Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Salim Al Haddar
"Indonesia merupakan negara yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi dan cuaca yang cukup panas. oleh karena itu negara Indonesia membutuhkan alat pengering udara agar kelembaban dapat turun sampai titik nyaman untuk manusia. Pendingin udara pengering cair merupakan alternatif untuk teknologi dehumidifikasi udara karena dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi konsumsi energi utamanya. Penelitian ini melakukan penyelidikan eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara untuk mengetahui karakteristik cairan ionik. Untuk percobaan, kemasan terstruktur terdiri dari koil pendingin tabung bersirip. Dimana cairain ionik mengalir secara vertikal melalui koil pendingin dari atas ke bawah, sedangkan udara mengalir secara horizontal, menjadikannya konfigurasi aliran silang, dan air pendingin mengalir di dalam tabung. Penelitian ini akan menentukan pengaruh flow rate cairan ionik ini dalam penyerapan air di udara. Flow rate yang digunakan dalam peneletian ini sebesar 80, 100, 120, 150, 170 l/h. Nilai rata-rata delta rasio kelembaban pada dehumidifikasi berturut-turut adalah 2.8, 3.3, 4.1, 4.9, 5.5 g/kg. Sedangkan nilai rata-rata delta rasio kelembaban pada humidifikasi berturut-turut adalah 10.1, 8.3, 5.9, 4.5, 3.1 g/kg.

Indonesia is a country that has high humidity and hot weather. Therefore, Indonesia needs a dryer so that the humidity can drop to a comfortable point for humans. Air conditioning is an alternative to air dehumidification technology because it can improve air quality and reduce its main energy consumption. This study conducted an investigation to determine the ratio of humidity to air to determine the characteristics of ionic liquids. For the experiment, the structured packaging consisted of a finned tube cooling coil. In which the ionic liquid flows vertically through the cooling coil from top to bottom, while the air flows horizontally, setting up crossflow, and the cooling air flows in the tube. This study will determine the effect of the flow rate of ionic liquids on the absorption of air in the air. The flow rates used in this study were 80, 100, 120, 150, 170 l/h. The average value of the delta humidity ratio in dehumidification was 2.8, 3.3, 4.1, 4.9, 5.5 g/kg, respectively. While the average value of the delta humidity ratio in humidification is 10.1, 8.3, 5.9, 4.5, 3.1 g/kg, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafizh Saenal
"Indonesia merupakan negara yang memiliki karakteristik udara yang cenderung lembap, kelembapan yang cukup tinggi dapat memiliki berbagai macam masalah. Oleh karena itu untuk mengurangi kelembapan udara tersebut digunakanlah dehumidifikasi sehingga dapat menghasilkan kondisi udara yang nyaman dan sesuai dengan yang diinginkan. Dehumidifier yang digunakan pada penelitian ini yaitu desiccant dehumidifier dengan packed bed. Desiccant dehumidifier merupakan dehumidifier yang menggunakan ionic liquid sebagai cairan untuk menyerap uap air pada udara. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara agar dapat mengetahui karakteristik ionic liquid. Hasilnya terdapat sebesar 0,68 g/kg-0,93 g/kg uap air yang dapat diserap oleh Ionic liquid dalam penelitian ini yang merupakan hasil dari proses dehumidifikasi.

Indonesia is a country that has air that tends to be humid, the humidity which was high enough also cause a number of problems. Which is why to counter those problems people mostly using dehumidification to produce a desired air condition which is comfortable and suitable. Dehumidifier that is used for this research called desiccant dehumidifier using packed bed. Desiccant dehumidifier is a type of dehumidifier that used ionic liquid as a solution to absorb water vapor in the air. The research used an experimental study to know the humidity ratio for air in order to know the characteristics of ionic liquid. The result are as much as 0,68 g/kg-0,93 g.kg water vapor could be absorbed in the ionic liquid and there is a process of dehumidification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Septian
"Indonesia merupakan negara yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi dan cuaca yang cukup panas, oleh karena itu negara Indonesia membutuhkan alat pengering udara agar kelembaban dapat turun sampai titik nyaman untuk manusia. Sistem pengering udara lebih ramah lingkungan sebagai teknologi alternatif untuk proses penurunan kelembaban, terutama dalam kasus dengan muatan laten yang tinggi untuk menjaga kualitas udara. Teknologi ini lebih efisien di iklim panas dan lembab seperti Indonesia. Penelitian ini melakukan penyelidikan eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara untuk mengetahui karakteristik cairan ionik menggunakan alat pengering udara. Cairan ionik dalam percobaan ini akan melewati bilah kayu yang berfungsi sebagai alat penukar kalor, cairan ionik akan bersirkulasi selama kurang lebih dua jam. Eksperimen ini memvariasikan laju aliran cairan ionic dari 200 sampai 600 L/h dan didapatkan juga hasil rasio kelembaban yaitu -0.10 sampai -0.56 g/kg. Setiap kenaikan laju aliran besarannya juga akan semakin meningkat.

