Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurfaizah
"Studi pada penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan dari determinan perilaku pencegahan COVID-19 berdasarkan model kepercayaan kesehatan pada masyarakat kelompok usia >15 tahun di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 315 responden yang dipilih menggunakan purposive sampling berpartisipasi dengan melakukan pengisian kuesioner berbasis online melalui google form. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan perilaku pencegahan COVID-19 pada masyarakat usia > 15 tahun di Jakarta Timur dikategorikan baik dengan proporsi sebesar 50.8%. Berdasarkan hasil analisis didapatkan adanya hubungan yang signifikan pada variabel persepsi mengenai hambatan (p-value 0.001) dan isyarat untuk bertindak (p-value 0.001). Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya optimalisasi pada edukasi terkait COVID-19 dan perilaku pencegahan yang baik dan benar melalui media sosial serta menjalin kemitraan dengan perangkat daerah di wilayah setempat.

This study was conducted to see the relationship between determinants of COVID-19 prevention behavior based on the health belief model among people aged >15 years in East Jakarta. This study uses quantitative research methods with a cross-sectional study design. A total of 315 respondents who were selected using purposive sampling participated by filling out online-based questionnaires via google form. The results showed that the implementation of COVID-19 prevention behavior in people aged > 15 years in East Jakarta was categorized as good with a proportion of 50.8%. Based on the results of the analysis, it was found that there was a significant relationship on the perceived barriers (p-value 0.001) and cues to action (p-value 0.001). The results of the study suggest that there is a need for optimization of education related to COVID-19 and preventive behavior through social media as well as establishing partnerships with regional officials in the local area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Mutiara
"ABSTRAK
Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah episentrum penyebaran COVID-19 dengan kasus tertinggi di Indonesia, untuk itu diperlukan upaya perilaku pencegahan pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku pencegahan penularan COVID-19 masyarakat DKI Jakarta ditinjau dari variabel yang ada di dalam teori Health Belief Model. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 320 orang yang berusia 15-64 tahun dan diambil secara quota sampling dari 5 wilayah DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan metode responden mengisi kuesioner secara mandiri yang dilakukan secara online dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat telah melakukan sebagian besar perilaku pencegahan penularan COVID-19 dengan baik seperti pada penggunaan masker setiap keluar rumah, menerapkan etika batuk, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir saat sebelum makan, setelah makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah beraktivitas dan menyentuh benda, serta mencuci tangan minimal 20 detik, menggunakan hand sanitizer, tetap di rumah ketika sakit, menghindari berjabat tangan, memberi jarak 1-2 meter dengan orang lain, menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang, menghindari tempat dan kendaraan umum, dan menghindari berpergian ke zona merah. Hal ini karena pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan COVID-19 sudah tinggi, namun masih rendah mengenai penggunaan tisu alkohol dan waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertular COVID-19. Masyarakat pada umumnya mempersepsikan COVID-19 penyakit yang serius bagi dirinya dan merasa dirinya rentan untuk tertular COVID-19. Umumnya masyarakat tidak merasa ada hambatan untuk melakukan perilaku pencegahan, dan mayoritas menganggap tindakan pencegahan COVID-19 bermanfaat bagi dirinya serta mereka merasa mampu untuk melakukan tindakan pencegahan. Perlu meningkatkan edukasi atau sosialisasi yang efektif dan konsisten melalui berbagai media untuk pengetahuan dan perilaku yang masih kurang baik, melakukan penyuluhan tentang cara pakai masker yang benar, serta meningkatkan penerapan kebijakan dan kedislipinan di semua sektor.

