Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221877 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yania Febsi
"Penduduk dunia saat ini berada pada era ageing population yaitu penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun melebihi 10% dari total penduduk. Lanjut usia merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita gizi kurang. Agar tidak menjadi beban bagi masyarakat, perlu upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia. Angka kesakitan penduduk di Sumatera Barat paling tinggi berada dikelompok lanjut usia yaitu 25,64%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan status gizi lanjut usia. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder FKM Universitas Andalas tahun 2021. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square, analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Sampel penelitian ini sebanyak 140 responden di Kota Pariaman dan Kota Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah gizi lanjut usia di Kota Padang dan Pariaman yaitu status gizi lebih dengan prevalensi status gizi lanjut usia sebesar 37,1%. Berdasarkan hasil multivariat, diketahui bahwa riwayat penyakit menjadi faktor paling dominan mempengaruhi kejadian gizi lebih lanjut usia di Kota Pariaman dan Kota Padang setelah dikontrol oleh variabel kebiasaan olahraga, status perkawinan, status pekerjaan dan perilaku merokok (p=0,003, OR 4,172 95% CI=1,602-10,863). Perlu kesadaran keluarga untuk lebih memperhatikan tentang konsumsi, aktifitas dan perilaku hidup sehat lanjut usia demi mencegah status gizi lebih pada lanjut usia.

The world's population is currently in the era of the aging population, namely the population aged more than 60 years exceeding 10% of the total population. The elderly are one of the groups that are prone to suffer from malnutrition. In order not to become a burden for the community, it is necessary to take care of health for the elderly. The population morbidity rate in West Sumatra is the highest in the elderly group, namely 25.64%. This study aims to analyze the factors associated with the nutritional status of the elderly. This study is a cross-sectional study using secondary data from FKM Andalas University in 2021. Bivariate analysis using chi-square test, multivariate analysis using logistic regression test. The sample of this study was 140 respondents in Pariaman City and Padang City. The results of this study indicate that the nutritional status of the elderly in the cities of Padang and Pariaman is more nutritional status with the prevalence of elderly nutritional status at 37.1%. Based on multivariate results, it is known that disease history is the most dominant factor influencing the incidence of elderly nutrition in Pariaman City and Padang City after being controlled by the variables of exercise habits, marital status, employment status and smoking behavior (p = 0.003, OR 4.172 95% CI = 1,602-10,863). Family awareness is needed to pay more attention to consumption, activities and healthy living behavior of the elderly in order to prevent more nutritional status in the elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Oktalina
"Salah satu masalah kekurangan gizi pada balita yang menjadi prioritas utama adalahstunting. Stunting pada balita diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis mulai dari awalperkembangan dimana konsekuensinya bersifat permanen. Permasalahan stunting dapat menimbulkan efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan kognitif, fisik, kemampuan produktif dan kesehatan yang buruk, serta peningkatan risiko penyakit degeneratif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder Pemantauan Status Gizi Provinsi Sumatera Barat dengan desain penelitian cross sectional dan jumlah sampel 6421 balita. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi-square bivariat dan uji regresi logistik ganda model prediksi multivariat.
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur balita, jenis kelamin, tinggi badan ibu, pendidikan ibu, jumlah anggota rumah tangga dan wilayah tempat tinggal dengan stunting pada balita. Umur balita merupakan faktor yang paling dominan dengan kejadian stunting pada balita.
Disarankan adanya dukungan kebijakan peningkatan anggaran program perbaikan gizi masyarakat dalam upaya penanggulangan masalah stunting dan menyusun kegiatan program sesuai dengan kebutuhan di lapangan serta memperhatikan kebutuhan gizi anak sesuai dengan tahapan umur.

One of the nutritional problems in children under five is the main priority is stunting.Stunting in toddlers is caused by chronic malnutrition from the beginning ofdevelopment where the consequences are permanent. Stunting problems can have longtermeffects on individuals and communities, including reduced cognitive, physical, productive and poor health, and an increased risk of degenerative diseases.
The purpose of this study was to determine factors related to stunting incidence in toddlers in West Sumatera Province in 2017. This study uses secondary data Monitoring Nutrition Statusof West Sumatera Province with cross sectional study design and 6421 children underfive years old. Processing and data analysis using chi square test bivariate andmultiple logistic regression test prediction model multivariate.
