Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triana Noermalia
"Kemampuan literasi siswa Indonesia yang masih tergolong rendah sedikit banyak dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diaplikasikan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Kualitas guru sebagai fasilitator pembelajaran berkaitan dengan kompetensi komunikasinya dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengidentifikasi bagaimana kompetensi komunikasi guru sebagai komunikator dalam pelaksanaan program GLS sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang giat melakukan kegiatan literasi. Penelitian ini menggunakan konsep kompetensi komunikasi guru Rubin & Feezel (1986). Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam terhadap lima orang narasumber, tiga orang guru sebagai narasumber utama, serta kepala sekolah, dan satu orang siswa. Riset ini menemukan bahwa kompetensi komunikasi guru terlihat dari fleksibilitas dan perhatian guru terhadap siswa hingga dapat berkomunikasi dengan efektif dan sesuai. Komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik karena adanya fleksibitas guru. Guru yang bisa mendengarkan dan menerima aspirasi siswa, senantiasa mencari tahu apa yang memiliki keterkaitan dengan siswa, menjadikan siswa sebagai temannya namun tetap dapat bersikap tegas dalam konteks tertentu, dan senantiasa mencari celah untuk menarik perhatian siswa agar siswa tetap termotivasi untuk mengikuti kegiatan literasi.

The literacy ability of Indonesian students which is still relatively low is more or less influenced by the strategies that is applied in teaching and learning activities. The quality of teachers as learning facilitators is related to their communication competence in teaching and learning activities. This study aims to explore and identify how teacher communicationcompetence as a communicator in the implementation of the GLS program can produce students who are frequentlyinvolve in literacy activity. This study uses the concept of teacher communication competence Rubin & Feezel (1986). This research uses constructivism paradigm with a case study approach. This study collected data through in-depth interviews with five resource persons, three teachers as the main resource persons, as well as the principal, and one student. This research found that teacher communication competence is seen from the flexibility and attention of teachers to students so that they can communicate effectively and appropriately. Communication between teachers and students can run well because of the flexibility of the teacher. Teachers who can listen and accept students' aspirations, always find out what is related to students, make students friends but can think in certain contexts, always look for loopholes to attract students' attention to stick to literacy activities."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Rizki Padila
"Penelitian ini menganalisis tentang peran perpustakaan SMPN 85 Jakarta dalam mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Masalah yang ingin dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana peran perpustakaan sekolah dalam mendukung gerakan literasi sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran perpustakaan sekolah dalam  mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumen selama bulan Agustus-November 2022. Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria pihak yang terlibat. Hasil dalam penelitian ini adalah peran perpustakaan sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran perpustakaan sekolah dalam gerakan literasi sekolah ada dua yaitu inovator dan founder. Peran sebagai inovator  karena inovasi Perpustakaan sekolah dalam gerakan literasi sekolah. Inovasi yang dihasilkan yakni jadwal kunjungan perpustakaan (tahap pembiasaan), lomba pojok baca (tahap pengembangan) serta pojok baca (tahap pembelajaran). Peran sebagai founder karena Perpustakaan sekolah yang mengatur jalannya baik dari pra acara-pasca acara gerakan literasi sekolah yang diinovasikan oleh Perpustakaan sekolah.

This study analyzes the role of the SMPN 85 Jakarta library in supporting the School Literacy Movement. The problem to be discussed in this study is the role of the school library in supporting the school literacy movement. The purpose of this research is to identify the role of the school library in supporting the School Literacy Movement. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data collected using observation, interviews, and document analysis from August to November 2022. The informants were selected using a purposive sampling technique with criteria of the parties involved. The result of this study is the role of the school library in the School Literacy Movement. This research concludes that there are two roles of school libraries in the school literacy movement, namely innovators and founders. The role of an innovator is because of the innovation of the school library in the school literacy movement. The resulting innovations are library visit schedules (habitation stage), reading corner competitions (development stage), and reading corners (learning stage). The role of a founder is because the school library manages the running from the pre-event-post-event of the school literacy movement that was innovated by school library."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Mariyamah
"Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi literasi media baru tenaga perpustakaan sekolah di Kota Depok, Jawa Barat berdasarkan New Media Literacy Framework yang terdiri dari empat variabel literasi yakni functional consuming, critical consuming, functional prosuming, dan critical prosuming. Bagi tenaga perpustakaan sekolah, literasi media baru tidak hanya penting bagi diri mereka
sendiri tetapi juga untuk membimbing pemustaka yakni para siswa agar terhindar dari efek negatif media baru seperti berita palsu, provokasi, dan perundungan. Oleh karena itu, literasi media baru merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh tenaga perpustakaan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan kepada 44 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi functional consuming tenaga perpustakaan sekolah di Kota Depok masuk ke dalam kategori sangat baik, literasi critical consuming masuk ke dalam kategori baik, literasi functional prosuming masuk ke dalam kategori baik, dan literasi critical
prosuming masuk ke dalam kategori cukup baik. Kesimpulannya, literasi media baru tenaga perpustakaan sekolah di Kota Depok masih lebih mengarah kepada
kemampuan fungsional. Sehingga diharapkan adanya peningkatan kemampuan dalam berpikir kritis.

