Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162674 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Damayanti
"Sharenting adalah salah satu bentuk pengungkapan diri terkait informasi anak dan juga parenting yang dilakukan oleh orang tua di media sosial yang dapat berdampak positif bagi orang tua namun berdampak negatif bagi anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi motif sharenting (parental advice, social, impression management, informative-archiving dan economic motives) serta parental self-efficacy terhadap sharenting orang tua di Indonesia. Studi kuantitatif dilakukan pada 540 partisipan (509 perempuan dan 31 laki-laki, usia 23 – 57 tahun) yang memiliki anak, pernah mengunggah konten terkait anak di media sosial, dan tinggal di wilayah Indonesia. Pengumpulan partisipan dilakukan secar daring dengan menggunakan metode convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Pengukuran Sharenting, Skala Adaptasi Motif Sharenting, dan Subskala Efficacy Parental Sense of Competence. Hasil menunjukkan bahwa impression management motives, informative-archiving, economic motives, dan parental self-efficacy secara signifikan berkontribusi terhadap sharenting namun parental advice dan social motives tidak berkontribusi secara signifikan terhadap sharenting. Hasil penelitian ini dapat digunakan para praktisi psikologi untuk memberikan psikoedukasi kepada orang tua terkait sharenting yang aman dilakukan tanpa harus merugikan anak di masa depan.

Sharenting is a form of self-disclosure related to child information and also parenting conducted by parents on social media that can have a positive impact on parents but negatively impact the child. The purpose of this study is to find out the contribution of sharenting motives (parental advice, social, impression management, informative-archiving and economic motives) and parental self-efficacy to sharenting among Indonesian parents. Quantitative studies were conducted on 540 participants (509 women and 31 men, aged 23 – 57 years) who had children, had uploaded child-related content on social media, and lived in Indonesia. The collection of participants was conducted online using convenience sampling method. The measuring instruments used are Skala Pengukuran Sharenting, Skala Adaptasi Motif Sharenting, and Efficacy subscale of Parental Sense of Competence. The results showed that impression management motives, informative-archiving, economic motives, and parental self-efficacy significantly contributed to sharenting but parental advice and social motives did not contribute significantly to sharenting. The results of this study can be used by psychology practitioners to provide psychoeducation to parents related to safe sharenting done without having to harm the child in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Cynthia Agrita Putri Rizwari
"Perkembangan teknologi mengubah perilaku pengasuhan orang tua dengan membagikan informasi mengenai anak di media sosial yang disebut sharenting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi motif sharenting, parental satisfaction, dan trait kepribadian conscientiousness terhadap sharenting. Partisipan penelitian adalah 550 orang (33 laki-laki dan 517 perempuan) dengan rentang usia 23-57 tahun (M = 32,47 tahun, SD = 5,53). Partisipan diperoleh dengan metode convenience sampling dan pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur penelitian ini adalah SPS (Skala Pengukuran Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), Satisfaction Scale (subskala dari Parenting Sense of Competence Scale; PSOC) dan IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker-25). Hasil uji regresi berganda menemukan bahwa motif sharenting dan trait kepribadian conscientiousness secara bersama-sama berkontribusi sebesar 35,5 persen terhadap sharenting. Economic, informative-archiving, dan impression-management motives berkontribusi secara signfikan terhadap sharenting. Sementara itu, parental-advice dan social motives, serta parental satisfaction tidak berkontribusi terhadap sharenting.

The development of technology shaped new parenting behavior by sharing information about their children on social media, this phenomenon is called sharenting. This study aimed to find out the contribution of sharenting motives, parental satisfaction and the conscientiousness personality trait towards sharenting. Participants were 550 parents (33 men and 517 women), aged 23-57 years old (M = 32,47 years, SD = 5,53). Participants were selected using convenience sampling method and data were collected online. The measurements were SPS (Skala Pengukuran Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), Satisfaction Scale (subscale from Parenting Sense of Competence Scale; PSOC) and IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker-25). Data were analyzed using multiple regression. Results showed that sharenting motives and conscientiousness together explain 35,5% of sharenting variance. Economic, informative-archiving and impression-management motives were found to contribute to sharenting significantly, while parental and social advice motives, as well as parental satisfaction did not contribute."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisah Siti Lasmi
"Sharenting merupakan perilaku orang tua dalam membagikan informasi (berupa foto, video dan kabar terkini) tentang anak-anak mereka di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi motif sharenting serta trait kepribadian intellect terhadap sharenting. Partisipan penelitian adalah 550 orang dengan rata-rata usia 32 tahun dan terdiri dari 33 laki-laki (ayah) serta 517 perempuan (ibu). Penjaringan partisipan dilakukan dengan metode convenience sampling dan pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur yang digunakan adalah SS (Skala Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting) dan IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool–Big Five Factor Marker–25). Analisis data dilakukan dengan metode stastistik deskriptif, uji beda Mann-Whitney, serta uji analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki perilaku sharenting yang tergolong rendah. Terdapat perbedaan sharenting yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan partisipan. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa motif sharenting dan trait kepribadian intellect secara bersama-sama menjelaskan sebesar 32.3% varians sharenting. Apabila dilihat secara masing-masing, penelitian menemukan bahwa impression managemement, informative-archiving, dan economic motives serta trait kepribadian intellect secara signifikan berkontribusi terhadap sharenting. Tetapi, parental advice dan social motives tidak berkontribusi terhadap sharenting. Terdapat beberapa keterbatasan penelitian dan disarankan untuk diteliti lebih lanjut.

