Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Aurelia
"Salah satu fungsi utama pasar modal adalah untuk mempertemukan pemodal dengan perusahaan yang membutuhkan modal untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dalam rangka menjaga keteraturan di pasar modal, terdapat lembaga-lembaga yang membentuk peraturan untuk mengawasi keteraturan tersebut. Salah satu ketentuan hukum yang dibentuk oleh BEI sebagai fasilitator pasar modal adalah pemberian sanksi Suspensi Efek. Ketentuan tersebut diatur pada Surat Keputusan Direksi PT BEI Nomor Kep- 00077/BEI/05-2023 Perihal Peraturan Nomor I-L tentang Suspensi Efek. Namun, pada praktiknya terdapat ketidakpastian hukum terhadap penerapan peraturan yang berkaitan dengan kondisi atau kriteria yang dapat menyebabkan suatu perusahaan tercatat dikenakan sanksi Suspensi Efek. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti ketentuan hukum mengenai penerapan sanksi Suspensi Efek pada perusahaan tercatat dan mengkaji pertimbangan yang digunakan oleh BEI dalam menerapkan sanksi Suspensi Efek dengan meneliti studi kasus Suspensi Efek yang diterapkan pada PT Waskita Karya Tbk. PT Waskita Karya Tbk disuspensi akibat penundaan pembayaran bunga dan/atau pokok obligasi, serta untuk menjaga perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien. Penelitian ini menggunakan metode penelitian doktrinal yang akan mengkaji peraturan perundang-undangan terkait, serta dilengkapi dengan studi kepustakaan dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hingga saat ini, tidak terdapat peraturan perundang-undangan pasar modal di Indonesia yang mengatur dengan jelas definisi atau kriteria dari perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien sehingga suatu perusahaan tercatat dapat disuspensi dengan kondisi tersebut. Selain itu, tidak juga terdapat peraturan yang menjelaskan mengenai kriteria yang dapat menjadi dasar pencabutan Suspensi Efek dengan kondisi tersebut. Penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa terdapat urgensi bagi BEI maupun OJK sebagai 2 (dua) lembaga yang memiliki hak untuk membuat peraturan di pasar modal untuk membuat panduan terkait kriteria perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien sebagai dasar penerapan sanksi Suspensi Efek dan juga membuat indikator yang menjadi dasar pencabutan sanksi Suspensi Efek.

One of the main objectives of the capital market is to connect investors with companies that need capital to run their business activities. To maintain an orderly capital market, institutions create regulations to supervise this orderliness. One of the legal provisions established by the IDX as a capital market facilitator is the sanction of Securities Suspension, regulated in the Decree of the Board of Directors of PT BEI Number Kep-00077/BEI/05-2023 Regarding Regulation Number I-L concerning Securities Suspension. However, there is legal uncertainty regarding the application of regulations on the conditions or criteria that can cause a listed company to face Securities Suspension sanctions. Therefore, this study aims to examine the legal provisions regarding the application of Securities Suspension sanctions on listed companies and to analyze the considerations used by the IDX in applying Securities Suspension sanctions by examining a case study of Securities Suspension applied to PT Waskita Karya Tbk. PT Waskita Karya Tbk was suspended due to delays in payment of interest and/or principal bonds, and to maintain orderly, fair and efficient Securities trading. This research uses a doctrinal research method, examining relevant laws and regulations, complemented by literature studies and interviews. The results of this research show that until now, there is no capital market regulation in Indonesia that clearly regulates the definition or criteria of orderly, fair, and efficient Securities trading to justify the suspension of a listed company. Additionally, no regulations explain the criteria for revoking Securities Suspension under these conditions. This study recommends that the IDX and OJK, as the 2 (two) institutions with the authority to enact regulations in the capital market sector, establish guidelines regarding the criteria for orderly, fair, and efficient Securities trading as the basis for applying Securities Suspension sanctions and establish indicators that become the basis for revoking such sanctions."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Patricia
"Suspensi adalah salah satu sanksi yang dapat dijatuhi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) apabila terdapat indikasi bahwa Perusahaan Tercatat melanggar ketentuan dalam Peraturan BEI. Dengan dijatuhi sanksi Suspensi oleh BEI, maka Saham Perusahaan Tercatat tidak dapat diperdagangkan di (a)pasar reguler dan pasar tunai atau (b)di seluruh pasar sekunder, termasuk pasar negosiasi. Apabila suatu saham telah disuspensi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh empat) bulan, maka BEI dapat melakukan forced delisting atau penghapusan pencatatan emiten terhadap Perusahaan Tercatat yang berkaitan. Namun, pada praktiknya, banyak Perusahaan yang telah disuspensi lebih dari 24 (dua puluh empat) bulan tetapi tidak juga di-delisting oleh BEI. Suspensi yang berlangsung lama tanpa batas waktu maksimal yang jelas menimbulkan ketidakpastian hukum dan merugikan para investor. Hal ini jelas bertentangan dengan tujuan dijatuhkannya sanksi suspensi sebagai bentuk perlindungan bagi investor. Skripsi ini akan membahas mengenai kesesuaian penerapan suspensi saham PT Bakrie Telecom Tbk dengan ketentuan III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004. Selain itu, akan ditinjau pula mengenai tindakan yang dapat dilakukan investor publik atas ketiadaan batas watuu suspensi yang dijatuhkan oleh BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan metode case approach dan comparative approach yang berdasarkan studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun tujuan perpanjangan suspensi PT Bakrie Telecom Tbk adalah untuk memberikan kesempatan kedua bagi perusahaan tercatat untuk dapat terus membenahi kondisi perusahaan, penerapan suspensi saham PT Bakrie Telecom Tbk oleh BEI tetaplah tidak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana diatur dalam ketentuan III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004, yaitu 24 (dua puluh empat) bulan karena PT Bakrie Telecom Tbk telah disuspensi dari 2019 hingga saat ini (2023). Untuk menghadapi ketidaksesuaian penerapan sanksi suspensi PT Bakrie Telecom Tbk, investor publik PT Bakrie Telecom Tbk dapat memilih untuk menjual saham tersebut di OTC (over the counter) atau menunggu sampai diangkatnya status suspensi oleh BEI dan menjual saham tersebut dengan periodic call auction di pasar reguler.