ABSTRACT
The DKI Jakarta Province is the epicenter of the spread of COVID-19 with the highest cases in Indonesia, for this reason prevention efforts are needed in the community. This study aims to see the prevention measures for the transmission of COVID-19 in the people of DKI Jakarta in terms of the variables in the Health Belief Model theory. Research with a quantitative method approach, cross sectional design, was conducted on 320 people aged 15-64 years and was taken by quota sampling from 5 areas of DKI Jakarta. Data were collected using the respondent's method of giving a questionnaire which was conducted online and analyzed descriptively. The results of community research have done most of the prevention of COVID-19 transmission well, such as using masks every time you leave the house, applying cough etiquette, washing hands with soap and running water before eating, after eating, after using the bathroom, after activities and objects , as well as washing hands for at least 20 seconds, using hand sanitizers, staying at home when sick, avoiding shaking hands, giving 1-2 meters distance from other people, avoiding activities that involve many people, avoiding public places and transportation, and avoiding traveling to the zone red. This is because public knowledge about efforts to prevent COVID-19 is high, but still low regarding alcohol use and the time it takes to catch COVID-19. Society in general complicates COVID-19, a serious disease for itself and susceptible to COVID-19. Of the society does not feel there are obstacles to taking precautions, and stopping COVID-19 prevention measures is beneficial for them and they feel capable of taking preventive measures. It is necessary to increase effective and consistent education or socialization through various media for knowledge and behavior that is still inadequate, conduct counseling on how to use masks properly, and increase the implementation of policies and discipline in all sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istaniya Sumantri
"Terdapat pergeseran usia pada penderita diabetes melitus di wilayah Puskesmas Bogor Timur. Pada tahun 2021 diagnosis untuk penderita diabetes melitus termuda yang ditemukan di Puskesmas Bogor Timur adalah pada usia 29 tahun. Sementara pada tahun 2022 sampai bulan Juli, usia penderita diabetes melitus termuda ditemukan pada usia 19 tahun. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan yang mempengaruhi perilaku pencegahan diabetes melitus pada remaja. Sebuah studi cross-sectional yang dilakukan pada 110 siswa di SMAN 3 Kota bogor yang terpilih sebagai sampel acak. Penelitian ini dilakukan dari November hingga Desember 2022. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur melalui gform. Data dimasukan kedalam SPSS untuk dianalisis secara univariat dan bivariat. Pada analisis bivariat, variabel dengan nilai p=0,05 dianggap berhubungan secara signifikan. Nilai rata-rata yang diperoleh dari perilaku pencegahan diabetes melitus pada remaja sebesar 64,7 (skala 100). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p=0,006), persepsi kerentanan (p=0,002), persepsi tingkat keparahan (p=0,018), persepsi manfaat (p=0,011), persepsi hambatan (p=0,001), dan sumber informasi (p=0,034) dengan perilaku pencegahan diabetes melitus pada remaja. Upaya dalam peningkatan kesadaran dalam melakukan pencegahan diabetes melitus perlu ditingkatkan untuk menghasilkan generasi yang terbebas dari penyakit katastropik khususnya diabetes melitus.

There is an age shift in patients with diabetes mellitus in the East Bogor Health Center area. In 2021 the diagnosis for the youngest person with diabetes mellitus found at the East Bogor Health Center was at the age of 29 years. Meanwhile, in 2022 until July, the age of the youngest patient with diabetes mellitus was found to be 19 years old. This research was conducted to determine the determinants that influence diabetes mellitus prevention behavior in adolescents. A cross-sectional study was conducted on 110 students at SMAN 3 Bogor City who were selected as a random sample. The study was conducted from November to December 2022. Data were collected using a structured questionnaire through gform. Data were entered into SPSS for univariate and bivariate analysis. In bivariate analysis, variables with p=0.05 were considered significantly associated. The mean value obtained from adolescent prevention behavior was 64.7 (scale 100). There are asignificant relationship between knowledge (p=0.006), perceived susceptibility (p=0.002), perceived severity (p=0.018), perceived benefits (p=0.011), perceived barriers (p=0.001), and sources of information (p=0.034) with diabetes mellitus prevention behavior in adolescents. Efforts to increase awareness in preventing diabetes mellitus need to be increased to produce a generation free from catastrophic diseases, especially diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinka Citra Awinda
"Di awal pandemi, anak-anak dikategorikan sebagai kelompok sulit terpapar virus COVID-19. Namun pendapat ini terbantahkan dengan kasus COVID-19 di Indonesia pada anak cukup tinggi. Kurangnya kesadaran orang tua bahwa pencegahan COVID-19 pada anak penting, terutama anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada anak berkebutuhan khusus di Al-Fatih Center Jakarta Timur tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam kepada informan kunci serta informan utama dengan pemilihan informan menggunakan cara purposive sampling. Teori yang digunakan adalah teori domain perilaku menurut B.Bloom yang membagi perilaku menjadi pengetahuan, sikap, dan praktik/tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan informan utama sudah cukup baik, berada di tingkatan aplikasi (application), sikap informan utama sudah baik, berada di tingkatan penghargaan (valuing) dan organisasi (organizing), serta tindakan informan utama sudah cukup baik, berada di tingkatan respons yang diarahkan (guide respons) dan mekanisme (mechanism). Perlu peningkatan pada praktik mencuci tangan, namun untuk praktik memakai masker, aktivitas bepergian keluar rumah, dan langkah yang telah dilakukan untuk mencegah COVID-19 termasuk asupan makanan yang bergizi sudah dilakukan dengan baik. Secara keseluruhan perilaku pencegahan COVID-19 yang dilakukan informan utama sudah cukup baik.