The result of statistical test shows that there is a significant relationship between toddler age, sex, mother 39 sheight, mother education, number of household member and residence area withstunting in children. Toddler age is the most dominant factor with stunting incidence intoddlers.
It is recommended to support the improvement of public nutrition improvement program budget in the effort to overcome the problem of stunting andarrange the program activity according to the need in the field and pay attention to the nutritional requirement of children according to the age stage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarniyeti
"Tujuan penelitan ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kota Pariaman tahun 2011 dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan posyandu lansia rendah (42%). Ada hubungan bermakna antara kelompok usia 61- 69 tahun (OR=2,45; 95%CI=1,51-3,96), pendidikan tinggi (OR=4,90; 95%CI=2,56-9,38), pengetahuan baik (OR=121,6), sikap positif (OR=3,244; 95%CI2,01-5,23), menyatakan kualitas pelayanan baik (OR=27,86; 95%CI=10,86-71,43), menyatakan sikap petugas baik (OR=3,21; 95%CI=1,82- 5,65), tidak ada hambatan (OR=38,27; 95%CI=19,79-74,02), budaya pencarian pengobatan ketenaga kesehatan (OR=41,215; 95%CI=9,87-172,05), dukungan keluarga baik (OR=6,099; 95%CI=3,16-11,758), dan menyatakan membutuhkan posyandu lansia (OR=12,1902; 95%CI=2,48-52,17) dengan pemanfaatan posyandu lansia. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, pekerjaan dan dukungan petugas dengan pemanfaatan posyandu lansia. Diperlukan peningkatkan promosi kesehatan lansia kepada sasaran langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia melalui peningkatan pemanfaatan posyandu lansia.

This research aimed to know some factors associated with utilization of posyandu for the elderly in the urban areas of Pariaman in 2011 with cross sectional design. The results of research shows that posyandu for the elderly utilization is low (42%). The variables related utilizing the posyandu lansia are 61-69 years (OR=2,45; 95%CI=1,51-3,96), high education (OR= 4,909; 95%CI=2,56-9,38), good knowledge (OR=121,6), positif attitudes (OR=3,244; 95%CI=2,01-5,23), good quality of services at posyandu for elderly (OR=27,86; 95%CI=10,86-71,43), good attitude of staff the posyandu for elderly (OR=3,21; 95%CI=1,82-5,65), have not barriers going to posyandu for the elderly (OR=38,27; 95%CI=19,79-74,02), the culture of seeking medication to health officer service (OR=41,215; 95%CI=9,87-172,05), good family support (OR=6,099; 95%CI=3,16-11,758), and the need for posyandu for elderly (OR=12,1902; 5%CI=2,48-52,17). There was no significant relationship between sex, occupation, officer health service support, with the utilization of posyandu for elderly by the elderly (> 60 years). It is recommended to improve elderly health promotion to target audiences directly and indirectly to improve standard of health and elderly life quality by means of increasing utilization of posyandu for the elderly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfatun Nazifah
"Salah satu penyebab kematian bayi dan neonatal terbesar indonesia adalah BBLR. Angka kejadian BBLR di Indonesia yaitu 11,1 % dan di Propinsi Sumatera Barat 6,0 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor ibu dengan kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol dengan memanfaatkan data rekapan kohort ibu dan catatan persalinan di seluruh puskesmas di Kota Pariaman. Kasusnya ibu yang melahirkan bayi BBLR dan kontrolnya ibu yang melahirkan bayi bukan BBLR pada tahun 2011-2012. Pengambilan sampel metode simple random sampling.
Hasil uji statistik mendapatkan 33,3 % kejadian BBLR. Variabel yang secara statistik memiliki hubungan dengan kejadian BBLR adalah jarak kehamilan (nilai p = 0,001), status anemia (nilai p = 0,002), kejadian perdarahan dalam kehamilan (nilai p = 0,001),Pre/eklampsi (nilai p=0,007) kejadian hipertensi dalam kehamilan (nilai p = 0,001), Diabetes mellitus dalam kehamilan (nilai p = 0,006) dan Frekuensi ANC (nilai p = 0,016).

