunakan pada tahun 1930-an, tetapi hanya untuk perempuan dari golongan bangsawan Jawa. Kemudian, penggunaan kata sapaan jeng memasuki tahun 1970-an mengalami perluasan pada latar sosial mitra tutur yaitu dapat berasal dari kalangan orang biasa.

This paper explains the addressing word of jeng in Javanese. In the Javanese dictionary, Poerwadarminta (1939) only explains a little about the addressing word of jeng and there are differences when compared to the Javanese dictionary by Robson (2002). This is the trigger in the topic of this research to answer the research question of how the development of the addressing jeng in terms of its form and usage. This paper aims to determine the development of the form and usage of addressing jeng in Javanese literature such as novels and short stories. The selection of novels and short stories from different years (1960s—2020s) as sources of research data is a novelty in this paper. This research uses qualitative methods and informal presentation methods, namely explaining in words without any special symbols. The results of the analysis show that the addressing word of jeng has another, more complete form with the same meaning. In the usage section, there is a non-linguistic context that can add an explanation for the addressing jeng. The conclusion of this study is that the addressing jeng with a meaning referring to young women was used in the 1930s, but only for women from the Javanese nobility. Then, the use of the jeng addressing entering the 1970s experienced an expansion in the social background of the interlocutor who did not have to be of noble descent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wigand, Molly
Ohio : Writer's Digest Books, 1992
808.02 WIG h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kartika T. Wati
"Menurut linguis, sistem sapaan adalah sistem yang mengikat unsur-unsur bahasa yang menandai perbedaan status dan peran partisipan dalam komunikasi dengan bahasa. Hal yang menarik dari masalah sapaan antara lain adalah variasi dan kerumitannya. Sistem sapaan bahasa Indonesia, misalnya, dianggap rumit karena memiliki sangat banyak pilihan (kata) untuk menyapa lawan bicara. Tujuan penelitian karya ini, pertama, untuk melihat pemakaian kata sapaan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berdasarkan partisipan, latar, dan topik pembicaraan. Kedua, untuk melihat kecenderungan pemakaian kata sapaan tersebut berdasarkan bentuk, kelas kata, jenis, dan bahasa asal. Akan halnya metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni penyelidikan masalah dengan cara menggambarkan keadaan subyek/ obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Usaha mendeskripsikan fakta-fakta yang ada tersebut untuk mengemukakan gejala-gejala secara lengkap dalam aspek yang diselidiki agar jelas keadaan dan kondisinya. Dengan demikian, bertolak dari penggambaran keadaan obyek penelitian--dalam hal ini kata sapaan---sebagaimana adanya, kemudian dilakukan analisis terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian, maka di sini digunakan metode deskriptif. Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa bentuk sapaan yang ditemukan dalam karya sastra Indonesia berwarna lokal Jawa berupa kata dan frase. Kelas kata dan frase yang digunakan, yaitu nomina, ajektiva, konjungsi, frase nominal, dan frase nondirektif. Sebagai sapaan, nomina, antara lain dapat diklasifikasi atas: nama diri; istilah kekerabatan; pangkat, gelar, atau jabatan akademis; gelar kebangsawanan; dan nomina lain. Selain itu, ditemukan sedikitnya tiga unsur yang berpengaruh terhadap pemilihan bentuk, kelas kata, dan jenis kata sapaan: partisipan, latar, dan topik. Sementara itu, pemakaian sapaan dari bahasa Jawa mendominasi pilihan kata yang dipakai dalam data. Hal ini terjadi, tentu saja, karena adanya tuntutan dari warna lokal Jawa agar kisahan dalam karya sastra tersebut menjadi lebih menarik dan lebih hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerma Rochmawati
"Karya ilmiah ini membahas tentang penggunaankata sapaan "halo" yang terdapat dalam karya sastra Три Сестры /tri sestry/ "Tiga Saudara Perempuan" karya A. Chekhov. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu analisis kata sapaan "halo", lalu mengidentifikasi penggunaan kata sapaan "halo" yang memiliki arti yang sama namun penggunaannya berdasarkan situasi tertentu. Karya ilmiah ini dimulai dengan memilah kata sapaan yang terdapat di dalam karya sastra tersebut. Dengan demikian, kata sapaan "halo" ini dijadikan objek analisis dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan suatu simpulan bahwa terdapat beberapa kata "halo" dalam bahasa Rusia yang penggunaannya tergantung pada situasi atau kepada siapa kata sapaan tersebut Penyesuaian dalam penggunaan kata sapaan "halo" tersebut sesuai dengan teori yang digunakan.