Indonesia is a country that has quite high humidity and fairly hot weather, therefore the country of Indonesia needs a dehumidifier so that humidity can drop to a comfortable point for humans. The dehumidifier system is more environmentally friendly as an alternative technology for the process of reducing humidity, especially in cases with high latent loads to maintain air quality. This technology is more efficient in hot and humid climates such as Indonesia. This study conducted an experimental investigation to determine the humidity ratio of air to determine the characteristics of ionic liquids using dehumidifier. The ionic liquid in this experiment will pass through a conventional wooden slats that functions as a heat exchanger, the ionic liquid will circulate for about two hours. This experiment varied the flow rate of ionic liquids at 200 to 600 L / h and the results of the humidity ratio were -0.10 to -0.56 g / kg. Every increase in the rate of flow will also increase the humidity ratio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilal Sidqi Rabbani
"Indonesia merupakan negara yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi dan cuaca yang cukup panas, oleh karena itu negara Indonesia membutuhkan alat pengering udara agar kelembaban dapat turun sampai titik nyaman untuk manusia. Sistem pengering udara lebih ramah lingkungan sebagai teknologi alternatif untuk proses penurunan kelembaban, terutama dalam kasus dengan muatan laten yang tinggi untuk menjaga kualitas udara. Teknologi ini lebih efisien di iklim panas dan lembab seperti Indonesia. Penelitian ini melakukan penyelidikan eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara untuk mengetahui karakteristik cairan ionik menggunakan alat pengering udara. Cairan ionik dalam percobaan ini akan melewati bilah kayu yang berfungsi sebagai alat penukar kalor, cairan ionik akan bersirkulasi selama kurang lebih dua jam. Eksperimen ini memvariasikan laju aliran cairan ionic dari 200 sampai 600 L/h dan didapatkan juga hasil rasio kelembaban yaitu -0.10 sampai -0.56 g/kg. Setiap kenaikan laju aliran besarannya juga akan semakin meningkat. Konsumsi energi di dunia meningkat setiap tahunnya, terutama dalam industri dan sektor transportasi. Konsumsi energi yang besar ini menghasilkan emisi karbon dioksida yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu cara untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon dioksida adalah dengan menggunakan sistem HVAC yang efisien.  Saat ini, banyak penelitian dilakukan untuk mencari solusi sistem HVAC yang lebih efisien. Salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan liquid desiccant. Liquid desiccant dapat digunakan untuk menghilangkan kelembaban dari udara, yang dapat mengurangi beban pada sistem pendingin ruangan dan menghemat energi.  Namun, penggunaan liquid desiccant masih belum banyak digunakan di sektor HVAC.