Sharenting is parents’ behavior in sharing information about their children in the form of photos, videos, and the latest news on social media. This study aims to examine the contribution of sharenting motives and intellect personality trait on sharenting. Participants were 550 parents with an average age of 32 years old, consisted of 33 males (fathers) and 517 females (mothers). Participants were recruited by convenience sampling method and data were collected online. The instruments were SS (Skala Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), and IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker-25). Data were analyzed using the descriptive statistic, Mann-Whitney difference test, as well as multiple regression. The results showed that most of the participants had low sharenting. There were significant differences in sharenting based on gender, age, and education. In addition, the results of the study found that the sharenting motives and the intellect personality trait together explained 32.3% of the sharenting variance. When viewed individually, the study found that impression management, informative-archiving and economic motives, as well as intellect personality trait significantly contributed to sharenting. While parental advice and social motives did not contribute to sharenting. There were some limitations that should be studied in the future. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Salsabila
"Sharenting merupakan perilaku orang tua dalam membagikan informasi (berupa foto, video dan kabar terkini) tentang anak-anak mereka di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi motif sharenting (impression management, parental advice, informative-archiving, social, economic) dan trait kepribadian extraversion terhadap sharenting. Partisipan penelitian adalah 542 orang (23-57 tahun), terdiri dari 32 ayah serta 510 ibu. Penjaringan partisipan dilakukan dengan metode convenience sampling dan pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur yang digunakan adalah SPS (Skala Pengukuran Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting) dan IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool–Big Five Factor Marker–25). Analisis data dilakukan dengan metode stastistik deskriptif, uji beda Mann-Whitney, serta uji analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki perilaku sharenting yang tergolong rendah. Terdapat perbedaan sharenting yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan partisipan. Penelitian ini menemukan bahwa motif sharenting dan trait kepribadian extraversion secara bersama-sama menjelaskan sebesar 32% varians sharenting. Impression managemement, informative-archiving, dan economic motives serta trait extraversion secara signifikan berkontribusi terhadap sharenting, tetapi motif parental advice dan social tidak berkontribusi terhadap sharenting. Terdapat keterbatasan penelitian yang disarankan untuk diteliti pada penelitian selanjutnya.

Sharenting is parents’ behavior in sharing information about their children in the form of photos, videos, and the information on social media. This study examined the contribution of sharenting motives (impression management, informative-archiving, parental advice, social, and economic) and extraversion on sharenting. Participants were 542 parents (23-57 years old), consisted of 32 fathers and 510 mothers. Participants were recruited by convenience sampling method and data were collected online. The instruments were SPS (Skala Pengukuran Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), and IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker-25). Data were analyzed using the descriptive statistic, Mann-Whitney difference test, as well as multiple regression. The results showed that most of the participants had low level of sharenting (M=39.34; SD=9.88). There were significant differences in sharenting based on gender, age, and education. This study found that the sharenting motives and the extraversion together explained 32% of sharenting variance. Impression management, informative-archiving and economic motives, as well as extraversion significantly contributed to sharenting, while parental advice and social motives did not contribute to sharenting. There were some limitations that should be studied in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Praditya Ar Rizqi
"Sharenting mulai dijumpai sejak diciptakannya Facebook pada tahun 2007, 30% orangtua mengunggah satu foto anak mereka ke internet setiap hari dan 92% anak di bawah usia 2 tahun di Amerika Serikat sudah memiliki jejak digital. Di Indonesia gejala ini juga muncul di media sosial. Penelitian ini melihat kontribusi motif-motif sharenting, kesadaran akan risiko sharenting dan trait kepribadian narsisistik terhadap sharenting. Partisipan penelitian adalah 521 orang yang terdiri dari 31 Ayah serta 490 Ibu. Partisipan diperoleh dengan metode convenience sampling dan pengisian kuesioner dilakukan secara daring. Alat ukur penelitian adalah SS (Skala Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), SKRS (Skala Kesadaran akan Risiko Sharenting) dan NPI-11 (Narcissism Personality Inventory 11 item). Analisis data dilakukan dengan regresi berganda metode stepwise untuk mendapatkan variabel mana yang paling besar memberikan kontribusi terhadap sharenting. Secara berturut-turut variabel yang berkontribusi terhadap sharenting adalah motif manajemen impresi, trait kepribadian narsisistik, motif ekonomi, kesadaran akan risiko sharenting, motif sosial dan motif saran pengasuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki perilaku sharenting yang tergolong rendah dan kesadaran akan risiko sharenting yang tinggi, namun memiliki tingkat trait kepribadian narsisistik yang tinggi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk mengedukasi orang tua tentang kesadaran akan risiko sharenting agar dapat melakukan sharenting dengan bijak.

