Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shannia Lolyta Bonita
"Pandemi Covid-19 berdampak pada kehidupan pernikahan secara berbeda pada pria dan wanita. Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang melihat perbedaan kepuasan pernikahan dan sikap terhadap perselingkuhan pada pria dan wanita selama Pandemi Covid-19. Pengukuran kepuasan pernikahan menggunakan Couple Satisfaction Index dan sikap terhadap perselingkuhan menggunakan Attitude Toward Infidelity Scale. Terdapat 98 partisipan pria dan 356 partisipan wanita yang diperoleh melalui convenience sampling dengan menyebarkan kuesioner online. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah pria atau wanita yang berada dalam ikatan pernikahan minimal satu tahun pernikahan dan memiliki pendidikan terakhir SMA/sederajat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan pernikahan dan sikap terhadap perselingkuhan pada pria dan wanita. Tingkat kepuasan pernikahan pada pria lebih tinggi dan sikap terhadap perselingkuhan pada pria lebih positif. Tingkat kepuasan pernikahan pada pria yang lebih tinggi menunjukkan pria lebih puas terhadap kehidupan pernikahannya dibandingan dengan wanita. Sikap terhadap perselingkuhan yang lebih positif pada pria menunjukkan pria menyetujui adanya perselingkuhan di dalam hubungan pernikahannya.

The Covid-19 Pandemic has impacted differently on the marriage lives of men and women. This research is a comparative research that overviews the marital satisfaction and attitude toward infidelity for men and women during this Covid-19 Pandemic. Marital satisfaction measurement was done using the Couple Satisfaction Index and the attitude towards infidelity is measured using Attitude Toward Infidelity Scale. There are 98 male participants and 356 female participants gathered through convenience sampling by distributing an online questionnaire. The characteristics of participants participating in this research are married men and women with the minimum marriage age of one year and they are graduates of High School/Equivalent. The result of this research shows that there are differences in the marital satisfaction rate and attitude towards infidelity between men and women. The marital satisfaction rate in men were higher and attitude towards infidelity were more positive. A higher level of marital satisfaction in men indicates that men are more satisfied with their married life than women. A more positive attitude towards infidelity in men shows that men approve of infidelity in their marital relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Humaira
"Dengan perkembangan teknologi, semakin meluasnya kesempatan dan sarana untuk melakukan perselingkuhan, salah satunya dengan dimediasi oleh internet. Namun sejauh ini lebih banyak penelitian yang membahas fenomena perselingkuhan dan perselingkuhan online secara terpisah, meskipun perselingkuhan online membahas bahayanya bila terjadi perselingkuhan di dunia nyata. Dalam penelitian ini yang menggunakan metode k, menemukan adanya dinamika perselingkuhan dan peran internet dalam memfasilitasi perilaku selingkuh (seperti selingkuh online yang dapat berlanjut ke dunia nyata, selingkuh di dunia nyata lalu berlanjut ke online, dan selingkuh online dengan orang yang sudah dikenal di dunia nyata). Selain itu, penelitian ini juga membahas bagaimana pelaku perselingkuhan laki-laki dan perempuan dalam mendefinisikan perilaku selingkuh, pandangan akan komitmen cinta ideal dalam hubungan romantis dan hubungannya dengan perilaku selingkuh yang dilakukan, serta persepsi akan kepuasan hubungan.

