Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pandemi COVID-19 menyebabkan seseorang terus menerus tinggal di rumah dan melakukan jaga jarak sehingga memengaruhi aktivitas seksual dan tingkat stres. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional dan bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas seksual dan tingkat stres penduduk usia dewasa selama pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini yaitu 279 penduduk usia dewasa yang memiliki pasangan di Jakarta Timur dengan teknik sampling berupa purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen SAQ dan PSS-10. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia dewasa melakukan aktivitas seksual selama pandemi COVID-19 (62,7%). Alasan penduduk tidak melakukan aktivitas seksual terbanyak yaitu belum menikah dan tidak tertarik dengan seks. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia dewasa mengalami stres sedang selama pandemi COVID-19 (62,7%). Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terkait gambaran aktivitas seksual dan tingkat stres pada usia dewasa selama pandemi COVID-19. Diharapkan untuk pelayanan keperawatan dapat memberikan edukasi mengenai aktivitas seksual dan manajemen stres selama pandemi COVID-19.

The COVID-19 pandemic causes people to continue to stay at home and practice social distancing, which affects sexual activity and stress levels. This study is a quantitative study using a cross-sectional design and aims to describe the sexual activity and stress levels of the adult population during the COVID-19 pandemic. The sample of this study is 279 adult population who have a partner in East Jakarta with a purposive sampling technique. This study used the SAQ and PSS-10 instruments. The results showed that most of the adult population engaged in sexual activity during the COVID-19 pandemic (62.7%). Most of the population's reasons for not engaging in sexual activity are unmarried and not interested in sex. The results showed that most of the adult population experienced moderate stress during the COVID-19 pandemic (62.7%). This research is expected to provide benefits related to the description of sexual activity and stress levels in adulthood during the COVID-19 pandemic. It is hoped that nursing services can provide education about sexual activity and stress management during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;;;, 2021
S-Pdf;;;
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Akbar
"Pada masa pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang kesulitan dalam mempertahankan kinerja perusahaannya—tidak terkecuali pada perusahaan rintisan. Adanya Pemutusan Hubungan Kerja, perubahan cara bekerja, dan tekanan lebih besar untuk meningkatkan kinerja perusahaan, mempengaruhi kesejahteraan psikologis karyawan. Sedangkan, kesejahteraan karyawan juga memiliki dampak terhadap kinerja karyawan yang akhirnya berdampak juga pada kinerja perusahaan. Salah satu solusi adalah melalui implementasi praktik manajemen sumber daya manusia (SDM) berdasarkan teori AMO (ability-motivation-opportunity) yang mampu menjadi prediktor kesejahteraan psikologis karyawan. Teori Determinasi Diri digunakan untuk menyediakan penjelasan lebih lanjut atas dinamika internal karyawan pada praktik manajemen SDM serta korelasinya dengan kesejahteraan psikologis karyawan. Dalam mengukur persepsi praktik manajemen SDM, penelitian ini menggunakan adaptasi dari alat ukur Gardner (2011). Sedangkan, adaptasi alat ukur Ryff (1989) untuk mengukur kesejahteraan psikologis karyawan. Responden berupa 200 karyawan perusahaan rintisan di wilayah Jakarta. Desain penelitian ini yaitu kuantitatif dan korelasional yang dianalisis menggunakan Pearson Correlation. Hasil menunjukkan adanya hubungan antara praktik manajemen SDM dan kesejahteraan psikologis karyawan perusahaan rintisan Jakarta. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan melibatkan variabel mediasi atau moderasi serta melakukan penelitian longitudinal untuk menjelaskan lebih lanjut dinamika dalam jangka panjang.