Sharenting began to be found since the creation of Facebook in 2007, 30% of parents upload one photo of their children to the internet every day and 92% of children under the age of 2 in the United States already have a digital footprint. In Indonesia, this symptom also appears on social media. This research looks at the contribution of sharenting motives, awareness of the risks of sharenting and narcissistic personality traits to sharenting. The research participants were 521 people consisting of 31 fathers and 490 mothers. Participants were obtained using the convenience sampling method and filling out the questionnaire was done online. The research measuring instruments are SS (Sharenting Scale), ASMS (Adaptation of Sharenting Motive Scale), SKRS (Sharenting Risk Awareness Scale) and NPI-11 (Narcissism Personality Inventory 11 items). Data analysis was carried out using a stepwise multiple regression method to determine which variables contributed the most to sharenting. Successively, the variables that contribute to sharenting are impression management motives, narcissistic personality traits, economic motives, awareness of the risks of sharenting, social motives and parenting advice motives. The research results showed that the majority of participants had relatively low sharenting behavior and high awareness of the risks of sharenting, but had high levels of narcissistic personality traits. The results of this research can be used as a basis for educating parents about awareness of the risks of sharenting so they can sharenting wisely."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devira Ayusta Putri
"Perilaku sharenting adalah perilaku membagikan informasil detail mengenai anak di media sosial dalam bentuk foto, video, ataupun tulisan yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak. Fear appeal merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengurangi perilaku maladaptif daring. Dengan merujuk pada Protection Motivation Theory, penelitian ini berupaya untuk melihat dampak dari pemberian video berisi pesan fear appeal dalam menurunkan perilaku sharenting di kalangan orang tua. Intervensi dengan desain eskperimental ini dilakukan kepada kelompok intervensi (N = 15) dan kelompok kontrol (N = 15) dengan pengukuran perilaku sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pemberian video berisi pesan fear appeal terbukti secara signifikan meningkatkan threat appraisal (p<0,05) dan intensi mengurangi sharenting (p<0,05) pada kelompok intervensi. Sementara itu, pemberian video berisi pesan fear appeal tidak signifikan dalam meningkatkan coping appraisal (p>0,05) dan mengurangi perilaku sharenting (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa video fear appeal yang digunakan dalam intervensi ini berhasil memunculkan perubahan pada respons kognitif dan afektif, namun tidak pada respons perilaku.

Sharenting could be defined as a behavior in which parents share detailed information about their children in the forms of photos, videos, or written posts on social media that can potentially cause harms to their children. Fear appeal is one of the techniques that can be used to reduce online maladaptive behavior. With reference to the Protection Motivation Theory, this study was carried out to examine the effect of fear appeal in reducing sharenting among parents. Intervention with experimental design was conducted to the experiment group (N = 15) and the control group (N = 15) with pre- and post-intervention behavior measurement. The results showed that the intervention using video with fear appeal message in the experiment group was effective in increasing threat appraisal (p<0,05) and intention to reduce sharenting (p<0,05), yet it was not effective in increasing coping appraisal (p>0,05) and reducing sharenting (p>0,05). These results indicated that the intervention using video with fear appeal message was able to bring about changes in cognitive and affective responses, but not in behavioral response."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayanti Dwi Putriani
"ABSTRAK
Studi ini berangkat dari maraknya kasus pelecehan seksual anak yang disebabkan oleh banyaknya unggahan mengenai anak di media sosial melalui tren sharenting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan orang tua terhadap tren sharenting serta potensi pelecehan seksual anak yang ada melalu tren ini. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan paradigma kontruktivisme, Selain itu, penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Pemaknaan dapat dilihat dari mind, self, dan society yang dimiliki oleh seseorang sehingga tergambar dalam perilaku yang dilakukan sehari-hari. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik yang digagas oleh Herbert Mead. Melalui wawancara dan observasi, diketahui bahwa orang tua tidak menyadari bahwa potensi pelecehan seksual anak dalam tren sharenting merupakan hal yang mungkin terjadi. Hal ini ditambah dengan anggapan orang tua bahwa anak yang masih kecil memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk bisa dilecehkan secara seksual. Masyarakat dan orang tua juga menilai bahwa tren sharenting dinilai sebagai hak asasi dari orang tua yang membuat orang tua berhak melakukan apa yang ia anggap benar berkenaan dengan anaknya dan media sosialnya.