With the development of technology, the opportunities and means for having an affair have expanded, one of which is mediated by the internet. However, so far research discussed the phenomenon of infidelity and online infidelity separately, although it is mentioned the dangers of having an online infidelity that can lead into an affair it the “real world”. In this research using qualitative methods, we found the dynamics of infidelity and the role of the internet in facilitating infidelity behavior (such as online infidelity which can continue in the real world, infidelity in the real world then continue online, and online infidelity with people who are already known in the real world). In addition, this study also discuss how male and female perpetrators of infidelity define their infidelity behavior, giving view of ideal love commitment in romantic relationships and its relation with infidelity behavior, and perception of relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Namira Pertiwi Isma
"Tesis ini membahas peran trait kepribadian Openness to Experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism serta kepuasan pernikahan dalam memprediksi sikap terhadap infidelity. Penelitian dilakukan pada 438 partisipan berusia 22-40 tahun M=31.02, SD=4.3 yang telah menikah. Pengukuran menggunakan NEO-FFI, ENRICH Marital Satisfaction Scale dan Attitudes towards Infidelity Scale menunjukkan bahwa sikap terhadap infidelity dapat diprediksi secara signifikan oleh trait Neuroticism dan Conscientiouness, serta kepuasan pernikahan dan jenis kelamin partisipan. Berdasarkan hasil tersebut, didapatkan gambaran bahwa infidelity dapat diprediksi melalui faktor demografis, intrapersonal, dan interpersonal.

This study investigates the role of personality traits Openness to Experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, and Neuroticism and marital satisfaction in predicting attitudes toward infidelity. The participants of the study are 438 married 22 40 years old M 31.02, SD 4.3 men and women. The result from the NEO FFI, ENRICH Marital Satisfaction Scale and Attitudes towards Infidelity Scale indicates that Conscientiousness and Neuroticism, followed by marital satisfaction and gender, are significant predictors of attitudes towards infidelity. From this result, it can be concluded that attitudes towards infidelity can be predicted by the demographic, interpersonal, and intrapersonal factors.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Rizqiana
"Satu tahun pernikahan merupakan masa penyesuaian yang dicirikan dengan adanya perasaan romansa yang kuat dan konflik yang tidak terlalu kompleks sehingga pernikahan akan cenderung stabil. Berbanding terbalik dengan masa setelah satu tahun yang menunjukan kerentanan pasangan mengalami perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan pernikahan yang diukur menggunakan Couple Satisfaction Index dengan sikap terhadap perselingkuhan yang diukur menggunakan Attitudes Toward Infidelity Scale. Terdapat 457 partisipan yang diperoleh melalui convenience sampling dengan cara menyebarkan poster penelitian melalui media sosial. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini yaitu individu dengan usia pernikahan minimal satu tahun dan tingkat pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian terhadap hubungan kedua variabel penelitian setelah mengontrol gender, pendapatan keluarga, dan kondisi tinggal menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan sikap terhadap perselingkuhan. Semakin individu merasa puas dengan pernikahannya, semakin mereka tidak menyetujui adanya perselingkuhan

The first year of marriage is a period of adjustment characterized by a strong feeling of romance and less complex conflicts so that the marriage will tend to be stable. It is inversely proportional to the period after first year which show the vulnerability of the couple to divorce. This is a correlational study that aims to see the relationship between marital satisfaction which measured by Couple Satisfaction Index and attitude towards infidelity which measured by Attitudes Toward Infidelity Scale. There were 457 participants obtained through convenience sampling by distributing research posters through social media. The characteristics of the participants in this study were individuals who are married at least one year and a minimum high school education level. The result of the study on the relationship between the two research variables after controlling for gender, family income, and living condition shows that there is a significant negative relationship between marital satisfaction and attitude towards infidelity. The more individuals feel satisfied with their marriage, the more they disapprove of the existence of infidelity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaquilla Adynta Maulana
"Perkawinan beda budaya merupakan perkawinan yang cenderung menguntungkan,
karena perbedaan antara suami dan istri dapat menumbuhkan komitmen, penerimaan,
dan mutual understanding yang kemudian dapat menghasilkan kepuasan perkawinan.
Namun, wabah virus COVID-19 menghadirkan ancaman terhadap kepuasan
perkawinan. Situasi pandemik yang menakutkan dan tidak menentu mungkin
menimbulkan konflik dalam perkawinan, yang dapat diatasi jika pasangan memiliki trait
kepribadian agreeableness. Selain itu, motif berkorban mendekat juga ditemukan
berdampak positif bagi kepuasan perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
peran dari agreeableness dan motif berkorban mendekat terhadap kepuasan perkawinan
beda budaya di masa pandemik. Penelitian ini dilakukan terhadap 151 partisipan perkawinan beda budaya. Agreeableness diukur menggunakan instrumen Big Five Inventory-10 (BFI-10; Rammstedt & John, 2007), motif berkorban mendekat diukur menggunakan Motives of Sacrifice (MoS; Impett, Gable, & Peplau, 2005), dan kepuasan perkawinan diukur menggunakan Couple Satisfaction Index (CSI; Funk & Rogge, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa agreeableness dan motif berkorban mendekat secara simultan memprediksi kepuasan perkawinan dengan hubungan linear yang positif dan signifikan, namun kontribusi motif berkorban mendekat lebih besar daripada kontribusi agreeableness

