Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karimatus Salisa
"Konsep kebahagiaan yang tercantum dalam naskah deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat, dalam kaitannya tidak hanya menyatakan merdeka sebagai negara tetapi juga mengupayakan ‘merdeka’ bagi warga negaranya sebagai manusia, layak dijadikan perenungan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alternatif cara pandang hidup yang bersifat proaktif agar kehidupan yang dijalani manusia menjadi bermakna dan akhirnya layak untuk dijalani melalui penggunaan metode reduksionis. Argumen utama yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah pengejaran kebahagiaan, dalam pandangan Bertrand Russell, adalah langkah fundamental untuk menemukan makna hidup yang autentik, sekaligus menciptakan kondisi kehidupan yang layak dijalani dengan penuh kepuasan dan makna. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis historis dan analisis kritis mengenai konsep kebahagiaan, serta menggunakan pemikiran Russell dalam konsep pengejaran kebahagiaan. Kesimpulannya, makna hidup harus ditemukan dan dijawab terlebih dahulu dan perlunya upaya menaklukan kebahagiaan melalui tindakan proaktif agar hidup menjadi layak dijalani.

The concept of happiness articulated in the Declaration of Independence of the United States, which emphasizes not only independence as a nation but also strives to achieve 'freedom' for its citizens as individuals, merits reflection. This study aims to offer an alternative, proactive perspective on life to ensure that human existence becomes meaningful and ultimately worth living, utilizing a reductionist method. The primary argument proposed in this research is that The pursuit of happiness, according to Bertrand Russell, is a fundamental step in discovering an authentic meaning of life, while simultaneously creating conditions where life becomes worth living with fulfillment and purpose. This research employs historical analysis and critical analysis of the concept of happiness, drawing on Russell's philosophy of the pursuit of happiness. In conclusion, life's meaning must first be discovered and addressed, and proactive efforts to conquer happiness are necessary to make life truly worth living."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra Atensi
"Kemiskinan yang terjadi di suatu negara menyebabkan terjadinya permasalahan sosial, kriminalitas, meningkatnya jumlah siswa putus sekolah, serta kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. Keinginan untuk dapat menolong orang lain dalam hal ini kaum fakir miskin berkaitan dengan kerelaan seseorang untuk dapat meluangkan dan mengorbankan apa-apa yang dia miliki, baik berupa waktu, tenaga, pikiran, serta materi untuk diberikan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan atas pertolongan yang diberikan (Myers, 1988).
Setiap orang yang (normal) senantiasa menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna dan berharga bagi keluarganya, lingkungan dan masyarakatnya, serta bagi dirinya sendiri (Bastaman, 1996). Dalam pandangan logoterapi hasrat untuk hidup bermakna akan memotivasi setiap orang untuk bekerja, berkarya, dan melakukan kegiatan-kegiatan penting lainnya- dengan tujuan agar hidupnya menjadi berharga dan dihayati secara bermakna.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dorongan yang membuat seseorang memilih menjadi relawan pemberdayaan masyarakat miskin, makna hidup yang dihayati oleh para relawan, serta alasan yang membuat mereka bertahan dengan berbagai tantangan serta konsekuensi yang dihadapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para partisipan menghayati hidupnya untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain. Terdapat beberapa faktor yang mendorong partisipan memutuskan untuk menjadi relawan antara lain adanya perasaan empati, minat & kecintaan terhadap sesuatu, dan dorongan untuk berbuat kebaikan dalam hidup. Alasan bertahan dipengaruhi oleh faktor adanya dukungan dari significant others, penghayatan kebahagiaan, serta keinginan untuk tetap memberikan manfaat dan kebaikan.

