Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Qanita
"Kota metropolitan seringkali memiliki permasalahan perumahan, terutama pada harga lahan yang terbatas sehingga membuat tingginya harga rumah. Sedangkan rumah adalah kebutuhan dasar manusia. Incremental housing muncul sebagai salah satu respon terhadap isu tersebut. Incremental housing adalah konsep cara pembangunan rumah dengan perlahan atau bertahap. Perkembangan incremental house menyesuaikan kebutuhan penghuninya. Kebutuhan penghuni dapat diasosiasikan dengan kebutuhan manusia. Maslow (1970) membagi hierarki kebutuhan manusia menjadi delapan tingkatan: physiological, safety, love, esteem, desire to know and understand, aesthetic, self actualization dan self transcendence. Skripsi ini membahas keterhubungan incremental housing dengan Teori Motivasi Maslow. Studi literatur yang berkaitan dan observasi langsung perkembangan kasus incremental house dijadikan sebagai piranti penarik kesimpulan. Sehingga dapat terlihat bahwa terjadinya incremental house dimotivasi oleh perubahan kebutuhan (Teori Motivasi Maslow). Perkembangan incremental house ini terjadi secara terus menerus secara paralel hingga rumah dapat memenuhi seluruh kebutuhan penghuninya.

Metropolitan cities often have housing problems, especially with limited land prices leading to high house prices. But shelter is a basic human need. Incremental housing emerged as a response to this issue. Incremental housing is a concept of gradual built house. The development of the incremental houses adapt to the needs of its residents. Residents' needs can be associated with human needs. Maslow (1970) divides the hierarchy of human needs into eight levels: physiological, safety, love, esteem, desire to know and understand, aesthetic, self-actualization and self-transcendence. This thesis discusses the relationship between incremental housing and Maslow's Theory of Motivation. The study of related literature and observation of the development of the incremental house case serve as a tool for drawing conclusions. So it can be seen that the occurrence of the incremental house is motivated by changing needs (Maslow's Motivation Theory). The development of incremental houses occurs continuously in parallel until the house meets all the needs of its occupants."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Timoteus S.
"Di dalam Bab I dibicarakan latar belakang psikologi humanistik yaitu eksistensialisme dan unsur-unsur humanistik. Psikologi humanistik adalah suatu aliran psikologi yang dipelopori oleh Abraham. H. Maslow yang disebut kekuatan ketiga, dimana sebelumnya telah muncul psikoanalisa Sigmund Freud dan behaviourisme Watson dan Skinner. Psikologi humanistik telah meniupkan angin segar karena memandang manusia sebagai eksistensi yang utuh dan humanis. Eksistensialisme mempengaruhi teori motivasi A.H.Mas low ecara implisit, sedangkan pengaruhnya secara eksplisit tampak jelas pada tema aktualisasi diri dan kebebasan. Aktualisasi diri merupakan nilai tertinggi dalam eksistensialisme dan begitu pula dalam teori motivasi A.H. Maslow yang dibicarakan dalam Bab II.
Dalam Bab II dibicarakan teori motivasi A.H. Maslow yang merupakan suatu hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kebersamaan, kebutuhan harga diri dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri. A.H. Maslow berpendapat bahwa susunan hirarki kebutuhan itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang relatif lebih tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitasnya, artinya lebih matang kepribadiannya. A.H. Maslow juga membedakan motivasi menjadi dua yaitu motivasi defisiensi (D-motives) dan motivasi pertumbuhan (B-motives). Motivasi defisiensi adalah motivasi yang bersangkut paut dengan kebutuhan-kebutuhan dasar. Sasaran utama dari motivasi defisiensi adalah mengatasi peningkatan tegangan organismik pada individu karena defisiensi. Berbeda dengan motivasi defisiensi, maka motivasi pertumbuhan (metaneeds) adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk merealisir potensi-potensinya. Jika motivasi pertumbuhan tidak terpenuhi, maka individu akan sakit secara psikologis yang disebut metapatologi. Sebagai contoh: Jika seseorang mengalami gangguan motivasi pertumbuhan seperti kebenaran, maka metapologi yang muncul adalah kehilangan kepercayaan, sinisme, skeptisisme, kecurigaan pada orang tersebut.