This research aims to map the new media literacy of school library staff in Depok, West Java based on the New Media Literacy Framework which consists of four literacies: functional consuming, critical consuming, functional prosuming, and critical prosuming. For school library staff, new media literacy is not only important
for themselves but also for guiding the students to avoid the negative effects of new media such as fake news, provocation, and ciber bullying. New media literacy is
one of the competencies that must be owned by school library staff. This study used a quantitative approach with survey methods and questionnaires as research
instruments. Respondents in this research were 44 school library staff. The results said that functional consuming literacy of school library staff in Depok was very good, critical consuming literacy was good, functional prosuming literacy was good, and critical prosuming literacy was quite good. The conclusion of this research is the functional skills of school library staff in Depok is better than their critical skills. They need to enhance critical thinking skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarsih
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kompetensi literasi informasi pustakawan Badan Litbang Kementerian Pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui literasi informasi pustakawan dan pengelola dengan menggunakan standar Information Literacy Competency Standards for Higher Education (ACRL). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survai. Responden dalam penelitian ini adalah pustakawan dan pengelola perpustakaan yang berjumlah 88 (delapan puluh delapan) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran sebagian besar pustakawan sudah melakukan hal yang sudah sesuai dengan standar kompetensi literasi informasi kecuali untuk beberapa indikator. Sedangkan berdasarkan latar belakang pendidikan, secara umum pustakawan dengan latar belakang pendidikan D3 merupakan pustakawan dengan kuantitas yang paling banyak menjawab dengan jawaban yang baik, kemudian diikuti dengan S1 dan D2. Peneliti menyarankan perlu dirancang program literasi informasi terhadap pustakawan dan pengelola perpustakaan di Badan Litbang Kementerian Pertanian. Selain itu diperlukan pendidikan tambahan bagi beberapa pustakawan untuk meningkatkan keahliannya dan Kementerian Pertanian perlu mengganggarkan dana bagi ketersediaan sarana dan prasarana perpustakaan Unit Kerja/Unit Pelayanan Teknis untuk mendukung keberhasilan visi dan misinya.

ABSTRACT
The purpose of this research was to determine librarians and library officers information literacy in Badan Litbang Kementerian Pertanian. This study aims to describe information literacy librarians by using standard Information Literacy Competency Standards for Higher Education (ACRL). This is a quantitative survey method. Respondents in this study was the librarians amount 88 (eighty-eight). The results indicate that most of the librarians have been doing indicators in accordance with the information literacy competency standards except for some indicators. While based on educational background, librarians with a background in D3 education are the the most responded with the good answer, then followed by S1 and D2. To remedy the deficiencies, the study recommends the necessary information literacy program designed to librarians in the Badan Litbang Kementerian Pertanian. To support the vision and mission of Badan Litbang Kementerian Pertanian, it also required additional education for some librarians to improve skills and also the Kementerian Pertanian should budgeting funds for infrastructure for Unit Kerja / Unit Pelayanan Teknis Badan Litbang Kementerian Pertanian."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erliya Wijayanty
"Perkembangan ilmu pengetahuan menjadikan keterampilan literasi informasi sebagai suatu kebutuhan bagi para siswa dalam membangun pengetahuannya dan menciptakan pemahaman dengan caranya sendiri. Terlebih dengan adanya perpustakaan sekolah sebagai sarana penyedia sumber informasi bagi kegiatan belajar mengajar, para siswa diharapkan dapat menggunakan informasi yang ada secara efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan literasi informasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Depok dalam mengerjakan tugas makalah dan juga mengidentifikasi peran serta perpustakaan sekolah dalam menunjang kebutuhan informasi para siswa SMP Negeri 4 Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survei dengan kuesioner. Kuesioner dibuat dengan menggunakan indikator-indikator dari standar kompetensi literasi informasi untuk tingkatan sekolah yaitu Information Literacy Standards for Student Learning: Standards and Indicators yang dibuat oleh American Association of School Librarians (AASL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII telah memiliki kemampuan literasi informasi yang baik dalam mengerjakan makalah dan perpustakaan sekolah sudah baik dalam penyediaan sumber informasi namun masih ada beberapa kekurangan.