Poverty has caused the arousing of many other social problems namely high crime rate, malnutrition, schooling and health. The will to help the other - in this case the poor - is related to one's voluntarily to be willing to sacrifice everything one's has, whether it is time, body, or mind as well as to be willing to give materials to others without ever expecting any rewards based on what has given (Myers, 1988).
Every normal person has a desire to be meaningful and precious to his/her family, surroundings, society, and to him/herself (Bastaman, 1996). Based on Logotherapy point of view, to have a meaningful life is indeed every human being's main motivation. This is the very desire that has motivated every person to work, to dedicate and to do many other important activities so that his/her life is deeply regarded to be meaningful.
This research has a goal to see what particular motivation that stimulates a person to choose to become a volunteer, what kind of meaning of life that is being deeply regarded by them, and the reason what makes them cling to this kind of life with its challenges as well as consequences faced.
The result has shown that the participants are having a deep understanding that in life, they have to maximize their usability to their surroundings and to the others. There are several factors that encourage the participants to have chosen to become a volunteer which are the feeling of empathy, the feel of affection, and the desire to make good deeds in life. The reason why they keep clinging to this kind of life is the existence of significant others' support, a deep understanding upon happiness, and the desire to keep being able to give self-usability and good deeds."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baby Siti Salamah
"Penelitian ini menerapkan wawancara mendalam dan observasi terhadap dua belas orang partisipan laki-laki dewasa dengan pendekatan desain studi kasus. Mereka adalah residivis yang pernah menjalani hukuman penjara, bebas untuk jangka waktu tertentu dan selanjutnya ditahan kembali akibat melakukan tindak kriminal. Partisipan yang berproses menemukan makna hidup dapat bertahan menjalani kehidupan di masyarakat dan tidak kembali di penjara; menjaga perilaku yang tidak menularkan HIV kepada istri dan anakanak mereka; serta terlibat dalam pekerjaan membantu sesama mantan pecandu dan orang dengan HIV/AIDS. Makna hidup ditemukan dalam berbagai bentuk, di antaranya menentukan tujuan hidup, memperbaiki kesalahan, membangun keluarga dan relasi personal yang positif serta keterlibatan dalam aktivitas sosial. Proses pemutusan perilaku berisiko ditunjukkan dengan cara menghindari lingkungan sebelumnya dan melakukan kegiatan yang membuat partisipan merasa hidupnya bermanfaat untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. Sementara mereka yang tidak menemukan makna hidup ternyata kembali di penjara akibat perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkotika; menjadi perantara penjualan narkotika; melakukan tindak kriminal untuk mendapatkan uang pembeli narkotika, serta melakukan perilaku seks berisiko tinggi yang memungkinkan penularan HIV. Mereka mungkin memiliki keinginan untuk mengubah keadaan namun tidak melakukan tindakan nyata untuk mewujudkannya. Dalam penelitian ini ditemukan berbagai kebiasaan di antara narapidana, seperti tindak kekerasan, penyalahgunaan narkotika, penyewaan jarum suntik kotor, perilaku seks tidak aman dan pemasangan ‘tasbih’ (manik-manik) pada penis yang juga berisiko terhadap penularan HIV.

This study was conducted by using depth interview and observation towards twelve male subjects using the case study design. They are recidivists who have been imprisoned, being released for certain period of time and later on being re-arrested of the criminal cases. Participants whose found meaning in their life could remain staying in society and did not come back into the jail; preventing the HIV transmission to their wives and children; and being involved helping other drug addicts and people living with HIV/AIDS. Victor Frankl (1969) in logotherapy divided meaning in three stages, freedom of will, the will to meaning and the meaning of life. Those who did not find the meaning of life were getting back in prison due to drug abuse; mediating narcotics sales; commit criminal acts to get money for drugs, and engage in high-risk sexual behavior that enables the transmission of HIV. They may have a desire to change things but do not take any real action to make it happen. Meaning in life were found in various forms, such as setting goals in life; correcting the mistakes they have been doing; building a family and positive personal relation; and being involved in social activities. The termination of high risk behavior indicated by subject’s avoidance toward previous vulnerable environment and by doing some valuable works for family and community. This study also found common behavior among inmates inside the prison, such as violence, drug abuse, renting dirty needles, unsafe sexual behavior and inserting penile implant which also increasing the risk of HIV transmission.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Enza Azura Mundakir
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara makna hidup dengan well-being subyektif melalui peran mediasi pemaafan dan harapan pada 257 pekerja on call. Pada penelitian ini, pengukuran variabel dilakukan menggunakan Meaning in Life Questionnaire MLQ, Satisfaction with Life Scale SWLS, The Scale of Positive and Negative Experience SPANE, Adult Dispositional Hope Scale ADHS, The State Hope Scale SHS, dan The Heartland Forgiveness Scale SHS. Analisis data dilakukan menggunakan model mediasi ganda yang dikemukakan oleh Hayes 2013. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemaafan dan harapan secara signifikan memediasi hubungan antara makna hidup dan well-being subyektif dengan besaran efek total sebesar 0.2169 c = 0.2169, t 257 = 24.64.