This journal covers the usage of the greeting words "hello" in literary works Три Сестры / tri sestry / 'Three Sister' by A. Chekhov. The method used is descriptive-analytic method, is analyzing the greeting words "hello", and then identify the use of the greeting words "hello" that has the same meaning, but its use is based on the specific situation. This jorunal begins with sorting out the greeting word contained in this literary works. Thus, the greeting word "hello" was used as the object of analysis in this study. The analysis showed a conclusion that there are a few of greeting words "hello" in Russian language which the use depends on the situation or to whom the greeting words are spoken. Adjustments in the use of the greeting words "hello" in accordance with the theory used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Alrina
"Bahasa Jawa Dialek Surabaya (BJDS) adalah salah satu subdialek dari diaek Bahasa Jawa Timur (BJT), yang merupakan bagian dari Bahasa Daerah Jawa (BJ). BJDS in imemiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh dialek-dialek bahasa Jawa lainnya, seperti misalnya penggunaan bentuk-bentuk sapaan rek, cak, cuk, ning, peno. Kekhasan bentuk sapaan dalam BJDS tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak terdapat di daerah penyebaran dialek-dialek bahasa Jawa lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan bentuk-bentuk sapaan dalam BJDS tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum biasanya berpengaruh terhadap pemilihan bentuk sapaan dalam BJ yang dianggap baku. Faktor-faktor tersebut menyangkut hal seperti jarak sosial, situasi, dan topik pembicaraan. Selain itu, penggunaan bentuk sapaan dalam BJDS lebih mudah memperlihatkan dimensi hubungan sosial antarpenuturnya karena bentuk sapaan yang dipergunakan lebih sederhana dan khas. Dimensi hubungan sosial mencakup hubungan dimensi vertikal dan horisontal, sedangkan situasi pembicaraan adalah situasi di mana pembicaraan itu berlangsung, topik pembicaraan menyangkut masalah yang sedang dibicarakan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
"Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya.

In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Eun Hee
"Tesis ini membahas penggunaan kata sapaan dalam buku-buku percakapan bahasa Korea yang ditulis oleh orang Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menganalisis penggunaan kata sapaan dalam buku yang tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan kata sapaan dalam buku-buku percakapan bahasa Korea yang ditulis oleh orang Indonesia. Data penelitian ini adalah buku-buku percakapan bahasa Korea yang berjudul Cepat Mudah dan Praktis Kuasai Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea, Gampang Praktis Berbicara Bahasa Korea, Mendadak Pintar Berbicara Bahasa Korea, Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea dan Pintar Bahasa Korea. Teori yang dipakai untuk menganalisis penggunaan kata sapaan dalam percakapan bahasa Korea tersebut adalah teori kata sapaan oleh S. Ervin-tripp, teori SPEAKING yang dikemukan oleh Dell Hymes yang menghasilkan konteks percakapan, teori konteks sosial dan Interaksi di antara penutur dan mitra tutur oleh Holmes. Untuk melihat penggunaan kata sapaan ini buku-buku percakapan bahasa Koreayang ditulis oleh orang Korea dipakai sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian penggunaan kata sapaan dalam buku-buku percakapan bahasa Korea dan penyebabnya. Ketidaksesuaian penggunaan kata sapaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan sistem kata sapaan bahasa Korea dan bahasa Indonesia dan juga konteks sosial. Kata sapaan bahasa Korea ini merupakan bagian dari konteks sosial budaya Korea yang mempengaruhi penggunaan bahasa. Penelitian ini bermanfaat dalam pengajaran bahasa Korea di Indonesia karena memberikan informasi bahan ajar bahasa Korea yang baik.

This thesis discusses the use of Korean address terms found in Korean conversation books which are written by Indonesian. This research is a qualitative research which aims to analyze the use of Korean address terms. Data of this research are Korean conversation books written by Indonesian, entitled Cepat Mudah dan Praktis Kuasai Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea, Gampang Praktis Berbicara Bahasa Korea, Mendadak Pintar Berbicara Bahasa Korea, Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea dan Pintar Bahasa Korea. In analyzing the data, this research uses Address Term Theory by S. Ervin-tripp, SPEAKING theory of Dell Hymes, Social Context and Interaction between interlocutors by Holmes.
The result of this analysis shows that there are some inappropriatenesses found in those conversation books related to the use of Korean address terms. These inappropriatenesses are caused both by the difference of addressing system between Korean and Indonesian and by the difference of social context from two countries which influences the use of language. This thesis is useful to enable Indonesian learn Korean
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halidia
"ABSTRAK
Tesis ini menggunakan sebuah novel sebagai kasus dari penggunaan kata sapaan bahasa Jepang dengan menggunakan metode kualitatif yang meliputi studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana kata sapaan digunakan dalam novel tersebut . Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis-jenis kata yang digunakan sebagai kata sapaan dalam novel ini adalah istilah kekerabatan, nama+istilah kekerabatan, nama lengkap, nama keluarga+sufiks, nama keluarga, nama kecil, profesi, dan pronomina persona. Penggunaan kata-kata tersebut merefleksikan hubungan antara penutur dan mitra tuturnya.

ABSTRACT
This research used a novel as a case of the use of terms of address and reference in Japanese language by using qualitative method which included the study of literature. The purpose of this research is to explain how terms of address and reference was used in that novel. The result of this research showed that words used as terms of address and reference in this novel are kinship terms, name + kinship terms, full name, family name + suffix, family name, first name, profession, and personal pronouns. The use of those words reflected the relationship between speaker and the addressee. "
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmania
"Skripsi ini memaparkan jenis-jenis kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Baduy. Selain itu, skripsi ini juga membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi digunakannya suatu jenis kata sapaan di Baduy sehingga dapat diketahui sistem sapaan masyarakat Baduy. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian ini berupa jenis-jenis kata sapaan, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta sistem sapaan masyarakat Baduy. Hasil penelitian Kata Sapaan dalam Bahasa Baduy ini merupakan suatu bentuk pendokumentasian bahasa suku Baduy pada masa ini.

The focus in this study is kinds of term of address in Baduy society. Besides that, it also focus in factors that influential the term of address in Baduy society so the address system in Baduy will be ascertainable. This research is qualitative descriptive interpretive.
The result in this study is kinds of term of address in Baduy society, factors that influential the term of address in Baduy society, and also the system of address in Baduy society. This study is a documentation about Baduy ethnic language in this time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10735
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>