One of the causes of infant mortality and Indonesia is the largest neonatal LBW. The incidence of LBW in Indonesia at 11.1% and 6.0% of West Sumatra Province. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal factors with the incidence of LBW. This study uses a case-control design by exploiting the cohort of mothers date and birth records in all health centers in Pariaman. Case is the mother who gave birth to LBW infants and mothers who gave birth control instead of LBW infants in 2011-2012. Sampling simple random sampling method.
Results of statistical tests to get 33.3% incidence of LBW. Variables that were statistically linked to the incidence of low birth weight is the distance of pregnancy (p = 0.001), anemia (p = 0.002), the incidence of bleeding in pregnancy (p = 0.001), pre/eclampsia (p value = 0.007) incidence of hypertension in pregnancy (p = 0.001), diabetes mellitus in pregnancy (p = 0.006) and frequency of ANC (p value = 0.016).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyatni Nizar
"Status gizi kurang di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama yang belum tertanggulangi secara tuntas. Data Susenas 1999 menemukan 24,2% wanita usia subur menderita kurang energi kronis yang memberikan indikasi bahwa pada remaja putri masih terdapat gizi kurang khususnya kurang energi protein. Masalah kekurangan energi protein pada remaja khususnya remaja putri belum banyak mendapat perhatian. Dilain pihak remaja putri diharapkan dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status gizi remaja putri dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Umum Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat. Disain penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional), yang dilakukan pada bulan Februari - Maret 2002. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling terhadap siswi dengan jumlah sampel 293 orang, yang sekaligus dijadikan sebagai responden.
Pengumpulan data status gizi dengan cara pengukuran berat dan tinggi badan dan pengukuran variabel bebas seperti persepsi terhadap ukuran tubuh, aktifitas fisik, kebiasaan makan, pengetahuan gizi, riwayat penyakit dan penghasilan keluarga dengan wawancara terstruktur sedangkan konsumsi zat gizi (energi, protein, lemak dan karbohidrat) dengan "recall 24 jam". Status gizi ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh dari hasil pengukuran berat dan tinggi badan. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Kai-Kuadrat dan analisis multivariat dengan Regresi Logistik Ganda.
Hasil penelitian ini mendapatkan proporsi responden yang mempunyai status gizi kurang sebesar 30.7% dengan penyebaran 23.9% dengan status kekurangan gizi tingkat ringan (IMT 17.0 -18.5) dan 6.8% kekurangan gizi tingkat berat (IMT 17.0). Sebagian besar responden mempunyai tingkat konsumsi zat gizi kurang (74.7% tingkat konsumsi energi kurang, 56.0% tingkat konsumsi protein kurang, 68.6% tingkat konsumsi lemak kurang dan 58.4% tingkat konsumsi karbohidrat kurang), sebanyak 49.5% responden mempunyai persepsi terhadap ukuran tubuh kurang, 51.2% mempunyai aktifitas fisik tinggi, 47.1% mempunyai kebiasan makan kurang, 41.3% mempunyai pengetahuan gizi kurang, 30.0% mempunyai riwayat penyakit dan 66.3% mempunyai penghasilan tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna tingkat konsumsi energi, persepsi terhadap ukuran tubuh dan aktifitas fisik dengan status gizi responden (p<0.05). Persepsi terhadap ukuran tubuh dan tingkat konsumsi energi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi responden.
Dari hasil penelitian tersebut disarankan agar lebih dipererat kerjasama antara Dinas Pendidikan Nasional dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, dalam hal penyebarluasan informasi gizi dan kesehatan kepada anak didik melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah serta melakukan monitoring status gizi anak didik secara berkala. Disamping itu juga disarankan untuk memasukkan mata ajaran tentang gizi dan kesehatan dasar secara khusus sebagai muatan lokal. Penelitian tentang masalah gizi remaja perlu diperbanyak agar didapatkan informasi yang lebih banyak pula tentang masalah gizi remaja yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program gizi pada remaja.

Factors that Related to the Girl Adolescences Nutritional Status at a State Senior High School and State Islamic High School in Padang-West Sumatra Province in 2002Malnutrition in Indonesia still become a main problem in nutrient that haven't covered yet The National Social Economic Survey (1999) found that 24.2 % woman in a fertile age suffer from chronically energy malnutrition. This condition gives indication that adolescences have an undernourished especially protein energy malnutrition. Energy protein malnutrition problem in adolescences especially woman haven't get a lot of attention. In other side, they are expected to birth a quality and healthy generation.