Pada Bab III, dibicarakan teori aktualisasi diri A.H. Maslow yang merupakan kebutuhan tertinggi dari teori motivasinya. Untuk mencapai taraf ini maka terlebih dahulu harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Orang-orang yang telah berhasil mengaktualisir dirinya memiliki ciri-ciri khas yaitu kemampuan menangkap rea1itas secara akurat dan sepenuh -penuhnya; menaruh hormat kepada dirinya sendiri dan orang lain; penuh spontanitas, kesederhanaan, kewajaran; mempunyai komitmen moral yang tinggi; menunjukkan kemandirian yang lebih besar; kemampuan memberikan apresiasi; mengalami peak experiense, seperti pengalaman religius yang tinggi; mempunyai kreativitas yang tinggi, dan lain-lain.
Dalam Bab IV, diuraikan tentang kreativitas karena orang-orang yang telah mengaktualisir diri memiliki daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas bukan hanya tercermin dalam suatu produk atau ciptaan baru, melainkan juga dalam sikap. A.H. Maslow membedakan antara special talent creativeness, seperti bakat musik, melukis dan lain-lain, dan self actualizing (SA) creativeness, yang merupakan perwujudan dari keseluruhan kepribadian yang tampil dalam kehidupan sehari-hari. Menurut A.H. Maslow terdapat perbedaan antara kreativitas primer dan sekunder, begitupula antara proses primer dan proses sekunder. Apabila kreativitas menggunakan kedua proses yaitu proses primer dan sekunder sekaligus dalam proporsi dan urutan yang seimbang, maka disebut integritas creativity, dan dari kreativitas yang terintegrasi ini timbul karya agung dalam seni, ilmu pengetahuan dan falsafah.
Setelah kita membicarakan kreativitas dalam Bab IV, maka dalam Bab V akan dibahas kaitan antara kreativitas dan manajemen. Manajemen berarti proses untuk mengadakan sarana dan sumder daya serta mempergunakannya sedemikian rupa sehingga berhasil mencapai sasaran dengan efektif dan efisien. Dalam manajemen penting sekali membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threath) . Kalau peluang (Oppurtunity) dan kekuatan (Strength) cukup besar, padahal kelemahan (Weakness) dan a ncaman (Threath) sangat kecil , maka situasi ini merupakan petunjuk bahwa sasaran tepat dicapai dalam jangka pendek. Begitu pula sebaliknya. Seluruh jajaran dalam manajemen dituntut mempunyai daya kreativitas yang tinggi supaya sasaran manajemen tercapai dengan tepat. Namun untuk mengaktualisir kreativitas secara optimal sargat tergantung pada motif-motif individualnya. Sehubungan dengan itu, setiap manajer per1u mengetahui teori motivasi pada umumnya dan teori motivasi A.H. Maslow pada khususnya. Dengan demikian jelas kiranya bagi kita bahwa terdapat korelasi yang erat antara motivasi, kreativitas dan manajemen.
Sumber daya manusia adalah tema sentral dalam marajemen Oleh karena itu dalam Bab IV, A.H. Maslow melontarkan asumsi asumsi dasar tentang manusia. A.H. Maslow berpendapat bahwa manusia adalah mahluk yang bebas, mahluk yang rasiona1; mahluk yang harus di1ihat secara menye1uruh, mahluk yang berubah, dan mahluk yang tidak dapat diketahui sepenuhnya. Penulis sependapat dengan asumsi-asumsi dasar tentang manusia menurut A.H. Maslow, karena penolakan terhadap asumsi asumsi dasar tersebut manusia akan diperlakukan sebagai robot dan teralienisir. Kesimpulan yang terpenting dapat dikatakan bahwa pekerjaan dapat menjadi psikoterapi, psikogogik yang dapat membuat masyarakat dapat mercapai taraf aktualisasi diri. Pekerjaan adalah suatu hubungan timbal balik dalam masyarakat serta menimbulkan organisasi yang sehat dan pekerjaan cenderung untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Akhirnya dapat dikatakan pekerjaan dapat memperbaiki diri masyarakat dan dunia dalam arti suatu utopia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Parsaulian
"Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dinilai paling penting bagi masyarakat. Seiring dengan bertambahnya penduduk sekarang ini, maka kebutuhan akan rumah juga terus meningkat. Oleh karena itu, untuk dapat menunjang kebutuhan tersebut, dibangun lah perumahan secara massal. Namun, dengan memilih untuk tinggal di perumahan ada beberapa konsekuensi yang harus diterima oleh calon penghuni dan salah satunya adalah desain hunian yang seragam. Hal ini bertentangan dengan sifat personal rumah, sehingga saat penghuni masuk dengan kebutuhan yang spesifik dan personal, bentuk seragam dan universal dari rumah tersebut menjadi sebuah masalah. Maka dari itu muncullah sebuah keinginan untuk mengadakan perubahan dan salah satu solusi yang diambil oleh penghuni adalah adaptasi hunian. Dengan adanya adaptasi hunian akhirnya kebutuhan penghuni, yang pada awalnya tidak dapat terakomodasi dalam hunian, kini dapat terpenuhi. Dengan demikian, perlu ditelusuri lebih lanjut bentuk adaptasi seperti apa saja yang dipengaruhi oleh gaya hidup penghuni.