During the COVID-19 pandemic, many companies struggled to maintain good performance in their business—including startup companies. The sudden employment termination and change in working arrangement caused bigger pressure to boost the company’s performance that affected employees’ psychological well-being (PWB). Whereas, employees’ PWB affected employees’ performance (and in the long run, the company’s performance). One of the solutions is through the implementation of human resource management practices (HRMP) based on the ability-motivation-opportunity theory which can be a predictor of psychological well-being. The Self-Determination theory used to provide further explanation of employees’ internal correlation between HRMP with employees’ PWB. This study used instruments from Gardner (2011) to measure the perception of HRMP. Meanwhile, Ryff's (1989) instrument was used to measure the employees' PWB. Respondents were 200 Jakarta-based startup companies’ employees. The research design that is used was quantitative and correlational methods analyzed with Pearson Correlation. Results showed there was a correlation between HRMP and startup companies’ employees’ PWB. Further research needs to be done by mediation or moderation variables. Longitudinal research can be considered to describe the dynamics in the long term further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Yohana
"Selama masa pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk upaya penanganan penyebaran virus Covid-19. Kebijakan untuk menangani virus Covid-19 yaitu adanya protokol kesehatan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, di mana protokol kesehatan tersebut berdampak pada implementasi pemolisian komunitas di perumahan Kota Bekasi yang menghambat kohesi sosial, kontrol sosial informal dan partisipasi sosial, sehingga anggota komunitas mengalami hambatan untuk melakukan kegiatan – kegiatan sosial. Kemudian, terdapat potensi terjadinya kejahatan di perumahan Kota Bekasi karena adanya protokol kesehatan seperti bekerja di rumah atau membatasi mobilitas, penggunaan masker saat di luar rumah, menjaga jarak minimal dua meter dan menjauhi kerumunan memicu munculnya faktor kriminogenik. Adanya hambatan tersebut dapat diatasi dengan pemantauan daring agar pemolisian komunitas dapat berjalan selama masa pandemi Covid-19.

During the Covid-19 pandemic, the Indonesian Government released the policy to handle the spread of Covid-19 virus. The policy was the health protocol. Based on the analysis that has been done, the health protocol has impacts to the implementation of community policing in the Bekasi City Housing that hampered the social cohesion, informal social control, and the community participation. Thereby, the community members had obstacles to do the social activity. Then, there is a potential for the crime to occur in the Bekasi City Housing because of the health protocol policies such as working from home or limiting the mobility, using masks when we outside, keeping the minimum distance for 2 meters long, and staying away from crowds that triggers the emergence of criminogenic factors. These obstacles can be overcome by online monitoring so that community policing can run during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amalia Novianty
"Kondisi pandemi COVID-19 memunculkan berbagai masalah yang mampu menimbulkan stres terkait pandemi pada ibu hamil trimester ketiga. Penelitian kuantitatif ini melakukan penelitian pada 10 Puskesmas Kecamatan di DKI Jakarta dengan metode sampling.

Penelitian ini diikuti oleh 203 ibu hamil trimester ketiga. Pengambilan data dilakukan secara luring dan daring dengan menggunakan kuesioner SSKTP versi prenatal. Penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil trimester tiga mayoritas mengalami stres sedang (68%, n=138). Berdasarkan temuan, kelompok ibu hamil dengan status primigravida, berpendidikan di bawah SMA, tidak bekerja, dan berpenghasilan di atas upah minimal regional lebih banyak mengalami stres berat dibandingkan kelompok lainnya. Stres berat juga lebih banyak muncul pada kelompok ibu hamil trimester tiga yang pernah berkontak erat dan/atau pernah terinfeksi COVID-19, kesulitan melakukan pemeriksaan kehamilan, dan kehilangan pendapatan akibat pandemi. Temuan ini mampu menggambarkan risiko psikososial pada ibu hamil trimester ketiga. Skrining dan intervensi dini menjadi penting dalam upaya menurunkan stres terkait pandemi.