Suspension is one of the sanctions imposed by the Indonesia Stock Exchange (IDX) when there is an indication that the listed company violates the regulations of the IDX. With the imposition of a suspension sanction by the IDX, the shares of the Listed Company cannot be traded on the market. If a stock has been suspended for at least twenty-four months, the IDX may carry out a forced delisting or removal of the listed status of the related issuer. However, in practice, many companies have been suspended for more than twenty-four months but have not been delisted by the IDX, causing legal uncertainty which clearly contradicts the purpose of imposing suspension sanctions as a form of investor protection. This thesis discusses the appropriateness of applying the suspension to PT Bakrie Telecom Tbk in accordance with the regulation of III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004. Furthermore, it examines the actions that can be taken by public investors in the absence of a clear time limit for suspensions imposed by the IDX. This research employs a normative juridical approach with the case and comparative methods based on literature studies and interviews. The research findings indicate that although the purpose of extending the suspension of PT Bakrie Telecom Tbk is to provide a second chance for the listed company to improve its condition, the application of the suspension by the IDX is still not in line with the specified time limit of 24 (twenty-four) months according to the regulation III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004, as PT Bakrie Telecom Tbk has been suspended from 2019 until today, august 2023. To address the inconsistency in the application of the suspension sanction for PT Bakrie Telecom Tbk, public investors of PT Bakrie Telecom Tbk may choose to sell their shares over the counter or wait for the lifting of the suspension status by the IDX and sell their shares through periodic call auctions in the regular market."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ferry
"ABSTRAK
PT Bursa Efek Indonesia BEI merupakan penyelenggara perdagangan efek dan sistem perdagangan di Indonesia yang telah mendapatkan izin usaha dari BAPEPAM. Saat ini transaksi yang terjadi di BEI telah semuanya melalui sistem, yang membuat transaksi jual beli saham dapat terganggu apabila tingkat ketersediaan perdagangan dan layanan mengalami gangguan. Maksimal lamanya downtime yang diberikan oleh OJK dalam KPI korporat BEI adalah dua jam dan enam jam maksimal yang termasuk dalam proses bisnis kritikal. Oleh karena itu, BEI membutuhkan sebuah rencana kontingensi untuk proses bisnis kritikal yang komprehensif dan sesuai dengan standar internasional. Kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah ISO 22301 yang disesuaikan dengan kondisi organisasi. Hasil yang didapatkan adalah 52 proses bisnis dari sembilan divisi yang masuk dalam kategori kritikal dalam proses Business Impact Analysis, penilaian risiko, setelah itu kontingensi strategi untuk aset yakni karyawan, fasilitas dan tempat, SI/TI, dan catatan vital. Hasil terakhir yang disampaikan adalah usulan rencana kontingensi BEI.