Housing is one of the basic needs that are considered the most important for the community. Along with the current population increase, the need for housing also continues to increase. Therefore, to be able to support these needs, real estate was built en masse. However, by choosing to live in real estate there are several consequences that must be accepted by prospective residents and one of them is a uniform residential design. This goes against the personal nature of the house, so when residents enter with specific and personal needs, the uniform and universal shape of the house becomes a problem. Therefore, there arose a desire to make changes and one of the solutions taken by residents was residential adaptation. With residential adaptation, eventually the needs of residents, which at first could not be accommodated in housing, can now be fulfilled. Thus, it is necessary to further explore what forms of adaptation are influenced by the lifestyle of the residents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ghina Fadhila
"Sebagai manusia, kita hidup dengan berbagai kebutuhan. Berdasarkan teori maslow tentang hierarki kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri, menjelaskan bahwa terdapat tahap memenuhi kebutuhan dasar manusia. Setelah kebutuhan fisik terpenuhi, tempat berlindung atau rumah menjadi kebutuhan yang dipenuhi sebagai motivasi pengembangan diri terhadap kehidupan yang lebih baik. Ini berarti rumah tidak hanya bertindak sebagai bangunan tetapi juga ruang hidup untuk pengembangan diri berbasis keluarga. Terlepas dari rumah, perumahan memiliki peran yang sama pentingnya. Perumahan memainkan peran yang sangat strategis dalam proses pembentukan karakter dan kepribadian individu yang perlu dipupuk dan dikembangkan untuk meningkatkan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat. Untuk mencapai nilai ini, perlu untuk memberikan kepuasan kebutuhan manusia yang dapat diperoleh melalui desain pola spasial perumahan yang ideal. Dengan pemahaman ini, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami bagaimana area perumahan Chevron Pacific Indonesia dapat disebut perumahan yang ideal untuk formasi karakter individu.

As humans, we live with various needs. Maslow’s theory of the hierarchy of basic human needs which consists of physiological needs, safety needs, social needs, esteem needs, and self- actualization, explains that there is a stage of fulfilling human basic needs. After the physical needs are fulfilled, a shelter or house becomes a need that is fulfilled as a self-development motivation towards a better life. This means the house does not just act as a building but also a living space for family-based self-development. Apart from the house, residential has an equally important role. Residential plays a very strategic role in the process of forming individual character and personality that needs to be nurtured and developed for improving people’s lives and livelihoods. To achieve this value, it is necessary to provide the satisfaction of human needs which can be obtained through the design of an ideal residential spatial pattern. With this understanding, this study aims to analyze and understand how Chevron Pacific Indonesia Housing Area can be called an ideal residential area for individual character formation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwinda Audy Putri
"Telah lama diketahui bahwa hierarki kebutuhan Maslow merupakan bagian penting dalam memahami perilaku manusia melalui perspektif psikologi. Teori ini berlaku untuk beberapa fungsi, seperti pemahaman motivasi manusia, pelatihan manajemen, dan pengembangan pribadi. Film Cemetery Junction, sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Ricky Gervais dan Stephen Merchant merupakan salah satu contoh yang tepat dalam menunjukkan teori Maslow tersebut. Terdapat dua poin utama yang akan dibahas pada makalah ini. Pertama, motivasi manusia sebagai esensi dalam kehidupan manusia yang memicu manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan juga sebagai salah satu tema utama dari film. Kedua, bahwa karakter utama di film Cemetery Junction mewakili setiap tingkat hirarki untuk mencapai setiap hasrat dan keinginan mereka melalui perbaikan diri dan sosial. Dengan menggunakan teori motivasi manusia dan hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow, makalah ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara hierarki Maslow dengan kebahagiaan manusia, sukacita, dan pemenuhan diri.