Indonesia is a country with relatively high humidity and hot weather, therefore, it requires air drying equipment to reduce humidity to a comfortable level for humans. Air drying systems are more environmentally friendly as an alternative technology for humidity reduction, especially in cases with high latent loads to maintain air quality. This technology is more efficient in hot and humid climates like Indonesia. This research conducted experimental investigations to determine the humidity ratio to air to understand the characteristics of ionic liquid using an air drying apparatus. In this experiment, the ionic liquid will pass through wooden blades that function as a heat exchanger, and the ionic liquid will circulate for approximately two hours. The experiment varied the flow rate of the ionic liquid from 200 to 600 L/h, and the resulting humidity ratio ranged from -0.10 to -0.56 g/kg. With an increase in the flow rate, the magnitude of the humidity ratio also increased. Energy consumption worldwide is increasing every year, especially in industries and the transportation sector. This high energy consumption results in harmful carbon dioxide emissions that negatively impact the environment and human health. One way to reduce energy consumption and carbon dioxide emissions is by using efficient HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) systems. Currently, extensive research is being conducted to find more efficient HVAC system solutions. One promising solution being developed is the use of liquid desiccants. Liquid desiccants can remove moisture from the air, reducing the load on the room's cooling system and saving energy. However, the use of liquid desiccants is still not widely adopted in the HVAC sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Indrawan
"Akhir-akhir ini, banyak perhatian ditunjukkan untuk meningkatkan Indoor Air Quality (IAQ) sejak merebaknya virus SARS dan SBS (Sick Building Syndrome) dalam skala besar di sistem pendingin udara untuk sebuah gedung. Dari permasalahan tersebut diperlukan sistem yang lebih efektif untuk menciptakan sistem ventilasi udara yang baik, dengan menyeimbangkan kebutuhan energi dan kualitas udara. Pendingin udara menggunakan ionic liquid merupakan alternatif teknologi dehumidifikasi udara konvensional, yang dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi konsumsi energi. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi sistem dehumidifikasi dan regenerasi yang baik. Untuk tahapan dalam eksperimen ini terdapat bagian yang dialirkan oleh ionic liquid berupa alat penukar kalor yang terdiri dari koil pendingin dan koil pemanas. Dengan ionic liquid mengalir secara vertikal melalui koil pendingin atau pemanas dari atas kebawah, sedangkan udara mengalir secara horizontal, dengan air panas dan dingin yang mengalir didalam alat penukar kalor tersebut. Temperature dari ionic liquid yang masuk dalam proses dehumidifikasi sebesar, 15.54 oC, 17.41 oC, dan 19.41 oC dengan nilai rata-rata delta rasio kelembapan pada dehumidifikasi berturut-turut adalah 5.54 g/kg, 3.42 g/kg, 3.36 g/kg. Untuk temperature dari ionic liquid mausk regenerasi sebesar 38.15 oC, 40.96 oC, dan 55.48 oC dengan nilai rata-rata delta rasio kelembapan regenerator berutur-turut adalah 4.59 g/kg, 5.36 g/kg, dan 9.15 g/kg. Nilai dari massflowrate udara yang digunkana dalam proses dehumidifikasi, sebesar 3.31 g/s, 5.88 g/s, dan 10.44 g/s dengan nilai rata- rata delta rasio kelembapan pada proses dehumidifikasi berturut – turut adalah 5.55 g/kg, 5.25 g/kg, dan 5.12 g/kg. Untuk masflowarate udara regenerasi sebesar 4.36 g/s, 6.86 g/s, dan 8.66 g/s dengan nilai rata- rata delta rasio kelembapan regenerator berturut-turut adalah 6.54 g/kg, 4.96 g/kg, dan 4.55 g/kg.

Lately, much attention has been to improve Indoor Air Quality (IAQ) since a large-scale outbreak of the SARS and SBS (Sick Building Syndrome) viruses in a building's air conditioning system. It requires an effective system to create a proper air ventilation system, balancing the energy needs and air quality. A liquid dryer air cooling is an alternative for the conventional air dehumidification technology, and it may enhance the air quality and reduce its primary energy consumption. Therefore, this study investigates a crossflow liquid desiccant dehumidification and regeneration system. For the experiment, the structured packing consists of a finned tube cooling or heating coil. Where ionic liquid flows vertically through the cooling or heating coil from top to bottom, while the air flows horizontally, making it a cross-flow configuration. Meanwhile, the cold or hot water flows inside the tube. The temperature of the ionic liquid entering dehumidification process is 15.54 oC, 17.41 oC, and 19.41 oC, with the average delta humidity ratio in dehumidification being 5.54 g/kg, 3.42 g/kg, 3.36 g/kg, respectively. For the temperature of the ionic liquid, the regeneration will be 38.15 oC, 40.96 oC, and 55.48 oC, with the delta average values of the consecutive humidity ratios of the regenerator being 4.59 g/kg, 5.36 g/kg, and 9.15 g/kg. The value of the mass flow rate of the air used in the dehumidification process is 3.31 g/s, 5.88 g/s, and 10.44 g/s, with the average value of the delta humidity ratio in the dehumidification process being 5.55 g/kg, 5.25 g/kg, respectively. And 5.12 g/kg. The regenerated air Mass flow rate of 4.36 g/s, 6.86 g/s, and 8.66 g/s, with the average delta value of the regenerator humidity ratio being 6.54 g/kg, 4.96 g/kg, and 4.55 g/kg, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliefka Satria Kusumah
"Rumah sakit mengonsumsi sejumlah besar energi, terutama pada sistem HVAC karena persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa kondisi lingkungannya sehat, nyaman dan aman. Maka dari itu, untuk mengurangi konsumsi listrik tanpa mengorbankan kenyamanan dan pada saat yang bersamaan juga meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, pemanfaatan Heat Pipe Heat Exchanger (HPHE) tipe-U disarankan. Sebuah studi eksperimental dilakukan untuk menyelidiki kinerja termal heat pipe yang berbentuk U dalam memulihkan panas udara buangan dari simulator ruang. HPHE tipe-U terdiri dari beberapa heat pipe tipe-U berbentuk tabung dengan air sebagai fluida kerja dan disusun staggered hingga dua baris. Diameter luar setiap pipa panas adalah 10 mm dan panjang 720 mm dengan tanpa fin. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu udara masuk. Pengaruh jumlah baris pipa panas dan kecepatan udara juga diselidiki. Percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu udara masuk, semakin efektif kinerja HPHE tipe-U. Kapasitas pendinginan sistem telah meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan suhu udara yang masuk ke koil pendingin sebesar 1,73 °C dengan efektifitas 7,64%. Hasil ini dicapai ketika menggunakan 12 HPHE tipe-U yang disusun staggered, kecepatan udara 1,5 m/s, dan suhu udara masuk evaporator 45 °C. Ketika kecepatan udara 2,5 m/s, sistem mencapai jumlah pemulihan panas terbesar yaitu 2190,425 kJ/jam.