The COVID-19 pandemic raises various problems that can cause pandemic-related stress in third-trimester pregnant women. This quantitative study was conducted in 10 sub-district health centers around Jakarta using the convenience sampling method. The study was participated by 203 pregnant women. Data were collected offline and online using the SSKTP questionnaire – prenatal version. This study found that third-trimester pregnant women in Jakarta experienced moderate stress (68%, n=138). Based on the findings, the pregnant women with primigravida status, education below high school, not working, and earning above the regional minimum wage experienced more severe stress than other groups. Severe stress was also more prevalent in the pregnant women who had close contact and/or had been infected with COVID-19, had difficulty conceiving, and lost income due to the pandemic. These findings can illustrate the risk of psychosocial problem in third-trimester pregnant women. Screening and early intervention are prominent to reduce pandemic-related stress.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mediana Hanifa
"Pandemi Covid-19 merupakan masalah yang sedang dihadapi secara global oleh masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Akibat pandemi, muncul masalah seperti penurunan angka tingkat ekonomi, merosotnya pendapatan, menurunnya jumlah lapangan kerja, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), meningkatnya angka pasien terinfeksi dan kematian, terbatasnya Alat Pelindung Diri (APD), dan lain sebagainya. Pada situasi dimana kondisi pandemi memberikan dampak kepada setiap orang tanpa terkecuali, sifat solidaritas muncul dan mendorong keinginan manusia untuk saling membantu sesama. Sifat tersebut merupakan bentuk dari community resilience. Salah satu upaya community resilience yang dilakukan masyarakat di masa pandemi adalah crowdfunding. Tokoh populer seperti micro-celebrity pun ikut turun tangan dan menginisiasikan proyek crowdfunding secara online melalui platform Kitabisa. Makalah ini bertujuan untuk melakukan analisis deskripsi terkait bagaimana micro-celebrity menggunakan crowdfunding dalam rangka membantu sesama masyarakat yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas bagaimana social influence yang dimiliki oleh micro-celebrity dapatmempengaruhi proyek crowdfunding melalui metode penelitian desk research. Dalam proses pengumpulan dana crowdfunding, social influence yang dimiliki olehmicro-celebrity memegang peranan penting. Analisis yang dilakukan pada dua saluran social influence, yakni pengaruh informatif dan normatif, menunjukkan adanya sikap positif calon pendana terhadap keputusan berpatisipasi memberikan dana dalam proyek crowdfunding micro-celebrity.

The Covid-19 pandemic is a problem that is being faced globally by the world community, including Indonesia. As a result of the pandemic, problems arise such as decreased level of the economy, decreased income, decreased number of jobs, layoffs, increased number of infected patients and deaths, limited Personal Protective Equipment (PPE), and so on. In a situation where pandemic conditions affect everyone, solidarity emerges and encourages human desire to help each other. This trait is a form of community resilience. One of the community resilience efforts carried out by the community during this pandemic is crowdfunding. Popular figures such as micro-celebrities also stepped in and initiated an online crowdfunding project through Kitabisa. This paper aims to conduct a descriptive analysis regarding how micro-celebrities use crowdfunding in order to help the communities affected by Covid-19 pandemic. In addition, this study will also discuss how the social influences of micro-celebrities can affect crowdfunding projects through desk research methods. In the crowdfunding process, micro-celebrities’ social influence play an important role. An analysis carried out through two social influence channels, informative and normative influences, shows that potential lenders have a positive attitude towards the decision to participate in providing funds for micro-celebrity’s crowdfunding project."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Evin Novianti
"Latar belakang: Tingginya kasus COVID-19 di dunia mengakibatkan 13,3-16,6 juta kematian di kawasan Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika. Di Indonesia lonjakan kematian mencapai 158.429, terbayak usia dewasa. Dampak kematian orang tua menimbulkan stress, cemas berisiko pada masalah kesehatan jiwa remaja yang lebih berat. Tujuan: menganalisis model mekanisme koping remaja yang menghadapi kehilangan orang tuaakibat COVID-19 terhadap tanda gejala stress, cemas. Metode: Penelitian tahap 1 survei pada 516 sample remaja di DKI Jakarta, dianalisa dengan SEM-PLS. Penelitian tahap 2, desain quasy eksperiment with control group menguji keefektifan model dengan sample kelompok intervensi, kontrol masing-masing 52. KuisionerZung Self Rating Anxiety Scale (SAS), Perceived Stress Scale (PSS). Analisa data mancova repeated. Hasil:Koefisien determinasi kuat (R2>0,67), stimulus fokal, stimulus kontekstual, penilaian stressor, sumber koping membentuk mekanisme koping (p-value<0,05). Terdapat perubahan tanda gejala stress, cemas pada remaja sebelum dan sesudah diterapkan model mekanisme koping pada kelompok intervensi. Simpulan: Model mekanisme koping remaja yang mengalami kehilangan orang tua efektif menurunkan tanda gejala stress, cemas. Saran: Model mekanisme koping remaja yang mengalami kehilangan orang tua dapat diimplementasikan kepada remaja dalam upaya pencegahan masalah psikososial yang lebih berat lagi, dan dapat diimplementasikan oleh guru dan perawat setingkat ahli Madya.