The objective of this research was to obtain illustration about adolescences nutritional status and factors that related to it. This research was conducted in state senior high school and state Islamic senior high school in Padang-West Sumatra Province. The research design was cross sectional that done in February-March 2002. The sample taking done by using a systematic random sampling to girl students and the entire sample were 293 persons that then become a respondent.
Dependent variables of data collecting such as body size perception, physical activity, eating habit, nutrient knowledge, disease background, and family income collected by using a structural questionnaire while nutritional consumption (energy, protein, fat and carbohydrate) using a 24 hours recall. And the nutritional status determined by using calculation Body Mass Index (BMI) was taken from height and weight of each respondent. Bivariat analysis used a Chi-Square Test, and the multivariat analysis use a Multiple Logistic Regression.
The Result of the research showed that 30.7 % respondent were malnutrition with spread of 23.9% respondent were mild malnutrition (BMI 17.0-18.5) and 6.8% were severe malnutrition (BMI < 17.0) almost all respondent get an low nutritional level consumption (74.7% low energy consumption, 56.0% low protein consumption, 68.6% low fat consumption and 58.4% low carbohydrate consumption), 9.5% respondent have a low body size perception, 51.2% had high physical activity, 47.1% had low eating habit, 41.3% had low nutritional knowledge, 30.0% had a disease background and 66.3% have a high income.
The result showed that there is a significant relation between energy consumption, body size perception, and physical activity with a respondent nutrient status (p<0.05). Body size perception and energy consumption is the dominant factor that related to the respondent nutritional status.
According to the result, it suggested that the National Education Department and Health Department of West Sumatra Province should make a strong partnership in the way to spread out nutrient and health information to students through School Health Attempt and make a monitoring of students nutrient status periodically. Beside that, it also suggests to put a basic nutrient and health as a subject matter in school. We need a lot of research concern in adolescences problems in order to get more information about adolescences nutrient problems that can be considered in making a nutrient program for adolescences.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syebrina Vidya Wati
"ABSTRAK
Penelitan ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Kota Pariaman Tahun 2011 dengan desain crosssectional. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pemberian ASI eksklusif masih rendah (37,1%). Ada hubungan antara umur OR=1,986 (95%CI= 1,015- 3,887), Niat ibu dalam pemberian ASI eksklusif OR=8,451 (95%CI= 3,231- 22,104), pengetahuan, sikap, Ketersediaan waktu ibu dalam pemberian ASI eksklusif OR=16,545 (95%CL= 2,199-124,49) , dukungan keluarga OR=34,628 (95%CL= 4,678-256,319), KIE dari tenaga kesehatan OR=38,055 (95%CI= 5,147-281,335), riwayat ANC OR=17,741 (95%CI= 8,015-39,270), IMD OR=5,825 (95%CI= 3,203-10,593) dengan perilaku dalam pemberian ASI eksklusif. Tidak ada hubungan antara pendidikan, status pekerjaan dan promosi susu formula dengan perilaku dalam pemberian ASI eksklusif. Disarankan meningkatkan sosialisasi tentang manfaat ASI eksklusif, meningkatkan ketrampilan konselor ASI dan membuat kebijakan mendukung dalam pencapaian ASI eksklusif untuk memenuhi hak bayi dan mencegah angka kesakitan dan kematian bayi.