ABSTRACT
This study was conducted to examine the relationship between meaning in life with subjective wellbeing through the mediation role of forgiveness and hope towards 257 on call workers. In this study, the measurement of variables was conducted using the Meaning in Life Questionnaire MLQ, the Satisfaction with Life Scale SWLS , the Scale of Positive and Negative Experience SPANE, the Adult Dispositional Hope Scale ADHS, the State Hope Scale SHS, and the Heartland Forgiveness Scale SHS. The data analysis was conducted using a double mediation method that was proposed by Hayes 2013. The findings of this study showed that forgiveness and hope significantly mediated the relationship between meaning in life with subjective wellbeing with the total magnitude of effect of 0.2169 c 0.2169, t 257 24.64."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Jose Matthew Aldo
"Trauma masa kanak-kanak merupakan salah satu pengalaman traumatis yang terjadi ketika individu memasuki rentang usia 1 hingga 12 tahun. Tingginya angka gangguan mental emosional dan depresi di DKI Jakarta menjadi pertanda kemungkinan adanya trauma masa kanak-kanak pada emerging adulthood di DKI Jakarta. Adanya trauma masa kanak-kanak dapat saja menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang masih mencari makna hidupnya.  Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara trauma masa kanak-kanak dengan makna hidup. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner secara daring, menggunakan alat ukur Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF) dan Three-Dimensional Meaning in life scale (3DM). Penelitian melibatkan 146 partisipan dengan rentang usia 18—25 tahun dan berdomisili DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara trauma masa kanak-kanak dan makna hidup (r (145) = -0,632, p < 0,01, two-tailed). Dari hasil tersebut, terdapat hubungan negatif antara trauma masa kanak-kanak dengan makna hidup.

Childhood trauma is a traumatic experience that occurs when individuals enter the age range of 1 to 12 years. The high rate of emotional mental disorders and depression in DKI Jakarta is a sign of the possibility of childhood trauma in emerging adulthood in DKI Jakarta. The presence of childhood trauma can be a challenge in itself for those who are still looking for the meaning of their lives. This research itself aims to determine the relationship between childhood trauma and the meaning of life. The research was carried out using an online questionnaire, using the Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF) and Three-Dimensional Meaning in life scale (3DM) measuring instruments. The research involved 146 participants with an age range of 18-25 years and domiciled in DKI Jakarta. The results showed that there was a significant negative relationship between childhood trauma and meaning in life (r (145) = -0.632, p < 0.01, two-tailed). From the results, we can conclude that there’s a negative correlation between childhood trauma and meaning in life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hubbard, L. Ron, 1911-1986
California: The Way to Happiness Foundation International, 2007
170.44 HUB w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Helaine Selin
"This book considers happiness and quality of life in non-Western countries and cultures. Its coverage is diverse and spans the breadth of the non-Western world, revealing unique perspectives of happiness and life quality embedded in rich cultural traditions and histories."
Dordrecht, Netherlands: Springer Science, 2012
e20400144
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sesilia Adiska Niramaya
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meninjau lebih lanjut hubungan antara emosi syukur dengan kepuasan hidup melalui peran mediasi pikiran positif dan makna hidup pada 585 individu dewasa. Pada penelitian ini, pengukuran variabel dilakukan menggunakan Gratitude Questionnaire-Six GQ-6, Automatic Thoughts Questionnaire-Positive ATQ-P, Meaning in Life Questionnaire MLQ, dan Satisfaction With Life Scale SWLS.
Analisis data dilakukan menggunakan model mediasi ganda seri yang dikemukakan Hayes. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pikiran positif dan makna hidup secara signifikan, baik serial maupun independen, memediasi hubungan emosi syukur dan kepuasan hidup dengan besaran efek total sebesar 0.6405 c = 0.640, t 581 = 16.002, p.