It has long been known that Maslow’s hierarchy of needs represents a significant part in understanding human behavior through the perspective of psychology. The theory remains valid for several functions, such as understanding human motivation, management training, and personal development. The movie Cemetery Junction, written and directed by Ricky Gervais and Stephen Merchant, precisely exemplifies the Maslow’s theory. There are two major points that this paper attempts to make. First, that ‘human motivation’ is believed to be the essence in human life that triggers humans to fulfill their needs, and also as one of the major themes of the movie. Second, that the main characters in Cemetery Junction represent each level of the hierarchy in order to reach their desires through self and social improvements. Using the human motivation and the theory of hierarchy of needs by Abraham Maslow, the paper aims to show the relation between Maslow’s hierarchy and human happiness, joy, and fulfillment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ceufin, Fransiskus
"To understand human rights from the perspective of the value theories, the article applies axiological approach. It places man as a valuing animal, who acts consciously drawn by certain values. They are to help man to give meaning to his life. The legal form of the human rights was established in 1215, known as the Magna Charta Libertatum, which later permeated the Universal Declaration of Human Rights (1948). It reflects man?s ethical and political awareness of his natural rights, which in essence, has no tie with values, dignity, and sovereignty."
Depok: Departemen kewilayaan FIB Universitas Indonesia, 2009
360 JETK 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzie
"Tesis ini membahas pengaruh antara motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai perpustakaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam fungsinya untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, demi mengembangkan penggunaan lembaga perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dan kompensasi
pegawai sangat mempengaruhi kinerja pegawai perpustakaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersamasama. Juga penilitian ini menyarankan bahwa lembaga harus menerapkan kebijakan pengembangan pegawai, memberikan penghargaan dan hukuman kepada pegawai sesuai dengan tugas dan fungsi yang dijalankannya, perbaikan dalam melaksanakan pemberian kompensasi serta kebijakan-kebijakan dalam memberikan promosi secara nyata kepada pegawai perpustakaan demi meningkatkan kinerja pegawai secara maksimal.

The writer analyzes the influence of motivation and compensation to the librarian performance in library UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in its function to serve the needs of library users, in order to develop the use of the library as the central institution of knowledge that are useful for education, research and dedication to the community. This research is quantitative descriptive method. The result of this
research is that the librarian compensation and motivation influence the librarian performance in the library UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, either individually or together. This research also suggests that institutions should implement the policy of librarian development, and give the reward and the penalty to the librarian in accordance to their duties and functions, improve the provision of compensation
and policies campaign to librarian significantly in order to increase librarian performance maximum."
2009
T26160
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tama Verizqy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap motivasi pada Direktorat Sumber Daya Manusia di PT.Pertamina (Kantor Pusat). Kompensasi diukur berdasarkan teori Dessler dan motivasi diukur menggunakan teori Robbins. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan teknik total sampling, yaitu sebanyak 83 responden pegawai Direktorat Sumber Daya Manusia di PT.Pertamina (Kantor Pusat). Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap motivasi pada pegawai Direktorat Sumber Daya Manusia di PT.Pertamina (Kantor Pusat).

This study aimed to examine the influence of compensation towards employee’s motivation at Human Resources Directorate of PT.Pertamina (Head Office). Compensation is measured with Dessler's theories and Motivation is measured with Robbins' theories. This study used quantitative approach with survey method with total sampling technique which held 83 respondents of Human Resources Directorate at PT.Pertamina (Head Office). The quantitative analysis used simple regression method with the assistance of SPSS 17.0. The results of this study showed that compensation had significantly positive impact on employee’s motivation on Human Resources Directorate at PT.Pertamina (Head Office) employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinn, George
Jakarta: Interaksara, 2003
153.8 SHI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reeve, Johnmarshall
"The book focuses on human needs and illustrates how one can apply motivational principles to their lives. A strong humanistic orientation with balanced coverage of behavioral, cognitive and physiological approaches is presented in the text."
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2015
153.8 REE u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>