Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susi Hartati Fatah
"Pemberian ASI eksklusif menjadi pelindung terhadap kejadian stunting pada anak balita, memberikan dampak pertumbuhan yang lebih baik pada bayi dalam enam bulan pertama, serta menunjukkan IQ poin yang lebih tinggi daripada yang tidak mendapat ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Jawa Barat Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain potong lintang. Data yang digunakan adalah data Riskesdas 2018 yang diperoleh dari Laboratorium Manajemen Data Balitbangkes Kemenkes RI. Populasi penelitian ini berjumlah 604 ibu yang memiliki bayi usia 6 – 11 bulan, sampel penelitian adalah yang memiliki data riwayat pemberian ASI sebagai variabel dependen penelitian sebanyak 601. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 29,8% ibu memberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah IMD (p=0,010; OR=2,204) setelah dikontrol oleh variabel frekuensi ANC dan konseling. Variabel paling dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah IMD, ibu yang melakukan IMD berpeluang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2,204 kali dibandingkan ibu yang tidak melakukan IMD. Saran: Meningkatkan kegiatan edukasi pada ibu hamil maupun calon ibu tentang IMD dan manfaat pemberian ASI eksklusif melalui Posyandu serta bersinergi dengan lintas sektor.

Exclusive breastfeeding protects against stunting in children under five, has a better impact on infant growth in the first six months, and shows higher IQ points than those who do not receive exclusive breastfeeding. This study aims to determine the factors associated with exclusive breastfeeding in West Java Province in 2018. This study is a quantitative study with a cross-sectional design approach. The data used is the 2018 Riskesdas data obtained from the data management laboratory of Balitbangkes. The population of this study amounted to 604 mothers who had babies aged 6-11 months, the research sample was those who had history of breastfeeding as the dependent variable of the study as many as 601. The results showed that 29.8% of mothers gave exclusive breastfeeding for six months. Multivariate analysis showed that the variable associated with exclusive breastfeeding was Early Initiation of Breastfeeding (p=0.010; OR=2.204) after being controlled by the variable frequency of ANC and counseling. The most dominant variable related to exclusive breastfeeding is Early Initiation of Breastfeeding, mothers who do Early Initiation of Breastfeeding have the opportunity to give Exclusive Breastfeeding as much as 2,204 times compared to mothers who do not initiate Early Breastfeeding. Suggestion: Increase education activities for pregnant women and prospective mothers about Early Initiation of Breastfeeding and the benefits of exclusive breastfeeding through Posyandu and synergize with cross-sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisya Aurelia
"Pemberian ASI eksklusif memiliki dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, namun persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Nusa Tenggara Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 hanya sebesar 20,3%. Hal ini masih dibawah target pencapaian indikator ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-23 bulan di NTB. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel 802 bayi usia 0-23 bulan yang tinggal di NTB. Data yang digunakan bersumber dari Riskesdas 2018. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa, 56,7% diberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat juga menunjukan antara paritas dan IMD dengan pemberian ASI eksklusif (p-value < 0,05). Analisis multivariat menu that parity and early initiation of breastfeeding (EIBF) were significantly associated with EBF (p-value < 0,05). Parity was the most dominant risk factor of EBF (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aghnianuri
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator keberhasilan program kesehatan Ibu dan anak. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi merupakan salah satu cara efektif agar dapat menurunkan Angka Kematian Bayi di Indonesia. Cakupan ASI eksklusif berdasarkan Riskesdas 2018 sebesar 37,3%, hal tersebut belum memenuhi minimal 50% dari target nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada anak usia 6-23 bulan di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 3.623 yang terdiri dari ibu berusia 15-49 tahun yang memiliki anak berusia 6-23 bulan terakhir. Analisis data berupa analisis bivariabel dengan metode chi-square dan analisis multivariabel dengan metode regresi logistik berganda. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 6 bulan yaitu umur ibu, pendidikan ibu, paritas, berat lahir bayi, metode persalinan, tempat persalinan, IMD, frekuensi kunjungan ANC, dan konseling ASI saat PNC. Faktor yang paling berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif adalah berat bayi lahir, dimana bayi yang lahir dengan berat <2500 gram 1.62 kali lebih berisiko untuk tidak diberikan ASI eksklusif dibandingkan yang memiliki berat ≥2500 gram (OR 1,52;95%CI: 1,02-1,60), serta konseling ASI, dimana  ibu yang tidak memperoleh konseling ASI saat PNC secara signifikan berisiko 1.50 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan dibandingkan memperoleh konseling ASI saat PNC, setelah dikontrol oleh variabel lainnya (OR 1.50; 95%CI: 1.17-1.92).  Diperlukan konseling ASI yang adekuat sejak masa kehamilan kepada ibu serta penambahan jumlah konselor laktasi sebagai upaya peningkatan capaianpemberian ASI Eksklusif.