Cross-cultur marriage is a marriage that tend to be profitable, because the cultural
difference between husband and wife can foster commitment, acceptance, and mutual
understanding which in turn can result in marital satisfaction. However, the COVID-19
virus outbreak presents a threat to marital satisfaction. The current pandemic situation
that is frightening and uncertain may lead to conflict in the marriage, which can be
resolved if the couple shows agreeableness personality trait. In addition, the approach
motives of sacrifice has also shown positive impacts on marital satisfaction. This study
aims to see the role of agreeableness and approach motives of sacrifice on marital
satisfaction of cross-cultural couples during the pandemic. This study was conducted on
151 participants of cross-cultural marriage. Agreeableness was measured using the Big
Five Inventory-10 (BFI-10; Rammstedt & John, 2007), approach motives of sacrifice
was measured using Motives of Sacrifice (MoS; Impett, Gable, & Peplau, 2005), and
marital satisfaction was measured using the Couple Satisfaction Index. (CSI; Funk &
Rogge, 2007). The results showed that agreeableness and approach motives of sacrifice
simultaneously predicted marital satisfaction with a positive and significant linear
correlation, however, the contribution of approach motives of sacrifice is bigger than the
contribution of agreeableness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisa Amira Imani
"Beberapa upaya sudah dilakukan untuk memperlambat penularan COVID-19, dan menetap di rumah sudah terbukti merupakan salah satu tindakan pencegahan yang efektif. Akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia terutama dewasa muda yang tidak melakukan perilaku tersebut. Penelitian ini menggunakan theory of reasoned action untuk melihat bagaimana peran sikap dan norma subjektif terhadap intensi menetap di rumah selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional pada mahasiswa dan karyawan berusia 18-25 tahun (M = 21,3, SD = 1,65) yang sedang melakukan pembelajaran jarak jauh atau work from home (N = 308). Mayoritas partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu sebanyak 53,2%. Penelitian ini memilih populasi dewasa muda karena memiliki kepatuhan akan tindakan preventif yang paling rendah dibandingkan kelompok usia lain (Jørgensen & Petersen, 2020). Hasil analisis multiple regression menemukan bahwa sikap (β = 0,49, p < 0,01) dan norma subjektif (β = 0,22, p < 0,01) berkorelasi secara positif dengan intensi menetap di rumah. Edukasi mengenai pentingnya menetap di rumah tidak hanya penting dilakukan kepada dewasa muda saja, tetapi juga kepada tokoh agama, orang tua, serta tokoh berpengaruh lainnya.