ABSTRACT
This study discusses factors related to mother behavior in giving an exclusive mother breast-feeding in City of Pariaman Year 2011 using cross sectional. It shows that behavior of it is still low (37.1%). There are relationship between OR=1.986 (95% CI=10.015-3.887), Mother intention in giving an exclusive mother breast-feeding OR=8.451 (95% CI = 3.321-22.104), knowledge, behavior, availability of time in giving an exclusive mother breast-feeding OR=16.545 (95% CI=2.199-124.49), family support OR=34.628 (95% CI= 4.678- 256.319), KIE from health officer OR=38.055 (95% CL=5.147-281.335), history of ANC OR=17.741 (95% CI= 8.015-39.270), IMD OR=5.825 (95%CI = 3.203- 10.593) and behavior in giving an exclusive mother breast-feeding. There are no relationship between education, occupation status and promotion of formula milk and behavior of giving an exclusive mother breast-feeding. It is suggested that enhancement of socialization about benefit of exclusive mother breast-feeding, increase counselor of mother breast-feeding skill and make a policy that supports in achievement of exclusive mother breast-feeding to fulfill infant right and prevents number of illness and death of infant."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Firna
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh baik secara fisik maupun kognitif karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Anak stunting tidak akan mencapai pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan kognitif optimal. Stunting di Provinsi Sulawesi Barat (33,8%) menempati urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan di Provinsi Sulawesi Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 552 sampel yang diperoleh dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Variabel independen meliputi faktor anak, faktor orang tua, dan faktor lingkungan. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda model determinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi stunting pada anak usia 6-23 bulan sebesar 31,9%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah usia anak (OR=1,802), berat badan lahir (OR=3,08), dan panjang badan lahir (OR=2,283). Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah berat badan lahir. Anak yang memiliki riwayat BBLR berisiko 2,6 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat BBLR setelah dikontrol variabel usia anak, panjang badan lahir, dan status menyusui.

Stunting is a condition of failure to thrive both physically and cognitively due to chronic malnutrition and repeated infections. Children with stunting will not achieve optimal height growth and cognitive development. Stunting in West Sulawesi (33,8%) is the second highest after East Nusa Tenggara Province. This study aims to analyze the risk factors of stunting in children aged 6-23 months in West Sulawesi Province. The research design used was cross sectional with 552 samples obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used is Indonesian Nutrition Status Survey 2021. The independent variables included child factors, parental factors, and environmental factors. Bivariate analysis used chi-squared test and multivariate used multiple logistic regression as the determinant model. The results showed that the proportion of stunting in children 6-23 months was 31,9%. Bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of stunting were child’s age (OR=1,802), birth weight (OR=3,08), and birth length (OR=2,283). Multivariate analysis showed that the dominant factor associated with stunting was birth weight. Children with a history of LBW are at risk of stunting 2.6 times higher than those without a history of LBW after being controlled by child’s age, birth length, and breastfeeding status.="
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Hermita
"Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu. Sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah melahirkan, dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan. Angka Kematian Ibu di Kota Pariaman tahun 2009 adalah 256/100.000 KH (4 kematian ibu/1.558 KH), 50 % kematian ibu terjadi pada masa nifas (2 kematian ibu dari total 4 kematian ibu). Cakupan kunjungan nifas pada tahun 2009 adalah 63.3% (dari cakupan persalinan yang ada di Kota Pariaman). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa dalam pelaksanaan kunjungan nifas di Kota Pariaman Tahun 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan populasi dan sampel seluruh bidan desa di Kota Pariaman yang berjumlah 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis data univariat dan bivariat (chi square). Instrument penelitian ini adalah kuisioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja bidan desa yang baik dalam pelaksanaan kunjungan nifas 45.07% dan kinerja jelek 54.93%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor motivasi dan rencana kerja memiliki hubungan yang bermakna secara statistic dengan kinerja bidan desa dalam pelaksanaan kunjungan nifas di Kota Pariaman, dan 6 faktor yang mempengaruhi kinerja bidan desa secara tidak langsung dan harus melalui motivasi kerja bidan desa di Kota Pariaman adalah faktor rencana kerja, faktor pengetahuan, faktor transportasi, dan faktor supervisi dinas kesehatan, faktor supervisi oleh IBI dan faktor pembinaan Ka. Puskesmas. Dengan adanya penelitian ini maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja bidan desa dengan meningkatkan motivasi kerja dan rencana kerja. Peningkatan motivasi kerja dapat dilakukan dengan membuatkan acuan rencana kerja yang baku bagi bidan desa, meningkatkan pengetahuan bidan desa, penyediaan sarana transportasi dan pelaksanaan supervisi.