The infant mortality rate was an indicator of the success of maternal and child health programs. Giving exclusive breast milk to babies is one effective way to reduce the infant mortality rate in Indonesia. Exclusive breastfeeding coverage based on Riskesdas 2018 is 37.3%. This number does not meet the minimum 50% of the national target. This study aims to determine the factors that influence exclusive breastfeeding for Six months in children aged 6-23 months on the island of Java. This research uses secondary data from the 2018 Riskesdas with a cross-sectional design. The research sample was 3,623 consist of mothers aged 15-49 years who had children aged 6-23 months. Data analysis took the form of bivariable analysis using the chi-square method and multivariable analysis using the multiple logistic regression method. Factors that influence exclusive breastfeeding for six months are the mother's age, mother's education, parity, baby's birth weight, delivery method, place of birth, IEB, frequency of ANC visits, and breastfeeding counseling during PNC. The most influential factor in giving exclusive breastfeeding is the birth weight of the baby, where babies born weighing <2500 grams are 1.62 times more likely to not be given exclusive breastfeeding than those weighing ≥2500 grams (OR 1,52;95%CI: 1,02-1,60), as well as breastfeeding counseling, where mothers who did not receive breastfeeding counseling during PNC had a significantly 1.50 times greater risk of not providing exclusive breastfeeding for six months compared to receiving breastfeeding counseling during PNC, after controlling for other variables (OR 1.50; 95%CI: 1.17 – 1.92).  Adequate breastfeeding counseling is needed from the time of pregnancy to mothers as well as increasing the number of lactation counselors as a support to improve rates of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah Rahmi
"Pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat untuk bayi dan ibu. Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pencapaian ASI secara Eksklusif. Salah satu kendalnya adalah ibu melahirkan melalui operasi sesar. Peningkatan angka persalinan dengan metode sesar dapat mempengaruhi kesehatan ibu, anak dan kehamilan berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kegagalan ASI Eksklusif pada ibu melahirkan sesar di Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara status pekerjaan ibu dan kegagalan ASI Eksklusif (OR=2,616; 95% CI=1.428-4.790). Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kegagalan ASI eksklusif (OR=0,552; 95% CI=0,284-1,073); pendidikan (OR=1,163; 95% CI=0,588-2,299); paritas (OR=1,301; 95% CI=0,701-2,415); status ekonomi (OR=0,668; 95% CI=0,379-1,249); daerah tinggal (OR=0,833; 95% CI=0,450-1,542); jenis kelamin (OR=0,837; 95% CI=0,464-1,508) ; IMD (OR=0,815; 95% CI=0,416-1,597) dan ANC (OR=1,097; 95% CI=0,423-2,845). Faktor yang paling dominan terhadap kegagalan ASI Eksklusif adalah Status Pekerjaan (p value 0,002 OR= 2,616), ibu yang tidak bekerja memiliki risiko 2,616 kali lebih tinggi untuk gagal ASI Eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja. Diperlukan adanya kolaborasi multisektoral dalam meningkatkan kesadaran ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi ibu dan bayi.