Educational reform make information literacy skills a necessity as students to construct their own knowledge and create their own understandings. Moreover there is school library as the information resources center for learning and teaching activities at school, all of students are expected to use information effectively and efficiently.
This research aimed to identify information literacy skills of junior high students on eight grades at SMP Negeri 4 Depok on doing research papers and also to identify the contributions of school library for supporting the needs of junior high students at SMP Negeri 4 Depok. This research is a quantitative one using a survey approach with questioner. The questioners were constructed from the Information Literacy Standards for Student Learning: Standards and Indicators from American Association of School Librarians (AASL).
The results of this research show that junior high students on eight grades have good information literacy skills on doing their research papers and also school library have good contributions as the information resources center but still have flaws.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42059
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Caecilia Laras Nastiti Adhiyaningtyas
"Dewasa ini, sejumlah negara dan kelompok populasi masih menunjukkan rendahnya literasi finansial. Penelitian-penelitian terdahulu telah mengungkapkan bahwa keluarga merupakan agen sosialisasi yang paling berpengaruh terhadap literasi finansial individu. Nyatanya, masih banyak anak yang tumbuh di dalam keluarga dengan orang tua yang tidak pernah mendiskusikan topik keuangan. Oleh sebab itu, tujuan dari penulisan jurnal makalah ini adalah untuk memberikan kajian ilmiah mengenai peran pola komunikasi keluarga dan pengaruhnya terhadap literasi finansial dewasa muda. Dengan menggunakan metode tinjauan literatur, penulis melakukan analisis dan membuat kerangka berpikir melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan teori pola komunikasi keluarga dan literasi finansial. Dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi keluarga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap literasi finansial dewasa muda. Secara khusus, dewasa muda yang tumbuh dalam keluarga dengan orientasi percakapan menunjukkan literasi finansial yang lebih baik, sedangkan mereka yang tumbuh dalam keluarga dengan orientasi konformitas menunjukkan kurangnya literasi finansial.

Nowadays, a number of countries and population groups still exhibit low financial literacy. Previous studies have shown that family is the agent of socialization that is the most influential for one’s financial literacy. In fact, there are still many children who grow up in families with parents who never discuss financial topics. Therefore, the purpose of this paper is to provide a scientific study of the role of family communication patterns and their impact on young adults’ financial literacy. Through literature review method, the author analyzed various literature related to the family communication patterns theory and financial literacy. In conclusion, family communication patterns have a significant effect on young adults’ financial literacy. In particular, young adults who grew up in a conversation-orientation family showed better financial literacy, while those who grew up in a conformity-orientation family showed a lack of financial literacy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Mahvitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberjalanan praksis literasi pada siswa SDN Grojogan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Studi terdahulu yang membahas mengenai aspek-aspek yang berperan meningkatkan kemampuan literasi dikelompokkan dalam 2 aspek, yaitu aspek kecakapan (angka melek huruf latin dan rata-rata lama sekolah), dan aspek sumber daya literasi (perpustakaan, sekolah, taman baca, internet, komputer). Kedua aspek tersebut fokus menentukan kemampuan literasi berdasarkan data kuantitatif mengenai angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan jumlah sumber daya literasi fisik tulisan maupun teknologi yang tersedia. Kedua aspek tersebut mempersempit makna literasi dan mengabaikan konteks sosial budaya sehingga pembelajaran tidak tepat sasaran. Peneliti berargumen bahwa di samping aspek kecakapan dan sumber daya literasi, aspek berupa budaya yaitu melihat literasi sebagai praksis sosial berperan penting dalam meningkatkan kemampuan literasi pada siswa SD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi kepada 9 aktor literasi (guru, siswa, orang tua) di SDN Grojogan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum aktor literasi tidak mengenal dan memaknai literasi atau memaknainya secara sempit hanya sebagai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Terdapat berbagai tantangan yang dihadapi oleh aktor literasi dari kelas menengah ke bawah dalam praksis literasi, tetapi juga terdapat praksis literasi yang dapat dikembangkan dengan pendekatan literasi visual sesuai konteks sosial dan budaya siswa. Sekolah belum menjadi lokus literasi yang terhubung dengan baik dalam proses pembelajaran.