Puerperal period is a critical period in the life of the mother. Approximately 60% of maternal deaths occur soon after birth, and nearly 50% of deaths during childbirth occur in the first 24 hours after delivery. Maternal Mortality in the City of Pariaman in 2009 was 256/100.000 KH (4 deaths ibu/1.558 KH), 50% of maternal deaths occur during childbirth (2 maternal deaths out of 4 total maternal deaths). Puerperal visit coverage in 2009 was 63.3% (from the coverage of deliveries in the city of Pariaman). Therefore this study aims to obtain information about the factors associated with the performance of village midwives in the implementation of puerperal visit in Pariaman City in 2011. The research design used was a cross sectional sample of the entire population and village midwives in the City Pariaman numbering 71 people. The analysis used was univariate and bivariate data analysis (chi square). Research instrument was questionnaires.
The results of this study indicate that the performance of a good midwife in the implementation of puerperal visits 45.07% and 54.93%. The result of bivariate analysis showed that the factor of motivation and action plans have statistically significant correlation with the performance of village midwives in the implementation of post partum visit in City of Pariaman, and 6 factors that affect the performance of village midwives and should indirectly through motivation village midwives working in the City of Pariaman is factors work plan, knowledge factors, transport factors, and factors of the health department supervision, supervision by the IBI factor and development factor Ka. PHC. Given this research it is necessary to attempt to improve the performance of village midwives to enhance work motivation and work plans. Increased motivation to work can be done by making a standard reference work plan for village midwives, village midwives to increase knowledge, providing transportation and supervision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lindayati
"Menstruasi pertama atau menarche adalah tanda dimulainya haid yaitu keluamya cairan darah berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Secara umum menarche merupakan dimulainya kematangan kapasitas reproduksi seorang wanita dengan ditandai berkembangnya karakteristik seksual sekunder seorang wanita. Keadaan ini menandakan kesiapan seorang wanita untuk berhubungan seksual, hamil dan melahirkan. Jika dalam usia remaja telah terjadi kehamilan maka akan terjadi kompetisi dalam pemenuhan kebutuhan gizi antara kebutuhan untuk bertumbuh remaja itu sendiri dengan kebutuhan gizi untuk janin yang dikandungnya. Dengan demikian akan terjadi kekurangan gizi diantara keduanya, akan terjadi gizi kurang dan anemia untuk ibunya sedangkan untuk bayi akan lahir dengan berat badan rendah.
Penelitian ini bertujuan diperolehnya informasi tentang hubungan faktor berat badan lahir, status gizi (IM1) dan pola konsumsi iemak, persen lemak tubuh, sosial ekonomi orangtua, umur menarche ibu keterpaparan media massa dan aktivitas olahraga dengan umur menarche remaja putri 9- 15 tahun di Perunmas Kp Baru Kota Pariaman. Waktu penelitian pada bulan Maret - April 2007 dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dan bersifat deskriptif analitik. Besar sampel sebanyak 255 remaja putri. Analisis data dilakukan secara bertahap dimulai dari univariat untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel, bivariat untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel status menarche (chi square) dan multivariat untuk mengetahui fuktor yang paling dominan dilakukan dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan dari 255 responden sebanyak 158 orang (61,9 %) telah menarche. Rata- rata umur menarche adalah 12,1 ± 0,91 tahun. Umur menarche termuda 9,2 tahun dan tertua adalah 14 tahun. Berat badan lahir responden lebih besar atau sama dengan 2.500 gram (86,5 %), status gizi responden kategori normal (78,8 %), persen lemak tubuh kategori normal (62,4%) , FFQ konsumsi lemak dengan kategori sering berturut-turut !auk hewani, !auk nabati dan makananjajanan (53,3 %, 50,5% dan 52,6 %), pendidikkan orangtua SLTA (41,2 %). Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat badan lahir, status gizi, persen lemak tubuh, Frekuensi lauk nabati, uang jajan, status pekerjaan ayah dan aktivitas olahraga dengan status menarche.
Dari basil uji multivariat terdapat 4 variabel independen berhubungan secara be!lilllkna dengan status menarche yaitu variabel status gizi, frekuensi lauk nabati, berat badan lahir, dan persen lernak tubuh dengan status menarch. Status gizi rnerupakan faktor yang paling dominan. Rernaja dengan status gizi baik lebih cepat menarche 11,320 kali dibandingkan remaja dengan status gizi kurang setelah dikontrol oleh, persen lemak tubuh, berat badan lahir dan frekuensi !auk nabati. Oleh sebab itu disarankan untuk rneningkatkan program promosi kesehatan khususnya kebutuhan gizi remaja untuk menanggulangi kekurangan gizi yang berakibat teljadinya berat badan lahir rendah. Program promosi gizi dan kesehatan reproduksi sudah harus diberikan sedini mungkin, karena remaja mernerlukan persiapan gizi yang baik untuk menjadi calon ibu untuk dapat melahirkan anak dengan berat badan bayi lebih besar dari 2.500 gram.