Hospitals consume large amounts of energy, especially in HVAC systems because special requirements must be met to ensure that the environmental conditions are healthy, comfortable and safe. Therefore, to reduce electricity consumption without sacrificing comfort and at the same time also improve indoor air quality, the use of U-type Heat Pipe Heat Exchanger (HPHE) is recommended. An experimental study was conducted to investigate the thermal performance of U-shaped heat pipes in recovering exhaust air heat from the space simulator. The U-type HPHE consists of several tubular U-type heat pipes with water as working fluid and is arranged staggered up to two row. The outer diameter of each heat pipe is 10 mm and the length is 720 mm with no fin. A series of experiments were carried out to determine the effect of the incoming air temperature. The effect of the number of hot pipe lines and air velocity was also investigated. The experiment shows that the higher the temperature of the inlet air, the more effective the U-type HPHE is. System cooling capacity has increased. This is indicated by a decrease in the temperature of the air entering the cooling coil by 1.73 ° C with an effectiveness of 7.64%. This result was achieved when using 12 type-U HPHE which were arranged staggered, air velocity 1.5 m/s, and air temperature entering the evaporator 45 ° C. When the air velocity is 2.5 m/s, the system reaches the largest amount of heat recovery, which is 2190.425 kJ/hour."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Hidayat
"ABSTRAK
Proses pengeringan pada industri pangan digunakan untuk pengawetan
makanan yaitu dengan cara mengurangi kadar air sampai batas tertentu pada
makanan tersebut untuk disimpan dalam beberapa waktu. Ini dilakukan untuk
mencegah penurunan kualitas yang lebih buruk yang disebabkan oleh
mikroorganisme, perubahan temperatur dan kelembaban. Salah satu metode
pengeringannya adalah pengering semprot. Dalam proses pengeringannya,
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengeringan, diantaranya
adalah temperatur udara pengeringan, debit udara panas, massa bahan yang akan
dikeringkan dan rasio kelembaban udara. Pada daerah yang lembab dan bahan
yang sensitif lebih baik menggunakan pemanas refrigerasi dengan dehumidifier
karena dapat dihasilkan udara yang lebih kering sehingga efisiensi pengeringan
dapat ditingkatkan agar mendapatkan temperatur pengeringan seminimum
mungkin, sehingga mengurangi tingkat kerusakan kandungan materialnya.

ABSTRACT
The drying process used in the food industry for food preservation in the way to
reduce the moisture content till needed level on the food to be stored. This is done
to prevent a worse quality degradation caused by microorganisms, changes in
temperature and humidity. One method of drying is spray drying. In the drying
process, there are several factors that affect drying results, including the drying
air temperature, the hot air discharge, the mass of material to be dried and air
humidity ratio. In humid areas and sensitive material better use refrigeration
heating with dehumidifier because it can be produced more dry air so that the
drying efficiency can be improved in order to obtain a minimum drying
temperature, thus reducing the level of damage to its material content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1780
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Syaloom B.