Background: The high number of COVID-19 cases worldwide has resulted in 13.3-16.6 million deaths across Southeast Asia, Europe, and the Americas. In Indonesia, the death toll surged to 158,429, with the majority being adults. The loss of parents has led to stress and anxiety, increasing the risk of more severe mental health issues among adolescents. Objective: To analyze the coping mechanism model for adolescents dealing with the loss of parents due to COVID-19 in relation to symptoms of stress and anxiety. Methods: The study consisted of two phases. Phase 1 was a survey involving 516 adolescent samples in Jakarta, analyzed using SEM-PLS. Phase 2 used a quasi-experimental design with a control group to test the effectiveness of the model, involving intervention and control groups of 52 participants each. The Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) and Perceived Stress Scale (PSS) were used. Data were analyzed using repeated measures MANOVA. Results: The model showed a strong coefficient of determination (R² > 0.67). Focal stimuli, contextual stimuli, stressor appraisal, and coping resources significantly shaped the coping mechanism (p-value < 0.05). Changes in stress and anxiety symptoms were observed in adolescents before and after applying the coping mechanism model in the intervention group. Conclusion: The coping mechanism model for adolescents experiencing parental loss effectively reduced stress and anxiety symptoms. Recommendations: The coping mechanism model for adolescents dealing with parental loss can be implemented to prevent more severe psychosocial issues and can be applied by teachers and nurses at the associate expert level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Novembrina Dewi Embun Pramana
"Remaja rentan mengalami internalizing problems. Penelitian bertujuan untuk melihat interaksi faktor lingkungan dalam memprediksi internalizing problems pada remaja di masa pandemi. Penelitian merupakan studi skala nasional yang melibatkan 9.567 siswa SMA/sederajat di berbagai provinsi di Indonesia (M­ = 16.37, SD = 1.02). Hasil analisis multiple linear regression menunjukkan jenis kelamin, faktor keluarga, faktor sosial, dan faktor ekonomi dapat memprediksi internalizing problems secara signifikan (F(8,9588) = 83,683, p < .05, R2= .065), dengan jenis kelamin dan interaksi dengan teman sebagai kontributor.