Several attempts have been made to slow the transmission of COVID-19, and staying at home has proven to be an effective preventive measure. However, there are still many Indonesian people especially young adults who do not practice this behavior. This study uses the theory of reasoned action to see how the role of attitude and subjective norm on the intention to stay at home during the COVID-19 pandemic. This study is a correlational study on students and employees aged 18-25 years (M = 21,3, SD = 1,65) who are doing distance learning or work from home (N = 308). The majority of participants in this study were women (53,2%). This study selected a population of young adults because they have the lowest obedience to preventive measures compared to other age groups (Jørgensen & Petersen, 2020). The results of multiple regression analysis found that attitude (β = 0,49, p < 0,01) and subjective norms (β = 0,22, p < 0,01) were positively correlated with the intention to stay at home. Education about the importance of staying at home is not only important for young adults, but also for religious leaders, parents, and other influential figures."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiah Ana Wibowo
"Pandemi COVID-19 menciptakan stresor fisik, mental, dan sosial yang memengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh respons terhadap stres dan religious coping terhadap kepuasan perkawinan di masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental. Partisipan penelitian ini berjumlah 356 orang Indonesia yang sudah menikah dengan rentang usia 20-65 tahun (M=31,04, SD=8,67). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur Adult Self-Report RSQ (Responses to Stress Questionnaire) COVID-19, The Brief RCOPE, dan ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale yang disebarkan secara daring. Data diolah menggunakan perhitungan regresi berganda menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 25. Hasil penelitian menujukkan primary control engagement coping dan positive religious coping berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan perkawinan. sementara involuntary engagement dan negative religious coping berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kepuasan perkawinan. Diketahui juga bahwa jumlah partisipan yang memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang tergolong tinggi dan rendah hampir sama banyaknya.

The COVID-19 pandemic create physically, mentally, and socially stressors that change many aspects of people’s life, including their marriage. This study examined the influence of responses to stress and religious coping on marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. This research uses quantitative non-experimental method. Participants of this study were 356 married Indonesians age 20-65 years (M=31,04, SD=8,67). The Adult Self-Report RSQ (Responses to Stress Questionnaire) COVID-19 measurement tools, The Brief RCOPE, and The ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale were distributed online. Data were analyzed by multiple regression using IBM SPSS Statistic Version 25. The results showed that primary control engagement coping and positive religious coping had a positive and significant influence on marital satisfaction, while involuntary engagement and negative religious coping had a negative and significant influence on marital satisfaction. In addition, the numbers of participants who had high and low marital satisfaction were almost similar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofadiana Putri Indraswati
"Pada awal tahun 2020 terjadi penyebaran virus Corona di seluruh dunia, hingga ditetapkan oleh WHO sebagai Pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan perubahan kehidupan masyarakat yang berdampak pada berbagai permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara respons terhadap stres yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan di masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan penelitian adalah 426 orang Indonesia usia 20-65 yang telah menikah. Data dikumpulkan secara online dengan alat ukur ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, dan IPIP-BFM 25. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara respons terhadap stres dalam bentuk primary control engagement coping dan secondary control engagement coping dengan kepuasan perkawinan, korelasi negatif yang signifikan antara respons terhadap stres berbentuk primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, dan involuntary disengagement dengan kepuasan perkawinan. Selain itu, diketahui pula adanya korelasi positif yang signifikan antara trait kepribadian emotional stability dan kepuasan perkawinan, serta trait kepribadian emotional stability, agreeableness, intellect, dan conscientiousness dengan beberapa aspek dari respons terhadap stres.