Exclusive breastfeeding has many benefits for babies and mothers. However, there are several factors that cause low achievement of exclusive breastfeeding. One of the constraints is the mother giving birth by cesarean section. The increase in the number of deliveries by caesarean method can affect the health of mothers, children and subsequent pregnancies. This study aims to determine the determinants of failure of exclusive breastfeeding in mothers giving birth by cesarean section in North Sumatra Province using data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) using a quantitative method with a cross-sectional study design. The results showed that there was a relationship between the mother's employment status and exclusive breastfeeding failure (OR=2.616; 95% CI=1.428-4.790). There is no relationship between maternal age and failure of exclusive breastfeeding (OR=0.552; 95% CI=0.284-1.073); education (OR=1.163; 95% CI=0.588-2.299); parity (OR=1.301; 95% CI=0.701-2.415); economic status (OR=0.668; 95% CI=0.379-1.249); area of residence (OR=0.833; 95% CI=0.450-1.542); sex (OR=0.837; 95% CI=0.464-1.508); IMD (OR=0.815; 95% CI=0.416-1.597) and ANC (OR=1.097; 95% CI=0.423-2.845). The most dominant factor for failure of exclusive breastfeeding is employment status (p value 0.002 OR = 2.616), mothers who do not work have a 2.616 times higher risk for failure of exclusive breastfeeding than working mothers. There is a need for multi-sectoral collaboration to increase mother's awareness of the importance of exclusive breastfeeding for both mother and baby."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Hanna Amelinda
"Kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan merupakan faktor penentu untuk menentukan kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi dapat berpengaruh penting untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satu faktornya adalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun yang dapat berpengaruh besar terhadap sumber daya manusia tersebut. Pemberian ASI yang maximal adalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun, Pemberian ASI sampai dengan dua tahun dapat meningkatkan IQ anak dan meningkatkan kualitas anak bangsa, olehkarena itu pemberian ASI sampai dengan dua tahun adalah hal yang sangat penting untuk diberikan kepada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam pemberian ASI sampai dua tahun di kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan sampel 310 ibu yang mempunyai anak 24-59 bulan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018, cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dari sebanyak 14 Desa dipilih 7 Desa lalu memilih kembali sampel dengan menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian ini terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI sampai dua tahun yaitu pendidikan dengan nilai p value 0,05, sosial ekonomi dengan nilai p value 0,043 dan riwayat pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan dengan nilai p value 0,023.

Health is a basic need for human life and a decisive factor for determining the quality of human resources. Adequacy of nutrition can have an important effect to increase human resources. One of the factors is breastfeeding up to two years which can have big influence to the human resource. Maximal breastfeeding is breastfeeding up to two years. Breastfeeding up to two years can increase the intelligence quotient (IQ) of the children and improve the quality of the children, therefore breastfeeding up to two years is important to the children. The aim of this study was to determine the most dominant factor in breastfeeding up to two years in Cimalaka sub-district, Sumedang District. The study design was cross sectional. The study sample consisted of mothers who have children 24-59 months (N = 310). This research was conducted in February- March 2018. The method sampling was purposive sampling, from 14 villages selected 7 villages and then select the sample by using random sampling method. The results showed that there were three factors that affect breastfeeding up to two years, i.e. education (p value 0.05), socioeconomic (p value 0.043), and history of exclusive breastfeeding until six months (p value 0.023)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Budi Santoso
"Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak di seluruh dunia. Setiap tahunnya diestimasikan sekitar 18% kematian anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia disebabkan oleh pneumonia. Faktor risiko pasti yang berkontribusi diantaranya yaitu balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian pneumonia balita usia 12 -23 bulan setelah dikontrol terhadap confounder. Studi kasus kontrol ini dilakukan di tiga wilayah puskesmas Kota Cimahi berdasarkan angka insidens kasus pneumonia balita yang tertinggi di tahun 2012. Kasus adalah balita usia 12 - 23 bulan yang berkunjung ke sarana puskesmas penelitian periode Januari - Desember 2012 dan didiagnosa sebagai kasus pneumonia. Kontrol merupakan tetangga dari kasus, dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol yaitu 1:1. Besar sampel minimal sebanyak 133 untuk masing - masing kelompok. Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik. Besar asosiasi balita yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki OR untuk terjadinya pneumonia sebesar 3,58 kali (95% CI: 2,08 - 6,19) dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol terhadap confounder.
Penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu yang membuktikan kekuatan hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian pneumonia pada balita. Berfokus pada daerah dengan angka insiden kasus penumonia yang tinggi, pihak dinas kesehatan dan puskesmas dapat lebih meningkatkan upaya promosi dan fasilitasi ASI eksklusif, menciptakan kawasan tanpa asap rokok di tingkat rumah tangga, pengurangan adanya paparan asap pembakaran di dalam rumah, peningkatan pengetahuan ibu berkaitan faktor risiko pneumonia.