This research aims to analyze the implementation of literacy practices among students at SDN Grojogan in Nganjuk Regency, East Java. Previous studies that discuss aspects contributing to literacy skills can be categorized into two aspects: skill-related aspects (literacy rates in Latin script and the average length of schooling) and literacy resource aspects (libraries, schools, reading parks, internet, computers). Both aspects focus on determining literacy skills based on quantitative data regarding literacy rates, the average length of schooling, and the availability of physical and technological literacy resources. These aspects limit the meaning of literacy and overlook the socio-cultural context, resulting in ineffective targeting of learning. The researcher argues that in addition to skills and literacy resources, cultural aspects, which view literacy as a social practice, play a crucial role in improving literacy skills among elementary school students. This qualitative research uses in-depth interviews and observations with nine literacy actors (teachers, students, parents) at SDN Grojogan. The findings indicate that, in general, the literacy actors are unfamiliar with and have a shallow understanding of literacy, perceiving it merely as reading, writing, and arithmetic skills. Various challenges are faced by literacy actors, particularly those in lower-middle social class, regarding literacy practices. However, there are also literacy practices that can be developed using a visual literacy approach that aligns with the social and cultural context of the students. Schools have not yet become well-connected places of literacy within the learning process"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Suryadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman instruktur literasi informasi
perpustakaan Universitas Indonesia (UI) terhadap program literasi keuangan di
perpustakaan. Penelitian ini juga mengidentifikasi strategi yang dapat dijalankan
perpustakaan UI untuk meningkatkan literasi keuangan penggunanya. Penelitian
ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis hasil wawancara
terhadap informan menunjukkan bahwa informan secara keseluruhan telah
memahami dengan baik konsep literasi informasi. Sebagian besar informan
memahami bahwa perpustakaan UI perlu turut berperan serta dalam membangun
civitas academica atau pengguna perpustakaan yang memiliki kemampuan melek
keuangan (financial literate). Perpustakaan UI berpotensi untuk berperan sebagai
penyedia akses informasi yang berkaitan dengan keuangan untuk membantu
penggunanya memiliki kemampuan literasi keuangan. Strategi yang dapat
dilakukan perpustakaan UI untuk mendukung program literasi keuangan ini
diantaranya membangun kerjasama dengan lembaga bidang keuangan, meminta
bantuan pakar subjek (subject specialist) bidang keuangan dan dapat juga dengan
membuat percontohan program pelatihan literasi keuangan pada lingkup yang
lebih kecil di tingkat fakultas untuk diadopsi pada tingkat universitas