ABSTRACT
Indonesia Stock Exchange IDX is a securities trading and trading system operator in Indonesia licensed by BAPEPAM. Currently the transactions that occur in the IDX have all gone through the system, which makes stock buying and selling transactions. Maximum downtime provided by OJK in the IDX corporate KPI is two hours and six hours maximum which is included in critical business process. Therefore, BEI requires a contingency plan for a comprehensive business process that is comprehensive and in line with international standards. The framework used in this research is ISO 22301 which is adjusted to data center condition of the organization. The result is that there are 52 business processes from nine divisions that fall into the critical category in the Business Impact Analysis process, a risk assessment is made, after which contingency Strategies for assets, facilities and places, SI TI, and vital records. The final result is the contingency plan for IDX."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prasit Prasetyawati
"Penulisan tesis ini bertujuan mengeksplorasi potensi risiko saham sektoral dengan menghitung nilai value at risk indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah toeri nilai ekstrim (Extreme Value Theory). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pola risiko saham sektoral Indonesia memiliki ketidaksimetrisan dengan nilai kemungkinan imbal hasil negatif lebih besar dari kemungkinan imbal hasil positif kecuali untuk saham sektor pertanian. Potensi risiko saham sektoral dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah : sektor industri dasar dan kimia, sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri barang konsumsi, sektor aneka industri, sektor perdagangan, sektor properti, sektor infrastruktur, dan sektor keuangan. Perhitungan nilai value at risk indeks harga saham dapat menjadi bahan pertimbangan untuk keputusan investasi pada saham.

This thesis explores the potential risk of equity price index in all sectors at Indonesia Stock Exchange. The objective reached by measuring its value at risk. The approach used in the study is Extreme Value Theory; it is used to measure the potential risk. The study shows the equity risk in all sectors at Indonesia Stock Exchange has an asymmetric pattern with its negative possibility value higher than the positive one; however, there is an exception for agricultural sector. The highest to the lowest values of potential risk in all sectors are: basic industry and chemical, agriculture, mining, consumer goods, miscellaneous industries, trade, property, infrastructure and finance. The value at risk of equity price index would be considerable for equity investment decision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahulla Zein Ihsan
"Penelitian ini menganalisis determinan rasio pembayaran dividen pada perusahaan sektor energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2023. Menggunakan model data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM), penelitian ini mengevaluasi pengaruh likuiditas, solvabilitas, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan aset terhadap rasio pembayaran dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki pengaruh negatif terhadap rasio pembayaran dividen, namun hanya profitabilitas yang signifikan pada tingkat kepercayaan 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sektor energi cenderung menahan laba untuk kebutuhan investasi jangka panjang, terutama di tengah fluktuasi harga energi dan transisi menuju energi baru terbarukan. Temuan ini mendukung teori keagenan, teori trade-off, dan teori pecking order, yang memberikan penjelasan terkait pengelolaan dana internal perusahaan di bawah ketidakpastian pasar. Penelitian ini juga merekomendasikan investor untuk mempertimbangkan strategi pendanaan perusahaan sebelum membuat keputusan investasi, serta memberikan saran bagi manajemen untuk menjaga transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan dana perusahaan.

This study analyzes the determinants of dividend payout ratios in energy sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2014 to 2023. Using a panel data model with the Fixed Effect Model (FEM) approach, this research evaluates the impact of liquidity, solvability, firm size, profitability, and asset growth on dividend payout ratios. The results indicate that all independent variables negatively influence the dividend payout ratio, with only profitability being significant at the 10% confidence level. This suggests that energy sector companies tend to retain earnings for long-term investment needs, particularly amidst energy price fluctuations and the transition toward renewable energy. These findings support agency theory, trade-off theory, and pecking order theory, which explain the management of internal funds under market uncertainty. The study also recommends that investors consider company funding strategies before making investment decisions and advises management to maintain transparency and efficiency in financial resource management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrilia Zahara
"Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa, bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengumuman buyback saham terhadap perilaku harga saham disekitar tanggal diumumkannya buyback. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2014 yang melakukan buyback saham. Sampel penelitian terdiri dari 45 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 98 data observasi. Variabel-variabel yang diteliti antara lain harga saham, IHSG, return, abnormal return (AR), dan cumulatif abnormal return (CAR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada harga saham, return, abnormal return (AR), dan cumulatif abnormal return (CAR), sebelum dan sesudah dilakukannya pengumuman buyback. Hal tersebut menandakan bahwa pengumuman buyback tidak membawa pengaruh apapun pada keempat variable tersebut. 2) Tidak signifikannya hasil uji harga saham, return, abnormal return (AR), dan cumulatif abnormal return (CAR) menandakan bahwa buyback tidak direspon positif oleh pasar, sehingga dalam pengujian hipotesis semistrong efficient market, tidak didapatkan hasil yang signifikan.