Pneumonia is the biggest cause of death in children worldwide. Each year approximately 18% of estimated deaths of children under five worldwide are caused by pneumonia. Definite risk factors that contribute to them are children under five who are not exclusively breastfed.
The purpose of this study to determine the relationship of exclusive breastfeeding on the incidence of pneumonia children under five age 12 -23 months after controlling for confounders.Case-control study was conducted in three areas of public health centers Cimahi City based incidence rates were highest children under five cases of pneumonia in 2012. Cases were children aged 12-23 months who visited the research public health centers means the period of January to December 2012 and was diagnosed as a case of pneumonia. Control is a neighbor of the case, the ratio of the number of cases and controls is 1:1. Minimum sample size for each of as many as 133 - each group. Multivariate analysis using logistic regression. Major association children under five who are not exclusively breastfed for the occurrence of pneumonia had an OR of 3.58 (95% CI: 2.08 to 6.19) than those who are breastfed exclusively after controlling for confounders.
This study reinforces previous research that proves the strength of association of exclusive breastfeeding on the incidence of pneumonia in infants. Focusing on areas with a number of high incidence of cases of pneumonia, the health department and public health center could further enhance the promotion and facilitation of exclusive breastfeeding, creating a smoke-free area at the household level, reduction in exposure to combustion fumes in the house, increasing maternal knowledge of risk factors associated pneumonia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innana Mardhatillah
"Data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2016 menunjukan hanya sebesar 29,5 % bayi mendapatkan ASI Eksklusif sampai 6 bulan, rendahnya pemberian ASI Eksklusif membuat pemerintah mengeluarkan PP No 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi kebijakan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas cicalengka. Penelitian menggunakan analisis kualitatif dengan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan studi literatur.
Hasil Penelitian menemukan implementasi kebijakan pemberian ASI di puskesmas belum berjalan optimal terlihat dari cakupan pemberin ASI secara eksklusif yang masih rendah. Sosialisasi kebijakan belum dilakukan secara keseluruhan, pembagian waktu dan tugas belum jelas dan belum memiliki anggaran khusus serta peggunaan Standar Operasional Prosedur dalam menjalankan kebijakan kurang. Komunikasi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap implementasi kebijakan. Belum ada dukungan dan komitmen dari seluruh pegawai dalam pelaksanaan kebijakan pemberian ASI secara Eksklusif.
Saran yang diajukan adalah konsisten melakukan sosialisasi kepada pegawai maupun masyarakat, dilaksanakan supervisi dalam upaya pengawalan kebijakan, menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP), mengalokasikan anggaran kegiatan di tahun 2018, membuat nota kesepahaman dengan instansi lain, dan self assessment serta evaluasi program mutlak dilakukan secara kontinyu.

Data and information on the health profile of Indonesia in 2016 showed only 29.5% of infants receive exclusive breastfeeding until 6 months, the low level of exclusive breastfeeding made the government issue a regulation on exclusive breastfeeding in PP No.33 Tahun 2012. The study aimed to analyze the policy implementation of exclusive breastfeeding at Cicalengka Public Health Center. The study used qualitative analysis with in-depth interview method, focus group discussion and literature study.
The result of this study shows that breastfeeding policy implementation in health centers is not optimal, as seen from the low coverage of exclusive breastfeeding. Socialization of the policy has not been done as a whole, the time and task division is unclear and has no special budget and the use of standard operating procedures in carrying out the policy less. Communication is the most influential factor in the implementation of the policy. There is no support and commitment from all employees in the implementation of exclusive breastfeeding policy.