Adolescents are prone to internalizing problems. This study aims to investigate how environmental factor predicts internalizing problems among adolescents during the pandemic. This is a national scale study involving 9.567 high school/vocational students from several provinces in Indonesia (M­ = 16.37, SD = 1.02). Multiple linear regression analysis indicated that gender, family factor, social factor, and economic factor significantly predicted internalizing problems (F(8,9588) = 83,683, p < .05, R2= .065), with gender and peer interaction as the biggest contributor."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Oktavia
"Pandemi COVID-19 menjadi kondisi baru yang harus dihadapi seluruh lapisan masyarakat di dunia. Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat stress remaja selama masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di salah satu sekolah di Jakarta pada bulan Mei-Juni 2021. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-14 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 350 anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat stres responden pada penelitian ini tergolong rendah, variabel yang berhubungan dengan stres adalah pembelajaran jarak jauh (p= 0.004). Kesimpulan: Pembelajaran jarak jauh memiliki hubungan dengan tingkat stres pada remaja. Tingkat pengetahuan terkait COVID-19, usia, jenis kelamin, dan pendapatan keluarga tidak memengaruhi tingkat stres pada remaja selama masa pandemi COVID-19. Implikasi pada bidang keperawatan adalah optimalisasi promosi kesehatan mental pada remaja. Rekomendasi pada penelitian selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pada cakupan populasi yang lebih luas dengan rentang usia remaja yang lebih variatif atau menganalisis faktor lain yang dapat memengaruhi stres pada remaja.

COVID-19 becomes a new condition which must be faced by all people in the world. Adolescence is a group age which vulnerable to stress. This study aims to determine the factors which affect the adolescent’s stress level during COVID-19 outbreak. Methods: this study used the cross-sectional design and implemented at one of the school in Jakarta in Mei-June 2021. The sample was adolescents age 13- 14 years old and choosed by purposive technique sampling. The total sample in this study is 350 students. This study used univariate and bivariate descriptive statical analysis with chi square test to analyze the data. Results: the results show that the adolecent’s stress level in this study is low and distance learning is the only one factor affecting adolescents’s stress level (p= 0.004). Conclusion: Distance learning is correlated with with adolescent’s stress level. There is no correlation between knowledge about of COVID-19, age, different gender, and family income with adolescent’s stress level. Nurses can optimize the mental health promotions to help them stable. For futher, researches can do the same research with wider population or analyze another factors which can affect the adolescent’s stress level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mallarangeng, Andi Rizkha Fadillah
"Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia. Tbk membangun dan menetapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk menangani tracing dan tracking virus COVID-19 di Indonesia (Plate, 2020). Aplikasi PeduliLindungi dikembangakan dengan menggunakan metode pengembangan aplikasi Development and Operation (DevOps). Namun dalam pengembangannya terdapat beberapa permasalahan pada status pengembangan aplikasi PeduliLindungi dengan menggunakan metode pengembangan DevOps yakni sekitar 5% pengembangan aplikasi yang dikerjakan berpotensi untuk ditunda, 8% tertunda dan 2% telah dihentikan (Qiantori, 2022). Berdasarkan data tersebut diketahui dari 100% persentasi pengembangan aplikasi, sebanyak 15% pengembangan aplikasi PeduliLindungi megalami permasalahan dalam pengembangannya. Berdasarkan analisis peneliti mengenai kesenjangan antara ekspektasi dan realita maka persentasi kelancaran pengembangan aplikasi peduliLindungi menggunakan metode DevOps tidak memenuhi target. Dalam penelitian ini analisis fishbone dilakukan dengan memetakan akar permasalahan dalam tantangan adopsi DevOps terdapat akar permasalahan kurang matangnya penerapan metode DevOps pada pengembangan aplikasi. Menurut (Hamunen, 2016)kurang matangnya penerapan metode DevOps pada pengembangan aplikasi PeduliLindungi masuk pada Problems with adapting organizational processes to DevOps. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti mengkaji lebih lanjut akar permasalahannya yaitu belum pernah dilakukan pengukuran tingkat kematangan pengembangan aplikasi DevOps menggunakan Bucena DevOps Maturity Model dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kematangan. Penelitian ini berjenis applied research serta metode analisis data yang digunakan adalah mixed-methods. Berdasarkan penelitian menggunakan Bucena DevOps Maturity Model tingkat kematangan metode pengembangan aplikasi PeduliLindungi yakni dengan menggunakan metode DevOps adalah 3,49 Defined, dan terdapat 6 faktor yang diberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan tingkat kematangan  DevOps. Rekomendasi perbaikan telah melewati  proses validasi oleh Head of Technology pengembangan aplikasi PeduliLindungi. dengan adanya penelitian ini tim mendapatkan gambaran mengenai tingkat kematangan DevOps pada PeduliLindungi termasuk mengenai  faktor-faktor pada dimensi yang mempengaruhi nilai Maturity rendah serta rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan tingkat kematangan DevOps pada PeduliLindungi serta penelitian ini memberikan kontribusi akademis dengan memperkaya penelitian terdahulu terkait DevOps Maturity Level termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi Maturity Level.