First menstruation or menarche is a sign of menstruation started when blood drew from process of uterus partition shedding which have some blood vessel. In general menarche is a maturity of women's reproduction capacity which signed by women's secondary sexual grow. In this condition, women ready for sexual activities, pregnant and get birth. This a faster women get menarche the sooner they can do active sexual activities, pregnant and birth deliveri. If young girls had pregnant can be competition in nutrient need between young girl's needed and fetoes needed that hers pregnancies on the other hand. So can be malnutrition all of them, calories protein malnutrition and anemia for young girls and giving low birth weight for the baby.
This research's aim to have some information about the relation of birth weight, nutrition status (BMI), body fat percentage, fat consumption, the girls snack cost, mother's menarche age, parent's social economic (education, occupation, income of parents,have children, nwnber of family size, cost of day food) explanted of information of adult's mass media and sport activities with menarche status of young girls 9 - 15 years old in Perumnas Kp Baru Pariaman City. Research Period on March - April 2007 by cross sectional design and descriptive analytic. The nwnber of samples are 255 young girls is taken randomly from the estate. The data analysis including univariate, bivariate (chi square) and multivariate (multiple logistic regression).
The finding of result are found that 255 respondent, 158 samples (61,9 %) have menarche. The average of the age of menarche 12,1± 0,91 years. The youngest age of menarche 9,2 years old and the oldest is 14 years. Birth weight respondent 2.500 grams (86,5 %), nutrition status respondent in normal category (78,8 %), body fut percentage in normal category (62,4 %), Frequency fat conswnption with category often in succession animal fat, vegetables fut and snack (53,3 %, 50,5 %, and 52,6 %), parent's education categories are senior high school (41,2 %).
Bivariat analysis result shows significant relation between birth weight, nutrition status, body fat percentage , Frequency of vegetable fat, the girls snack cost, father job's status and sport activities with menarche status. According to result of multivariate research, there's 4 independent variable that significant relation with menarche status that are birth weight, nutrition status variable, frequency of vegetable fat and body fat percentages with menarche status. The dominant factor is nutrition status because the Odds Ratio value of nutrition status is the highest than others variables. Young girls whose good nutrition status occurring of menarche 11,320 times than young girls whose under nutrition status after controlled birth weight, body fat percentages and frequency of vegetables fat variables. We suggest to promote teenager nutrient needs and the risks/ danger of food lack and teenager reproduction health information has known in earlier age,because young girls needs good nutrition preparing tobe good mother whose have a baby birth weight more than 2.500 grams.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T11513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Sandora
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor predisposisi,
faktor pendukung, dan faktor penguat yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Patamuan Kabupaten Padang Pariaman
Propinsi Sumater Barat Tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuntitatif
dengan menggunakan desain Cross Sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
cakupannya masih rendah sebesar (13,8%). Terdapat hubungan yang bermakna
antara pendidikkan, pengetahuan, kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI
dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Diharapkan dinas
kesehatan agar memperbanyak informasi mengenai ASI eksklusif dan tokoh
masyarakat lebih membantu masyarakatnya dalam pemberian ASI secara eksklusif.

ABSTRACT
The purpose of this study is to know predisposing factors , contributing
factors, and reinforcing factors related with the giving of exclusive breastfeeding
in Patamuan public health centre sub province Padang Pariaman Province West
Sumatera in 2011. This study was a kuntitatif study by using Cross Sectional
design. Result of this study indicates that proportion of responden giving
exclusive breastfeeding to their baby the coverage still be low that equal ( 13,8%).
There is relationship having a meaning between educators, knowledge, giving
habit of associate food breastfeeding and family support from giving of exclusive
breastfeeding. Expected on duty health to multiply information about exclusive
breastfeeding and elite figure is more assistingly the public in giving of
breastfeeding exclusively."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>