This current study was conducted as further review of the relationship between gratitude and life satisfaction through the role of positive thoughts and meaning in life mediation in 585 adults. In this study, measurements of variables were performed using Gratitude Questionnaire Six GQ 6, Automatic Thoughts Questionnaire Positive ATQ P, Meaning in Life Questionnaire MLQ, and Satisfaction With Life Scale SWLS.
Data analysis was done by using serial multiple mediation model which proposed by Hayes. Findings of this study show the existence of mediational effects of positive thoughts and meaning in life significantly, both serially and independently, in gratitude and life satisfaction relationship with total effect of 0.6405 c 0.640, t 581 16.002, p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erin Trivoni
"Kebahagiaan individu tidak hanya bergantung pada usia, tetapi pada yang menurut individu menjadi hal penting dalam kebahagiaannya, yaitu berkaitan dengan keluarga. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana asosiasi family life-course pada kebahagiaan di Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data SPTK tahun 2017, status perkawinan dan status orang tua memiliki peran penting dalam kebahagiaan di Indonesia. Hasil regresi linier OLS memperlihatkan bahwa indeks kebahagiaan tertinggi dirasakan setelah menikah dan memiliki anak berusia dewasa dan indeks kebahagiaan terendah terjadi ketika cerai hidup. Terdapat perbedaan pola lintasan kebahagiaan menurut jenis kelamin. Laki-laki lebih bahagia setelah menikah (baik sebelum maupun setelah memiliki anak) dan kebahagiaan menurun ketika melajang (baik sebelum menikah maupun ketika mengalami perceraian). Laki-laki merasakan kebahagian paling tinggi ketika menikah tanpa anak dan paling rendah ketika cerai hidup. Pada perempuan, kebahagiaan paling tinggi dirasakan sebelum menikah. Kebahagiaan perempuan menjadi lebih rendah ketika menikah dimana kebahagiaan terendah terjadi ketika anaknya masih berusia di bawah umur. Berdasarkan distribusi nilai indeks, kelompok Low merasakan kebahagiaan terendah ketika cerai hidup dan cerai mati. Sementara kebahagiaan paling tinggi dirasakan kelompok High ketika menikah dan belum memiliki anak.

How a person experiences happiness is not only dependent on age but also on what the individual deems important for their happiness, which is often related to family. This study aims to analyze the association of the family life-course and happiness in Indonesia. Based on the results of the 2017 SPTK analysis, marital status and parental status play significant roles in happiness in Indonesia. The results of the OLS linear regression show that individuals who are married with adult children experience the highest levels of happiness. Meanwhile, the lowest level of happiness is experienced by individuals who are divorced. There are differences in the happiness trajectories by gender. Men tend to feel happier after marriage, both before and after the arrival of children, and tend to be less happy when they are single, either before marriage or divorced/widowed. Men who are married without children experience the highest levels of happiness and the lowest is divorced. Meanwhile, for women, the highest levels of happiness are felt before married. Women tend to be less happy when they are married, with the lowest level of happiness experienced when they have young children. Based on the distribution of index values, the Low group experience the lowest levels of happiness when going through divorce or widowhood and the High group when they are married and do not yet have children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>