At the beginning of the pandemic, children were categorized as a group difficult to be exposed to the COVID-19. However, this opinion is refuted by the high number of cases of COVID-19 in Indonesia in children. Lack of awareness of parents that prevention of COVID-19 in children is important, especially children with special needs. This study aims to describe the behavior of preventing transmission of COVID-19 in children with special needs at the Al-Fatih Center, East Jakarta in 2021. This study uses a qualitative method with a case study research design. This study used in-depth interviews with key informants and key informants with the selection of informants using purposive sampling. The theory used is the behavioral domain theory according to B. Bloom which divides behavior into knowledge, attitudes, and practices/actions. The results showed that the main informant's knowledge was quite good, at the application level, the main informant's attitude was good, at the valuing and organizational level, and the main informant's actions were quite good, at the response level. directed (response guide) and mechanism (mechanism). There is a need for improvement in the practice of washing hands, but for the practice of wearing masks, for traveling outside the house, and the steps that have been taken to prevent COVID-19 including the intake of nutritious food have been carried out properly. Overall, the COVID-19 prevention behavior carried out by key informants was quite good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan ditinjau dari teori health belief model. Variabel yang diteliti adalah perilaku pencegahan COVID-19, faktor pemodifikasi (usia, jenis kelamin, pengetahuan) dan persepsi individu (persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan dan self efficacy). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 orang mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68% mahasiswa kesehatan memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang baik dan 31.6% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Sedangkan mahasiswa non-kesehatan yang memiliki perilaku pencegahan yang baik adalah 59.7% dan 40.3% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p=0.020).

This study discusses about the preventive health behaviours of COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences Universitas Indonesia. The objective of this study was to look preventive health behaviour COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences based of health belief model. Variabels in this study including preventive behaviour, modifying factors (Age, sex, and knowledge), individual perceived (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, dan perceived barriers and self efficacy). This study using quantitative approaches and cross sectional study methods.The total samples of this study is 110 people of students majoring in health and non-health sciences with purposive sampling method. The result showed that 68% students majoring health sciences are having good preventive behaviour and 31.6% have enough preventive behaviour, while 59.7% the student majoring non-health science have good preventive behaviour and 40.3% have enough preventive behaviour. There was significant associations between sex with preventive health behaviour of COVID-19 (p=0.020)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Alanza Salsabila
"Perkantoran merupakan salah satu tempat yang berisiko terjadinya penularan COVID-19. Beberapa kasus COVID-19 di DKI Jakarta didominasi dari klaster perkantoran. Untuk mengatasi hal tersebut, penerapan perilaku pencegahan yang baik menjadi kunci utama dalam memutus rantai penyebaran virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor determinan perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada pekerja perkantoran di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan kuesioner. Sebanyak 152 pekerja perkantoran di Jakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan responden terhadap COVID-19 sudah cukup baik. Sebesar 61,2% Responden berperilaku baik, dan 38,8% berperilaku kurang baik. Uji statistik menunjukkan bahwa persepsi risiko (p= 0.013), persepsi hambatan (p= 0.001), sarana prasarana (0.002), dan dukungan manajemen (p= 0.001) berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Maka dari itu diperlukan edukasi efektif, penyediaan sarana prasarana yang memadai, serta dukungan manajemen yang mendukung untuk meningkatkan perilaku pekerja dalam mencegah COVID-19.