In early 2020, COVID-19 spread throughout the world, until it was set by WHO as a COVID-19 pandemic. This pandemic causes some changes in people’s lives which has an impact on various problems. This study aims to look at the relationship between the responses to stress caused by the COVID-19 pandemic and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The study participants were 426 Indonesian married people aged 20-65 years old. Data was collected online using the ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, and IPIP-BFM 25 measurement tools. The results showed a significant positive correlation between responses to stress in the form of primary control engagement coping and secondary control engagement coping with marital satisfaction, a significant negative correlation between responses to stress in the form of primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, and involuntary disengagement with marital satisfaction. In addition, it is also known that there is a significant positive correlation between emotional stability and marital satisfaction, as well as emotional stability, agreeableness, intellect, and conscientiousness personality traits with several aspects of the responses to stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Muhammad Prasojo
"Di tengah pandemi COVID-19, dana sosial seperti donasi online berperan penting bagi masyarakat dikarenakan dampak ekonomi yang tidak bisa terelakkan. Pandemi mengubah cara masyarakat untuk berdonasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadi bagian dari upaya tersebut dengan memeriksa secara empiris mengenai proyek amal, fitur IT dan religiositas yang mendorong sikap orang untuk terlibat dalam kampanye penggalangan dana yang diluncurkan di banyak komunitas, memberikan pemahaman yang lebih mengenai tanggapan donatur. Penelitian ini mengadopsi teori motivasi sebagai kerangka teori dan melakukan studi kuantitatif menggunakan data primer. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling menggunakan survei online kepada warga negara Indonesia dengan umur 18-60 tahun. Sebanyak 180 responden terkumpul yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Charitable Projects, internet technology features, dan religiosity berpengaruh positif secara signifikan terhadap attitude toward online donation for those affected by COVID-19, sedangkan trust in charities organizations tidak signifikan berpengaruh di Indonesia. Penelitian ini secara empiris mendukung bahwa Proyek Amal, Fitur IT dan Religiositas memainkan peran penting dalam memprediksi sikap donor untuk berdonasi secara online.

Amid the COVID-19 pandemic, social funds such as online donations play an important role for the community due to the unavoidable economic impact. The pandemic is changing the way people donate. This study aims to be part of that effort by empirically examining the intrinsic and extrinsic motivations that drive people's attitudes to engage in fundraising campaigns launched in many communities, providing a better understanding of donor responses. This study adopts motivation theory as a theoretical framework and conducts a quantitative study using primary data. Data were collected by purposive sampling method using an online survey of Indonesian citizens aged 18-60 years. A total of 180 respondents were collected which were then processed and analyzed using Partial Least Square- Structural Equation Method (PLS-SEM). The results showed that Charitable Projects, internet technology features, and religiosity had a significant positive effect on attitudes toward online donation for those affected by COVID-19, while trust in charities organization had no significant effect in Indonesia. This study empirically supports that Charity Projects, IT Features and Religiosity play an important role in predicting donor attitudes to donate online."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofadiana Putri Indraswati
"Pada awal tahun 2020 terjadi penyebaran virus Corona di seluruh dunia, hingga ditetapkan oleh WHO sebagai Pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan perubahan kehidupan masyarakat yang berdampak pada berbagai permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara respons terhadap stres yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan di masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan penelitian adalah 426 orang Indonesia usia 20-65 yang telah menikah. Data dikumpulkan secara online dengan alat ukur ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, dan IPIP-BFM 25. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara respons terhadap stres dalam bentuk primary control engagement coping dan secondary control engagement coping dengan kepuasan perkawinan, korelasi negatif yang signifikan antara respons terhadap stres berbentuk primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, dan involuntary disengagement dengan kepuasan perkawinan. Selain itu, diketahui pula adanya korelasi positif yang signifikan antara trait kepribadian emotional stability dan kepuasan perkawinan, serta trait kepribadian emotional stability, agreeableness, intellect, dan conscientiousness dengan beberapa aspek dari respons terhadap stres.

In early 2020, COVID-19 spread throughout the world, until it was set by WHO as a COVID-19 pandemic. This pandemic causes some changes in people’s lives which has an impact on various problems. This study aims to look at the relationship between the responses to stress caused by the COVID-19 pandemic and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The study participants were 426 Indonesian married people aged 20-65 years old. Data was collected online using the ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, and IPIP-BFM 25 measurement tools. The results showed a significant positive correlation between responses to stress in the form of primary control engagement coping and secondary control engagement coping with marital satisfaction, a significant negative correlation between responses to stress in the form of primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, and involuntary disengagement with marital satisfaction. In addition, it is also known that there is a significant positive correlation between emotional stability and marital satisfaction, as well as emotional stability, agreeableness, intellect, and conscientiousness personality traits with several aspects of the responses to stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>