The research uses event study method in order to examine the effect of share buyback announcements on the behavior of stock prices around the announcement date. The sample used is listed companies in Indonesia Stock Exchange for the period 2004-2014 which had done buyback stock. The research sample consisted of 45 companies from the total 98 observations. The variables include stock prices, Jakarta Composite Index, Return, Abnormal Return (AR), and Cumulatif Abnormal Return (CAR).
The result showed that: 1) There is no significant differences on stock price, return, abnormal return (AR), and cumulative abnormal return (CAR), before and after the buyback announcement. This indicates that the buyback announcement did not bring any effect on the fourth variables. 2) In addition, the test results of stock price, return, abnormal return (AR) and cumulative abnormal return (CAR) which is not significant indicates that the buyback is not responded positively by the market. So, the result of testing the semistrong efficient market hypothesis showed no significant results.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Yadnyawati
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap employee engagementdi PT Bursa Efek Indonesi (BEI). Penelitian ini melakukan studi pengaruh sub variabel budaya organisasi sesuai dengan Organizational Culture Model dari Daniel R. Denison dan Aneil K. Mishra yang terdiri dari 4 traits budaya/ sub variabel yaitu : adaptability, mission, consistency, dan involvement terhadap sub variabel employee engagement dari Schaufeli & Bakker (2003) yaitu vigor,dedication, dan absorption. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada Karyawan PT BEI. Analisis data menggunakan bantuan SPSS-GLM (General Linier Model). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua sub variabel budaya organisasi (adaptability, mission, consistency, dan involvement) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap sub variabel employee engagement yaitu vigor sebesar 13.3 %, dedication sebesar 18.8%, dan absorption sebesar 12.4%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sub variabel mission memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap sub variabel dedication dan absorption. Sub variabel consistency memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap sub variabel vigor dari employee engagement.

Abstract
The focus of the thesis is about the influence of organizational culture on employee engagement in Indonesia Stock Exchange (IDX). This study investigated how each sub variables of organizational culture (adaptability, mission, consistency, involvement) has influenced sub variabes of employee engagement (vigor, dedication, and absorption). Data was collected using questionnaires given to the employees of IDX. Data was analyzed using SPSS-GLM (General Linier Model). The results of this study indicate that all subvariables of organizational culture have influence on all sub variables of employee engagement: vigor (13.3%), dedication (18.8%), and absorption (12.4%). Mission showed the significant influence on dedication and absorption.Consistency showed the significant influence on vigor."
2012
T32189
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Fadlunissa Kastari
"PT. Bursa Efek Indonesia (PT.BEI) merupakan sebuah bursa efek dengan bentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT), namun PT.BEI memiliki beberapa karakter yang berbeda dengan karakter badan hukumnya, dimana karakter tersebut lebih mencerminkan PT. BEI sebagai sebuah organisasi yang berbasis keanggotaan dibandingkan sebagai PT yang seharusnya merupakan sebuah persekutuan modal. Adapun pengesahan Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan membuka peluang demutualisasi bursa efek yang akan berimplikasi terhadap karakter dari PT. BEI. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk badan hukum yang ideal serta meninjau implikasi demutualisasi bagi PT. BEI dengan mempelajari dan mengambil contoh best practice dari bursa efek di negara lain yang telah melakukan demutualisasi seperti Amerika Serikat, Belanda dan Hong Kong. Penelitian ini merupakan penelitian hukum doktrinal dengan tipologi penelitian eksplanatoris. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan diperkuat dengan wawancara. Hasil penelitian menghasilkan bahwa bentuk badan hukum yang lebih ideal dengan karakteristik PT.BEI saat ini adalah Perkumpulan Berbadan Hukum. Adapun penerapan demutualisasi pada PT.BEI dapat menimbulkan implikasi positif antara lain meningkatkan daya saing PT.BEI secara global, meningkatkan rasa memiliki dan kepedulian masyarakat terhadap pasar modal Indonesia, serta meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik. Sementara implikasi negatif yang perlu menjadi perhatian adalah potensi benturan kepentingan dan potensi monopoli, untuk dapat meminimalisir potensi implikasi negatif tersebut dapat diterapkan beberapa solusi antara lain menyesuaikan beberapa peraturan pada PT.BEI, menetapkan batasan kepemilikan saham pada bursa efek, mendirikan bursa efek lain, serta menyesuaikan kewenangan SRO pada PT. BEI.

