Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roufan Naqib
"Saat ini, tidak jarang teknologi berupa algoritma digunakan untuk meminimalkan bias manusia dalam proses pengambilan keputusan dikarenakan pemrosesan dan prediksi algoritma dapat dikalkulasi, mendorong prediksi yang netral, tidak melibatkan bias, dan non-diskriminatif dalam membantu manusia mengambil keputusan. Kendati demikian, melalui langkah dekonstruksi Derrida dan mekanisme différance, penulis berargumen wacana tersebut secara inheren merupakan hal mustahil. Melalui analisis dekonstruktif, penulis membongkar gagasan tentang algoritma netral dan non-diskriminatif yang pada dasarnya dioperasikan sistem yang akan selalu terikat dengan jejak-jejak yang-lain, menyebabkan algoritma prediktf selalu parsial dan tidak penuh. Oleh sebab itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa pengejaran terhadap netralitas algoritma prediktif akan selalu secara kuasi-transendental, mungkin-sekaligus-mustahil, dengan proses prediksi dan pemaknaan algoritma secara erat terkontekstualisasi dengan klasifikasi-klasifikasi data-data dan konteks makna yang dimunculkan.

Today, it is not uncommon for technology in the form of algorithms to be used to minimize human bias in the decision-making process within reason algorithmic processing and predictions could be calculated, thus encouraging neutral, unbiased, and non-discriminatory predictions in helping humans to make decisions. However, through Derrida's deconstruction and the mechanism of différance, the author argues that such discourse is inherently impossible. Through deconstructive analysis, the author dismantles the idea of a neutral and non-discriminatory algorithm that essentially operates a system that will always be bound by traces of the-other, causing predictive algorithms to always be partial and incomplete. Therefore, this research reveals that the pursuit of the neutrality of predictive algorithms will always be quasi-transcendental, possible-and-impossible, as the process of prediction and the meaning of the algorithm closely contextualized with the classifications of data and the context of meaning that is generated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lucy, Niall
Carlton South: Melbourne University Press, 1999
194 LUC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The work of Jacques Derrida has transformed our understanding of a range of disciplines in the humanities through its questioning of some of the basic tenets of western metaphysics. This volume is a trans-disciplinary collection dedicated to his work. The assembled contributions, on law, literature, ethics, gender, politics and psychoanalysis, constitute an investigation of the role of Derrida's work in the humanities, present and future. The volume is distinguished by work on some of his most recent writings, and contains Derrida's own address on "the future of the humanities"."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2001
e20385282
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Derrida, Jacques
"Signature event context -- Summary of "Reiterating the differences" -- Limited Inc a b c -- Afterword : toward an ethic of discussion"
Evanston, IL : Northwestern University Press, 1988
801.95 DER l (1);801.95 DER l (2);801.95 DER l (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bennington, Geoffrey
London: Routledge, 2000
194 BEN i (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Malden: Polity Press, 2016
194 DER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peeters, Benoît, 1956-
"This biography of Jacques Derrida (1930-2004) tells the story of a Jewish boy from Algiers, excluded from school at the age of twelve, who went on to become the most widely translated French philsopher in the world - a vulnerable, tormented man who, throughout his life, continued to see himself as unwelcome in the French university system."--Back cover.
This biography of Jacques Derrida (1930--2004) tells the story of a Jewish boy from Algiers, excluded from school at the age of twelve, who went on to become the most widely translated French philosopher in the world -- a vulnerable, tormented man who, throughout his life, continued to see himself as unwelcome in the French university system. We are plunged into the different worlds in which Derrida lived and worked: pre-independence Algeria, the microcosm of the Ecole Normale Superieure, the cluster of structuralist thinkers, and the turbulent events of 1968 and after. We meet the remarkable series of leading writers and philosophers with whom Derrida struck up a friendship: Louis Althusser, Emmanuel Levinas, Jean Genet, and Helene Cixous, among others. We also witness an equally long series of often brutal polemics fought over crucial issues with thinkers such as Michel Foucault, Jacques Lacan, John R. Searle, and Jurgen Habermas, as well as several controversies that went far beyond academia, the best known of which concerned Heidegger and Paul de Man. We follow a series of courageous political commitments in support of Nelson Mandela, illegal immigrants, and gay marriage. And we watch as a concept -- deconstruction -- takes wing and exerts an extraordinary influence way beyond the philosophical world, on literary studies, architecture, law, theology, feminism, queer theory, and postcolonial studies. In writing this compelling and authoritative biography, Benoit Peeters talked to over a hundred individuals who knew and worked with Derrida. He is also the first person to make use of the huge personal archive built up by Derrida throughout his life and of his extensive correspondence. Peeters' book gives us a new and deeper understanding of the man who will perhaps be seen as the major philosopher of the second half of the twentieth century."
Cambridge, UK : Polity Press, 2013
194 PEE d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ronardo Safendo
"Sejarah filsafat dipenuhi dengan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi bagaimana filsafat itu berkembang dan menjadi sebuah bidang yang terdiri dari bentukan segala aspek kehidupan seperti kebudayaan dan lingkup sosial yang sedang beriangsung. Filsafat dengan metodenya yang kritis dan reflektif dapat menjadi panduan dalam menemukan sebuah jalan keluar permasalahan. Namun sebuah jawaban yang diberikan filsafat tidak lagi menjadi sesuatu yang selalu mutlak, atau bukan sebuah warisan pemikiran atas permasalahan yang digunakan secara universal dan selamanya, bukan sebuah ketaatan buts terhadap kebenaran (semu).
Sebagaimana manusia, kebudayaan dan kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan yang terus menerus serta senantiasa dinamis, maka filsafat pun sebagai bagian dari kehidupan manusia harus senantiasa mengikuti tuntutan sosial sebagai wujud konkret dari akal budi manusia dalam menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik. Filsafat tidak lagi berada dalam menara gading yang hanya berfungsi sebagai panoptikon untuk mengawasi manusia, melainkan bagaimana filsafat harus turun dan lebih menyentuh kehidupan konkret dalam lingkup sosial yang nyata dan majemuk. Kita tidak dapat membuat sebuah garis besar haluan bagi manusia untuk menemukan kebenaran yang satu, yang baik dan yang benar untuk berlaku bagi seluruh manusia tanpa adanya unsur kritis dan reflektif dari filsafat yang sangat penting namun sering dilupakan demi mengejar sebuah ambisi pencapaian kebenaran yang justru bersifat sementara.
Sebagaimana kita ketahui sebuah kebenaran akan selalu memiliki kaitan dengan unsur kuasa dan kepentingan, sehingga tidak bisa kita terapkan secara membabi buta tanpa daya kritis. Dengan melihat situasi yang majemuk dan plural, maka diperlukan semangat emansipasi dan penghargaan terhadap suara-suara yang selama ini tidak didengar. Oleh karena itu dekonstruksi Derrida melanjuti semangat filsafat yang kritis dan reflektif dari kemapanan filsafat yang dianggap sudah berhenti dan mencapai kepenuhan dalam menjawab permasalahan. Derrida mendekonstruksi tradisi filsafat barat seperti fonologisme dan strukturalisme. Wujud konkret dekonstruksi sendiri lebih menonjolkan sisi etis dan politis di dalam kehidupan sosial, dengan selalu memurnikan dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Di dalam dekonstruksi tidak ada sebuah pencapaian kebenaran yang mutlak dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik, melainkan akan selalu mengawali proses pemurnian dan terbuka bagi segala peluang dan yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wigley, Mark
Cambridge, UK: MIT Press, 1997
720.1 WIG a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hobson, Marian
London: Routledge, 1998
194 HOB j (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>