The suggestion is to consistently socialize to employees and the public, carry out supervision in an effort to secure the policy, run the Standard Operating Procedure (SOP), allocate budget activities in 2018, create a memorandum of understanding with other agencies, and Self-assessment and program evaluation absolutely must do continuously.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Dara Chairani, Author
"ABSTRAK
ASI Eksklusif adalah bayi menerima hanya ASI saja, tanpa memberikan cairan atau makanan tambahan kecuali vitamin, mineral dan obat-obatan selama 6 bulan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor ndash; faktor pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor Utara Kota Bogor Tahun 2018. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif adalah jenis persalinan p-value = 0,002, riwayat kontrasepsi p-value = 0,006, nyeri payudara p-value = 0,001, IMD p-value = 0,002, pemberian makanan prelakteal p-value = 0,000, PNC p-value = 0,002, Sikap p-value = 0,029 dan dukungan keluarga p-value = 0,015. Sedangkan faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, tempat persalinan, riwayat merokok, ANC dan pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Mengingat hasil penelitian ini, perlu dilakukan peningkatan sosialisasi tentang ASI Eksklusif kepada keluarga ibu menyusui sehingga keluarga dapat memberikan dukungan positif kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Lebih mendorong ibu menyusui agar dapat menjadikan ASI Eksklusif sebagai metode kontrasepsi alamiah dan kontrasepsi hormonal sebagai alternatif pilihan metode kontrasepsi untuk meningkatkan produksi ASI. Serta pemberian sertifikat ldquo;Lulus ASI Eksklusif rdquo; sebagai inovasi untuk meningkatkan sikap positif ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif.

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding is a baby receiving only breast milk, without providing any fluids or foods except vitamins, minerals and medicines for the first 6 months. This study aims to determine the description of Exclusive Breastfeeding Factors in the Working Area of North Bogor Puskesmas in Bogor 2018. The research is a quantitative study with Cross Sectional design study. The population of this study were all mothers with infants aged 6-12 months in the working area of North Bogor Puskesmas. Sampling using Simple Random Sampling technique. Data collection was done by interview using questionnaire. Data analysis using chi square test. The results showed that factors related to exclusive breastfeeding were type of delivery p value 0.002, contraceptive p value 0.006, breast pain p value 0.001, IMD p value 0.002, giving prelacteal food p value 0,000, PNC p value 0,002, attitude p value 0,029 and family support p value 0,015. While factor of age, education, employment, parity, place of delivery, smoking, ANC and knowledge are not related to exclusive breastfeeding. Considering the results of this study, it is necessary to increase the socialization of Exclusive breastfeeding to breastfeeding mothers families so that families can provide positive support to the mother to provide Exclusive Breast Milk. More encouraging breastfeeding mothers to exclusive breastfeeding as a method of natural contraception and hormonal contraception as an alternative to contraceptive methods to increase breast milk production. As well as granting certificates ldquo Lulus ASI Eksklusif rdquo as an innovation to improve the positive attitude of mother to Exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rapingah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku Tenaga Kesehatan dalam memberikan ASI eksklusif. Metode yang digunakan adalah dengan sequencial explanatory mixed methods (kuantitatif dan kualitatif) dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 85 nakes perempuan yang memiliki bayi umur 7-24 bulan di Puskesmas Kecamatan se-Jakarta Timur. Instrumen penelitian menggunakan angket yang diisi oleh responden (self administer). Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian memperlihatkan proporsi pemberian ASI eksklusif sebesar 54.1%. Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas, dukungan keluarga, dukungan teman kerja, dukungan nakes dengan p value < 0.05.
Hasil analisis multivariat variabel umur dan pengetahuan berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif dan faktor yang paling dominan adalah pengetahuan. Penelitian kualitatif dilakukan sebagai pendukung untuk hasil kuantitatif, jumlah sampel sebanyak 10 informan, teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam menggunakan panduan pertanyaan semi terstruktur. Faktor penghambat dalam perilaku pemberian ASI eksklusif adalah komitmen ibu yang kurang, masalah terkait menyusui, kurang pengetahuan keluarga. Saran agar nakes diberikan pelatihan terkait menyusui untuk meningkatkan pengetahuan, kebijakan yang lebih fleksibel kepada nakes yang masih menyusui, dan melengkapi fasilitas untuk menyusui.

This study aims to determine the factors associated with the behavior of female health workers in exclusive breastfeeding. The method that used in this study is the sequential explanatory mixed methods (quantitative and qualitative) with a cross-sectional study design. Number of samples in this study 85 female health workers who have infants aged 7-24 months in the sub-district primary health care throughout East Jakarta. This research using questionnaires filled out by the respondent (self-administer) for the instrument. This research also use chi-square and multiple logistic regression for analizing data. The results shown that the proportion of exclusive breastfeeding is 54.1%. Variables that associated with exclusive breastfeeding are knowledge, attitude, availability of facilities, family support, support co-workers, and support health workers with p value <0.05.