"
ABSTRAK
Dalam industri pengkondisian udara, dapat ditemui beberapa sistem-sistem pengkondisian udara termasuk didalamnya sisitem perngkondisian udara untuk kategori nyaman, sistem pengkondisisan udara di industri atau sistem pengkondisian udara berdasarkan musim sepanjang tahun, tiap sistem tidaklah selalu sama keadaan dan kebutuhannya. Demikian juga halnya kandungan kelembaban (moisture) dalam udara yang dikondisikan akan berbeda berdasarkan sisitem pengkondisian yang digunakan, jumlah kandungan uap air diudara haruslah dikendalikan agar diperoleh kondisi yang diinginkan untuk tiap-tiap sistem. Untuk rnengurangi jumlah kandungan uap air digunakan dehumidifier. Dalarn tulisan ini dibahas suatu simulasi model dehumidifier yang mengunakan metode caoiing coil dehumidgficafion dan menggunakan R-22 sebagai media pendingin (refrigerant).
Simulasi dilakukan dengan mernvariasikan beberapa kondisi yaitu variasi alat dehumidifiernya sendiri ( variasi kondisi operasional) serta variasi kondisi udara luar yang memasuki koil pcndingin (Temperatur udara masuk , RH udara masuk dan laju massa udara masuk ). Data udara basah dan fluida prefrigeran diperoleh dengan bantuan pemrograman CATH. Analisa dilakukan dengan menghitung kondisi keluaran koil pendingin, dalam perhitungan dibuat beberapa asumsai dan batasan, hasil perhitungan ditampilkan dalam tabel dan grafik. Dari simulasi yang dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan karakteristik model dehumidifier terhadap variasi kondisi yang disimulasikan, kamkteristik yang menjadi pembahasan adalah kapasitas dehumidifikasi dan ternperatur udara keluar koil pendingin karena kedua parameter tersebut menjadi indikasi unjuk kerja dehumidifier tersebut.
"
1997
S36194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nobertus V.R.A.N.
"
ABSTRAK
Penurunan kadar kelembaban dan temperatur dalam teknik pengkondisian
Udara (air conditioning) sangat penting untuk menciptakan udara nyaman (human
Comfort) bagi manusia dan mendukung proses industri. Oleh sebab itu dibuat
model dehumidiiier dengan koil pendingin yaitu unit pengkondisi udara yang
beriimgsi mengurangi kadar kelembaban dan temperatur untuk mengetahui proses
Penurunan kelembaban, unjuk kerja model, dan perbandingan antara teori dengan
aktual proses penurunan kelembaban dan temperatur.
Pada model dehumidifier tenjadi proses penurunan kelembaban dan
temperatur yang terjadi jika temperatur rata-rata permukaan koil pendingin
(Appm-atus Dew Point) lebih rendah dari temperatur udara masuk. Terjadi
Perpindahan kalor laten dan kalor sensibel dari udara ke koil pendingin dan
Perubahan uap air dari udara menjadi air, sehingga jumlah kandungan uap air di
udara berkurang. Juga terjadi proses pemanasan ulang untuk menaikkan temperatur
udara dingin pada perbandingan kelembaban konstan dan penurunan kelembaban
relatif (Relative Humidiiy), dengan kondenser sebagai pemanas. Pada kedua proses
diatas ada udara yang di bypass sehingga mempengaruhi besar efisiensi koil.
Dengan mengambil data temperatur bola kering dan temperatur bola basah
dilakukan perhitungan-perhitungan dengan diagram psikrometrik. Hasil perhitungan
menunjukkan unjuk kerja yang kecil, karena etisiensi koil rendah akibat banyak
udara yang di bypass. Berarti konstruksi peralatan berpengaruh terhadap unjuk
kerja. Juga kecepatan aliran udara dan kuantitas udara masuk mempengaruhi
banyaknya uap air yang dipindahkan dari udara.
Unjuk kerja model ditunjukkan dengan besar jumlah kalor yang dipindahkan
Dada penumnan kelembaban dan ternperatur yaitu 8,586 kW pada keoepatan udara
rendah dan 10,153 kW pada kecepatan udara tinggi, dengan eiisiensi koil masing-
masing 0,343 clan 0,533 pada kecepatan udara rendah dan tinggi. Texjadi
penyimpangan antara kondisi aktual dengan teori, dimana pada proses pemanasan
ulang yang seeara teori terjadi pada perbandingan kelernbaban konstan, kondisi
aktual justru mengalami penambahan kalor total masing-masing sebesar 6,925 kW
dan 8,207 kW pada kecepatan udara rendah dan tinggi, serta terjadi penambahan
massa uap air.
"
1997
S36594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3370
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>