The Indonesian Ministry of Communication and Information in collaboration with PT. Telkom Indonesia. Tbk builds and establishes the use of the PeduliLindungi application to handle tracing and tracking the COVID-19 virus in Indonesia (Plate, 2020). The PeduliLindungi application was developed using the Development and Operations (DevOps) application development method. However, in its development there are several problems with the development status of the PeduliLindungi application using the DevOps development method, namely about 5% of application development that is being carried out has the potential to be delayed, 8% is delayed and 2% has been discontinued (Qiantori, 2022). Based on this data, it is known that from 100% percentage of application development, as much as 15% of PeduliLindungi application development has problems in its development. Based on the researcher's analysis of the gap between expectations and reality, the percentage of smooth development of the CareLindung application using the DevOps method did not meet the target. In this study, fishbone analysis was carried out by mapping the root causes in the challenge of DevOps adoption, there are root causes of the lack of maturity of the application of the DevOps method in application development. According to (Hamunen, 2016) the immaturity of the application of the DevOps method in the development of the PeduliLindung application is included in Problems with adapting organizational processes to DevOps. To answer these problems, the researchers further examined the root of the problem, namely that the maturity level of DevOps application development has never been measured using the Bucena DevOps Maturity Model and provided recommendations for improvements to increase maturity. This research is applied research type and the data analysis method used is mixed-methods. Based on research using the Bucena DevOps Maturity Model, the maturity level of the PeduliLindungi application development method using the DevOps method is 3.49 Defined, and there are 6 factors that are recommended for improvement to increase the DevOps maturity level. The recommendation for improvement has passed the validation process by the Head of Technology for PeduliLindungi application development. With this research, the team gets an overview of the maturity level of DevOps at Cares for Protect including the factors on the dimensions that affect the low Maturity value as well as recommendations for improvement to increase the maturity level of DevOps at PeduliLindungi and this research provides an academic contribution by enriching previous research related to DevOps Maturity Level including Factors Affecting Maturity Level."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rozy Nur Rohmani
"Pandemi COVID-19 merupakan salah satu stressor pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stress pada lansia di masa pandemi COVID-19. Sampel pada penelitian ini adalah lansia di Kecamatan Bendosari yang berjumlah 136 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perceived Stress Scale (PSS 10). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mengalami stress ringan sebanyak 107 responden (78.7%), sedangkan sebanyak 29 responden mengalami stress sedang (21.3%). Hasil penelitian ini merekomendasikan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi stress serta meningkatkan promosi kesehatan mengenai kesehatan jiwa pada lansia khususnya di Kecamatan Bendosari.

The COVID-19 pandemic is one of the stressors for the elderly. This study uses a quantitative research design to identify stress levels in the elderly during the COVID-19 pandemic. The sample in this study was the elderly in Bendosari District, amounting to 136 people and the sampling technique used was random sampling technique. The instrument used is the Perceived Stress Scale (PSS 10). The data obtained were analyzed by univariate analysis. The results showed that most of the elderly experienced mild stress as many as 107 respondents (78.7%), while as many as 29 respondents experienced moderate stress (21.3%). The results of this study recommend further research on the factors that influence stress and improve health promotion regarding mental health in the elderly, especially in Bendosari District."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>