Office is one of the places at risk of transmission of COVID-19. Several cases of COVID-19 in DKI Jakarta are dominated by office clusters. To overcome this, the implementation of good preventive behavior is the main key in breaking the chain of virus spread. The study aims to analyze the determinants of behavior to prevent transmission of COVID-19 in office workers in DKI Jakarta. This research is a quantitative research with a cross sectional design. Data was collected online using questionnaire. A total of 152 office workers in Jakarta participated in this study. The results showed that the respondent's preventive behavior against COVID-19 is quite good. 61.2% of respondents had good behavior, and 38.8% had poor behavior. Statistical tests showed that perceived risk (p= 0.013), perceived barriers (p= 0.001), availability of facilities (0.002), and management support (p= 0.001) were associated with COVID-19 prevention behavior. Therefore, effective education is needed, the provision of adequate infrastructure, and supportive management support to improve worker behavior in preventing COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Amalia
"Kota Depok menjadi kota dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 (49.567 kasus) dan kematian kumulatif (920 kematian) tertinggi di Jawa Barat. Para penderita hipertensi harus lebih disiplin menjalankan perilaku pencegahan COVID-19 karena memiliki kemungkinan untuk mengalami perkembangan penyakit COVID-19 yang parah. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada penderita hipertensi di Kota Depok, Jawa Barat bulan Agustus-September 2021. Pengumpulan data secara online menggunakan google form. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dalam skala 100, rata-rata skor untuk tiap variabel adalah pengetahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan perilaku pencegahan COVID-19 sebesar 82,4. Separuh dari responden memiliki pengetahuan baik (52,5%), sikap positif (63,9%), dan perilaku pencegahan baik (58,5%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,681). Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,011) dengan nilai OR: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Separuh responden memiliki pengetahuan yang baik, sikap positif, dan perilaku pencegahan yang baik. Tidak ditemukan adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan dan terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan.

Depok City is the city with the highest number of confirmed cases of COVID-19 (49.567 cases) and cumulative deaths (920 deaths) in West Java. People with hypertension must be more disciplined practice COVID-19 prevention behavior because they are more likely to experience severe COVID-19 disease development. The purpose of this study is to describe knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention among hypertension patients in Depok City. This study used a cross-sectional study in patients with hypertension in Depok City, West Java on August-September 2021. Data collected used online survey (google form). The results showed that on a scale of 100, the mean score of knowledge was 85,2, attitude was 77,7, and COVID-19 prevention behavior was 82,4. Half of respondents had a good knowledge (52,5%), positive attitude (63,9%), and good prevention behavior of COVID-19 (58,5%). There was no significant association between knowledge and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,681). There was significant association between attitudes and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,011) with OR value: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Half of respondents had a good knowledge, positive attitude, and good preventive behavior. There was no association between knowledge and prevention behavior and there was a association between attitude and preventive behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Meliana Elisabet
"Provinsi DKI Jakarta menempati jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Indonesia bulan Juni 2021. Upaya pencegahan dilakukan melalui kebijakan nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan. Pasar merupakan tempat berkerumun orang sehingga sangat berpotensi dalam penularan COVID-19. Penelitian bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku pedagang menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di pasar. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross sectional pada 165 pedagang pasar yang diambil secara acak. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner mandiri secara online, dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Sebesar 74 (44,8%) pedagang dengan skor perilaku 56,79 (skala 100) dalam mencegah COVID-19, perilaku tertinggi yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki area pasar (71,31%), terendah pada upaya untuk meminimalkan kontak di area pasar dengan pelanggan (42,83%). Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku pedagang. Sikap merupakan variabel yang paling dominan terkait dengan perilaku pedagang di Pasar Induk Kramat Jati 2021, pedagang yang bersikap positif akan 4,2 kali berperilaku baik dibanding yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh pengetahuan, ketersediaan sarana, persepsi kerentanan, keseriusan dan hambatan serta dukungan teman dan kebijakan. Sikap pedagang perlu ditingkatkan dengan peningkatan pengetahuan, pemenuhan sarana protokol kesehatan, kolaborasi antara PD Pasar Jaya, Puskesmas dan Tokoh Masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan Pasar