ABSTRACT
This research aims to know the understanding of information literacy instructor of
University of Indonesia (UI) library about financial literacy programs in libraries.
This study also identifies strategies that could be undertaken to improve financial
literacy of UI Library users. The study was conducted using a qualitative approach
and case study methods. Data collection is done by observation and interviews.
Analysis of the results of the interviews indicated that the informants have
understood the concept of information literacy very well. The majority of
informants understand that UI Library need to contribute in establishing financial
literacy program to develop financial literacy skills of UI civitas academica and
UI Library users. UI Library has the potential to become information access
provider of information sources related to the financial issues, to help its users to
have the capability of financial literacy. The strategy can be done by UI Library to
support this financial literacy program is by building cooperation with financial
institutions, asking the assistance of subject specialist, and may also by making
financial literacy training program on the small scale that can be adopted at
faculty or university level."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziizah Mutiara Yasti
"Dalam kurikulum 2013 yang menekankan pada student-centered learning, kemampuan literasi informasi siswa berperan penting. Kemampuan literasi informasi siswa yang baik akan mendukung keberlangsungan proses belajar mengajar terutama di dalam kelas. Sekolah tingkat menengah atas SMA di Jakarta umumnya terbagi menjadi dua jurusan, yaitu jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS dan siswa jurusan Matematika dan Ilmu Alam MIA . Kedua jurusan ini memiliki perbedaan dalam subjek, metode belajar dan gaya belajar. Sehingga, terdapat kemungkinan adanya perbedaan literasi informasi antara siswa dari kedua jurusan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan literasi informasi antara siswa jurusan Ilmu-Ilmu Sosial IIS dan siswa jurusan Matematika dan Ilmu Alam MIA di SMAN 103 Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer. Kuesioner disusun menggunakan indikator-indikator dari standar kompetensi literasi informasi untuk tingkat sekolah Information Literacy Standards for Student Learning yang dikembangkan oleh American Association of School Librarians AASL dan Association for Educational Communications and Technology.
Hasil deskriptif penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi siswa dari kedua jurusan IIS dan MIA termasuk ke dalam katagori baik dengan besar skor tiap indikator dalam rentang skala 3,43-4,23. Sedangkan untuk hasil uji-t, nilai signifikan sebagian besar indikator sebesar > 0,05, atau tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan literasi informasi antara siswa jurusan IIS dan MIA. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan literasi informasi siswa jurusan IIS dan MIA di SMAN 103 Jakarta. Hasil tersebut disebabkan karena kurikulum 2013 memungkinkan siswa dari kedua jurusan tersebut memilih mata pelajaran yang ada dalam mata pelajaran peminatan yang tidak berada dalam mata pelajaran wajib masing-masing jurusan. Hal ini mengakibatkan siswa jurusan IIS dan MIA mendapatkan pengalaman belajar yang nyaris sama sehingga kemampuan literasi informasi keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Kurikulum 2013 that emphasizes student centered learning, students 39 s information literacy skills play an important role. Good information literacy skills of students will support the continuity of teaching and learning process, especially in the classroom. High school SMA in Jakarta is generally divided into two majors, namely the Department of Social Sciences IIS and Departmen of Mathematics and Natural Sciences MIA . Both of these majors have differences in subject, learning method and learning style. Thus, there may be differences in information literacy skill between students from both departments. This study aims to find out whether there are significant differences in information literacy skills between students majoring in Social Sciences IIS and students majoring in Mathematics and Natural Sciences MIA at SMAN 103 Jakarta.
This research is a comparative research with quantitative approach using questioner to get primary data. The questionnaire was prepared using indicators of the Information Literacy Standards for Student Learning standard created by the American Association of School Librarians AASL and the Association for Educational Communications and Technology.
The descriptive results of this study indicate that students 39 information literacy skills from both IIS and MIA departments are catagorized as good within the range of 3.43 4.23, which is included in the good category. While for t test results, the p value of most indicators are 0.05, or there is no significant difference in information literacy skills between students of IIS and MIA. So it can be concluded there is no significant difference in the ability of information literacy students majoring in IIS and MIA at SMAN 103 Jakarta. The result is because the Kurikulum 2013 allows students from both majors to choose subjects that are in mata pelajaran peminatan that are not in mata pelajaran wajib. So students on each department get subjects with subjects, learning methods and learning styles typical in each department.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Anisa Amidha
"Banyak tenaga pendidik PAUD yang menyadari pentingnya kemampuan guru dalam meningkatkan pengetahuan tentang anak yang terlambat berbicara di kelas, khususnya pada bidang literasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Program Intervensi Fonetrik dapat meningkatkan kemampuan para guru PAUD dalam memfasilitasi literasi anak prasekolah dengan speech sound difficulties (SSD). Penelitian ini diikuti oleh 15 orang guru PAUD yang memiliki peserta didik dengan speech sound difficulties. Penelitian selama empat sesi ini mengukur dua ranah, yakni kognitif dan psikomotor. Pengambilan data kognitif dilakukan sebelum dan sesudah program intervensi (one-group pretest-posttest design) melalui instrumen LAP-SSD 1. Kemudian, data psikomotor diukur melalui instrumen LAP-SSD 2 pada sesi microteaching (one-group posttest design). Analisa statistik menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test serta asesmen pendukung berupa data deskriptif menunjukkan adanya perubahan skor secara signifikan baik pada ranah kognitif maupun psikomotor. Dengan demikian, Program Intervensi Fonetrik berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan guru dalam memfasilitasi literasi anak prasekolah dengan speech sound difficulties. Limitasi serta rekomendasi akan dituliskan dalam penelitian ini.

Many PAUD teachers are aware of the importance of teaching skills in increasing the knowledge of children with speech sound difficulties in class, especially in the area of literacy. The purpose of this study is to determine whether the Fonetrik Intervention Program can increase the ability of PAUD teachers regarding literacy of preschoolers with speech sound difficulties (SSD). There were 15 PAUD teachers who have students with speech sound difficulties that participated in this study. The two domains that were measured in this four-session study were cognitive and psychomotor. A one-group pretest-posttest research design to test the cognitive domain and a one-group posttest design to test the psychomotor domain. The LAP-SSD 1 instrument was used to gather cognitive data before and after the intervention program. Then, the LAP-SSD 2 instrument was used to collect psychomotor data throughout the microteaching session. Statistical analysis using the Wilcoxon Signed-Rank Test and supporting assessments in the form of descriptive data showed a significant change in scores both in the cognitive and psychomotor domains. As a result, the Fonetrik Intervention Program has a positive impact in enhancing teachers' ability to facilitate literacy of preschoolers with speech sound difficulties. This study will include limitations and recommendations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>