The result of multivariate analysis shown that behavior of exclusive breastfeeding is associated with age and knowledge and the most dominant factor is knowledge. Qualitative research is done as supported for quantitative results, total samples are 10 informants and using in-depth interviews with a semi-structured guide questions as a data collection techniques. The factor that inhibit mother for exclusive breastfeeding is lack of commitment, problems that related breastfeeding, and lack of knowledge of the family. Suggestion to health workers to be given a training that related to breastfeeding to improve knowledge, more flexible policies for health workers who are still breastfeeding, complementary facilities for breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resa Ana Dina
"Pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare diantara balita. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian balita di Indonesia. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas neonatal antara lain promosi menyusui dini dan diikuti dengan pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan minuman alami bagi bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupannya yang bermanfaat untuk kesehatannya. Namun sayang, cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah. tingginya angka pneumonia dan rendahnya cakupan ASI eksklusif ini perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol. Kasus adalah anak usia 1-5 tahun yang didiagnosa pneumonia oleh dokter/bidan/perawat yang berkunjung ke puskesmas terpilih. Kontrol adalah anak usia 1-5 tahun yang didiagnosa tidak pneumonia dan penyakit berat yang berkunjung ke puskesmas terpilih. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat, stratifikasi, dan multivariat dengan logistik regresi. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang diberi ASI tidak eksklusif memiliki Rasio Odds 6,699 kali (95% CI: 3.204-14.007) untuk mengalami kejadian pneumonia dibandingkan anak yang diberi ASI eksklusif setelah dikontrol dengan variabel adanya perokok, adanya asap pembakaran, pendidikan ibu, riwayat imunisasi DPT lengkap dan status gizi. Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis penelitian yaitu pemberian ASI tidak eksklusif meningkatkan risiko kejadian Pneumonia dibandingkan yang diberi ASI eksklusif pada anak usia 1-5 tahun di Kabupaten Bogor. Intervensi melalui promosi ASI eksklusif selama enam bulan, program anti rokok, penggunaan bahan bakar untuk masak yang sempurna pembakarannya, pemberdayaan ibu rumah tangga, imunisasi DPT dan perbaikan gizi, perlu dilakukan secara terintegritas untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit Pneumonia.

Pneumonia is one of main cause after diarrhea among under-five year children. It was showed that Pneumonia had become a major public health problem which contributed toward the high of mortality among under-five year children. The intervention action we can do is breastfeeding initiation promotion and giving exclusive breastfeeding. Breastfeeding is a natural food for newborn particularly in the first month of life, that very important for their health in the future. Unfortunately, the practice of exclusive breastfeeding in Indonesia was not really good. The high prevalence of Pneumonia and the low of exclusive breastfeeding practice, so we should give more attention for this problem. The objective of study was to identify the role of exclusive breastfeeding practice with lower respiratory tract infection in under-five children in Bogor District. This study used case control design. Sample was selected by purposive (for cases) and random sampling (for control). Each group consist 107 cases and 107 controls. Case definition is children suffered Pneumonia whom diagnosed by doctor/midwives/nurse seeking for treatment at selected health center. Control definition is children without Pneumonia whom diagnosed by doctor/midwives/nurse seeking for treatment at selected health center. Data analysis used univariate, bivariate, stratification, and multivariate using logistic regression. And the result of study showed that children whom not given exclusive breastfeeding had the risk Rasio Odds 6,699 kali (95% CI: 3.204-14.007) greater to Pneumonia than children whom given exclusive breastfeeding in under-five year children after controlled by smoker at home, air pollution from cooking at home, level education of mother, immunization status and nutrition status. This result succeed to prove the hypothesis that not giving exclusive breastfeeding practice increasing the risk to Pneumonia than whom given exclusive breastfeeding in under-five year children. Intervention through exclusive breastfeeding promotion, anti-cigarette program, use of stove with perfect burst, mother empowerment, immunization, improving nutrition status should applied at each family for decreasing morbidity and mortality caused by lower respiratory tract infection in under-five year children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>