DKI Jakarta Province occupies the highest number of positive COVID-19 cases in Indonesia, June 2021. Prevention efforts are carried out through policy number HK.01.07/Menkes/413/2020 requiring the implementation of health protocols. The market is a place where people congregate, so it has the potential to spread COVID-19. This study aims to determine the behavioral determinants of traders implementing health protocols to prevent the spread of COVID-19 in the market. The study used a quantitative approach with cross sectional design on 165 market traders who were taken at random. Data were collected by filling out an online self-administered questionnaire, analyzed using the chi square test and multiple logistic regression. As many as 74 (44.8%) traders have good behavior, skor 56.79 (a scale of 100) in preventing COVID-19. The highest behavior is washing hands before and after entering the market area (71.31%), the lowest is in efforts to minimize contact in the market area with customers using a barrier/plastic/faceshield (42.83%). Attitude is the most dominant variable related to the behavior of traders in the Kramat Jati Main Market 2021, traders who have a positive attitude will be 4.2 times better behaved than those who behave negatively after being controlled by knowledge, availability of facilities, perceptions of vulnerability, seriousness and obstacles as well as support from friends and family. policy. The attitude of traders needs to be improved by increasing knowledge, supported by the fulfillment of health protocol facilities, collaboration between PD Pasar Jaya, Puskesmas and Community Leaders in implementing health protocols in the Market environment"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Elizabeth
"Kelelahan atau merupakan perasaan dimana seseorang merasa sangat lelah, letih atau mengantuk yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti jam tidur yang kurang, tuntutan kerja yang tinggi, periode tugas yang lama, adanya tuntutan sosial dan kemasyarakatan, atau mengalami stres dan depresi yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti antara lain faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, dan status kesehatan) dan faktor pekerjaan (jam istirahat, shift kerja, kuantitas tidur, pekerjaan sampingan dan commuting times). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Dari 131 tenaga kesehatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan 50.4% tenaga kesehatan merasakan kelelahan. Selain itu, terdapat hubungan antara status kesehatan (P value = 0,041) dan commuting times (P value = 0,039) dengan kejadian kelelahan.

Fatigue is a feeling where a person feels very tired or sleepy caused by various risk factors such as insufficient sleep hours, high work demands, long periods of work, social demands, or experiencing prolonged stress and depression. This study aims to analyze the factors related to fatigue among healthcare workers working at the East Jakarta District Health Center during the Pandemic COVID-19. The factors studied included individual characteristics (gender, age, and health status) and occupational factors (rest hours, work shifts, sleep quantity, side jobs and commuting times). This study used a cross sectional research design and data was collected by distributing online questionnaires. Among 131 healthcare workers who were respondents in this study, it was found that 50.4% of healthcare workers felt fatigue. In addition, there is a relationship between health status (P value = 0.041) and commuting times (P value = 0.039) with the incidence of fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiah Qisthina Hidayat
"Penyebaran COVID-19 yang semakin luas dan implementasi protokol kesehatan di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 yang masih rendah mendasari pentingnya monitoring kepatuhan protokol kesehatan di Brebes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kepatuhan protokol kesehatan pencegahan dan penularan COVID-19 pada masyarakat di Kabupaten Brebes tahun 2021 berdasarkan teori health belief model. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di Kabupaten Brebes pada Juni 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 302 responden. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden sudah patuh melaksanakan protokol kesehatan dengan rata-rata skor 70 dari skala 100. Diketahui diantara faktor- faktor yang diteliti, faktor jenis kelamin (p=0,001), tingkat pendidikan(p=0,001), pengetahuan (p=0,007), persepsi keparahan (p=0,003), persepsi hambatan (0,001), self efficacy (p=0,016), dan sumber informasi (p=0,002) merupakan faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian menyarankan untuk membuat program untuk meningkatkan implementasi social distancing, mengadakan kerjasama dengan tokoh masyarakat, mengutamakan laki-laki sebagai sasaran utama promosi kesehatan dan memanfaatkan sosial media sebagai media utama promosi kesehatan.

The increasingly COVID-19 and the low implementation of health protocols in Brebes Regency in 2020 underlies the importance of monitoring health protocol compliance in Brebes. The study aims to determine the factors associated with compliance of health protocols for the prevention and transmission of COVID-19 in the community in Brebes Regency in 2021 based on the theory of health belief models. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data conducted in Brebes Regency in June 2021 with a total sample of 302 respondents. The results showed that the respondents had complied with the health protocol with an average score of 70 out of a scale of 100. It is known that among the factors studied, gender (p = 0.001), education level (p = 0.001), knowledge (p = 0.007 ), perceived severity (p=0.003), perceived barriers (0.001), self-efficacy (p=0.016), and sources of information (p=0.002) were factors related to non-compliance with COVID-19 health protocols. The results of the study suggest creating a program to improve the implementation of social distancing, collaborating with community leaders, prioritizing men as the main target of health promotion and utilizing social media as the main media for health promotion."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>