Indonesia Stock Exchange (IDX) is a stock exchange with a legal entity in the form of a limited liability company. However, in carrying out its role as a stock exchange, IDX has several characteristics that differ from its legal entity, which more reflect IDX as a membership-based organization rather than a capital association. The enactment of Law No. 4 of 2023 about Strengthening the Financial Sector provides an opportunity for the demutualization of the stock exchange, which will have implications for the characteristics of IDX and impact the dynamics of the capital market in Indonesia. This study aims to examine the ideal legal form of legal entity for IDX according to its characteristics and review the implications of demutualization for IDX by studying and taking examples of best practices from stock exchanges in other countries that have demutualized such as United States, Netherlands, and Hong Kong. This research is a doctrinal legal research with an explanatory research typology, using secondary data obtained through literature studies which are further strengthened by interviews. The research findings indicate that the more ideal legal form for IDX with its current characteristics is a Legal Entity Association with its rights, position, and authority detailed in its Articles of Association. Regarding the implications of demutualization for IDX, it can have positive impacts such as increasing the global competitiveness of IDX, increasing public ownership and concern for the Indonesian capital market, and improving corporate governance. However, there are also negative impacts that need to be addressed, including potential conflicts of interest and monopolistic tendencies that may occur. There are several solutions to minimize these negative impacts, such as setting limits on stock ownership in the stock exchange, establishing stock exchanges, and adjusting the authority of the Self-Regulatory Organization (SRO) in IDX."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Nora Nurbetti
"Penelitian ini menganalisis pengaruh hutang terhadap market power perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2010. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hutang, dimana hutang dibagi menjadi hutang pada tahun sekarang (hutang tahun t) dan hutang tahun sebelumnya (hutang tahun t-1). Selain variabel independen, dalam penelitian ini digunakan juga variabel kontrol berupa ukuran perusahaan, struktur aset, dan pertumbuhan perusahaan. Market power dengan menggunakan proksi markup dan Lerner Indeks menjadi variabel dependen dalam penelitian ini. Untuk analisis selanjutnya, hutang juga dibagi menjadi hutang tinggi dengan ketentuan rasio utang di atas 50%, yang disebut sub-sampel.
Hasil yang diperoleh adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara hutang dan market power dengan proksi Lerner Indeks pada sampel keseluruhan, sedangkan pada sub sampel pengaruh hutang terhadap market power adalah positif tetapi tidak signifikan.

This study analyses the impact of debt to market power of non-financial companies listed in Indonesia Stock Exchange for the year 2007 to 2010. Independent variable in this study is debt, which is divided into current debt and prior year debt. In addition to the independent variable, this study also uses control variables such as firm size, tangibility, and growth. Dependent variable in this study is market power using markup proxy and Lerner Index proxy. In further analysis, debt is divided into high debt with the debt ratio above 50% called sub-sample.
The result for the whole sample shows that there is a positive and significant relationship between debt and market power using Lerner Index proxy for the entire sample. Nevertheless, the effect of debt to market power is positive albeit insignificant in the sub sample.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikral Bima E
"Efektivitas dan eksistensi value premium belakangan ini dipertanyakan karena kinerja growth stock sering kali lebih unggul dibandingkan value stock. Penelitian ini mengeksplorasi eksistensi value premium di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2023 dengan menggunakan konsep Value Premium, Efficient Market Hypothesis, dan Bias of Growth Opportunity. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi T-Test dan Uji Mann-Whitney U Test. Hasilnya menunjukkan bahwa value stock tidak secara konsisten mengungguli growth stock, sehingga tidak terdapat eksistensi value premium di BEI pada periode tersebut. Investor disarankan untuk tidak hanya mengandalkan klasifikasi saham value dan growth, tetapi juga menggunakan strategi diversifikasi sektor.

The effectiveness and existence of the value premium have recently been questioned as growth stocks often outperform value stocks. This study explores the existence of the value premium in the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2013–2023 period using the concepts of Value Premium, Efficient Market Hypothesis, and Bias of Growth Opportunity. The analysis methods employed in this research include the T-Test and Mann-Whitney U Test. The findings reveal that value stocks do not consistently outperform growth stocks, indicating the absence of a value premium in the IDX during the analyzed period. Investors are advised not to rely solely on the classification of value and growth stocks but to adopt sector diversification strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>