ABSTRACT
This study is based on the rise of child sexual harassment cases caused by many uploads on children in social media through sharenting trend. This study aims to determine how the parent interpretation of sharenting trends and potential of child sexual harassment that exist through this trend. This study was using qualitative approach and using constructivism paradigm. In addition, this study using case study methods and data was collected with interview and observation. Meaning can be seen from the mind, self, and society owned by a person so reflected in the behavior carried out daily. The analysis in this study is using Symbolic Interactionism Theory initiated by Herbert Mead. Through interviews and observation, it is known that parents are unaware that there is some possibility of child sexual harassment in a sharenting trend. This is coupled with the parental assumption that young children have very little chance of being sexually harassed. Society and parents also consider that the sharenting trend was seen as a human right of parents who make parents entitled to do what they think is right regard to their children and social media.
"
2018
T51198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikni Mutiara Rachma
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh sikap amanah dan kecerdasan emosional terhadap self-efficacy orang tua dalam mengasuh anak autis. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk memberikan tambahan informasi dan sebagai landasan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya di bidang psikologi perkembangan dengan mengadopsi nilai dan ajaran Islam. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak autis. Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang didiagnosis Autism Spectrum Disorder (autis) pada sekolah yang menyelenggarakan pendidikan untuk anak autis. Data terkumpul sebanyak 33 responden. Penelitian ini menggunakan structured approach yang dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif. Penggunaan instrumen didasari validasi yang dilakukan dengan validitas konten. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan metode analisis multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan masing-masing dimensi pada variabel amanah dan kecerdasan emosional, terdapat pengaruh positif terhadap self efficacy.

This research is conducted to know whether there is the influence toward amanah attitude and emotional intelligence to the self-efficacy of parents in nurturing autistic child. The conclusion of this research will give the additional information and the foundation for the next research, especially in the developmental psychology by adopting the Islamic values. The population of this research is the parents that have the autistic child. The sample is the parents that their child is diagnosed Autism Spectrum Disorder (autism) in the school for autistic children. The data are collected from 33 respondents and analyzed using content validation. Then, for testing research hypothesis, it is used mutiple regression anaysis method. The result of this research shows that there is the relationship between amanah attitude variable and emotional intelligence variable that have positive influence toward self-efficacy of parents."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Wahyuningsih
"Peran Ekspektasi Orang Tua dalam Memoderasi Hubungan antara Parenting Self-Efficacy dan Hasil Terapi Anak = The Role of Parental Expectation in Moderating the Relationship Between Parenting Self-Efficacy and Children’s Therapy Outcome"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rizky Ambarwati
"Studi ini berangkat dari fenomena sharenting, yaitu perilaku orang tua berbagi informasi mendetil mengenai anak melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi melalui post mengenai anak di media sosial dapat membangun self; serta bagaimana negosiasi self yang terjadi secara offline juga terefleksikan dalam online self. Peran interaksi sosial dalam membentuk self tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia virtual. Analisis dalam penelitian menggunakan teori Interaksionisme Simbolik yang digagas Herbert Mead. Melalui wawancara dan observasi, diketahui bahwa individu menampilkan self melalui sharenting karena menganggap anak sebagai medium untuk menampilkan dirinya sendiri. Self yang ditampilkan melalui anak merupakan hasil akumulasi atas apa yang dialami di masa lalu dan hasil interaksi aktual yang terjadi di masa kini. Virtual society dapat pula memberikan tanggapan positif atas self, berupa penerimaan atau afirmasi. yang tidak didapatkan individu dari offline society. Implikasinya, melalui media sosial, self dalam berbagai keadaannya di dunia nyata dapat diproyeksi dari tema sharenting seseorang.

This research started out from the phenomenon of sharenting, the practice of a parent who shares a lot of detailed information about their child in social media. It aims to determine how interactions through posts about children on social media can build self; and how self negotiations that occur offline are also reflected in the online self. The role of social interaction in forming the self does not only take place in reality, but also happens virtually. This study used Symbolic Interactionism theory by Herbert Mead. Through interviews and observations, it is identified that individuals present self through sharenting because children are considered as the medium, resulting from events experienced in the past and interactions in the present. Virtual society could also provide positive feedback to the self, in the form of acceptance or affirmation, which was not found in offline society. The implication is, through social media, self in various situations in the real world could be reflected on someone?s theme of sharenting."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>